Tinjauan Tentang Keberadaan Pedagang Kaki Lima Jl.Dr. Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan
TINJAUAN TENTANG KEBERADAAN PEDAGANG KAKI
LIMA JL.DR.MANSYUR KELURAHAN PADANG BULAN
KECAMATAN MEDAN BARU
KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Sosial
Oleh :
ANDI MUSTIKA
NIM : 090902002DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Nama : Andi Mustika Nim : 090902002
ABSTRAK
TINJAUAN TENTANG KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA JL.DR.MANSUR KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN
MEDAN BARU KOTA MEDAN
(Skripsi ini terdiri dari 6 bab ,87 halaman , 4 lampiran dan 17 kepustakaan ) Latar belakang penelitihan ini atas dasar ingin mengangkat tentang keberadaan pedagang kaki lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan . Karena keberadaan mereka menjadi daya tarik peneliti ingin mengetahui alasan mereka berdagang di sepanjang JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan . Dari hasil observasi dan wawancara penulis ada beberapa permasalahan yang di hadapi oleh para pedagang kaki lima tersebut . Dari permasalahan ijin tempat , dan penggusuran-penggusuran oleh pihak-pihak pemerintah terkait , tapi itu tidak membuat mereka tidak berdagang setiap harinya . Dikarenakan berdagang menjadi salah satu pendorong perekonomian keluarga mereka dan membantu mensejahterakan keluarga mereka .
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif , dengan populasi sebanyak 61 orang pedagang kaki lima . Data diambil dari populasi yang ada data yang dikumpulkan melalui penyebaran angket , didukung oleh wawancara dan observasi . Data penelitian di analisis secara deskriptif-kuantitatif, sehingga diketahui kecendrungan phenomena yang terjadi .
Pendapatan keluarga pedagang kaki lima dalam upaya kesejahteraan penting dilakukan agar tidak hanya menampilkan pengertian , tujuan , dan fungsinya secara tekstual (tertulis) . Banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk hal ini , tentunya dengan melihat permasalahan yang jelas dan untuk mencari sebuah redevenisi yang bertanggung jawab .
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan , secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pedagang-pedagang yang mencari nafkah dikaki lima trotoar pinggir jalan sangat membantu dlam perekonomian keluarga . Hal ini terlihat dengan peningkatan pendapatan keluarga , perumahan yang baik , pangan yang terpenuhi walaupun sederhana , sandang yang terpenuhi walaupun di beli pada saat keperluan saja . pendidikan yang kurang karena tidak adanya kesadaran dari anak tersebut , kesehatan yang baik , rekreasi yang terpenuhi biarpun hanya setahun sekali , tabungan yang ada untuk keperluan masa depan kelak .
(3)
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE
Name : Andi Mustika Nim : 090902002
ABSTRACT
REVIEW ON THE EXISTENCE OF TRADERS JL.DR.MANSUR WARD FIVE FOOT TOKYO NEW MOON CITY DISTRICT FIELD FIELD
( This thesis consists of 6 chapters , 87 pages , 4 appendix and bibliography 17 )
The background of researches is based on the wish to raise about the existence of street vendors JL.Dr.Mansur Padang Bulan Village District of New Medan Medan . Because they are the main attraction where researchers want to know the reason of their trade along the Padang Bulan Village JL.Dr.Mansur District of New Medan Medan . From the observations and interviews the author there are some problems faced by the street vendors . Place of issue licenses , and evictions by the government parties concerned, but that does not make them not trade every day . Due to the trade became one of the drivers of the economy of their families and help their families prosper .
This study used descriptive research methods , with a population of as many as 61 vendors . The data is taken from the existing population data collected through questionnaires , interviews and observations are supported by . Data were analyzed by descriptive research - quantitative , so that the known tendency of the phenomenon that occurs .
Family income street vendors in an effort to welfare is important to not only display the meaning, purpose , and function as a textual ( written ) . Much research needs to be done for this, of course, to see the issues clearly and to look for a responsible redevenisi .
Based on the research that has been done , we can conclude that traders who make a living at the foot of five roadside pavement is helpful dlam family economy . This is evident by the increase in family income , good housing , food fulfilled although simple , although in clothing that met at the time of purchase purposes only. less education because of a lack of awareness of the children , good health , recreational fulfilled even if only once a year , the savings are there for future purposes later .
(4)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya , serta selawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa kita dalam alam kegelapan menuju alam pendidikan yang lebih baik . Dimana telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini , yang berjudul : “Tinjauan Tentang Keberadaan Pedagang Kaki Lima Jl.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan ” .
Penulis menyadari bawasanya didalam banyak hal , mulai dari awal sampai akhir dalam penulisan skripsi ini telah banyak melibatkan berbagai pihak yang turut serta membantu penulis dalam merampungkan penulisan skripsi ini . Oleh karena itu , dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada .
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan .
2. Ibu Hairani Siregar , S.Sos,MSP, Selaku Ketua departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara .
3. Bapak Husni Thamrin S.Sos.MSP , selaku dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis serta memberi dukungan dalam menyelesaikan sekripsi ini .
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untu egala Ilmu pengetahuan , bimbingan , dan jasa-jasanya hingga penulis dapat penyelesaikan perkuliahan.
5. Kepada kedua orang tua saya yang tercnta , yaitu Ayahanda tercinta Ramlan dan Ibunda tercinta Saliyem , yang selalu memberikan doa dan semangat yang tiada henti-hentinya serta memberikan perhatian , pengorbanan serta dukungan baik moril maupun materi , sehingga penulis dapat penyelesaikan skripsi ini .
(5)
6. Kepada abang saya Antoni Saputra yang selalu memberikan dorongan semangat, doa yg tak ada henti-hentinya agar saya dapat menjadi orang yg sukses yg dapat mebahagiakan keluarga.
7. Kepada kedua adik saya Yuni Novita Sari dan Andrian Maulana yang selalu memberikan doa dan kecerian selama saya mengerjakan sekripsi ini. 8. Kepada Uwek/Nenek tercinta yang selalu memberikan doa agar cucunya
selalu menjadi orang yg sukses dan berguna bagi setiap orang.
9. Kepada Bapak Lurah Padang Bulan Albena Boang Manalu.SSTP.MSP yang telah memberikan izin penelitian sehingga sekripsi ini dapat terselesaikan.
10.Kepada seluruh responden yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian .Penulis ucapkan terima kasih atas data dan informasinya .
Akhirnya , penulis menyadari sepenuhnya bahwa sekripsi ini jahu dari pada sempurna dan bukanlah hal yang mustahil apabila didalamnya masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan sekripsi ini , baik ditinjau dari segi teknik penulisan maupun dari segi ilmiah . Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan saran dan keritik dari pembaca .Harapan penulis semoga sekripsi ini bermanfaan bagi rekan –rekan mahasiswa/mahasiswi dan pihak-pihak yang memerlukan .
Medan , Januari 2014 Penulis
ANDI MUSTIKA NIM : 090902002
(6)
DARTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
ABSTRACT ……… ii
DATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL ………... ix
BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2Perumusan Masalah ……… 6
1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian ……….. 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ………... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ………. 6
1.4 Sistematis Penulisan ………... 7
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima ……… 9
2.2 Kesejahteraan Keluarga ……….. 10
2.3 Indikator Penelitian ………. 14
2.3.1 Pendapatan ………. 14
2.3.2 Perumahan ……….. 15
(7)
2.3.4 Sandang ……….. 22
2.3.5 Pendidikan ……….. 22
2.3.6 Kesehatan ……… 23
2.3.7 Rekreasi ………... 24
2.3.8 Tabungan ………. 25
2.4 Sistem Ekonomi Kerakyatan ………... 26
2.5 Kerangka Pemikiran ……… 27
2.6 Definisi Konsep dan Defenisi Operasional ………. 30
2.6.1 Defenisi Konsep ……….. 30
2.6.2 Defenisi Operasional ………... 32
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ……… 34
3.2 Lokasi Penelitian ………. 34
3.3 Populasi dan Sampel ……… 35
3.3.1 Populasi Penelitian ……….. 35
3.3.2 Sampel Penelitian ……… 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………... 36
3.5 Teknik Analisa Data ………. 37
BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum ……… 38
(8)
4.3 Mata Pencarian ……….. 39
4.4 Tipologi Kelurahan ……… 39
4.5 Potensi Wilayah ……….. 40
4.6 Struktur Organisasi ………. 41
BAB V . ANALISA DATA 5.1 Analisa Identitas Responden ……….. 44
5.2 Analisa Data Peneliti ……….. 51
5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Berdagang …………. 59
5.2.2 Distribusi Reponden Berdasarkan Permasalahan yang Timbul Saat Berdagang ……….. 60
5.2.3 Distribusi responden Berdasarkan Solusi yang di Berikan oleh Pihak setempat Bila Adanya Penggusuran ……… 62
5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Pungutan Liar Setiap harinya ……… 62
5.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pihak yang Melakukan Pungutan tersebut ………... 64
5.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan untuk Mendapatkan Penerangan ………..…….. 69
5.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keuntungan Berjualan Untuk di Tabung ……….. 81
(9)
BAB VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan ……….. 83
6.2 Saran ……… 84
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa / Etnis ... … 44
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ………. 45
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ……… 46
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 47
Tabel.5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kedudukan dalam Keluarga ……….. 48
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ……….. 49
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ……….. 50
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha ………. 51
Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Modal untuk Berdagang ….. 52
Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berjualan di Jl.Dr.Mansur Medan ……… ... 53
Tabel 5.11 Distribusi Berdasarkan Modal yang Diperlukan ……… 54
Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama / Tidak ... 55
Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jam Mulai Berjualan……… 56
Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan yang Mendorong Berjualan ………. 57
Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Selama Satu Bulan………... 58
Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Ketika Adanya Penggusuran oleh Pihak Terkait ………... 61
(11)
Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pungutan yang
di Kutip Setiap Harinya ……….. 63
Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Tempat Tinggal ……….. 64
Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Rumah ……… 65
Tabel 5.20 Distribusi responden Berdasarkan Atap Rumah……….. 66
Tabel 2.21 Distribusi Responden Berdasarkan Lantai Rumah ………….... 67
Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Air di Rumah …… 68
Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makanan dalam Sehari ……… 69
Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdsarkan Makanan Sesuai 4 Sehat 5 Sempurna ……… 70
Tabel 5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Membeli Pakaian Baru……. 71
Tabel 5.26 Distribusi Berdasarkan Tempat Membeli Pakaian Baru ……... 72
Tabel 5.27 Distribusi Berdasarkan Anak yang Bersekolah ………..73
Tabel 5.28 Distribusi Berdasarkan Jumlah Anak yang Bersekolah………... 74
Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Anak yang Tidak Bersekolah……….... 75
Tabel 5.30 Distribusi responden Berdasarkan Keadaan Sakit………... 76
Tabel 5.31 Distribusi responden Berdasarkan Berobat Bila Sakit………... 77
Tabel 5.32 Distribusi Responden Berdasarkan Reakreasi dalam Setahun... 78
(12)
Tabel 5.34 Distribusi Responden Berdasarkan Kendaraan yang dipakai
Berekreasi ……….... 80
(13)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Nama : Andi Mustika Nim : 090902002
ABSTRAK
TINJAUAN TENTANG KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA JL.DR.MANSUR KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN
MEDAN BARU KOTA MEDAN
(Skripsi ini terdiri dari 6 bab ,87 halaman , 4 lampiran dan 17 kepustakaan ) Latar belakang penelitihan ini atas dasar ingin mengangkat tentang keberadaan pedagang kaki lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan . Karena keberadaan mereka menjadi daya tarik peneliti ingin mengetahui alasan mereka berdagang di sepanjang JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan . Dari hasil observasi dan wawancara penulis ada beberapa permasalahan yang di hadapi oleh para pedagang kaki lima tersebut . Dari permasalahan ijin tempat , dan penggusuran-penggusuran oleh pihak-pihak pemerintah terkait , tapi itu tidak membuat mereka tidak berdagang setiap harinya . Dikarenakan berdagang menjadi salah satu pendorong perekonomian keluarga mereka dan membantu mensejahterakan keluarga mereka .
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif , dengan populasi sebanyak 61 orang pedagang kaki lima . Data diambil dari populasi yang ada data yang dikumpulkan melalui penyebaran angket , didukung oleh wawancara dan observasi . Data penelitian di analisis secara deskriptif-kuantitatif, sehingga diketahui kecendrungan phenomena yang terjadi .
Pendapatan keluarga pedagang kaki lima dalam upaya kesejahteraan penting dilakukan agar tidak hanya menampilkan pengertian , tujuan , dan fungsinya secara tekstual (tertulis) . Banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk hal ini , tentunya dengan melihat permasalahan yang jelas dan untuk mencari sebuah redevenisi yang bertanggung jawab .
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan , secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pedagang-pedagang yang mencari nafkah dikaki lima trotoar pinggir jalan sangat membantu dlam perekonomian keluarga . Hal ini terlihat dengan peningkatan pendapatan keluarga , perumahan yang baik , pangan yang terpenuhi walaupun sederhana , sandang yang terpenuhi walaupun di beli pada saat keperluan saja . pendidikan yang kurang karena tidak adanya kesadaran dari anak tersebut , kesehatan yang baik , rekreasi yang terpenuhi biarpun hanya setahun sekali , tabungan yang ada untuk keperluan masa depan kelak .
(14)
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE
Name : Andi Mustika Nim : 090902002
ABSTRACT
REVIEW ON THE EXISTENCE OF TRADERS JL.DR.MANSUR WARD FIVE FOOT TOKYO NEW MOON CITY DISTRICT FIELD FIELD
( This thesis consists of 6 chapters , 87 pages , 4 appendix and bibliography 17 )
The background of researches is based on the wish to raise about the existence of street vendors JL.Dr.Mansur Padang Bulan Village District of New Medan Medan . Because they are the main attraction where researchers want to know the reason of their trade along the Padang Bulan Village JL.Dr.Mansur District of New Medan Medan . From the observations and interviews the author there are some problems faced by the street vendors . Place of issue licenses , and evictions by the government parties concerned, but that does not make them not trade every day . Due to the trade became one of the drivers of the economy of their families and help their families prosper .
This study used descriptive research methods , with a population of as many as 61 vendors . The data is taken from the existing population data collected through questionnaires , interviews and observations are supported by . Data were analyzed by descriptive research - quantitative , so that the known tendency of the phenomenon that occurs .
Family income street vendors in an effort to welfare is important to not only display the meaning, purpose , and function as a textual ( written ) . Much research needs to be done for this, of course, to see the issues clearly and to look for a responsible redevenisi .
Based on the research that has been done , we can conclude that traders who make a living at the foot of five roadside pavement is helpful dlam family economy . This is evident by the increase in family income , good housing , food fulfilled although simple , although in clothing that met at the time of purchase purposes only. less education because of a lack of awareness of the children , good health , recreational fulfilled even if only once a year , the savings are there for future purposes later .
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lain, daerah satu dengan daerah lain, negara satu dengan negara lain.
Penting bagi kita untuk dapat memiliki definisi yang sama dalam mengartikan
pembangunan. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang
terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada
peningkatan Produk Domestik Regional Bruto suatu propinsi, kabupaten, atau kota.
Namun, muncul kemudian sebuah alternatif definisi pembangunan
ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan Income Per Capita (pendapatan per kapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara
untuk meningkatkan output yang dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.
Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan dengan sebuah strategi
mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi.
Pada akhir dewasa 1960-an, banyak negara berkembang mulai menyadari
bahwa “Pertumbuhan Ekonomi” (economic growth) tidak indetik dengan “Pembangunan Ekonomi” (economic development). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, setidaknya melampaui negara-negara maju pada tahap awal pembangunan
(16)
pengangguran , kemiskinan di pedesaan , distribusi pendapatan yang timpanh ,
dan ketidak seimbangan struktural ( Mudrajad Kuncoro, 2004 : 62-63 )
Pembangunan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan nasional, yang hakekatnya adalah upaya terencana untuk
meningkatkan kapasitas daerah dalam mengwujudkan masa depan yang lebih baik
bagi wilayah itu dan masyarakatnya. Karena tanggung jawab utama keberhasilan
pelaksanaan pembangunan daerah berada pada pemerintah daerah, maka pada
setiap pemerintah daerah diberikan kewenangan sesuai dengan kebutuhannya
untuk menentukan kebijakan dan program pembangunan di daerahnya
masing-masing seperti dinyatakan oleh UU Nomor 32 Tahun 2004. Namun demikian,
peran pemerintah pusat dalam pembangunan daerah juga tidak kalah pentingnya
yaitu menjamin bahwa pembangunan di daerah-daerah akan tetap terintegrasi satu
dengan yang lain.
Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dan masyarakat bertujuan
meningkatkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia
sebagai negara berkembang, mengadakan dan merencanakan
perubahan-perubahan di dalam masyarakat yang adil dan makmur, material maupun spiritual
guna mengentaskan masalah-masalah sosial yang terus meningkat baik kualitas
dan kuantitas. Untuk mencapai tujuan tersebut pelaksanaaan pembangunan
ekonomi harus lebih memperlihatkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional. Dalam hal ini sektor usaha kecil atau sektor informal menduduki peran
(17)
maupun dari segi kemampuanya dalam peningkatann pendapatan dan penyerapan
tenaga kerja dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan , termasuk
pengentasan kemiskinan ( Khairuddin, 2002 : 48 ).
Dalam pengertian sehari-hari sektor informal diartikan suatu kegiatan
ekonomi yang tidak bersifat terikat dan biasanya dilakukan transaksi jual beli atau
perdagangan ataupun jasa yang lokasi dagangannya berpindah-pindah dan
mempunyai modal yang kecil atau disebut pedagang kecil. Sektor informal adalah
dicirikan oleh sektor ekonomi marginal dengan kondisi nyata kegiatan sejumlah
tenaga kerja yang umumnya kurang berpendidikan, tidak punya keterampilan
(Yetty Sardjono, 2005: 25).
Sektor informal adalah sektor yang terdiri dari unit-unit usaha berskala
kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan
pokok yang menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dan
dalam usahanya itu sangat dihadapkan berbagai kendala seperti faktor modal baik
fisik, maupun manusia (pengetahuan) dan faktor keterampilan (Kurniadi dan
Tangkilisan, 2002: 23).
Wirasardjono membagi ciri-ciri dari sektor informal, yaitu:
1. Pola kegiatannya tidak teratur baik dalam arti waktu, pemodalan maupun
penerimaannya.
2. Ia tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan yang di terapkan oleh
pemerintah.
(18)
4. Tidak mempunyai tempat yang tetap dan atau ketertarikan dengan
usaha-usaha lainnya .
5. Umummya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat
berpendapatan rendah .
6. Tidak membutukan keahlian dan keterampilan khusus sehingga secara luas
dapat menyerap bermacam-macam tingkat tenaga kerja .
7. Umumnya , Tiap-tiap satuan usaha memperkerjakan tenaga sedikit dan
dari lingkungan hubungan keluarga , kenalan atau berasal dari daerah yang
sama .
Hidayat membedakan kegiatan sektor informal menjadi sub sektor yaitu:
perdagangan, jasa, angkutan, bangunan, dan industri kecil lainnya (Kurniadi dan
Tangkilisan, 2002: 21).
Hasil penelitian Hidayat (1978) menyimpulkan bahwa salah satu ciri
sektor informal adalah mudah masuk dan keluar dari suatu sub sektor yang lain.
Apa yang didapatkan dari hasil penelitian Hidayat (1978) tersebut menunjukkan
bahwa para pekerja sektor informal sering berganti atau alih pekerjaan untuk
sekedar menjajaki dimana sub sektor paling menguntungkan (Yetty Sardjono,
2005: 18).
The Exploitation Approach: Under Integreted Conditions sebagaimana dinyatakan oleh Bose A.N (1974), Bienefeld (1975) bahwa sektor informal
(19)
karena adanya aturan yang menekan sebagai akibat mekanisme dalam integritas
dengan sektor ekonomi lainnya. Mekanisme itu berhubungan dengan tingginya
harga biaya dalam penjualan jasa pelayanan sebagai akibat berlimpahnya tenaga
kerja , kurangnya alternatif peluang kerja dan rendahnya penghasilan .
Ketergantungan dalam pendekatan ini di tekankan pada kedua sisi yakni
persediaan dan permintaan untuk produknya ( Yetty Sadjono , 2005 : 21 ).
Data tenaga kerja disektor informal masih memegang peranan penting
dalam menampung angkatan kerja, Sampai dengan Agustus 2008, sektor informal
masih mendominasi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia dengan kontribusi
sekitar 65,92 persen pekerja laki-laki dan 73,54 persen pekerja perempuan.
Sebagian orang menyebut sektor informal sebagai sektor penyelamat. Elastisitas
sektor informal dalam menyerap tenaga kerja menjadikan sektor ini selalu
bergairah. Tuntutan pekerjaan dengan kualifikasi pendidikan dan keterampilan
memadadai di perkotaan bisa memperoleh pekerjaan di sektor informal .Dari
seluruh pekerja di pedesaan , lebih dari 75 persen yang bekerja di sektor informal
sementara di perkotaan dari 100 pekerja dan lebih dari 40 persen yang bekerja di
sektor informal
Berbicara mengenai usaha/kerja tentu erat kaitannya dengan usaha
pemenuhan kebutuan manusia. Sebab manusia akan merasa selaras dan seimbang
hidupnya kalau kebutuhan hidupnya terpenuhi. Begitu juga halnya dengan
pedagang kaki lima di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan
Baru Kota Medan . Mereka berjualan dengan harapan akan mendapatkan
(20)
memenuhi kebutuhan keluarganya seperti sandang, pangan, perumahan,
pendidikan, kesehatan dan serta dapat menyisikan sebagian dari keuntungan
dalam bentuk tabungan, serta rekreasi bersama keluarga. Untuk ini peneliti merasa
tertarik untuk meneliti hal ini sesuai dengan judul penelitian saya yaitu “Tinjauan
Kesejahteraan Keluarga Pedagang Kaki Lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang
Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan .
1.2 Perumusan Masalah
` Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Kehidupan
Pedagang Kaki Lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan
Baru Kota Medan .
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Kehidupan Pedagang Kaki Lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang
Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan .
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti
(21)
2. Untuk memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam
pengentasan masalah kesejahteraan keluarga.
3. Bagi peneliti, melatih dan mengembangkan pemahaman atas teori melalui
sebuah penelitian dan tulisan ilmiah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika
(22)
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan
objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi
operasional.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sempel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi
penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian yaitu melalui angket yang dibagikan kepada responden,
kemudian dianalisis sehingga dapat dipahami data yang ada serta
makna yang ada dibalik data penelitian tersebut.
BAB VI : PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian yang
(23)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) adalah mereka yang melakukan
kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan
usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar,
pingir-pingir jalan umum, dan lain sebagainya.Pedagang yang menjalankan kegiatan
usahanya dalam jangka tertentu dengan menggunakan sarana atau
perlangkapanyang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan
lahan fasilitas umum sebagai tempat usaha seperti kegiatan pedagang- pedagang
kaki lima yang ada di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan kecamatan Medan
Baru Kota Medan .
Kegiatan Perdagangan dapat menciptakan kesempatan kerja melalui dua
cara .Pertama ,secara langsung , yaitu dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja
yang benar . Kedua , secara tidak langsung , yaitu dengan perluasan pasar yang di
ciptakan oleh kegiatan perdagangan disatu pihak dan pihak lain dengan
memperlancar penyaluran dan pengadaan bahan baku (Kurniadi dan Tangkilisan , 2002:21).
Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan
menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab
sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau
(24)
Pedagang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dibagi atas dua yaitu :
pedagang besar dan pedagang kecil .Pedagang kecil adalah pedagang yang
menjual barang dagangan dengan modal yang kecil (KBBI,2002:230).
Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948 , Pedagang adalah orang atau badan
membeli , menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk di
jual diserahkan , atau dikirim kepada orang atau badan lain , baik yang masi
berwujud barang penting asli , maupun yang sudah dijadikan barang lain
(Widodo,2008:285-286).
2.2 Kesejahteraan Keluarga
Dalam UU Nomor 10 Tahun 1992 memberikan batasan tentang keluarga
sejahteraan yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan
seimbang antara anggota antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Berdasarkan pengertian di atas, selanjutnya dikembangkan indikator yang
mencerminkan tingkat kesejahteraan keluarga di Indonesia. Indikator tersebut
sangat bermanfaat untuk memantau kondisi kesejahteraan keluarga di Indonesia
dari waktu ke waktu. Dalam indikator tersebut, tingkat kesejahteraan keluarga
dibagi dalam 5 tahapan yaitu tahap prasejahtera, tahap sejahtera I, tahap sejahtera
II, tahap sejahtera III, dan tahap IV (Menteri Negara Kependudukan/Kepala
(25)
Dengan mengacu pada pembangunan keluarga sejahtera, maka kemiskinan
atau kurang sejahtera digambarkan dengan kondisi sebagai berikut:
Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan
pendidikan. Mereka digolongkan keluarga miskin atau prasejahtera apabila tidak
mampu memenuhi salah satu indikator berikut:
1. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
2. Makan minimal dua kali sehari.
3. Pakaian lebih dari satu pasang.
4. Sebagian lantai rumahnya tidak dari tanah; dan
5. Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan.
Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan fisik minimum secara minimal namun belum dapat memenuhi
kebutuhan sosial dan psikologis seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi
dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang
menjamin kehidudpan yang layak. Termasuk dalam keluarga sejahtera I bila tidak
mampu memenuhi salah satu indikator berikut:
1. Menjalankan ibadah secara teratur.
2. Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan.
3. Minimal memiliki baju baru sekali dalam setahun.
4. Luas lantai rumah rata-rata 8M² per anggota keluarga.
5. Semua anak berusia 5-15 tahun sekolah.
(26)
7. Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik.
Keluarga sejahtera II adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan dasar kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan (menabung dan memperoleh informasi). Bila keluarga sudah
mampu melaksanakan indikator dari sejahtera I, Tetapi belum mampu
melaksanakan indikator berikut:
1. Upaya keluarga meningkatkan/menambah pengetahuan agama.
2. Keluarga mempunyai tabungan.
3. Makan bersama paling kurang sekali sehari.
4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
5. Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali dalam sebulan.
6. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, majalah.
7. Anggota keluarga mampu menggunakan transportasi.
Keluarga sejahtera III adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan pada tahapan keluarga I dan II namun belum dapat memberikan
sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara aktif
dalam masyarakat. Bila keluarga sudah mampu melaksanakan indikator dari
tahapan keluarga sebelumnya, tetapi belum mampu melaksanakan indikator
berikut:
1. Memberikan sumbangan secara teratur (dalam waktu tertentu) secara
sukarela dalam bentuk materi kepada masyarakat.
(27)
Keluarga sejahtera IV adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi
semua kebutuhan keluarga pada tahapan I sampai dengan III. Bila keluarga sudah
mampu melaksanakan seluruh tahapan maka keluarga disebut keluarga sejahtera
(Cornelis Rintuh, 2005: 86-87).
Menurut Maslow kebutuhan tersusun secara bertingkat yang dibagi
menjadi enam kelompok, mulai dari yang paling sederhana dan mendasar
meliputi:
1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan untuk mempertahankan hidup (makan,
tidur, istirahat, dan sebagainya).
2. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan untuk secara terus-menerus merasa aman
dan bebas dari ketakutan.
3. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan berkaitan dengan kasih
sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang lain.
4. Kebutuhan harga diri: kebutuhan berkaitan dengan perolehan pengakuan
oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak baik.
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri: kebutuhan untuk dapat melaksanakan
sesuatu dan mengwujudkan potensi-potensi yang dimiliki (menyatakan
pendapat, perasaan, dan sebagainya).
6. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami: kebutuhan yang berkaitan
dengan pengusaan iptek.
Pemuasan kebutuhan harus dipenuhi berdasarkan tingkatanya, kalau salah
satu dari kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan menimbulkan masalah dalam
(28)
2.3 Indikakor Penelitian 2.3.1 Pendapatan
Pendapatan atau penghasilan secara umum dapat di artikan sebagai
penerimaan atau jumlah yang didapat dari hasil utama. Menerut Sadono dan
sukirno (1988) mengemukakan bahwa :
Pendapatan adalah penghasilan yang diterima tanpa memberikan suatu
kegiatan apapun yang diterima oleh suatu negara. Sementara dalam istilah pajak
pendapatan dapat didefinisikan sejumlah uang atau nilai uang yang diperoleh
seseorang sebagai hasil usaha dan tenaga, barang bergerak, barang tak bergerak,
harta bergerak, dan hak atas bayaran berskala. Dari uraian tersebut disimpulkan
bahwa dalam kategori sebagai berikut:
1. Pendapatan berupah uang yaitu:
• Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.
• Dari usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha itu sendiri, komisi dan penjualan kerajinan rumah tangga.
• Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. • Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.
2. Pendapatan berupa barang, yaitu:
• Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.
(29)
• Barang yang diproduksi dan dikomsumsi rumah tangga, antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang harus
dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati (Sumardi, 1987: 94).
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan
keluarga dipengharuhi oleh besarnya pendapatan suami dan istri yang berkerja
dan memberi arah kepada pendapatan keluarga.
2.3.2 Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami
perkembangan. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah
mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang desainnya
masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah:
1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan
sosial .
Maksudnya, membangun sebuah rumah harus diperhatikan tempat di mana
rumah itu didirikan. Contohnya rumah didaerah gempah harus dibuat
dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh dan bila rumah
didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap
serangan binatang buas.
(30)
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang rumah misalnya
dari bambu, kayu atap rumbia, dan sebagainya, merupakan bahan-bahan
pokok-pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendidrikan rumah
adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan
pemeliharaan seterusnya.
3. Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat.
Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern.
Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang
tidak mengerti masyarakat. Dalam penerangan teknologi tepat guna, maka
teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut dimonifikasi.
4. Kebijaksanaan (pengaturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah.
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat perdesaan belum merupakan
problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Syarat-syarat rumah yang sehat:
1. Bahan bagunan terdiri dari:
a. Lantai
b. Dinding
c. Atap
d. Lain-lain (tiang ,kaso,reng)
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
(31)
keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap
terjaga. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban
udara dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit
dan penyerapan, dan ini akan menjadi bateri-bateri penyebab penyakit.
3.Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak dan kurangnya cahaya menyebabkan berkembangnya bibit
penyakit.
4. Luas bangunan rumah
Luas lantai bagunan rumah sehat harus cukup untuk penghuninya di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuai dengan jumlah
penghuninya.
5.Fasilitas-fasilitas rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-failitas sebagi berikut:
A.Penyediaan air bersih yang cukup
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam
tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Kebutuhan manusia akan
air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci
(bermacam-macam cucian), dan sebagainya.
(32)
Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat yang
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja, air seni, dan CO2.
Tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar, dan dapat langsung
mengkontamisasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, juga air, tanah,
serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) dan bagian-bagian tubuh kita dapat
terkontaminasi oleh tinja tersebut. Benda-benda yang terkontaminasi oleh tinja
dari seseorang yang sudah menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu
akan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap
pengelolahan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan
mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja, seperti
penyakit tifus, distri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang,
pita), schistosomiasis dan sebagainya.
C.Pembuangan air limbah (air bekas)
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
D.Pembuangan sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai
lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu
kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat
(33)
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan
tidak terjadi dengan sendirinya.
Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik
dengan sampah an-organik, kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk
tanaman dapat dijual atau dipakai sendiri, sedangkan sampah an-organik dibuang,
dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian maka masalah
sampah akan berkurang.
E. Fasilitas dapur
F. Ruang berkumpul keluarga (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 167).
2.3.3 Pangan
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan
karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, di samping
udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah
untuk:
a.Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta
mengganti jaringan tubuh yang rusak.
b.Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.
c.Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air,
mineral, dan cairan tubuh yang lain.
d.Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
(34)
Agar makanan dapat berfungsi seperti itu maka makanan yang kita makan
sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat
tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat ini disebut gizi. Makanan
yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan dapat meningkatkan
kesehatan.
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar
makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat
makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini
dikelompokan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain:
a. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan
makanan dari hewan. Fungsi protein bagi tubuh antara lain:
- Membangun sel-sel yang rusak
- Membentuk zat-zat pengatur, seperti enzim dan hormone
- Membentuk zat inti energi
b. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, magarin, dan sebagainya. Fungsi
pokok lemak bagi tubuh ialah:
- Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia
- Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, dan K
- Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan perlindung
bagian tubuh pada temperatur rendah.
c. Karbohidrat, berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedahkan menjadi
(35)
satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya sumber
karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan
sebagainya) yang merupakan makanan pokok.
d. Vitamin-vitamin yang dibedahkan menjadi dua, yakni vitamin yang larut dalam
air (vitamin A dan B), dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, dan
K). Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain:
- Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata
- Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
- Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel
- Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf
- Vitamin C, berfungsi sebagai activator macam-macam fermen perombak protein dan lemak dalam oksidasi dan hidrasi dalam sel, penting dalam
pembentukan trombosit.
- Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan fostor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus,
dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin
- Vitamin E, berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada sel-sel sedang membelah
(36)
- Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam proses pembekuan darah.
e. Mineral, terdiri dari zat kapur, zat besi, zat fluor, natrium dan chlor, kalium, dan
iodium. Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif
dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan
(Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 221).
2.3.4 Sandang
Pakaian adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, dengan
adanya pakaian kita bisa menghindari dari terik matahari atau dari kedinginan dan
menjadikan indah bila dikenakan.
2.3.5 Pendidikan
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui
pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara
efisien dan efektif itulah disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat
berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendididkan, khususnya pada
tingkat lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga.
Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni
sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan
(37)
Fungsi pendidikan adalah membantu perserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), utamanya
berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat tercapai tujuan
pendidikan optimal. Kedua mengajarkan tingkah laku umum dan untuk
menyeleksi/mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu, sehubungan
dengan keterampilan dan keahlian (Tirtarahadja dan Sulo, 2005: 163).
2.3.6 Kesehatan
Istilah kesehatan itu sendiri, di dalam UU Nomor 9 tahun 1960, tentang
pokok-pokok, Bab I pasal 2 didefinisikan sebagai berikut: “yang dimaksud dengan
kesehatan dalam undang-undang ini ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan,
rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit ,
cacat dan kelemahan”. Sedangkan pada UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1992 tentang kesehatan Bab 1 Pasal 1 sebagai berikut: “kesehatan adalah keadaan
kesejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial ekonomis”.
Kedua definisi tersebut di atas memberi arti yang luas pada kata kesehatan.
Berdasarkan definisi tersebut, seseorang belum dianggap sehat sekali pun ia tidak
berpenyakit jiwa dan/ataupun raga. Orang tersebut masih harus dinyatakan sehat
secara sosial. Hal ini dianggap perlu karena penyakit yang diderita
seseorang/kelompok masyarkat tersebut umunya ditentukan sekali oleh
perilakunya/keadaan sosial budayanya yang tidak sehat. Sebagai contoh,
(38)
berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Demikian pula halnya apabila
masyarakat tidak mempunyai perilaku menunjang kesehatan. Misalnya,
masyarakat yang tidak mempunyai kebiasaan mengatur menu yang seimbang,
tidak biasa dengan kebersihan, tidak hidup di dalam rumah yang sehat, tidak biasa
mengamankan buangannya yang berbahaya, dan lain-lainnya.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut didasari oleh ketidak-mampuan secara materiil, pengetahuan
maupun sosial budaya. Di dalam UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992
ditambahkan lagi klausul: “yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis” (Juli Soemirat Slamet, 2009: 4).
2.3.7 Rekreasi
Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika
dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah
terpenuhi. Dalam kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk
menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion).
Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan
biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan
kesegaran.
Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau
pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang
memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi". Meyer, Brightbill, dan Sessoms
memberikan sembilan ciri-ciri dasar dari rekreasi, yaitu:
(39)
- Bentuknya bisa beraneka ragam
- Rekreasi ditentukan oleh motivasi
- Rekreasi dilakukan secara rutin
- Rekreasi benar-benar sukarela
- Rekreasi dilakukan secara universal dan diperlukan
- Rekreasi adalah serius dan berguna
- Rekreasi itu fleksibel
- Rekreasi merupakan hasil sampingan.
Faktor-faktor Rekreasi
Rekreasi biasanya dilakukan karena:
a. Ingin melepaskan lelah setelah bekerja.
b. Bosan karena tak ada yang dapat dikerjakan.
c. Melepaskan diri dari kesibukan sehari-hari yang melelahkan.
d.Mengisiwaktusaatlibura
2.3.8 Tabungan
Tabungan adalah menyimpan sebagian pendapatan seseorang yang tidak
dibelanjakan sebagai cadangan yang dapat digunakan sewaktu-waktu bila
diperlukan. Karena pada dasarnya, kita semua memiliki tujuan dan impian yang
lebih untuk masa depan. Itu semua dapat terwujud jika didukung dengan
keuangan yang memadai untuk menjalankan semua aktifitas kita. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, uang sudah menjadi bagian penting dalam mendukung
(40)
pun kita berada, langsung ataupun tidak langsung, setiap aktivitas yang kita
lakukan selalu berhubungan dengan uang, dan semua itu bermuara ke arah
pengeluaran atau pemasukan, maka itu perlu adanya tabungan
.
2.4 Sistem Ekonomi Kerakyataan
Ekonomi rakyat adalah segala kegiatan dan upaya rakyat untuk memenuhi
segala kebutuhan hidupnya yaitu sandang, pangan , papan, pendidikan dan
kesehatan. Dengan perkata lain, ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh rakyat dengan secara swadaya mengelola sumber daya apa saja.
yang dapat dikuasainya setempat, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan yang
dapat dikuasainya setempat, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
berserta keluarganya. Dalam konteks permasalahan yang sederhana, ekonomi
rakyat adalah strategi bertahan hidup (survival) dari rakyat miskin.
1. Dilakukan oleh rakyat tanpa modal besar
2. Dikelola dengan cara-cara swadaya
3. Bersifat mandiri sebagai ciri khasnya
4. Tidak ada buruh dan tidak ada majikan
5. Tidak mengejar keuntungan.
Sebagian terbesar (lebih dari 60 persen) rakyat miskin di Indonesia hidup di
daerah perdesaan dari kegiatan pertanian (dalam arti luas). Istilah ekonomi rakyat
(41)
yang dibedakan dengan sektor ekonomi formal atau sektor ekonomi modern
dikota-kota Dunia ketiga.
Begitu eratnya keterkaitan perekonomian desa-desa maka upaya
pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan baik di pedesaan maupun di
perkotaan. Hal ini berarti tidak mungkin membangun ekonomi perdesaan tanpa
membangun ekonomi perkotaan atau sebaliknya (Cornelis dan Mias, 2005: 4-5).
Dalam teori ekonomi mikro terdapat suatu konsep yang semula dianggap
sebagai konsep ekonomi normatif (Ferguson and Gould, 1975), yang sekarang
berkembang menjadi teori ekonomi positif atau ekonomi terapan yang dikaitkan
dengan teori kebijaksanaan ekonomi. (Hirshleifer, 1980). Konsep ekonomi yang
dimaksud, adalah konsep ekonomi kesejahteraan (welfare economics). Bagaimana
perkembangan konsep ekonomi kesejahteraan menjadi teori kebijaksanaan
ekonomi merupakan suatu yang menarik untuk dipahami dalam usaha
membanding-bandingkan kondisi perekonomian apakah menjurus ke keadaan
yang lebih baik atau sebaliknya. Beberapa konsep tentang kriteria kesejahteraan
masyarakat bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan kebijaksanaan
ekonomi teruta dalam pemberdayaan ekonomi rakyat (Cornelis dan Miar, 2005:
13-14).
2.5 Kerangka Pemikiran
Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut
penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan
(42)
istilah PKL untuk pedagang yang menggunaka
ditafsirkan demikian karena jumla
tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya
adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki).Menghubungkan jumlah kaki dan
roda dengan istilah kaki lima adalah pendapat yang mengada-ada dan tidak sesuai
dengan sejarah. Pedagang bergerobak yang 'mangkal' secara statis di DMJ adalah
fenomena yang cukup baru (sekitar 1980-an), sebelumnya PKL didominasi oleh
pedagang pikulan (penjual cendol, pedagang kerak telor) dan gelaran (seperti
tukang obat jalanan).Salah kaprah terus berlangsung, hingga saat ini istilah PKL
juga digunakan untuk semua pedagang yang bekerja di DMJ, termasuk para
pemilik rumah makan yang menggunakan tenda dengan mengkooptasi jalur
pejalan kaki maupun jalur kendaraan bermotor.Sebenarnya istilah kaki lima
berasal dari masa penjajahan kolonial
menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan
sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima
sekitar satu setengah meter.Sekian puluh tahun setelah itu, saat Indonesia sudah
merdeka, ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh para pedagang
untuk berjualan. Dahulu namanya adalah pedagang emperan jalan, sekarang
menjadi pedagang kaki lima. Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya
namanya adalah pedagang lima kaki.Di beberapa tempat, pedagang kaki lima
dipermasalahkan karena mengganggu para pengendara kendaraan bermotor.
Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai dan saluran air terdekat untuk
(43)
sungai yang ada dengan mematikan ikan dan menyebabka PKL kerap menyediakan makanan atau barang lain dengan harga yang lebih,
bahkan sangat, murah daripada membeli di toko. Modal dan biaya yang
dibutuhkan kecil, sehingga kerap mengundang pedagang yang hendak memulai
bisnis dengan modal yang kecil atau orang kalangan ekonomi lemah yang
biasanya mendirikan bisnisnya di sekitar rumah mereka.
Lokasi pedagang kaki lima sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan
kelangsungan usaha para pedagang kaki lima, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pula volume penjualan dan tingkat keuntungan. Secara garis besar
kesulitan yang dihadapi oleh para pedagang kaki lima berkisar antara peraturan
pemerintah mengenai penataan pedagang kaki lima belum bersifat
membangun/konstruktif, kekurangan modal, kekurangan fasilitas pemasaran, dan
belum adanya bantuan kredit.Pedagang kaki lima (street trading/street hawker) adalah salah satu usaha dalam perdagangan dan salah satu wujud sektor informal.
Bila diamati sebenarnya , keberadaan pedagang kaki lima tidak mungkin
ditiadakan karena sebagian besar mahasiswa dam masyarakat umum masih
membutuhkan adanya pedagang kaki lima tersebut , dikarenakan harganya yang
relative standard di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum.
Disisi lain pedagang kaki lima berusaha kerja keras agar dagangannya laku ,
sebagian memanfaatkan keuangan dimana keuntungan yang diperoleh dapat
digunkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat menyisikan sebagian
(44)
pemikiran diatas dapat digambarkan secara skematis dalam alur pikir sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Bagan Alur Pikir
2.6 Definisi Konsep dan Operasional 2.6.1 Defenisi Konsep
Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau cirri-ciri yang berbagai
peritiwa, objek , kondisi , situasi dan hal lain-lain yang sejenis . Konsep
diciptakan dengan mengelompokan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang Pedagang
Kaki Lima
Sosial Ekonomi Keluarga - Pendapatan
- Perumahan/Tempat Tinggal - Pangan
- Sandang - Pendidikan - Kesehatan - Rekreasi
- Tabungan/ Investasi Kesejahteraa
(45)
mempunyai cirri-ciri yang sama . Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan
sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi
tentang apa yang akan di teliti serta menghindari salah pengertian yang dapat
mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009: 112).
Untuk lebih mengetahui pengertian konsep-konsep yang digunakan dalam
penelitian , maka peneliti membatasi konsep yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Pedagang kaki Lima adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha
dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan usahanya
menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti terotoar,
pingirpingir jalan umum, dan lain sebagainya.Pedagang yang
menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sarana atau perlangkapanyang mudah dipindahkan,
dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai
tempat usaha
2. Kesejahteraan Keluarga adalah terpenuhnya kebutuhan keluarga yaitu
kebutuhan sandang , pangan ,tempat tinggal, kesehatan dan relasi-relasi
sosial.
3. Kebutuhan manusia adalah segala yang diperlukan untuk
melangsungkan kehidupan keluarga , dalam hal ini kebutuhan keluarga
pedagang kaki lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
(46)
2.6.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau
operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana
mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris .Bertujuan untuk
memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian dilapangan .Maka perlu
operasionalisasi dan konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus
diamati ( Silalahi, 2009:120).
Dalam penelitian ini , Tinjauan Tentang Keberadaan Pedagang Kaki
Lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota
Medan dapat dilihat dari indicator sebagai berikut :
1. Kesejahteraan adalah sesuatu yang dimiliki keluarga pedagang kaki lima
dengan indicator-indikatornya .
2. Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh pedagang kecil setiap hari
dari hasil berjualan .
3. Perumahan adalah tempat tinggal pedagang kaki lima dengan indikatornya:
- Tersedianya system pengadaan air - Tersedianya fasilitas untuk makan
- Adanya system pembuangan air kotor (comberan /parit )
- Adanya system pembuangan tinja (pipa saluran /tempat pembuangan ) - Luas rumah dengan jumlah penghuni harus seimbang
- Adanya ventilasi - Kekuatan Bangunan
(47)
4. Pangan adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh pedagang kecil yang
mengandung :
- Unsur gizi pemberi tenaga yaitu hidrat arang ,protein, lemak
- Unsur gizi pembangun sel-sel jaringan yaitu protein , mineral , vitamin, air
- Unsur gizi pengatur pekerjaan jaringan tubuh kita yaitu vitamin- vitamin danmineral
5. Sandang adalah terpenuhinya kebutuhan akan pakaian ,setidaknya satu tahun
mmbeli pakaian.
6 Pendidikan adalah kemampuan pedagang dengan usahanya untuk
melanjutkan pendidikan anaknya .
7 Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari sakit atau penyakit
8. Rekreasi adalah kebutuhan untuk rileks
9. Tabungan adalah sebagian dari keuntungan yang bisa di simpan untuk di
tabung .
BAB III
(48)
3.1 Tipe Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif ,
yaitu deskriptif dalam pelaksanaanya lebih terstruktur , sistematis dan terkontrol ,
peneliti atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkanya
secara akurat (Silalahi,2009:28).
Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif, yaitu berusaha untuk
menggambarkan secara jelas mengenai kondisi secara menyeluruh tentang
Keberadaan Pedagang Kaki Lima JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru Kota Medan .
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini
sebagai objek penelitian karena sedikit banyaknya dari gambaran maupun kondisi
pedagang yang berjualan sudah di pahami . Selain itu pedagang kaki lima di
JL.Dr. Mansur cukup ramai dengan pengunjung yang kebanyakan pengunjungnya
adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara , dimana lokasi tersebut berada
tepat di depan kampus Universitas Sumatera Utara.
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana
penyelidik tertarik .Populasi dapat berupa organisme , orang atau kelompok orang
(49)
semuanya memiliki cirri dan harus di definisikan secara spesifik dan tidak secara
mendua (Silalahi, 2009:253). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
pedagang kaki lima yang berada di sepanjang pinggir JL.Dr.Mansur Kelurahan
Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan yang terdiri dari pedagang
siomay, kolak durian.dan stiker sebanyak 61 orang pedagang .
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan
apakah itu representative atau tidak .Sampel merupakan bagian tertentu yang
dipilih dari populasi ( Silalahi, 2009:254). Gay berpendapat bahwa ukuran
minimum sampel yang dapat di terima berdasarkan pada metode penelitian yang
di inginkan yaitu metode deskriptif minimal 10 % populasi ( Iqbal , 2002: 60) .
Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang , lebih baik diambil semua .
sehingga jumalah sampel sama dengan besarnya jumlah populasi yaitu 61 orang
pedagang .
N = N
Populasi = Populasi
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang di butuhkan peneliti menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut :
1 .Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data ini menyangkut permasalahan yang diangkat
untuk diteliti dengan melihat serta mempelajari dan menelaah buku-buku yang
(50)
2.Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data dan memperoleh
gambaran tempat dan permasalahan sementara dan untuk mencari fakta yang
berkaitan dengan masalah yang diangkat .Pengumpulan data yang di peroleh
melalui kegiatan penelitian langsung turun lokasi penelitian untuk mencari factor
yang berkaitan dengan masalah yang di teliti, melalui :
a. Quesioner , menguympulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan
suatu daftar pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden .
b. Observasi , mengumpulkan tentang segala kejadian dengan cara
mengamati , melihat , mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi
sasaran penelitian .
c. Wawancara , yaitu kegiatan dengan mengajukan pertanyaan secara tatap
muka langsung untuk mendapatkan data tambahan .
3.5 Teknik Analisa Data
Dalam analisa data , langkah – langkah yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Editing yaitu meneliti kembali catatan yang di peroleh dari peneliti .
2. Prakoding yaitu untuk mengetahui kategori-kategori jawaban apa yang ada
untuk mengklasifikasikan ragam jawaban kedalam struktur klasifikasi.
(51)
4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban.Hal ini berguna untuk
dapat dipakai sebagai data , sehingga data muda di analisa , serta
disimpulkan untuk menjawab masalah yang di kemukakan dalam penelitian
sehingga jawaban yang beraneka ragam itu perlu di tingkatkan .
5. Menghitung frekwensi data pada masing-masing kategori.
6. Tabulasi , disini data dalam keadaan tersussun dalam suatu table yang baik ,
data dapat di baca dengan muda dan maknanya akan segera di pahami .
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum
Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru merupakan 1
dari 6 Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Baru dengan luas wilayah
lebih kurang 168 Hektar dan terbagi dalam 12 Lingkungan dengan batas
wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru,
(52)
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia,
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru,
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Padang Bulan Selayang 1 Kecamatan Medan Selayang.
4.2 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Padang Bulan berdasarkan laporan
Mutasi Mutandis sampai dengan Desember 2011 adalah 11.443 jiwa yang
terdiri dari :
1. Laki-laki : 5482 Jiwa
2. Perempuan : 5961 Jiwa
Namun kenyataannya karena banyaknya penduduk yang menentap
sementara yang berstatus Mahasiswa/i USU dan perguruan Tinggi lainnya,
pegawai/pekerja yang tinggal mengontrak, sehingga jumlah tersebut
relatip dapat berubah karena tingginya tingkat mobilitas atau perpindahan
penduduk di Kelurahan Padang Bulan .
4.3 Mata Pencarian
Warga/Penduduk yang tinggal bermukim di Kelurahan Padang
(53)
maupun dibidang Swasta seperti Pegawai Swasta, wiraswasta buruh dan
Pedagang dari usia bekerja.
4.4 Tipologi Kelurahan
Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan
dapat dikategorikan sebagai Pemukiman dan Pertokoan kota yang mana
dapat dilihat dari sepanjang jalan Protokol terdapat pemukiman dan
pertokoan yang cukup strategis dengan ciri khas terdapat pedagang yang
berjualan di pinggir-pinggir jalan yang dikenal dengan Pedagang Kaki
Lima yang berlokasi di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru Kota Medan tepatnya berada di depan
Universitas Sumatera Utara .
4.5 Potensi Wilayah
1. Ruko : 116 Unit
2. Kantor : 89 Unit
3. Rumah Makan : 56 Unit
4. Gedung Pertemuan : 2 Unit
5. Salon Kecantikan : 6 Unit
6. Bengkel : 2 Unit
7. MiniSwalayan : 2 Unit
(54)
9. Mesjid/Mushola : 17 Unit
10. Gereja : 3 Unit
11. Sekolah Dasar (SD) : 2 Unit
12. Sekolah Menengah (SMP) : 12 Unit
13. Sekolah Lanjutan (SMA) : 0 Unit
14. Perguruan Tinggi : 4 Unit
15. TK/PAUD : 3 Unit
16. Bimbingan Belajar : 2 Unit
17. Studio Radio : 1 Unit
18. Terminal Bus : 2 Unit
19. Rumah Sakit : 0 Unit
20. Praktek Dokter : 3 Unit
21. Pengobatan Tradisionil : 0 Unit
22. Panti Pijat Tunanetra : 0 Unit
23. Hotel/Penginapan : 0 Unit
24. Rumah Tempat Tinggal : 2.345 Unit
25. Pemakaman Umum : 2 Unit
4.6 Struktur Organisasi Kelurahan Padang Bulan
Organisasi adalah bentuk atau susunan orang-orang atau badan-badan
dengan tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing dan diatur prosedurnya ,
sehingga terdapat hubungan serta kerjasama antar beberapa orang guna
(55)
biasanya mempunyai tugas-tugas pokok dan fungsi .Apabila terlaksana dengan
baik maka tujuanya yang akan di gariskan akan dap[at segera tercapai dengan
hasil yang maksimal .
Pada umumnya struktur organisai dibuat bertujuan untuk mempermuda
pelaksanaan tugas – tugas yaitu :
- Meningkatkan efisin kerja
- Mempermuda pengawasan
- Menghindari duplikasi kerja
- Menentukan skill personil yang akan dibutuhkan organisasi / perusahaan
- Supaya mempertanggung jawabkan pekerjaanya
Agar tujuan organisasi tercapai dengan baik , maka dalam pelaksanaan
kerja sama tersebut perlu adanya kordinasi yaitu kontak dan keselarasan
antar personil yang melakukan aktivitasnya sehingga pekerja berlangsung
secara baik dan terjadi keinginan bersama atau menujuh kearah tercapa
tujuannya yang sebelumnya telah disepakati.
Sebagai Penyelenggara Pemerintahan, Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru memiliki Kantor yang terletak di Jalan Jamin
Ginting No.540 dipimpin Lurah Padang Bulan (ALBENA BOANG
MANALU.SSTP.MSP) dibantu Sekretaris Kelurahan 1 Orang, Kepala
Seksi Pemerintahan1 Orang, Kepala Seksi Pembangunan 1, Kepala Seksi
(56)
Gambar : 4.1
Struktur Organisasi Kelurahan Padang Bulan
BAB V ANALIS DATA
Dalam bab ini disanaji data dari hasil peneliti yang dilakukan oleh penulis.
Data – data yang disajikan berdasarkan hasil penyebaran angket , wawancara
maupun observasi di lapangan yang disusun dalam bentuk table untuk melihat
keberadaan dan kesejahteraan pedagang kaki lima Jl.Dr.Mansur Kelurahan
Padang Bulan Kecamatan dan Baru Kota Medan . Seperti yang di jelaskan pada
bab metologi penelitian bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah pedagang kaki lima Jl.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Medan Baru Kota sebanyak 61 responden .Berdasarkan hasil penelitian melalui
penyebaran angket diperoleh data tentang latar belakang responden yang meliputi LURAH
ALBENA BOANG MANALU.SSTP.MSP
SEKRETARIS LURAH P.NAENGOLAN
KASI PEMERINTAHAN ADELINA BR.SEBAYANG
KASI PEMBANGUNAN MASNI BR MUNTHE
KASI TRANTIB DANIEL GINTING
STAF
BINARIA BR SURBAKTI
(57)
dari suku bangsa , agama , usia , jenis kelamin , kedudukan dalam keluarga ,
status perkawinan dan pendidikan .
5.1Analisisi Identitas Responden
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa / Etnis
No. Suku Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3.
Jawa
Batak
Padang
31
21
9
50,82
34,42
14,76
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Responden terdiri dari berbagai suku , yaitu Jawa,Batak dan Padang . Dari
sebaran data yang disajikan pada tabel 5.1 menunjukan bahwa responden yang
(58)
diikuti oleh responden dari suku Batak yang mencapai 21 orang (34,42%),
sedangkan suku Padang 9 Orang (14,76%).
Dari tabel 5.1 kita dapat menyimpulkan bahwa suku Jawa adalah dominan
. Berdasarkan Observasi dilapangan peneliti melihat bahwa pedagang suku Jawa
terlihat sangat gesit dalam berjualan , hal ini terlihat dengan gaya mereka dalam
memberi pelayanan yang ramah kepada para pengunjung yang ingin singgah ke
dagangan mereka . Tetapi jika kita lihat dalam sejarah yang ada bawasanya suku
Padang lah yang sangat menyukai pekerjaan berjualan , tetapi dari hasil survey
dilapangan membuktikan bahwa suku Jawalah yang lebih banyak berdagang di
JL.Dr.Mansur Padang Bulan Medan . Pada awal mulanya suku Jawalah yang
pertama kalinya berjualan di Jl.Dr.Mansur Medan .
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No. Agama Jumlah Persentase(%)
1.
2.
Islam
Kristen
59
2
96,72
3,28
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Agama yang dianut responden hanya terdiri dari 2 macam agama , yaitu
(59)
bahwa sebagian besar reaponden memeluk agama Islam mencapai 59 orang
(96.72%) , dan selebihnya yaitu 2 orang (3,28%) memeluk agama Kristen .
Bila dikaitkan dengan tabel 5.1 pada umumnya yang memeluk agama
Islam adalah suku Jawa dan Padang .Dan sebagian suku Batak beragama Kristen .
Berdasarkan dari hasil observasi dilapangan peneliti melihat kendatipun berbeda
suku dan agama mereka tetap akur , hal ini terlihat pada saat pengunjung
berdatangan terkadang mereka sering bercanda tawa dan kadang mereka saling
mendatangi pedagang yang lain untuk bercengkrama dan mereka saling
menghargai agama masing-masing .Mereka menjalin persaudaraan sesama
pedagang , tidak pernah terjadi konflik yang mengakibatkan permusuhan diantara
para pedagang .
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Persentase(%)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 20-25 25-30 30-40 40-50 50-60 60-70 21 16 5 14 3 2 34,42 26,23 8,20 22,95 4,92 3,28
Jumlah 61 100
(60)
Sebaran data pada tabel 5.3 tentang usia responden menunjukan bahwa 21
responden (34,42%) berusia 20-25 tahun , 16 responden (26,23%) berusia 25-30
tahun , 5 responden (8,20%) berusia 30-40 Tahun , 14 responden (22,95%)
berusia 40-50 tahun , 3 responden (4,92%) berusia 50-60 tahun , sedangkan 2
responden (3,28 %) berusia 60-70 tahun . Dari tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa usia yang dominan adalah 20 tahun sampai 25 tahun . Hal ini dikarenakan
mereka yang sudah menamatkan pendidikan di bangku SMA enggan
melanjutkan jenjang yang lebih tinggi lagi , dikarenakan tingkat kemauan untuk
menempu pendidikan yang lebih tinggi sangat kurang bagi mereka . Mereka lebih
memilih perdagang/berjualan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga .
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%)
1.
2.
Laki-laki
Perempuan
42
19
68,86
31,14
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Sebaran data pada tabel 5.4 tentang jenis kelamin menunjukan bahwa
responden didominasi oleh laki-laki , yakni 42 orang ( 68,86%). Selebihnya
(61)
dilapangan bahwa pekerjaan berdagang di kaki lima Jl.Dr.Mansur Kelurahan
Padang Bulan tidak melihat jenis kelamin laki-laki maupun perempuan , hasil dari
tinjauan dilapangan terlihat perempuan juga sama gesitnya dengan laki-laki
dikarenakan mereka juga harus membantu suaminya mencari nafka agar dapat
memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Tabel.5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Kedudukan dalam Keluarga
No. Kedudukan Keluarga Jumlah Persentase(%)
1.
2.
3.
Ayah
Ibu
Anak
30
8
23
49,19
13,11
37,70
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Sebaran data tabel 5,5 tentang kedudukan responden dalm keluarga
menunjukan kepada kita bahwa responden di dominasi oleh Ayah yang mencapai
30 orang (49,19%) , yang kedudukan sebagai ibu 8 orang (40,84%) , dan anak
hanya 23 orang (37,70) . Berdasarkan wawancara yang dilakukan dilapangan ,
adapun alasan anak melakukan aktivitas dagang karena orang tuanya memberikan
tanggung jawab kepada anak untuk meneruskan jualan dari orang tuanya dan
sebagian anak memang ingin membantu perekonomian keluarga agar dapat
(62)
alasan mereka berjualan sama halnya untuk membantu suami meringankan dan
membantu perekonomian keluarga.
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
No. Status Perkawinan Jumlah Persentase(%)
1.
2.
Menikah
Belum Menikah
38
23
63,11
37,70
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Sebaran data pada tabel 5.6 tentang setatus perkawianan responden
menunjukan kepada kita bahwa responden didominasi status keluarga menikah ,
yaitu mencapai 38 orang (63,11) ini terdiri dari 29 orang laki-laki dan 9 orang
orang perempuan yang membantu suaminya dalam mencari uang untuk
menambah pemasukan memenuhi kebutuhan keluarganya dan 2 diantaranya
bersetatus janda yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga
semenjak suaminya telah tiada mereka harus banting tulang sendirian untuk
memenuhi kebutuhan anak-anak mereka dan kebutuhan sehari-hari . Sedangkan
responden yang bersetatus belum menikah sebanyak 23 orang ( 37,70%).Dari
hasil wawancara kepada beberapa janda , bahwa kebutuhan hidup mereka sangat
tercukupi dengan bekerja sebagai pedagang kaki lima .
Tabel 5.7
(63)
No. Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1.
2.
3.
Tamat SD
Tamat SMP
Tamant SMA
6
14
41
9,83
22,95
67,22
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Sebaran data pada table 5.7 tentang pendidikan responden menunjukan
bahwa 6 orang (9,83%) tamatan SD, 14 orang (22,95%) tamatan SMP, sedangkan
41 orang (67,22%) tamatan SMA.Bila dilihat dari pekerjaan responden tersebut
sebagai pedagang kaki lima , mereka tidak memerlukan pendidikan tinggi dan
keterampilan serta keahlian khusus .Berdasarkan wawancara yang dilakukan
terhadap beberapa orang menurut mereka dalam berjualan seperti mereka yang
penting kegesitan , masalah pendidikan tidak harus setinggi mungkin . tapi kendati
demikian mereka tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan perekonomian
keluarga dan untuk melanjutkan sekolah anak-anak mereka ke jenjang yang lebih
tinggi , mereka tidak ingin nasib anak-anak mereka seperti mereka yang hanya
bekerja sebagai pedagang kaki lima , mereka juga ingin mensekolahkan anak-anak
mereka ke jennjang yang lebih tinggi hingga ke perguruan tinggi.
5.2Analisa Data Peneliti
Tabel 5.8
(64)
No. Jenis Usaha Jumlah Persentase(%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dagang Setiker Siomay Kolak Durian Es Tebu Es Kelapa Mantel Hujan 11 18 21 2 8 1 18.03 29.50 34.42 3.27 13.11 1.63
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Sebaran data pada table 5.8 tentang jenis usaha responden bahwa 11 orang
(18,3%) berjualan stiker , 18 orang (29,50%) berjualan siomay , 21 orang (
34,42%) berjualan kolak durian , 2 orang (3,27%) berjualan es tebu , 8 orang
(13,11 % ) berjualan es kelapa ,dan 1 orang (1,63%) berjualan mantel hujan . Dari
table diatas dapat disimpulkan bahwa pedagang kolak durian yang lebih dominan
dari pedagang-pedagang lainnya. Hal ini dikarenakan kawasan Jl.Dr.Mansur
Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru terkenal dengan es kolak
Durianya , sehingga di sepanjang Jl.Dr.Mansur lebih dominan penjual kolak
durian .
Berdsarakan dari hasil observasi dilapangan peneliti melihat kunjungan
yang lebih banyak memang kepada penjual kolak durian , memang kolak durian di
(65)
rasanya begitu enak . sehingga para pengujung lebih dominan memilih kolak
durian tersebut .
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Modal untuk Berdagang
No. Modal Jumlah Persentase(%)
1.
2.
Modal Sendiri
Modal dari Keluarga
43
18
70.50
29.50
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Sebaran data pada table 5.9 tentang sumber modal responden menujukan
bahwa 43 orang (70.50%) menjawab modal sendiri , dan 18 orang (29,50%)
menjawab modal dari keluaraga . Modal merupakan suatu hal yang penting yang
harus dimiliki oleh pedagang , tetapi ketika dilapangan masi ada pedagang yang
tidak memiliki modal sendiri , tetapi mereka di beri modal oleh keluarganya .
kerena diantara pedagang sebagian anak-anak muda banyak yang ikut berjualan di
JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan . Karena mereka ingin meringankan
beban ekonomi keluarga dengn membantu mereka ikut serta dengn berjualan.
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berjualan di Jl.Dr.Mansur Medan
(1)
keperluan yang akan datang / masa depan kelak ataupun kebutuhan –kebutuhan yang diluar dugaan dan untuk masa depan pastinya .
Tabel 5.35
Distribusi responden Berdasarkan Tempat Menabung
No. Tempat menabung Jumlah Persentase
1. 2.
Di Bank Di Celengan
42 19
68.85 31.15
Jumlah 61 100
Sumber : Angket 2013
Sebaran data pada table tentang tempat responden menabung sebagian pendapatan menujukan bahwa 42 orang ( 68.85%) menjawab di bank di tabung dan 19 orang (31,15%) menjawab di celengan di tabung . Drai hasil wawancara di lapangan bahwa responden kebanyakan menyimpan uang dibank dengan alasan lebih aman dan sewaktu-waktu bila responden perlu bisa mengambilnya kapan saja melalui ATM. Adapun alasan responden yang menyimpan uang di celengan kerena mereka merasa uang yang mereka dapatkan tidak banyak dan lebih baik mereka menabungnya di celengan yang bisa diambil kapan saja mereka perlu .
(2)
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan Analisi yang telah penulis lakukan , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Masalah pendapatan merupakan masalah yang paling penting bagi keluarga pedagang kaki lima , karena pendapatan yang mereka peroleh dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan lainya .
2. Masalah tempat yang sampai sekarang belum menemui titik temu untuk mereka nyaman berjualan , karena mereka sangat resah bila adanya penggusuran yang dilakukan pihak-pihak terkait .
(3)
3. Masalah ijin berjualan yang belum ada kepastian dari pihak pemerintahan setempat , yang belum jelas sampai sekarang .
4. Masalah perumahan / tempat tinggal bagi keluarga pedagang kaki lima kelihatanya belum terlalu menjadi masalah , karena rumah yang ditempati sudah layak di tempati oleh penghuninya.
5. Masalah pangan keluarga pedagang kecil selalu diperhatikan meskipun dengan menu yang sederhana , tetapi tetap mengutamakan 4 sehat 5 sempurna.
6. Masalah sandang keluarga selalu diperhatikan walaupun membeli pakaian baru di pasar tradisional yang kwalitasnya terjangkau dengan mereka .
7. Masalah Pendidikan pada keluarga sangat rendah , dan mereka kurang mengetahui pentingnya pendidikan , kemalasan merupakan alasan kebanyakn anak-anak mereka yang tidak melanjutkan sekolah yang lebig tinggi.
8. Masalah kesehatan menjadi masalah yang perlu diperhatikan , karena mereka bila sakit ada juga yang tidak pergi berobat , dan mementingkan sesehatn untuk diri mereka.
9. Masalah rekreasi tidak menjadi masalh bagi para pedagang , karena mereka akan pergi berrekreasi bersam keluarga bila adanya hari-hari besar atau libur seperti Hari raya ,Tahun baru dan hari-hari besar lainnya.
(4)
10. Masalah tabungan mereka sangat antusia untuk menabung , karena mereka memikirkan masa depan yang akan datang demi kesejahteraan keluarga mereka .
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah penulis lakukan , maka dapat penulis member saran sebagai berikut :
1. Hendaknya pedagang mampu meningkatkan partisipasinya dalam membantu pencapaian kesejahteraan keluarga , dengan demikian penghasilan yang pedagang peroleh dapat dipakai sebagai jalan membantu peningkatan kesejahteraan keluarga.
2. Diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan dan mencari jalan keluar bagi para pedagang kaki lima di Jl.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan agar pedagang kaki lima yang berjualan agar di beri tempat yg legal .
3. Bila adanya larangan berjualan di atas trotoar agar di beri solusi misalnya , tersusunya gerobak-gerobak di pinggir jalan dengan rapi dan bangku-bangku yang tersusun di pinggir-pinggir trotoar agar tidak menggangu pejalan kaki dan tidak mengganggu mengguna jalan raya bila gerobak-gerobak mereka tersusun dengan rapi.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Khairuddin.2002.Sosiologi Keluarga .Yogyakarta:Liberty.Kuncoro,Mudrajad.2004.Otonomi dan Pembangunan Daerah .Jakarta : Erlagga. Kurniadi dan Tangkalis.2002.Ketertiban Umum dan Pedagang Kaki Lima di DKI Jakarta .Yokyakarta:YPAPI.
Notoatmodjo,Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta PT.Rineka Cipta
Rintuh, Cornelius dan Miar .2005 .Kelembagaan dan Ekonomi Rakyat.Yokyakarta: BPFE-Yokyakarta.
Sardjono,Yetty.2005.Pergulatan Pedagang Kaki Lima di Perkotaan .Jakarta : Muhammadiyah University Press.
Sua’adah , 2005.Sosiologi Keluarga .Malang: universitas Muhammadiyah. Sugiharsono,dkk,2002.Ekonomi .Jakarta : Grafindo Media Pratama.
Slamet ,Juli Soemirat.2009.Kesehatan Lingkungan .Yokyakarta : Gadjamada Universitas Press.
Sumardi , MD.1987.Koperasi Dalam Orde Ekonomi Indonesia .Jakarta : Universitas Indonesia Press.
(6)
Silalai,Ulber.2009.Metode Penelitian sosial .Bandung : PT .Refika aditama . Tirtaraharja, Umar dan lasulo.2005.Pengantar Pendidikan .Jakarta :Rineka Cipta . Widodo.2008.Glosarium Undang-Undang .Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
Sumber Lain :
WIB.
_kaki_lima, diakses tanggal 17
November 2013 pukul 10.00 WIB.