Gambar. 2.3.
Escherichia coli
Monod, 2010
2.3. Aktivitas Antimikroba In Vitro
Antimikroba merupakan
substansi yang
dihasilkan oleh
suatu mikroorganisme, yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
atau membunuh mikroorganisme lain.
Aktivitas antimikroba diukur in vitro untuk menentukan potensi agen antibakteri dalam larutan, konsentrasinya dalam cairan tubuh atau jaringan, dan
kerentanan mikroorganisme tertentu terhadap obat dengan konsentrasi tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba in vitro yaitu pH
lingkungan, komponen medium, stabilitas obat, ukuran inokulum, lama inkubasi,
dan aktivitas metabolik mikroorganisme. Chatim, 1994 2.3.1. Mekanisme Kerja Antimikroba
Ada beberapa mekanisme kerja antimikroba, yaitu: Jawetz, 1997 a.
Menghambat sintesis dinding sel
Bakteri mempunyai dinding sel yang mempertahankan bentuk dan ukuran mikroorganisme, yang mempunyai tekanan osmotic internal yang tinggi.
Cedera pada dinding sel atau inhibisi pada pembentukannya dapat menyebabknan sel menjadi lisis. Contoh antimikroba golongan ini adalah
penisilin, fosfomisin, sikloserin. b.
Menghambat fungsi membran sel
Sitoplasma semua sel yang hidup diikat oleh membran sitoplasma, yang bekerja sebagai transpor aktif, sehingga mengontrol komposisi internal sel.
Universitas Sumatera Utara
Jika fungsi itu terganggu akan menyebabkan kerusakan dan kematian sel. Contoh antimikroba golongan ini adalah amfoterisin B, kolisistin,
imidazole c.
Menghambat sintesis protein
Sintesis protein merupakan hasil akhir dari dua proses utama, yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-dependent dan
translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent. Contoh antimikroba golongan ini adalah eritromisin, linkomisin, tetrasiklin.
d.
Menghambat sintesis asam nukleat
Struktur molekul DNA erat kaitannya dengan dua peran utama yaitu duplikasi dan transkripsi. Contoh antimikroba golongan ini adalah
kuinolon, pirimetamin, rifampisin, sulfonamide. 2.3.2. Pengukuran Aktivitas Antimikroba
Penentuan kerentanan patogen bakteri terhadap obat-obatan antimikroba dapat dilakukan dengan salah satu metode utama yaitu dilusi
atau difusi.
Metode-metode tersebut
dapat dilakukan
untuk memperkirakan baik potensi antibiotik dalam sampel maupun kerentanan
mikroorganisme dengan menggunakan organisme uji standar yang tepat dan sampel obat tertentu untuk perbandingan. Metode-metode utama
yang dapat digunakan adalah: Jawetz, 2007 a.
Metode Dilusi
Sejumlah zat antimikroba dimasukkan ke dalam medium bakteriologi padat atau cair. Biasanya digunakan pengenceran dua kali
lipat zat antimikroba. Medium akhirnya diinokulasi dengan bakteri yang diuji dan diinokulasi.
Tujuan akhirnya adalah mengetahui seberapa banyak jumlah zat antimikroba yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan atau
membunuh bakteri yang diuji. Uji kerentanan dilusi agar membutuhkan waktu yang banyak, dan kegunaannya terbatas pada ketentuan-keadaan
tertentu. b.
Metode Difusi
Universitas Sumatera Utara
Metode yang paling sering digunakan adalah uji difusi cakram. Cakram kertas filter yang mengandung sejumlah tertentu obat
ditempatkan di atas permukaan medium padat yang telah diinokulasi pada permukaan dengan organisme uji. Setelah inkubasi, diameter zona jernih
inhibisi di sekitar cakram diukur sebagai ukuran kekuatan inhibisi obat melawan organisme uji tertentu dengan menggunakan penggaris atau
jangka sorongkaliper. Hasil di katakan sensitif atau resisten atau intermediate berdasarkan hasil pengukuran zona hambatan, kemudian
mengacu pada tabel
Clinical and Laboratory Standards Institute
CLSI
M100-S20, Januari 2010. Adapun tabel CLSI untuk Stapylococcus spp dan Enterobacteriaceae terhadap ciprofloxacin adalah:
Tabel 2.2. Zona Hambat Stapylococcus spp. CLSI, 2010
Antimikroba agent
Disk Conntent
Sensitive mm
Intermediate mm
Resisten mm
Ciprofloxacin 5 µg
≥ β1 16- 20
≤ 15
Tabel 2.3. Zona Hambat Enterobacteriaceae CLSI, 2010
Antimicrobial Agent
Disk Content
Sensitive mm
Intermediate mm
Resisten mm
Ciprofloxacin 5 µg
≥ β1 16-20
≤ 15
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Keteranangan : = Diamati
Gambar. 3.1. Kerangka konsep Ciprofloxacin
Jeruk Nipis
Citrus aurantifolia
Efek antimikroba
Stapylococcus aureus Escherichia coli
Zona Hambat
Ada Tidak ada
Efek antimikroba
Stapylococcus aureus Esherichia coli
Zona Hambat
Tidak ada Ada
Sesuaikan tabel CLSI
Universitas Sumatera Utara