Tabel 4.1 Pemeriksaan fisik
No. Pemeriksaan
Tanggal 31 Oktober 2013
Tanggal 01 November 2013
1. Tekanan Darah TD
11070 mmHg 10060 mmHg
2. Nadi HR
76 kalimenit 86 kalimenit
3. Pernafasan RR
26 kalimenit 24 kalimenit
4. Suhu Tubuh T
35,7 C
35,7 C
Dari hasil pemeriksaan diatas terapi obat yang dapat diberikan dapat
dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2
Terapi yang diberikan
Tanggal 31 Oktober dan 01 November
2013 Jenis Obat
Dosis sehari Rute
Infus Nacl 0,9 20 tetesmenit
Iv Ranitidin injeksi
1 ampul8 jam Iv
Ciprofloxacin 0,2 1 ampul12 jam
Iv Kalnex injeksi
1 ampulhari Iv
Vit C 3x1 25 mg
oral Codein tablet
3x1 10 mg oral
4.1.1 Pengkajian tepat pasien
Pada tanggal 31 Oktober 2013 pasien masuk rumah sakit dengan keluhan batuk berdarah, sesak nafas, demam, keringat malam dan penurunan berat badan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik, hematologi dan radiologi. Berdasarkan hasil pemeriksaan hematologi, diketahui bahwa nilai WBC diatas normal, RBC
Universitas Sumatera Utara
dan HGB dibawah normal. Uji sputum dahak SPS pasien menunjukkan BTA negatif dengan gejala klinik dan gambaran foto thorax positif TB paru.
4.1.2 Pengkajian tepat indikasi
Pemberian IVFD RL berfungsi untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan. Ranitidin injeksi diberikan karena pasien mengalami mual dan nyeri
ulu hati. Kalnex injeksi diberikan karena pasien mengalami batuk berdarah. Asam
traneksamat bekerja mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit, dan pemecahan faktor koagulasi. Sebaiknya tidak diberikan bila trombosit normal.
Ciprofloxacin diberikan sebagai antibiotik karena adanya infeksi pada pasien. Quinolon merupakan antibiotik bakterisidal yang bekerja menyerang DNA
gyrase sehingga menghambat replikasi dan transkripsi DNA. Codein merupakan antitusif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan
menekan pusat batuk. Anonim, 2013. Vitamin C diberikan sebagai vitamin tambahan yang dipercaya dapat
membunuh bakteri tuberkulosis dan menjaga kekebalan tubuh terhadap virus.
4.1.3 Pengkajian tepat obat
Pemberian infus Nacl 0,9 sudah tepat untuk kondisi pasien yang lemas. Pasien juga mengalami batuk berdarah, diberi juga Kalnex untuk mengurangi
perdarahan ketika batuk. Melihat hasil pemeriksaan hematologi pasien diketahui bahwa trombosit pasien dalam keadaan normal. Diketahui bahwa Trombosit
adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan. Dapat disimpulkan sebaiknya pasien
tidak diberikan kalnex, sebab trombosit normal sudah mampu menghentikan
Universitas Sumatera Utara
batuk berdarah pasien. Pendarahan terjadi apabila mengalami penurunan trombosit. Pemicu batuk berdarah kemungkinan disebabkan karena tekanan batuk
yang kuat, sebaiknya diberikan OBH syrup untuk mempermudah batuk dan membantu pengeluaran dahak. Pasien diberikan juga anti biotik ciprofloxacin
yang baik untuk infeksi saluran nafas pasien. Anonim, 2013. Dari hasil pemeriksaan hematologi diketahui bahwa pasien mengalami
penurunan HGB. Penurunan HGB terjadi pada penderita anemia. Kondisi ini ditandai dengan keadaan pasien yang terlihat lemas dan pucat. Hematokrit
menunjukkan persentase zat padat kadar sel darah merah, dan Iain-Iain dengan jumlah cairan darah.
Penurunan hemotokrit terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut kehilangan darah secara mendadak, misalnya anemia.
Anemia didefinisikan oleh tingkat hemoglobin Hb. Hemoglobin Hb merupakan protein dalam sel darah merah, yang mengantar oksigen dari paru-paru
ke bagian tubuh yang lain. Dikatakan sebagai anemia bila Hb 14 gdl dan Ht 41 pada pria atau Hb 12 gdl dan Ht 37 pada wanita.
Berdasarkan kondisi pasien, hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami anemia et causa penyakit kronis dan defisiensi zat besi. Pengkajiannya
dapat dilihat sebagai berikut: a.
Penyakit Kronik Pasien telah menderita batuk kronik lebih dari 1 bulan dan batuk berdarah
yang menyebabkan berkurangnya darah.
Universitas Sumatera Utara
b. Defisiensi Besi
Dengan asupan makanan yang kurang dan nafsu makan pasien yang kurang memungkinkan terjadinya kurangnya asupan zat besi secara oral
selama pasien sakit. Sebaiknya pasien diberikan penambahan asam folat untuk membangun
sel-sel darah merah yang sehat. Eritrosit dan Hb mempunyai peranan penting bagi tubuh karena bertugas mengambil oksigen pada paru-paru dan mengedarkannya
keseluruh tubuh serta mengambil karbondioksida pada tubuh untuk dikeluarkan kembali melalui paru-paru. Mengkonsumsi asam folat akan menciptakan sel darah
merah yang baik bagi tubuh. Sebaiknya mengkonsumsi asam folat disertai dengan asupan vitamin B6B12 untuk mengoptimalkan penyerapannya dalam tubuh.
Pemberian zat besi juga sangat diperlukan sebab kekurangan asupan zat besi dapat menyebabkan anemia. Zat besi juga berperan penting dalam
pembentukan Hb dan memperbaiki warna merah pada sel darah serta membantu membawa oksigen ke sel-sel tubuh. Pemberian Curcuma juga dapat diberikan
dengan kondisi pasien yang kurang nafsu makan.
4.1.4 Pengkajian tepat dosis