99 Sekunder Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan dan
Sektor Primer Pertanian dengan laju pertumbuhan 6,02 persen, 5,95 persen dan 3,17 persen.
Karena angka pendapatan regional dianggap sama dengan PDRB, angka pendapatan per kapita per Capita Income di sini adalah PDRB
dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. Pendapatan regional diperoleh dari PDRB atas dasar harga berlaku
dikurangi penyusutan, pajak tidak langsung netto ditambah arus pendapatan dari luar netto. Data penyusutan, pajak tidak langsung dan
arus pendapatan saat ini belum dapat diperhitungkan, sehingga kita asumsikan pendapatan per kapita sama dengan PDRB per Kapita. PDRB
per Kapita adalah kemampuan wilayah itu dalam menghasilkan pendapatan pada tahun bersangkutan yang belum tentu pendapatan
tersebut seluruhnya diterima warga wilayah itu. Bila ingin mengetahui PDRB per kapita tanpa pengaruh inflasi dapat
dilihat pada PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000. Kalau dihitung dengan atas dasar harga konstan 2000. maka PDRB per kapita Kota Bogor
pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 4.677.347,48 naik 31,77 pada tahun 2010 menjadi Rp. 4.902.344,97.
6.4. Proyeksi Perkembangan IPM Kota Bogor 2011-2012
Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2011
100 Dalam perencanaan pembangunan suatu daerah diperlukan data
pendukung dan data hasil estimasi yang sangat dibutuhkan sebagai target pencapaian suatu program kedepan yang di sebut proyeksi Indeks
Pembangunan Manusia. Dengan asumsi kebijakan dalam pelaksanaan program pada ke
empat komponen pembentuk IPM sama dengan yang dilakukan pada tahun sebelumnya dan laju pertumbuhan IPM tidak berubah, maka di dapat
proyeksi perkembangan IPM Kota Bogor Tahun 2006 – 2012, seperti pada Tabel 6.7. di bawah ini :
Tabel 6.7.Perkembangan IPM Kota Bogor Tahun 2006-2010 dan proyeksi Tahun 2011-2012
Tahun Komponen IPM
IPM AHH
AMH RLS
PPP 2006
68,50 98,70
9,60 637.280
74,57 2007
68,59 98,70
9,60 638.690
74,73 2008
68,68 98,70
9,60 643.650
75,16 2009
68,77 98,75
9.77 646.220
75,47 2010
68,87 98,77
9,79 647.890
75,75 2011
68,96 98,80
9,82 649.890
76,06 2012
69,05 98,83
9,86 652.090
76,39 Sumber : BPS Kota Bogor
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 sampai 2010 adalah angka nasional IPM, apabila upaya pemerintah dalam menaikkan
IPM sama seperti yang pada tahun-tahun tersebut maka dapat
Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2011
101 diproyeksikan nilai IPM pada tahun 2011 sebesar 76,06 dengan AHH
sebesar 68,96 tahun, AMH 98,80 persen dan Rata-rata Lama Sekolah 9,82 tahun dan PPP sebesar Rp. 649.890,-
Dari hasil proyeksi tersebut diatas dapat dilihat IPM Kota Bogor hingga tahun 2010 masih dikategorikan menengah atas, dengan asumsi
tidak ada kejadian luar biasa di bidang kesehatan seperti wabah penyakit yang dapat menyebabkan kematian atau kebijakan pemerintah di bidang
ekonomi yang dapat menyebabkan turunnya daya beli masyarakat Kota Bogor.
6.5. IPM Kota Bogor per Kecamatan
Selain IPM Kota Bogor, akan dibahas juga tentang angka IPM kecamatan-kecamatan di Kota Bogor seperti berikut :
Gambar 6.2. Grafik IPM Kota Bogor Per KecamatanTahun 2010
Nilai IPM tertinggi per kecamatan pada tahun 2010 adalah kecamatan Bogor Utara yaitu 75,83. Sedangkan nilai IPM terendah adalah Kecamatan
Bogor Selatan yaitu 71,61. Tinggi rendahnya IPM disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh
komponen-komponen pembentuknya, yaitu Angka Harapan Hidup AHH, Angka Melek Huruf AMH, Rata-rata Lama Sekolah RLS dan Purchasing
Power Parity PPP, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.8.
Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2011
102 Tingginya IPM pada kecamatan Bogor Utara lebih disebabkan oleh
tingginya semua komponen pembentuk IPM, yaitu AHH, AMH, RLS, dan PPP, walaupun nilainya bukan yang tertinggi dibanding kecamatan lainnya.
Namun tidak demikian dengan kecamatan Bogor Selatan, rendahnya IPM kecamatan Bogor Selatan disebabkan karena memang semua komponen
pendukung IPM di Bogor Selatan mempunyai nilai yang terendah dibanding kecamatan lainnya. Diperlukan program pembangunan yang terpadu di
wilayah ini agar dapat meningkatkan komponen kesehatan, pendidikan dan daya beli di wilayah ini sehingga IPM dapat meningkat
. Komponen IPM yang menonjol pada Kecamatan Bogor Utara
adalah tingginya komponen daya beli penduduknya dibandingkan dengan kecamatan lain. Banyak terdapatnya industri dan banyaknya penduduk
yang memang sudah mempunyai pendapatan tinggi mempengaruhi tingginya komponen daya beli penduduk di wilayah tersebut
.
Tabel 6.8. IPM Kota Bogor Per Kecamatan dan Komponennya Tahun 2010
Kecamatan AHH
AMH RLS
PPP IPM
Peringkat IPM
1. Bogor Selatan 66.04
98.47 8.67
626,114.1 3
71.6 6
2. Bogor Timur 69.31
98.61 9.87
649,880.8 7
75.4 3
3. Bogor Utara 68.88
98.94 10.1
652,346.6 75.8
3 1
4. Bogor Tengah 66.34
99.71 10.5
3 651,913.9
75.4 1
5 5. Bogor Barat
69.99 99.14
10.2 1
645,335.8 4
75.8 2
6. Tanah Sareal 68.13
98.67 9.68
650,821.9 9
75.4 4
4
Kota Bogor 68.87
98.77 9.79
647,890 75.7
5
Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2011
103 Sumber : BPS Kota Bogor
Angka Harapan Hidup AHH tertinggi berada di Kecamatan Bogor Barat 69,99, sedangkan AHH terendah 66,04 di Kecamatan Bogor Selatan.
Fasilitas kesehatan yang cukup di Kecamatan Bogor Barat dan kesadaran masyarakatnya dengan menjalani pola hidup sehat serta lingkungan
perumahan dan penyediaan air bersih yang baik memungkinkan Angka Harapan Hidup penduduk di Kecamatan ini mencapai 69,99 tahun.
Angka Melek Huruf adalah indikator yang menggambarkan mutu sumber daya manusia yang diukur dalam aspek pendidikan, yaitu dilihat
dari kemampuan membaca dan menulis. Angka Melek Huruf per Kecamatan di Kota Bogor dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Pada tahun 2010, kemampuan penduduk Kota Bogor dalam hal membaca dan menulis sudah sangat baik karena sekitar 98,77 dari 100
penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Bogor sudah dapat membaca dan menulis dengan Angka Melek Huruf di seluruh Kecamatan di Kota Bogor
sudah mencapai lebih dari 98 persen. Letak yang strategis di pusat Kota Bogor dan banyaknya fasilitas sekolah di Kecamatan Bogor Tengah
mendukung terwujudnya penduduk yang dapat membaca dan menulis lebih tinggi dari penduduk di wilayah Kecamatan lainnya. Pada tahun 2010
Kecamatan Bogor Tengah tercatat menduduki peringkat pertama di Kota Bogor yang mempunyai AMH tertinggi, karena 99,71 persen penduduk di
Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2011
104 Kecamatan Bogor Tengah yang berusia 10 tahun ke atas dapat membaca
dan menulis. Kecamatan Bogor Tengah selain tertinggi dalam AMH di Kota Bogor
ternyata juga merupakan Kecamatan yang tertinggi dalam hal komponen pendidikan yang lain, yaitu Rata-rata Lama Sekolah RLS. Yang dimaksud
RLS adalah indikator yang menunjukkan berapa tahun rata-rata penduduk menempuh pendidikan formalnya.
Pada Tabel 6.8 terlihat bahwa Rata-rata Lama Sekolah Penduduk di Kecamatan Bogor Tengah pada tahun 2010 mencapai 10,53 tahun, yang
artinya rata-rata penduduk Kecamatan Bogor Tengah sudah mengenyam pendidikan sampai dengan kelas 2 SLTA, sedikit berbeda dengan Bogor
Utara, dan Bogor Timur, kemudian disusul dengan Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan terakhir Kecamatan Bogor Selatan yaitu 8,67 tahun rata-
rata penduduknya mengenyam pendidikan tidak sampai lulus SLTP. Komponen terakhir dari IPM adalah Purchasing Power Parity PPP
atau kemampuan daya beli masyarakat yang diukur berdasarkan konsumsi per kapita riil. PPP adalah suatu alat ukur yang menggambarkan tingkat
keberdayaan masyarakat didalam memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan konsumsi riilnya, tanpa memperhatikan asal atau sumber
penerimaannya, apakah itu berupa pemberian atau hasil pendapatannya.Oleh karena itu PPP merupakan alat ukur yang dianggap
lebih mewakili tingkat kesejahteraan penduduk sesuai dengan pola,
Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2011
105 kebiasaan dan kemampuan untuk dapat mengakses terhadap setiap
tingkatan kebutuhan berdasarkan kemampuannya. Nilai PPP per kecamatan tinggi rendahnya sangat bervariasi setiap
tahunnya, nilai PPP yang terendah dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Bogor 2010 adalah Kecamatan Bogor Selatan yakni sebesar Rp.
626.114. Sedangkan nilai PPP tertinggi di tahun 2010 adalah Kecamatan Bogor Utara dengan nilai PPP sebesar Rp. 652,346.60,- per kapita per
tahun.
BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN
7.1. Strategi Kebijakan