Secara ringkas nilai Rx untuk tiga frekuensi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Nilai tahanan akumulator Rx yang diperoleh untuk tiga frekuensi yang
berbeda pada larutan elektrolit ZnSO
4
15 dengan elektroda tembaga Cu dan Alumunium Al pada
Frekuensi Hz Rx ohm
700 Hz 4.90±0.40
800 Hz 4.80±0.10
900 Hz 4.70±0.20
4.3 Pembahasan
Dari hasil perhitungan untuk menentukan watak akumulator, didapat hasil yang menunjukan bahwa untuk akumulator yang elektrodanya tidak sejenis
dengan elektrolitnya, dalam penelitian ini dipakai elektrolit seng sulfat ZnSO
4
15 dengan elektroda tembaga Cu dan alumunium Al, terjadi kenaikan nilai tahanan. Hal ini, disebabkan saat akumulator dialiri arus menimbulkan medan
listrik, kehadiran medan listrik di dalam medium dielektrik akan menyebabkan momen-momen dipol listrik dari tiap – tiap atom di dalam molekul tersebut
mengalami polarisasi, yang berarti arah dari vektor - vektor momen dipol itu menjadi searah dengan vektor medan listrik penyebabnya. Efek polarisasi
mengakibatkan munculnya muatan induksi pada permukaan larutan elektrolit yang tandanya berlawanan dengan medan listrik penyebabnya, yang
menyebabkan tahanan dalam akumulator meningkat seiring berlalunya waktu. Karena tahanan dalam meningkat akibat terjadi polarisasi, maka pengukuran
tahanan pada akumulator tidak efisien jika dilakukan dengan menggunakan ohmmeter maupun jembatan Wheatstone, karena tahanannya tidak konstan.
Diharapkan dengan mengganti elektroda menjadi sejenis dengan elektrolitnya dapat mengurangi efek polarisasi. Dalam akumulator, ketika larutan
dialiri arus larutan tersebut akan terurai menjadi Zn
++
dan SO
4 -
. Sumber arus akan mengalirkan elektron ke katoda, selanjutnya elektron ini ditangkap oleh ion
positif kation sehingga pada permukaan katoda terjadi reduksi. Pada saat yang sama, ion negatif anion melepaskan elektron, elektron ini dikembalikan ke
sumber arus melalui anoda, akibatnya pada permukaan anoda terjadi oksidasi. Pada sel ini, ion Zn
++
tidak bisa bersatu dengan logam seng Zn sehingga polarisasi tidak terjadi. Dari hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai tahanan
menurun dengan berlalunya waktu, karena adanya kanaikan arus. Kenaikkan arus diduga karena ada salah satu dari logam tersebut melarut. Karena ion dari
logamnya melarut, maka konsentrasi larutan akan bertambah, penambahan konsentrasi akan menyebabkan kenaikan arus. Logam yang larut adalah logam
lain, ini menunjukkan bahwa seng yang dipakai sebagai elektroda adalah seng yang tidak murni.
Karena efek polarisasi menyebabkan tahanan dalam akumulator meningkat, maka penulis mempertimbangkan metode Kohlrausch dengan
harapan bisa mendapatkan nilai tahanan dalam dari akumulator sederhana dengan elektrolit seng sulfat ZnSO
4
15 dengan elektroda tembaga Cu dan alumunium Al yang konstan. Dalam penelitian pengukuran tahanan dalam
dengan menggunakan metode Kohlrausch, dilakukan pengukuran nilai tahanan dalam akumulator sederhana dengan memvariasikan nilai frekuensi. Sesuai
dengan tujuan, bahan yang digunakan adalah larutan elektrolit seng sulfat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ZnSO
4
15 dengan elektroda tembaga Cu dan alumunium Al. Larutan elektrolit dan elektroda diperlakukan sebagai akumulator sederhana, dengan
banyaknya larutan 40 ml tiap pengambilan data. Frekuensi yang digunakan adalah 700 Hz, 800 Hz, dan 900 Hz.
Dari gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 dapat dilihat bahwa perubahan tahanan standar Rs terhadap ACCB hampir mendekati fungsi linear.
Kemiringan atau gradient yang dihasilkan pada gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 menunjukan besarnya nilai 1Rx. Dari nilai gradien tersebut, didapat nilai Rx.
Tabel 4.11 menunjukan bahwa nilai Rx yang dihasilkan dari tiga frekuensi yang berbeda memberikan nilai yang hampir mendekati satu sama lain. Dengan
demikian perbedaan frekuensi tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan nilai Rx.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Metode Kohlrausch merupakan metode jembatan menggunakan sumber tegangan bolak – balik dan titik keseimbangan ditentukan dengan alat headphone
atau dengan penyambungan ke piring Y osiloskop. Jembatan yang digunakan adalah jembatan Wheatstone. Berdasarkan hasil pengukuran tahanan dengan
menggunakan metode Kohlrausch dengan tiga frekuensi yang berbeda maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada saat akumulator dialiri arus akan terjadi polarisasi yang mengkibatkan meningkatnya tahanan dalam.
2. Ohmmeter tidak efektif digunakan dalam pengukuran tahanan dalam akumulator pada saat akumulator dialiri arus, karena nilai tahanan tidak
konstan. 3. Metode Kohlrausch dimaksudkan untuk memperbaiki pengukuran tahanan
dalam secara konvensional, karena pengukuran dengan menggunakan metode ini tidak akan terjadi polarisasi.
4. Perubahan frekuensi tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan nilai tahanan elektrolit.
5. Besarnya tahanan larutan elektrolit seng sulfat ZnSO
4
dengan elektroda alumunium Al dan tembaga Cu dengan menggunakan metode
Kohlrausch adalah
40 .
40 .
3 ±
ohm. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Saran
Saran - saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian lebih lanjut yaitu: 1. Untuk larutan elektrolit dapat digunakan larutan yang lain dengan
konsentrasi yang berbeda. 2. Elektroda yang digunakan dapat menggunakan elektroda yang lain.
3. Penelitian untuk watak akumulator dengan elektrolit yang sejenis dengan elektrodanya perlu diperdalam.