BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENELITIAN IV.1.1. Karakteristik Penelitian
Desain penelitian ini adalah studi potong lintang
cross sectional
dengan interval waktu pra dan pasca tindakan , yang bersifat analisis yang dilakukan di Instalasi
Hemodialisis RS Haji Adam Malik Medan, pada periode Juni 2011 sampai dengan Agustus 2011 dengan jumlah sampel yang memenuhi syarat sebanyak 56 orang
memenuhi jumlah sampel minimal sebesar 46 orang dari populasi penderita GGTA yang menjalani hemodialisis regular. Subjek penelitian telah menjalani hemodialisis
regular sekurangnya tiga bulan. Seluruh sesi HD selesai tanpa ada dijumpai komplikasi.
IV.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Dari 56 orang subjek penelitian didapatkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 34 orang 60,7 . Dengan rata-rata usia adalah 47,4 ± 11,4 tahun.
Rentang usia yang terbanyak adalah ≤ 55 tahun sebanyak 40 orang 71,4 sedangkan usia 55 tahun sebanyak 16 orang 28,6. Seluruh pasien telah
menjalani HD lebih dari tiga bulan secara regular dengan median durasi 182.5 38-735 kali. Seluruh subjek penelitian menjalani HD dua kali seminggu dengan
lama satu siklus HD antara 4 sampai 5 jam. Dengan demikian seluruh subjek mendapat HD sekurangnya 8 - 10 jam perminggu.
Penyebab gagal ginjal terbanyak adalah hipertensi nefropati sebanyak 20 orang 35,7 diikuti dengan penyebab lain seperti: diabetik nefropati 10 orang
17,9, glomerulonefritis kronis 16 orang 28,6 dan penyakit ginjal obstruksi dan infeksi PGOI sebanyak 10 orang 17,9.
Dari 56 subjek penelitian, yang mempunyai riwayat hipertensi adalah 41 orang 73,2 , diabetes mellitus 11 orang 26,8 dan perokok sebanyak 12
orang 21,4 . Para subjek juga mendapat terapi berupa Ace-inhibitor 22 orang 39,3, penghambat reseptor angiotensin ARB sebanyak 5 orang 8,9, CCB
sebanyak 28 orang 50 dan penghambat beta sebanyak 8 orang 14,3 . Seluruh pasien tidak pernah dilaporkan masuk ke rumah sakit oleh karena gagal
Universitas Sumatera Utara
jantung ataupun penyakit kardiovaskular lainnya. Data ekokardiografi menunjukkan sebanyak 40 orang 71,4 mengalami HVK dengan median
massa ventrikel 249,3 gram 94,4-502,4 gram . Dimana HVK konsentrik dan eksentrik terbagi rata masing-masing 20 orang tiap kelompok 50 .
Hemodialisis dilakukan dengan ultrafiltrasi L antara 1 – 4 L dengan
median 2.35 L, dengan Qb antara 200-300 ccmenit dengan median 235 cc. Adapun karakteristik dasar dari subjek penelitian ini dimuat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Data Karakteristik Subjek Penelitian
Variabel Deskripsi
Usia tahun 47.4 ± 11.4
Laki-laki 34 60.7
Lama telah menjalani hemodialisis 182.5 18
– 735 120 kali
20 35.7 ≥120 kali
36 64.3 Volume ultrafiltrasi L
2.35 1 – 4
QB mlmin 235 200
– 300 Faktor resiko
Hipertensi 41 73.2
Diabetes 11 19.6
Perokok 12 21.4
Penyebab gagal ginjal Hipertensi nefropati
20 35.7 Diabetes nefropati
10 17.9 Glomerulonefritis kronis
16 28.6 Penyakit ginjal obstruksi infeksi
10 17.9 Medikamentosa
Penghambat ACE 22 39.3
ARB 5 8.9
CCB 28 50.0
Penyekat beta 8 14.3
LVM gram 249.3 94.4
– 502.4 Indeks LVM
165.5 ± 67.1 HVK
40 71.4 Konsentrik 20
37.7 Eksentrik 20
37.7
Universitas Sumatera Utara
Ket : deksripsi data yang bersifat numerikal menggunakan rerata ± SD jika data terdistribusi dengan normal atau nilai tengah min
– maks jika data tidak terdistribusi dengan normal. QB:blood flow rate, ACE:angiotensin Converting Enzime, ARB:Angiotensin Reseptor Blocker, CCB:
Calcium channel blocker; LVM: left ventricular mass, HVK:hipertrofi ventrikel kiri
IV.1.3. HASIL
Dari penelitian ini didapati bahwa proses HD memberikan perubahan yang bermakna terhadap sebahagian besar variabel yang diukur dari subjek penelitian.
Hanya pada hasil tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah HD tidak dijumpai perubahan yang bermakna dimana pra HD 148.79 ± 23.62 mmHg,
pasca HD menjadi 149.79 ± 29.32 mmHg p=0.778 untuk tekanan darah sistoliknya. Kadar ureum dan kreatinin yang sering dipakai sebagai petanda
keberhasilan suatu HD juga mengalami perubahan bermakna. Sebelum HD dari 146.3 mgdl 66-280.4 dan 14,4 mgdl 4.8-22.3 menjadi pasca HD 46 .8 mgdl
2.2- 147 dan 5.6 mgdl 0.6-16.5 dengan delta perubahan – 100.5 ± 40.6 dan –
8.8±3.95 untuk ureum dan kreatinin dengan p:0.001. Hasil kalium, kalsium dan fosfat juga mengalami perubahan yang bermakna. Perubahan variabel
sebelum dan setelah HD dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perubahan Variabel Pra daan Pasca Hemodialisis
Variabel Pra-HD
Pasca-HD Delta
Nilai P Pra- Pasca
Dispersi QT ms 42.4 22.4
– 92.8 68.2 18.4-151.6 19.2 -47.2-86
0.001 Hemoglobin gdL
9.1 ± 1.7 9.9 ± 2.0
0.5-1.6 – 5.9
0.001 Kalium mEgL
4.4 2 – 6
3.1 0.5 – 6.6
1.2 -3.8 – 3.5
0.001 Kalsium mgdL
7.5 ± 0.9 9.2 ± 1.4
1.73 ± 1.2 0.001
Fosfat mEgL 5.8 2
– 13 2.5 0.8
– 5.8 -3.5 ± 1.75
0.001 Ureum mgdL
146.3 66 – 280.4 46.8 2.2 – 147
-100.5 ± 40.6 0.001
CreatininmgdL 14.4 4.8
– 22.3 5.6 0.6
– 16.5 -8.8 ± 3.95
0.001 Berat Badan kg
58 42 – 87
55 40 – 85
-2.0 -4 – 0
0.001 Denyut Jantung
xmenit 81.2± 11.3
88.5±13.2 5 -15-30
0.001 TD Sistolik mmHg
148.8 ± 23.6 149.8 ± 29.3
-0.5 -55 – 61
0.778 TD Diastolik mmHg
86 60 – 116
80 59 – 119
-4.0 -36 – 23
0.110
TD=tekanan darah
Universitas Sumatera Utara
Perubahan bermakna juga dijumpai pada dispersi QT Gambar.6. Sebelum dilakukan HD nilai dispersi QT adalah 42.4 ms 22.4-92.8 ms dan paska HD menjadi
68.2 ms 18.4-151.6 ms dengan delta perubahan 19.2 ms -47.2 – 86 ms dengan nilai p:
0.001.
Gambar 6. Grafik Perubahan Dispersi QT Pra dan Pasca Hemodialisa
Korelasi antara delta perubahan dispersi QT pra dan pasca HD dengan delta perubahan variable-variabel lain juga dianalisa dalam penelitian ini Tabel.4. Hasilnya
didapati bahwa delta dispersi QT tidak mempunyai korelasi yang bermakna terhadap variable-variabel tersebut. Kadar perubahan elektrolit seperti kalium, fosfat dan kalsium
yang dalam penelitian ini diduga mempunyai korelasi ternyata tidak dijumpai korelasi. Korelasi antara delta kalium dan delta dispersi QT r = -0.118; p = 0.388. Dengan
kalsium r = -0.128 ; p = 0.348, dengan volume ultrafiltrasi dan denyut jantung juga tidak dijumpai adanya korelasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Korelasi Delta Dispersi QT dengan Beberapa Variabel
Variabel Koefisien Korelasi R
Nilai P
Delta Kalium -0.118
0.388 Delta Kalsium
-0.128 0.348
Delta Fosfat 0.013
0.923 Volume ultrafiltrasi
0.105 0.442
Delta Denyut Jantung -0.079
0.563
Penelitian ini juga menganalisa perubahan dispersi QT pada kelompok dengan membedakannya berdasarkan jenis kelamin, usia, ada tidaknya hipertensi, diabetes,
hipertrofi ventrikel kiri dan lamanya telah menjalani HD regular Tabel.5.
Tabel 5. Perbedaan Dispersi QT pada subgrup
QT DISPERSI N Pra-HD Pasca-HD
p pra-pasca Usia 55 tahun
Usia ≤ 55 tahun p antar group
16 46.4 33.2-92.8 69.6 18.4-102.8 40 47,47 ± 17,44 70,11 ± 28,56
0.318 0.901 0.052
0.001 Pria
Wanita P antar group
34 48.2 23.6-92.8 70.3 ±29.5 22 39.9 22.4-90.8 67.8 ±23.7
0.092 0.731 0.001
0.001 Hipertensi +
Hipertensi - p antar group
41 48.4 23.6-92.8 72.2 ± 29.0 15 39.6 22.4-70.4 61,5 ± 20,3
0,031 0,133 0.001
0.002 Diabetes +
Diabetes - p antar group
11 66.4 46.4-76.0 82,21 ± 19.3 45 40.0 22.4-92.8 66,2 ± 28,1
0.001 0.035 0.005
0.01 LVH +
LVH - p antar group
40 42.4 22.4-90.8 72,5 ± 27,6 16 43.0 28.8-92.8 61,50 ± 25,25
0.751 0.164 0.001
0.08
Universitas Sumatera Utara
HD 120 x HD ≤ 120 x
Nilai p 36 39.8 23.6-78.8 67.4 18.4-151.6
20 52.2 22.4-92.8 74.6 30.0-116.4 0.046 0.245
0.001 0.002
Pada kelompok usia, tidak dijumpai perbedaan bermakna dispersi QT pra dan pasca HD pada yang usia 55 tahun dan ≤ 55 tahun. Dimana pra-HD 46.4 ms vs 47.47
± 17.44 ms ; p = 0.318 dan pasca HD 69.6 ms vs 70.11 ± 28.56 ms ; p = 0.901. Namun pasca HD, terjadi pemanjangan dispersi QT yang bermakna baik yang usia 55 tahun
46.4 ms menjadi 69.6 ms ; p = 0.052 maupun kelompok ≤ 55 tahun 47.47±17.44 ms menjadi 70.11 ± 28.56 ms; p = 0.001 . Demikian juga pada kelompok berdasarkan jenis
kelamin, maupun adanya hipertrofi ventrikel kiri. Pasien dengan hipertensi mempunyai dispersi QT yang berbeda bermakna dibandingkan tanpa hipertensi pada pra-HD p =
0.031, namun pasca-HD tidak dijumpai perbedaan bermakna antara kedua kelompok ini p=0.133.
Pada kelompok dengan diabetes, dijumpai perbedaan bermakna baik sebelum HD maupun pasca HD dibandingkan dengan group tanpa diabetes. Sebelum HD pada
diabetes dispersi QT adalah 66.4 ms 46.4-76.0 sedangkan tanpa diabetes 40.0 ms 22.4- 90.8 dengan p 0.001. Pasca HD kelompok dengan diabetes menjadi 82.21 ± 19.3 ms
dan kelompok tanpa diabetes 66.2 ± 28.1 ms dengan p 0.035. Demikian juga subjek yang telah menjalani HD 120 kali mempunyai dispersi
QT pra- HD yang berbeda bermakna dibandingkan kelompok ≤ 120 kali , dimana hasilnya
adalah 39.8 ms 23.6 – 78.8 vs 52.2 ms 22.4 – 92.8 dengan p 0,046.
IV.2. PEMBAHASAN