nama Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Pada tanggal 6 September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan ditetapkan menjadi
Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan yang bentuk pengelolaannya bersifat swakelola sesuai SK. Walikota No. 440 080k
2004. Sesuai Peraturan Daerah Pemerintahan Kota Medan No. 3 Tahun 2009,
sejak tanggal 4 Maret 2009 Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi
Kota Medan. Dan selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 2011, berdasarkan Salinan Keputusan Walikota Medan No. 9001847.K status pelayanan di RSUD dr.
Pirngadi Medan menjadi Badan Layanan Umum Daerah. RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit kelas B Pendidikan
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas, dan beberapa subspesialis. Kepegawaiannya meliputi tenaga medis, tenaga
penunjang medis, dan tenaga nonmedis.
3.2 Struktur Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tiga orang
wakil direktur yang terdiri dari wakil direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan dan wakil direktur bidang
sumber daya manusia dan pendidikan. Selain dibantu ketiga wakil direktur tersebut, direktur RSUD dr. Pirngadi
juga dibantu oleh kelompok jabatan fungsional yang terdiri dari Staf Medik
Universitas Sumatera Utara
Fungsional SMF dan Instalasi-instalasi pendukung lainnya, yang salah satunya adalah Instalasi Farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua
kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Bagan struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.3 Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi
Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu unit fungsional bersifat swakelola yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala RSUD dr. Pirngadi Kota Medan melalui wakil direktur bidang administrasi umum RSUD dr.
Pirngadi Kota Medan. Motto instalasi farmasi adalah: Obat yang Bermutu dan Terjangkau Adalah yang Utama. Struktur Instalasi Farmasi dapat dilihat pada
Lampiran 2. Instalasi farmasi dibagi menjadi empat bagian sub instalasi, yaitu sub
instalasi administrasi, sub instalasi perlengkapan, sub instalasi distribusi dan sub instalasi farmasi klinis.
3.3.1 Sub Instalasi Administrasi
Merupakan bagian dari instalasi farmasi rumah sakit yang bertugas melaksanakan
kegiatan administrasi
kefarmasian di
instalasi farmasi.
Kesekretariatan dipimpin oleh seorang Apoteker yang disebut dengan sekretaris instalasi farmasi.
Dalam melaksanakan tugasnya, sub instalasi administrasi dibagi dua bagian, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. umum, kepegawaian dan rumah tangga, tugasnya adalah:
a. mencatat surat-surat yang masuk ke instalasi farmasi dan
mengarsipkannya dengan rapi. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat tanggal, asal surat, isi ringkas, nomor surat dan
sebagainya, b.
mencatat surat-surat yang keluar dari instalasi farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggungjawaban
yang jelas dan mengarsipkannya, c.
mengarsipkan data-data pegawai di instalasi farmasi, d.
membalas surat yang masuk ke instalasi farmasi, e.
mengatur mutasi pegawai di lingkungan instalasi farmasi, f.
mengarsipkan resep dan kuitansi penjualan resep, dan g.
mengurus permintaan keperluan rumah tangga di instalasi farmasi misalnya alat tulis, dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga.
2. akuntansi, laporan dan statistik, tugasnya adalah:
a. mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan,
dan alat kesehatan, b.
melakukan pemeriksaan silang cross check dengan gudang dan sub instalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan kartu
administrasi persediaan farmasi, c.
membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan,
d. membuat laporan pengeluaran obat-obatan, dan alat kesehatan yang
dikeluarkan instalasi farmasi dalam bentuk laporan tahunan,
Universitas Sumatera Utara
e. menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan
resep yang akan disetor ke bagian keuangan setiap hari, dan f.
membuat neraca rugi laba berdasarkan data dari semua bagian instalasi farmasi rumah sakit setiap akhir tahun. Berdasarkan data yang
dikumpulkan tersebut dapat diketahui persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun.
Selain tugas-tugas di atas, subinstalasi administrasi juga bertugas membuat, mengatur, dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Unit cost adalah
biaya yang dikeluarkan oleh instalasi farmasi rumah sakit untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam
penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plester dan lain-lain.
Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
a. Pasien rawat jalan
bulan setiap
berkunjung pasien
Jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya Jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya.
b. Pasien rawat inap
bulan setiap
rawatan hari
Jumlah bulan
setiap n
dikeluarka yang
farmasi perbekalan
biaya Jumlah
farmasi perbekalan
cost Unit
=
Universitas Sumatera Utara
Biaya unit cost untuk pasien Askes, Jamkesmas, Medan sehat, Pempropsu, dan umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini diproses menggunakan
sistem komputerisasi, dihitung jumlahnya oleh petugas instalasi farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh instalasi farmasi ke keuangan rumah sakit.
Contoh rekapitulasi perhitungan unit cost dapat dilihat pada Lampiran 8. Setiap bulan dibuat neraca rugilaba untuk unit cost sehingga dapat
dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat perubahan yang signifikan. Contoh biaya unit cost dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Perhitungan unit cost partus normal pasien JamkesmasMedan Sehat
No Nama
Perbekalan Farmasi Kemasan
Harga Satuan
Pemakaian Harga
Pemakaian 1
Lidokain Amp
Rp 863,- 2 amp
Rp 1.726,- 2
Kapas 1 kg
Rp 31.460,- 1 ons
Rp 3.146,- 3
Iodin Povidon 60 cc Botol
Rp 3.500,- ΒΌ botol
Rp 875,- 4
Chromic 20 Sachet
Rp 11.477,- 2 sachet
Rp 22.954,- 5
Gelang bayi dan Ibu Pasang
Rp 2.200 1 pasang
Rp 2.200,- Jumlah
Rp 30.901,-
3.3.2 Sub Instalasi Perbekalan
Sub instalasi perbekalan farmasi dipimpin oleh seorang apoteker dan bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
dalam hal pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, dan administrasi
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.1 Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan
antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
3.3.2.2 Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan
kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakan
peran aktif apoteker dalam KFT untuk menetapkan kualitas dan efektifitas serta jaminan purna transaksi pembelian.
3.3.2.3 Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui
melalui pembelian
secara langsung dari pabrikdistributorpedagang besar farmasirekanan berdasarkan kebutuhan obat
yang diperlukan.
3.3.2.4 Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, dan
konsinyasi atau sumbangan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.5 Penyimpanan Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan
yang telah ditetapkan: a.
dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, b.
dibedakan menurut suhunya, kestabilannya, c.
mudah tidaknya meledakterbakar, d.
tahantidaknya terhadap cahaya, dan
e. disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. 3.3.2.6 Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit ke subdistribusi untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
3.3.2.7 Pengendalian Merupakan suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangankekosongan obat di unit-unit pelayanan.
3.3.2.8 Penghapusan
Merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi syarat dengan cara
membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan adalah menjamin perbekalan farmasi yang
tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Sub instalasi perbekalan farmasi dibagi atas dua bagian, yaitu: 1
unit perencanaan dan pengadaan Unit perencanaan dan pengadaan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. merencanakan seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan di dalam rumah sakit. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan data pemakaian periode yang lalu, sisa stok, dan pola
penyakit, kemudian di tambahkan sebesar 10; dan b.
memesan dan menyediakan perbekalan farmasi sesuai permintaan untuk kebutuhan rumah sakit.
Bagian perencanaan dan pengadaan melakukan pemesanan bahan-bahan obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan selama satu bulan berdasarkan
permintaan dari gudang kecuali ada permintaan kebutuhan khusus yang mendesak. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh
kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai sesuai dengan formularium yang berlaku di rumah sakit tersebut.
Proses pengadaan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut:
a. Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan
formulir B2 Daftar permintaan dan pengeluaran farmasi. Jika barang yang diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang maka gudang
akan membuat permohonan pembelian barang dengan menggunakan formulir P1Permohonan pembelian barang medis dan menyerahkannya
pada unit pengadaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat
pesananorder pembelian kepada Pedagang Besar Farmasi PBF setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi. Untuk
pemesanan obat-obat Askes harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon Harga Obat dan disetujui oleh petugas Askes.
c. Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti: kodein, pethidin,
fentanyl, dan morfin sulfat dilakukan oleh unit pengadaan dengan menggunakan surat pesanan form N-9 Lampiran halaman kepada PT.
Kimia Farma yang ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi atau apoteker yang ada di tempat. Contoh formulir pemesanan obat
psikotropika.Sedangkan obat psikotropika seperti diazepam dan luminal dapat dipesan dari PBF lainnya selain PT. Kimia Farma. Contoh formulir
pemesanan obat psikotropika. d.
Barang pesanan kemudian diantar oleh PBF ke gudang dengan membawa faktur penjualan dan diperiksa oleh petugas gudang. Sebelum jatuh tempo
pihak PBF akan datang untuk penagihan. Pada saat penagihan PBF membawa faktur asli beserta kuitansi, surat pesanan, SSP PPh dan SSP
PPN. Pembayaran dilakukan apabila berkas penagihan telah disetujui oleh direktur.
2. Unit Gudang
Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi ke seluruh unit pelayanan yang ada di rumah sakit. Apabila ada
perbekalan farmasi yang persediaannya hampir habis, pihak gudang akan mencatat dan memintanya ke unit pengadaan sebulan sekali yang ditulis dalam
Universitas Sumatera Utara
lembar Permohonan Pembelian Barang Medis Formulir P1. Permintaan perbekalan farmasi ke pengadaan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam
sebulan jika kebutuhan rumah sakit meningkat dibandingkan biasanya. Setelah Permohonan Pembelian Barang Medis dikirim ke pengadaan, maka pengadaan
akan membuat order pembelian dan memesannya ke Pedagang Besar Farmasi PBF.
Perbekalan farmasi yang telah dipesan diantar oleh PBF ke bagian gudang. Petugas unit gudang memeriksa kesesuaian barang dengan faktur dan surat
pesanan yang meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, dan kondisi barang. Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku
barang masuk disertai potongan harganya, lalu dicatat di kartu stok gudang. Kemudian faktur ditandatangani oleh penerima barang di unit gudang. Harga di
buku barang masuk gudang sudah disesuaikan dengan Harga Pokok Penjualan HPP yaitu harga modal ditambah PPN 10. Jika barang yang diterima tidak
sesuai dengan faktur dan surat pesanan maka barang akan dikembalikan. Perbekalan farmasi yang masuk ke gudang harus dicatat dalam buku
barang masuk dan barang yang keluar dicatat dalam kartu stok gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub instalasi distribusi dengan
menggunakan formulir B2 daftar permintaan dan pengeluaran farmasi. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan
prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci. Obat-
obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Setiap akhir bulan petugas gudang
Universitas Sumatera Utara
membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang.
Unit gudang dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1.
Gudang obat-obatan
Bertugas membuat permohonan pembelian obat, menerima, menyimpan, dan menyalurkan perbekalan farmasi berupa obat-obatan. Gudang obat terbagi
dua yaitu gudang obat Askes dan gudang obat swakelola. Gudang obat Askes khusus mengelola obat-obatan yang termasuk dalam DPHO Daftar Plafon dan
Harga Obat Askes dan formularium Jamkesmas, sedangkan gudang swakelola mengelola obat-obatan selain obat yang termasuk dalam DPHO Askes dan
obat-obat yang sesuai dengan formularium rumah sakit. 2.
Gudang alat kesehatan
Bertugas membuat permohonan pembelian alat kesehatan, menerima, menyimpan, dan menyalurkan alat kesehatan habis pakai seperti kapas, infus
set, adult diapers, plester, dan lain-lain. Bahan-bahan cairan seperti alkohol, formalin, dan hidrogen peroksida juga disimpan dan didistribusikan oleh
gudang alat kesehatan habis pakai. Setiap akhir bulan petugas melakukan stock opname yaitu menghitung
jumlah dan kondisi kadaluarsa perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang dan membuat laporan sisa stok.
3.3.3 Sub Instalasi Distribusi
Sub instalasi distribusi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi perbekalan farmasi obat-obatan dan alat kesehatan
merupakan salah satu fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting
Universitas Sumatera Utara
yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada resepkartu obat.
Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dilakukan berdasarkan resep perorangan Individual Prescription. Untuk
pasien rawat inap ASKES, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu untuk sediaan injeksi dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD,
namun sediaan oral belum dilakukan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak perbekalan farmasi pada sore dan malam hari emergency dengan
sistem floor stock. One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi di mana
obat dikemas untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker dalam memonitor penyampaian perbekalan farmasi kepada pasien sehingga tercapai
penggunaan obat yang rasional dan efektif. Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada
sub instalasi distribusi adalah sebagai berikut: a.
Sub instalasi distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan besarnya kebutuhan rumah sakit dengan menggunakan
formulir B2 Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. b.
Sub instalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya berdasarkan permintaan melalui resep, dan kartu obat.
Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke sub instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan sub instalasi
administrasi setiap bulan.
Universitas Sumatera Utara
Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan melalui: a.
pelayanan farmasi pasien umum rawat inap dan rawat jalan, b.
pelayanan farmasi pasien ASKES, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu rawat inap,
c. pelayanan farmasi pasien Jamkesmas, Medan Sehat dan Pempropsu
rawat jalan, d.
apotek satelit Instalasi Gawat Darurat IGD, e.
apotek satelit Instalasi Bedah Sentral IBS, dan f.
distribusi ruang perawatanpoliklinik.
3.3.3.1 Pelayanan Farmasi Rawat InapJalan Umum
Pelayanan farmasi rawat inapjalan melayani pasien umum, pasien kredit pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan RSUD dr.
Pirngadi seperti PJKA, PLN, dan lain-lain, dan pasien penderita HIV. Permintaan obat menggunakan resepkartu obat. Untuk pasien penderita HIV harus disertai
kartu pasien VCT Voluntary Counseling and Testing. Pasien rawat jalan umum berasal dari poliklinik seperti poliklinik paru, gigi, mata, neurologi, obstetri dan
ginekologi, nefrologi, gastrologi, kardiologi, dan lain-lain. Pasien umum yang rawat inap berasal dari ruang rawat inap seperti ruang VIP, Plus A, Plus B. Pasien
HIV berasal dari poliklinik VCT . I.
Pelayanan farmasi rawat jalan a.
Pasien umum Pasien umum adalah masyarakat umum yang datang untuk berobat ke
rumah sakit dan harus membayar pengobatannya sendiri karena tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur pelayanan farmasi rawat jalan: 1.
pasien memberikan resep kepada apotekerasisten apoteker, 2.
resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju lalu membayar, maka obat segera disiapkan,
3. obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua. Lembar asli diberikan
pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek pelayanan farmasi rawat jalan, lalu
4. resep asli dan kuitansi disimpan di apotek yang akan diserahkan
kepada bagian administrasi untuk diperiksa kembali dan diarsipkan. Nomor resep sama dengan nomor kuitansi. Uang yang diterima akan
disetorkan ke bagian keuangan. b. Pasien kredit
Pasien kredit adalah pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.
Prosedur pelayanan farmasi pasien kredit: 1.
pasien menyerahkan resep rangkap tiga disertai surat keterangan dari perusahaan yang sudah disetujui oleh bagian keuangan rumah sakit,
2. apotekerasisten apoteker memeriksa kelengkapan resep dan
menyiapkan obat serta memberi etiket, 3.
obat diserahkan kepada pasien disertai informasi yang dibutuhkan, 4.
pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat, lalu 5.
penagihan biaya dilakukan ke perusahaan oleh bagian keuangan rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
c. Pasien poliklinik VCT Voluntary Counseling and Testing
Prosedur pelayanan farmasi pasien VCT: 1.
pasien membawa resep asli yang telah diberi stempel dari poliklinik VCT
disertai kartu
pasien VCT
lalu diserahkan
kepada apotekerasisten apoteker,
2. resep diperiksa kelengkapannya, lalu obat disiapkan,
3. obat-obat yang diambil dicatat di dalam kartu pasien VCT,
4. obat diserahkan kepada pasien,
5. pasien menandatangani buku catatan pengambilan obat, lalu
6. penggunaan obat dilaporkan kepada KeMenKes.
II. Pelayanan farmasi rawat inap:
a. Pasien umum
Prosedur pelayanan farmasi pasien umum: 1.
perawatkeluarga pasien membawa kartu obatresep ke apotek, 2.
jika pasien membawa kartu obat, maka obat yang terdapat di kartu obat disalin kembali pada blanko copy resep. Obat tersebut diberi harga,
jika pasien setuju lalu membayar, maka obat segera disiapkan; 3.
obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua. Lembar asli diberikan pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek pelayanan
farmasi rawat inap; lalu 4.
lembar copy resep dan kuitansi disimpan di apotek yang akan diserahkan kepada bagian administrasi untuk diperiksa kembali dan
diarsipkan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pasien kredit
Prosedur pelayanan farmasi pasien kredit: 1.
pasien menyerahkan resep rangkap tiga disertai surat keterangan dari perusahaan kepada apotekerasisten apoteker. Resep sudah diperiksa
dan disetujui oleh bagian keuangan rumah sakit; 2.
apotekerasisten apoteker memeriksa kelengkapan resep, dan menyiapkan obat serta memberi etiket,
3. obat diserahkan kepada pasien disertai informasi yang dibutuhkan,
4. pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat, lalu
5. penagihan biaya dilakukan ke perusahaan oleh bagian keuangan rumah
sakit.
3.3.3.2 Pelayanan Farmasi Rawat Inap ASKESJamkesmasMedan Sehat Pempropsu
Pasien ASKES adalah pasien yang berasal dari Instansi Pemerintahan yaitu PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istri dan 2 orang
anak. Jaminan untuk anak maksimum sampai umur 21 tahun kecuali disertai surat aktif kuliah, jaminan sampai umur 25 tahun.
Jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas adalah suatu program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini
diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang termasuk dalam kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pasien Jamkesmas, pemberian obat berdasarkan formularium Jamkesmas. Penagihan biaya dilakukan satu bulan sekali ke bagian keuangan
rumah sakit setelah semua berkas dan data-data terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi serta tim verifikasi. Ada
beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Jamkesmas diantaranya: a.
kertas resep rangkap tiga, b.
membawa fotokopi kartu Jamkesmas, dan c.
protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Medan Sehat adalah salah satu program pemerintah daerah kota Medan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kota Medan yang tidak
mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Jamkesmas atau Askes. Jika pasien berasal dari keluarga yang mampu, maka tidak diperbolehkan mengikuti program
Medan Sehat ini. Pemberian obat pasien Medan Sehat adalah sesuai formularium Jamkesmas. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien Jamkesmas.
Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Medan Sehat diantaranya: a.
pasien membawa resep, b.
membawa fotokopi kartu peserta Medan Sehat, dan c.
protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Program kesehatan Pempropsu adalah salah satu kebijakan pemerintah Propinsi Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga
Sumatera Utara yang tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Jamkesmas, Medan Sehat atau Askes. Setiap warga Sumatera Utara berhak
Universitas Sumatera Utara
menjadi peserta program ini tetapi harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Pemberian obat pasien Pempropsu juga disesuaikan dengan formularium
Jamkesmas. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien Jamkesmas. Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Pempropsu diantaranya:
a. membawa fotokopi KTP,
b. membawa fotokopi Kartu Keluarga
c. memiliki Surat Permohonan Bantuan Pelayanan Kesehatan dari Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, d.
memiliki surat keterangan kurang mampu dari kelurahan yang diketahui oleh Camat, dan
e. membawa surat rujukan dari puskesmasdokterspesialisRS Daerah.
Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien Askes: a.
perawat membawa kertas resep rangkap tiga beserta status pasien ke apotek,
b. petugas Askes memeriksa kesesuaian resep dengan status pasien dan
c. memeriksa kelengkapan resep tanda tangan dokter dan kepala ruangan,
untuk obat-obat tertentu harus disertai protokol terapi, d.
untuk obat oral yang diresepkan harus sesuai dengan DPHO dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian,
e. petugas Askes menyetujui jika syarat sudah terpenuhi dan resep diberikan
kepada tim legalisasi untuk diperiksa rasionalisasi penggunaan obatnya, f.
resep dinomori dan dicatat, g.
disiapkan obat-obat sesuai dengan resep,
Universitas Sumatera Utara
h. dibuat Catatan Pemberian Obat CPO sesuai dengan obat yang
diresepkan, i.
obat diantar ke ruangan oleh petugas dan diperiksa oleh perawat, lalu j.
penagihan biaya obat dilakukan dengan mengarsipkan CPO dan copy resep, untuk pengklaiman diserahkan keperusahaan yang bersangkutan
PT. Askes. Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien JamkesmasMedan
SehatPempropsu: a.
perawat membawa resep beserta status pasien ke apotek, b.
tim legalisasi mengkaji rasionalitas obat yang tertera pada resep, c.
untuk obat oral yang diresepkan harus sesuai dengan formularium dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian,
d. resep dinomori dan dicatat,
e. disiapkan obat-obat sesuai dengan resep,
f. dibuat catatan penggunaan obat sesuai dengan obat yang diresepkan, lalu
g. obat diperiksa dan diserahkan kepada perawat untuk dibawa ke ruangan.
3.3.3.3 Pelayanan Farmasi Pasien Jamkesmas Medan Sehat Pempropsu Rawat Jalan
Pelayanan farmasi ini khusus melayani pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu rawat jalan. Pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu ini
berasal dari berbagai poliklinik di rumah sakit. Prosedur pelayanan farmasi pasien Jamkesmas Medan sehat Pempropsu
rawat jalan:
Universitas Sumatera Utara
a. pasien datang membawa resep dari poliklinik disertai kartu peserta
dan surat jaminan perawatan bagi pasien Jamkesmas, Medan sehat dan Pempropsu,
b. asisten apoteker mengambil kartu kendali obat pasien, dan
mengembalikan kartu peserta JamkesmasMedan Sehat pasien beserta nomor antrian,
c. asisten apoteker mencatat nama dan nomor resep,
d. apoteker memeriksa rasionalitas penggunaan obat yang tertera pada
resep, e.
obat disiapkan dan dibuat etiket, f.
obat yang diresepkan dicatat dalam kartu obat, g.
obat diserahkan kepada pasien beserta informasi mengenai obat, dan h.
pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat, lalu bukti copy resep tersebut diserahkan ke bagian administrasi instalasi
farmasi untuk diklaim kebagian keuangan rumah sakit.
3.3.3.4 Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD
Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi di IGD selama 24 jam dilayani oleh petugas yang terbagi atas 3 shift yaitu
pagi, siang dan malam hari. Pada setiap pergantian shift dilakukan serah terima barang dan uang. Pengadaan barang dari unit gudang dengan menggunakan
formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Pelayanan farmasi yang dilakukan di IGD berupa sistem individual prescription Resep Peroragan.
Fungsi dari pelayanan satelit farmasi IGD: a.
melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD.
Universitas Sumatera Utara
b. melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang memerlukan tindakan
bedah di KBE Kamar Bedah Emergensi. c.
pasien yang membutuhkan Observasi ODC One Day Care. d.
Melayani perbekalan farmasi yang bersifat emergensi dari ruangan. Fungsi ODC One Day Care yaitu sebagai tempat observasi pasien
yang memerlukan penanganan khusus, dengan melihat kondisi pasien. Jika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk pulang maka pasien dimasukkan ke
ruang rawat inap. Sistem pelayanan farmasi di IGD:
Sistem pelayanan pada instalasi farmasi di IGD adalah dengan cara individual prescription Resep Perseorangan dimana resep pasien dilayani
secara perorangan sesuai prosedur pelayanan masing- masing jenis cara bayar. Jenis-jenis pelayanan pasien farmasi IGD:
a. Pasien umum
Pasien umum yang dimaksud adalah pasien yang teregistrasi dengan cara bayar umum.
1. Penjualan langsung : pasien langsung melakukan transaksi pembayaran
di apotik IGD 2.
Pelayanan Pasien : pasien melakukan transaksi pembayaran pada saat pulang
b. Pasien Askes dan PJKMU
1. Pasien memiliki dan memenuhi persyaratan sebagai peserta Askes
2. Pasien telah teregistrasi dengan cara bayar AskesPJKMU
3. Pasien mendapat obat sesuai daftar DPHO
Universitas Sumatera Utara
4. Pasien mendapat obat sesuai aturan retriksi peresepan maksimal
5. Obat - obat diluar DPHO dan melebihi retriksi dikenakan biaya sebagai
pasien umum c.
Pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu 1.
Pasien mememiliki persyaratan sebagai peserta pasien jaminan 2.
Pasien telah teregistrasi dengan cara bayar sesuai kartu jaminan yang dimiliki pasien
3. Pasien dilayani menggunakan obat sesuai dengan formularium
jamkesmas. 4.
Obat obat diluar formularium dapat diberikan apabila mendapat persetujuan tim Verifikasi Komite Farmasi dan Terapi.
d. Pasien Mr.Mrs. X
Untuk pasien Mr.Mrs. X, perbekalan farmasi yang diberikan sama seperti pada pasien Jamkesmas. Biaya perbekalan farmasi dimasukkan ke
komputer pada pelayanan obat pasien umum dan akan ditagih ke bagian keuangan rumah sakit setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Jika pasien
tidak mampu membayar, maka petugas IGD melaporkan ke bagian pelayanan medis agar membuat surat keterangan miskin yang ditandatangani oleh direktur
rumah sakit, sehingga pasien tersebut tidak perlu membayar biaya pengobatan dan perbekalan farmasi yang digunakan. Penagihan biaya dilakukan pada
bagian keuangan rumah sakit. Prosedur pelayanan farmasi di IGD :
a Prosedur pelayanan pasien KBE adalah:
-
Petugas KBE mengisi data pasien pada format operasi.
Universitas Sumatera Utara
-
Petugas KBE menulis prakiraan kebutuhan perbekalan farmasi selama operasi berlangsung
-
Petugas farmasi menganalisa dan melayani kebutuhan operasi sesuai jenis operasi
-
Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai selama operasi sesuai cara bayar pasien
b Pasien IGD dan One Day Care
-
Petugas perawatan menyerahkan resep pasien yang telah dilayani melalui lemari emergensi kepada petugas farmasi IGD.
-
Petugas Farmasi IGD memeriksa kelengkapan resep dan kesesuaian resep dengan diagnosa pasien.
-
Petugas farmasi IGD melayani resep dan menyerahkan kepada petugas IGD.
-
Petugas farmasi dan perawatan membubuhkan tanda tangan pada lembar resep sebagai bukti pelayanan obat.
-
Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai selama operasi sesuai cara bayar pasien.
c Kebutuhan emergensi ruang perawatan
-
Petugas ruang perawatan membawa status pasien sebagai bukti pasien membutuhkan perbekalan farmasi
-
Petugas ruangan mengisi form bon ruangan sebagai bukti pengambilan perbekalan farmasi
-
Petugas farmasi IGD melayani sesuai permintaan dengan menyesuaikan dengan terapi yang tertera di status pasien
Universitas Sumatera Utara
-
Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai selama operasi sesuai cara bayar pasien
3.3.3.5 Pelayanan Farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS
Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS melayani kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum,
pembiayaan obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam operasi di tanggung sendiri. Untuk pasien Askes, biaya penggunaan obat-obat operasi ditanggung oleh
PT. Askes dan obat yang digunakan harus sesuai DPHO. Sedangkan untuk pasien Jamkesmas Medan Sehat Pempropsu, biaya penggunaan obat-obat ditanggung
oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai formularium Jamkesmas. Persyaratan bagi pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan Pempropsu,
yaitu: a.
kartu AskesJamkesmasMedan SehatPempropsu, b.
Surat Jaminan Perawatan SJP, c.
protokol terapi untuk penggunaan alat-alat yang mahal, narkotik, yang melebihi batas ketentuan DPHO, dan
d. resep.
Alur pelayanan farmasi IBS yaitu: a.
pasien Askes, Jamkesmas, Pemprovsu, Medan Sehat: a.
perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah, b.
petugaskamar bedah menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi,
c. petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan
permintaan yang ada di form tersebut,
Universitas Sumatera Utara
d. perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form
pemakaian obat-obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan,
e. setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan
dikembalikan oleh perawat ke apotek, lalu petugas farmasi mencoret di form tersebut,
f. setelah itu, dokter yang mengoperasi dan dokter anestesi
menandatangani form tersebut, g.
petugas farmasi menuliskan perbekalan farmasi yang digunakan kamar bedah ke resep sementara, kemudian membawa resep sementara itu
kelantai tiga untuk diserahkan keperawat, h.
dokter menuliskan perbekalan farmasi dari resep sementara ke resep asli,
i. perawat ruangan melampirkan persyaratan-persyaratan yang
diperlukan seperti yang telah disebutkan di atas, j.
petugas farmasi menyerahkan resep tersebut ke pelayanan Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu rawat inap untuk diklaim,
lalu k.
untuk perbekalan farmasi yang masuk paket operasi seperti benang- benang, elektroda dan Prostigmin dibuat harganya di form pemakaian
obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi, lalu form tersebut diserahkan ke bagian administrasi instalasi farmasi untuk diklaim ke
bagian keuangan rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
b. pasien umum:
a. perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah,
b. petugas apotek meminta keluarga pasien untuk membayar biaya
perbekalan farmasi sejumlah tertentu ke Bank Bukopin sebagai panjar, c.
petugaskamar bedah menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi,
d. petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan
permintaan yang ada di form tersebut, e.
perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form pemakaian obat-obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi dan juga
petugas farmasi yang menyerahkan, f.
setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh perawat ke apotek, lalu petugas farmasi mencoret di
form tersebut, g.
setelah itu, dokter yang mengoperasi dan dokter anestesi menandatangani form tersebut, lalu
h. semua biaya perbekalan diinput ke komputer dan ditagih ke bendahara
rumah sakit oleh petugas keuangan farmasi. Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah obat-
obatan sediaan injeksi terutama anestesi dan alat kesehatan habis pakai. Obat-obat dan alat-alat kesehatan di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi
farmasi yang diminta dua kali seminggu dengan menggunakan Formulir Permintaan dan Pengeluaran Farmasi Formulir B2.
Universitas Sumatera Utara
Pemakaian obat narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika dan ditandatangani oleh dokter penanggung
jawab anaestesi. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini akan memudahkan instalasi farmasi rumah sakit untuk mengetahui jumlah
pemakaian obat narkotik sehingga mudah untuk membuat laporan penggunaan obat-obat golongan narkotik.
Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam buku pemasukan dan pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub
instalasi administrasi setiap bulan. Setiap akhir bulan petugas apotek melakukan stock opname.
3.3.3.6 Distribusi Ruangan
Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik rawat jalan dan ruang perawatan rawat inap. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke
poliklinik dan ruang perawatan adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan yang didistribusikan dari distribusi
ruangan ke poliklinik dan ruangan perawatan merupakan kebutuhan rutin seperti injeksi, kapas, betadin, alkohol, plester, salep, film USG, rontgen, reagen, gelang
pasien, penjepit untuk tali pusat, gas O
2,
dan sebagainya. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang
perawatan adalah berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi. Permintaan ini
dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari senin. Pengadaan barang berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya
diamprah pada hari Selasa dan Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar
Universitas Sumatera Utara
Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan
pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.
3.3.4 Sub Instalasi Farmasi Klinis
Instalasi farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator
farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat.
Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah: a.
Pelayanan Informasi Obat PIO
Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi,
diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat,
mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. PIO dilakukan
di ruang konseling farmasi rawat jalan JamkesmasMedan Sehat. Adapun PIO yang diberikan meliputi:
- pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang
pengobatan yang sedang dijalaninya, -
memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat, dan
- memberikan informasi tentang cara penggunaan obat.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS
Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaannya dilakukan oleh apoteker.
Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis, hipertensi, dan diabetes melitus di ruang tunggu
pelayanan farmasi rawat jalan JamkesmasMedan Sehat. Adapun penyuluhan yang diberikan adalah tentang penyakit diabetes
mellitus. c.
pencampuran obat sitostatika Selain kegiatan PIO yang dilakukan pada pelayanan farmasi klinis,
dilakukan juga pelayanan pencampuran obat sitostatika. Pelayanan farmasi di ruang sitostatika dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab.
Sebelumnya pencampuran obat sitostatika dilaksanakan oleh perawat di ruang perawat yang non aseptis, sehingga tidak terjamin sterilitas dari
produk akhir. Terjadinya perubahan pelayanan dari perawat ke apoteker pada pencampuran obat sitostatika di ruang aseptis memberikan hasil akhir
yang terjamin sterilitasnya. Prosedur kerja di ruang pencampuran sitostatika yaitu:
- sebelum memasuki ruang steril, matikan lampu UV, nyalakan exhaust
system, AC dan lampu penerang ruangan, -
lepaskan perhiasan, jam tangan serta barang lain yang melekat pada tangan, kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik sampai bersih,
Universitas Sumatera Utara
- petugas pencampuran obat kanker masuk ke dalam ruang steril dengan
memakai alat pelindung khusus yaitu: baju pelindung, topi, masker, sarung tangan, sepatu khusus,
- gunakan desinfektan untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan
alkohol 70 ke seluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut, kemudian nyalakan Laminar Air Flow LAF sesuai dengan protap
yang telah ditentukan, -
pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker, pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai
mencampur, matikan Laminair Air Flow LAF, kotak tersebut dibersihkan, lalu alas kemoterapi bekas dibersihkan dengan
menyemprot alkohol 70, -
tuliskan jam selesainya obat tersebut dicampur pada etiket, -
lepaskan alat pelindung diri, sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua tempat, tong sampah khusus untuk
tempat pembuangan sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang tidak berbahaya
- matikan exhaust system, AC, dan lampu penerang kemudian hidupkan
lampu UV, lalu -
tutup pintu antar obat yang telah dicampur keruangan pasien dan antar sampah yang berbahaya dalam bag ke IPAL untuk dibagi dalam
incenerator. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika berlaku bagi
pasien umum, Askes dan Jamkesmas.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur pelayanannya adalah sebagai berikut: -
dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas resep. Bagi pasien Askes pemilihan jenis obat berdasarkan standar DPHO,
sedangkan pasien Jamkesmas pemilihan jenis obat berdasarkan formularium Jamkesmas;
- perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh
apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker, -
apoteker menuliskan kembali di lembar form nama obat-obat sitostika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat sitostatika
di lantai enam dengan diawasi oleh apoteker, -
setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan untuk diberikan pada pasien, lalu
perawat ruangan menyerahkan kuitansi asli kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum. Sedangkan pasien
Askes dan Jamkesmas tidak dipungut biaya.
3.4 Instalasi Central Steril Supply Department CSSD
Central Sterilization Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unitdepartemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawat melakukan tindakan
kepada pasien dalam kondisi steril. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada
direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Latar belakang berdirinya CSSD di rumah sakit adalah: a.
besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial, b.
kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit, dan
c. merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit
akan peran dan fungsi CSSD sangat penting. Tujuan dibentuknya CSSD di rumah sakit adalah:
a. mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang
telah mengalami penyortiran, pencucian dan sterilisasi yang sempurna, b.
memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit, dan
c. menyediakan dan menjamin kualitas sterilisasi produk yang dihasilkan.
Fungsi CSSD di rumah sakit adalah: a.
menyediakan peralatan dan bahan steril untuk tindakan medis dan penunjang medis,
b. tempat dilakukan proses desinfeksi, sterilisasi alat dan bahan habis
pakai steril, c.
mendistribusikan alat dan bahan habis pakai steril, dan d.
mendokumentasikan semua kegiatan harian jumlah instrumen atau jumlah bahan habis pakai yang disterilkan.
Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu: 1.
Sistem titipan Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk
disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali kepada ruangan yang bersangkutan dalam keadaan steril.
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem distribusi
Memproses penyediaan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi,
penyimpanan dan pendistribusian. Melayani kebutuhan alat bedah steril untuk ruangan IBS Instalasi Bedah Sentral, KBE Kamar
Bedah Emergensi, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit.
Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di CSSD dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
a. alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan
larutan Aniosyme lalu disikat dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat,
b. direndam dengan larutan first aid selama 30 menit,
c. dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih,
d. direndam di ultrasonik dengan larutan saflon selama 30 menit,
e. dibilas di alat ultrasonik dengan air panas,
f. dikeringkan di alat ultrasonic,
g. alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi,
h. diberi tanda indikator paper,
i. sterilkan pada suhu 132
o
C selama 15 menit, dan j.
didistribusikan ke bagian yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Bahan-bahan Linen contohnya baju operasi, laken, doek operasi, masker, topi, kasa, dan lain-lain. Sterilisasi bahan linen ada beberapa tahap yaitu:
a. Bahan linen yang telah digunakan di kamar bedah dikirim ke ruang
dekontaminasi yaitu tempat menerima barang kotor di CSSD, b.
linen kotor di laundry, c.
di set dan packing, d.
diberi tanda indikator paper, e.
sterilkan dengan autoclave pada suhu 132
o
C selama 15 menit, f.
paket linen yang steril g.
didistribusikan ke bagian yang membutuhkan Sterilisasi bahan karet contohnya handschoon,catheter, dan lain-lain
dilakukian dengan beberapa tahap yaitu: a.
Bahan karet yang telah digunakan di kamar bedah dikirim ke ruang dekontaminasi yaitu tempat menerima barang kotor di CSSD,
b. dicuci dengan larutan Aniosyme lalu dibersihkan dengan air mengalir
untuk membuang darah yang melekat, c.
dikeringkan di alat ultrasonic, d.
ditaburkan talkum e.
diberi tanda indikator paper, f.
sterilkan pada suhu 132
o
C selama 15 menit, dan g.
didistribusikan ke bagian yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan adalah Rumah Sakit milik pemerintah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan salinan
Keputusan Walikota Medan No. 9001847.K. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas B pendidikan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis
spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. Kepegawaiannya meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga nonmedis.
RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 wakil direktur yaitu wakil direktur
bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan dan wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah instalasi yang telah menerapkan sistem swakelola sesuai SK. Walikota No.
440080k2004. IFRS memiliki empat sub instalasi yaitu: administrasi, distribusi perlengkapan dan farmasi klinis. Setiap bagian mempunyai tugas dan fungsi
masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam mengelola perbekalan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit
menggunakan sistem swakelola dana bergulir revolving fund system, artinya pemerintah memberikan modal awal sebagai pinjaman, selanjutnya instalasi
farmasi akan mengelola dana tersebut untuk pengembangan Instalasi Farmasi. Pengelolaan perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya
seperti penggunaan plester, antiseptik, kapas dan alatbahan habis pakai dibuat
Universitas Sumatera Utara