pelanggan yang telah ada. 2 Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan pasar telah jelas. Ketika perusahaan melakukan keputusan merger dan
akuisisi, maka bidder akan memperoleh pasar dari yang telah dikuasai oleh perusahaan target. 3 Memperoleh kemudahan danapembiayaan karena kreditor
lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan. Penggabungan usaha merger dan akuisisi akan menjadikan kondisi keuangan perusahaan lebih
mapan dalam hal ini adanya peningkatan aset atau sejenisnya.
4.2.3 Perbedaan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger dan Akuisisi
4.2.3.1 Perbedaan Kinerja PT. SMARTFREN TELECOM Tbk. Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger
Perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akusisi dapat dilihat dari rasio keuangan yang merupakan metode umum yang digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat
menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Smartfren
Telecom Tbk. dapat diketahui dari beberapa ratio keuangan tahunan yang dipublikasikan. Indikator-indikator yang digunakan antara lain Return on Assets
ROA, Return on Equity ROE, Current Ratio, Debt to Equity Ratio DER, dan Debt to Assets Ratio
DTAR. Berdasarkan prospektus resmi terkait merger kedua perusahaan menikmati peningkatan kinerja yang lebih baik. Ini dapat dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
ikhtisar keuangan pada laporan keuangan PT. SMARTFREN TELECOM Tbk. tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Ikhtisar Keuangan PT. SMARTFREN TELECOM Tbk.
Dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain
2010 2011
2012 2013
Ikhtisar Neraca Konsolidasi
Jumlah Aset Lancar 446.531
794.529 852.987
2.014.295 Jumlah Aset
4.483.610 12.296.579 14.339.807 15.866.493 Jumlah Kewajiban Lancar
2.075.185 3.099.634
3.030.849 5.539.550
Jumlah Kewajiban 4.603.093
9.027.607 9.355.399 12.816.548
Jumlah Ekuitas 119.483
3.268.972 4.984.408
3.049.945 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
4.483.610 12.296.579 14.339.807 15.866.493
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Konsolidasi Pendapatan Usaha-Bersih
376.511 954.331
1.649.166 2.428.858
Beban Usaha 1.244.776
3.175.959 3.251.763
4.039.945 EBIT
868.265 2.221.628
1.602.597 1.611.087
EBITDA 510.291
1.170.567 542.692
129.490 Laba Rugi Sebelum Pajak
1.363.764 2.649.495
1.811.606 2.708.059
Laba Rugi Bersih 1.401.813
2.400.248 1.563.091
2.534.463
Laba Rugi BersihKomprehensif yang Distribusikan Kepada 1. Pemilik Perusahaan
1.401.813 2.399.936
1.562.831 2.534.179
2. Kepentingan Non-Pengendali -
312 260
284
Laba Rugi per Saham dalam Rupiah penuh Saham Dasar
38,9 317,7
33,1 39,98
Rasio Keuangan Marjin EBITDA
135,5 122,7
32,9 5,3
Marjin EBIT 230,6
232,8 97,2
66,3 Marjin Laba Rugi Bersih
372,3 251,5
94,8 104,3
Imbal Hasil Atas Aktiva 31,3
19,5 10,9
16 Imbal Hasil Atas Ekuitas
1.173,20 73,4
31,4 83,1
Rasio Lancar 21,5
25,6 28,1
36,4 Rasio Liabilitas Atas Ekuitas
3.852,50 276,2
187,7 420,2
Rasio Liabilitas Atas Aset 102,7
73,4 65,2
80,8
Universitas Sumatera Utara
Informasi Tambahan
Jumlah Saham Beredar dalam juta lembar saham
42.881 118.639
17.796 17.796
Sumber:PT Smartfren Telecom Tbk Annual Report 2013 data diolah Pada tabel dapat dilihat data perkembangan PT. SMARTFREN
TELECOM Tbk. selama periode tahun 2010-2013 yang naik turun. Berikut penjelasan mengenai ratio keuangan di atas:
a ROA Return on Assets mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari aset yang dimiliki. Rasio ini dihitung berdasarkan laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset dalam
periode yang sama. Pada tahun 2010 sebelum merger, ROA Smartfren yaitu - 31,3. Sedangkan setelah merger tahun 2013 yaitu -16. Ini menunjukkan
kenaikan yang cukup signifikan. b
ROE Return on Equity sebelum merger tahun 2010 Smartfren mencatatkan hasil sebesar 1.173,20. Dibandingkan tahun 2013 setelah merger Smartfren
mencatatkan hasil -83,1. Ini artinyasemakin rendah Return on Equity ROE dapat menunjukan bahwa perusahaan belum mampu mengelola modalnya
sendiri untuk mendapatkan laba yang optimal. Namun sebaliknya semakin tinggi Return on Equity ROE menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu
mengelola modalnya sendiri untuk mendapatkan laba yang optimal. c
Ratio lancar current ratio tahun 2010 Smartfren mencatatkan 21,5 dibandingkan tahun 2013 sebesar 36,4. Ini artinya kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
d Debt to Equity Ratio DER tahun 2010 di mana sebelum merger Smartfren
mencatatkan sebesar -3.852,5 sedangkan tahun 2013 setelah merger yakni 420,2. Ini dapat dikatakan bahwa Smartfren mampu melunasi utang-
utangnya karena ini merupakan sumber pendanaan dalam kegiatan usahanya. e
Debt to Asset Ratio DTAR, pada tahun 2010 Smartfren memilikinya sebesar 102,7. Berbeda dengan tahun 2013 di mana ratio DTAR Smartfren yakni
80,8. Hal tersebut merupakan penurunan jumlah hutang yang dimiliki oleh Smartfren.
4.2.3.2 Perbedaan Kinerja PT. XL AXIATA Tbk. Sebelum dan Sesudah Melakukan Akuisisi
Perbedaan kinerja perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan yang merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di
bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari
suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. XL AXIATA Tbk. dapat diketahui dari beberapa ratio
keuangan tahunan yang dipublikasikan. Indikator-indikator yang digunakan antara lain Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, Current Ratio, Debt to
Equity Ratio DER, dan Debt to Assets Ratio DTAR. Berdasarkan prospektus
resmi terkait merger kedua perusahaan menikmati peningkatan kinerja yang lebih baik. Ini dapat dilihat dari ikhtisar keuangan pada laporan keuangan PT. XL
AXIATA Tbk. tahun 2013 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Ikhtisar keuangan PT. XL AXIATA Tbk.
Sumber: PT XL Axiata Tbk. Annual Report 2013 data diolah Berikut adalah ratio-ratio keuangan pada PT. XL AXIATA Tbk. tahun
2013:
Pendapatan usaha bruto 18.468 21.278 21.350
Beban operasional 8.912 11.224 12.606
EBITDA 9.348
9.745 8.659
EBIT 4.665
4.679 2.901
LabaRugi tahun berjalan 2.830
2.765 1.033
Laba komprehensif lainnya 21
23
Jumlah Aset Lancar 3.387
3.659 5.844
Jumlah Aset 31.171 35.456 40.278
Jumlah Liabilitas jangka pendek 8.728
8.740 7.931
Jumlah Liabilitas jangka panjang 8.750 11.346 17.047
Jumlah Liabilitas 17.478 20.086 24.978
Jumlah Ekuitas 13.693 15.370 15.300
25615 29.643 30.928 Aset Tetap, setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
Hutang Berbunga Interest bearing
10.726 13.520 17.822
2012 2013
2012 2013
1.056 324
121
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
dalam miliar Rupiah 3.751
1.390
2.830 2.744
2011
332
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
dalam miliar Rupiah
LabaRugi sebelum pajak penghasilan
Total laba komprehensif diatribusikan kepada pemilik
entitas induk LabaRugi Bersih per lembar
saham Rp pe nuh
2011
3.865
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Ratio Keuangan PT. XL AXIATA Tbk.
Sumber: PT XL Axiata Tbk. Annual Report 2013 data diolah Dari data di atas maka dapat disimpulkan perbedaan kinerja PT. XL
AXIATA Tbk. sebelum dan sesudah bahwa: a
ROA Return on Assets mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari aset yang dimiliki. Tahun 2012 ratio ROA XL
sebesar 8,3 dibanding tahun 2013 yaitu 2,7. Ini berarti terjadi penurunan yang cukup banyak.
b ROE Return On Equity tahun 2012 sebesar 19,0 daripada tahun 2013 yaitu
6,7. Ini artinya semakin rendah Return on Equity ROE dapat menunjukan bahwa perusahaan belum mampu mengelola modalnya sendiri untuk
mendapatkan laba yang optimal. Namun sebaliknya semakin tinggi Return on Equity
ROE menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola modalnya sendiri untuk mendapatkan laba yang optimal.
Rasio 2011
2012 2013
Marjin EBITDA 50,6
45,8 40,6
Marjin EBIT 25,3
22 13,6
Marjin Laba tahun berjalan 15,3
13 4,8
RoIC 15,6
13,6 8,1
Rasio Laba terhadap Jumlah Aset 9,7
8,3 2,7
Rasio Laba terhadap Jumlah Pendapatan
0,2 0,1
0.0 Rasio Lancar
38,8 41,9
73,7 Rasio Hutang terhadap Ekuitas
0,8 0,9
1,2 Rasio Hutang terhadap Aset
0,3 0,4
0,4 Rasio Hutang terhadap EBITDA
1,1 1,4
2,1 Rasio laba terhadap Jumlah Ekuitas
22,3 19
6,7
Universitas Sumatera Utara
c Ratio lancar current ratio tahun 2012 XL mencatatkan 41,9 dibandingkan
tahun 2013 sebesar 73,7. Ini artinya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
d Debt to Equity Ratio DER tahun 2012 di mana sebelum merger XL
mencatatkan sebesar 0,9 sedangkan tahun 2013 setelah merger yakni 1,2. Ini dapat dikatakan bahwa XL menambah utang-utangnya karena ini
merupakan sumber pendanaan dalam kegiatan usahanya. e
Debt to Asset Ratio DTAR, pada tahun 2012 XL sebesar 0,4. Sedangkan dengan tahun 2013 di mana ratio DTAR XL juga yakni 0,4. Hal tersebut
merupakan keseimbangan jumlah hutang yang dimiliki oleh XL.
4.2.4 Metode Analisis Data 4.2.4.1 Uji Analisis Data PT. SMARTFREN TELECOM Tbk.