Sedangkan kelompok obat kedua yaitu antibiotik golongan fluorokuinolon ciprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin, sikloserin, etionamid, kanamisin,
kapreomisin, dan para aminosalisilat. Penggunaan OAT kelompok kedua misalnya golongan aminoglikosida misalnya kanamisin dan golongan kuinolon
tidak dianjurkan diberikan kepada pasien baru tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT kelompok pertama.
Disamping itu dapat juga meningkatkan terjadinya resiko resistensi pada OAT kelompok kedua
Depkes RI, 2006.
a. Prinsip Pengobatan
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. i.
Tahap awal intensif a.
Pada tahap intensif awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
b. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
c. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif konversi
dalam 2 bulan. ii.
Tahap Lanjutan a.
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
b. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan.
Universitas Sumatera Utara
b. Panduan OAT yang Digunakan di Indonesia
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia Dirjen PPM dan PL, 1999:
i. Kategori 1
Kategori 1 : 2HRZE4HR3
Paduan ini terdiri atas: 2 bulan fase awal intensif dengan Isoniazid H, Rifampisin R, Pirazinamid Z dan Etambutol E diminum setiap hari,
diteruskan dengan fase lanjutan selama 4 bulan dengan Isoniazid H, Rifampisin R, 3 kali dalam seminggu.
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: a.
Pasien baru TB paru BTA positif. b.
Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif c.
Pasien TB ekstra paru
ii. Kategori 2
Kategori 2 : 2HRZESHRZE5HR3E3. Paduan ini terdiri atas: 2 bulan fase awal intensif dengan Isoniazid H,
Rifampisin R, Pirazinamid Z dan Etambutol E diminum setiap hari, setiap kali selesai minum obat langsung diberi suntikan streptomisin. Dilanjutkan 1
bulan pemberian Isoniazid H, Rifampisin R, Pirazinamid Z dan Etambutol E diminum setiap hari. Diteruskan dengan fase lanjutan selama 5 bulan dengan
Isoniazid H, Rifampisin R dan Etambutol E diminum 3 kali dalam seminggu. Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya:
Universitas Sumatera Utara
a. Pasien kambuh
b. Pasien gagal
c. Pasien dengan pengobatan setelah default terputus
Pasien yang menderita TB yang cukup berat membutuhkan streptomisin dalam kombinasinya untuk prevensi resistensi Amin,1989.
iii. Kategori 3
Kategori 3 : 2HRZ4HR3 Paduan ini terdiri atas: 2 bulan fase awal intensif dengan Isoniazid H,
Rifampisin R, Pirazinamid Z diminum setiap hari, diteruskan dengan fase lanjutan selama 4 bulan dengan Isoniazid H, Rifampisin R, 3 kali dalam
seminggu. Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
a. Pasien baru BTA negatifrontgen positif.
b. Pasien ekstra paru ringan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGAMATAN DAN PENATALAKSANAAN