II.9. Kerangka Teori
Gagal Ginjal Tahap Akhir dengan Hemodialisis
Beban tekanan
dan volume
ventrikel kiri meningkat Parfrey dkk, 1999
Anemia, Keadaan
Uremia, Peningkatan
Tonus simpatis,
perubahan elektrolit
dan hipervolemia Kanbay dkk, 2010
- Abnormalitas sistem konduksi
jantung -
Fibrosis miokard -
Disfungsi diastolik dan atau sistolik
Kanbay dkk, 2010
Maladaptasi : Hipertrofi Ventrikel Kiri
Universitas Sumatera Utara
II.10. Kerangka Konseptual
Gagal Ginjal Tahap Akhir dengan HD reguler
Keadaan Jantung: -Status volume
- Massa Ventrikel KiriLVH -Perubahan elektrolit
-Uremia Dispersi QT
Faktor resiko: - Umur
- Jenis Kelamin - Diabetes
-Hipertensi - Anemia
Perubahan interval dan dispersi QT
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN III.1. Desain Penelitian
Studi potong lintang
cross sectional
bersifat analitik III.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2011, di Instalasi Hemodialisis RSUP H. Adam Malik Medan, setelah mendapat persetujuan Komite Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran USU Medan dan instansi terkait. Pemilihan lokasi berdasarkan atas kepentingan jumlah sampel dan supervisi subjek sesuai desain penelitian, sehingga
mempermudah pengumpulan data
III.3. Populasi dan Subjek
Syarat populasi dan subjek adalah sebagai berikut : a.
Populasi target adalah semua penderita GGTA dengan HD reguler b.
Populasi terjangkau : semua pasien GGTA dengan HD reguler di Instalasi Hemodialisa RSUP H. Adam Malik Medan kurun waktu Juni-Agustus 2011
III.4. Besar Sampel
Menggunakan uji hipotesis untuk data berpasangan Sastroasmoro, 2007; Dahlan,
2009 .
2
b a
x x
S Z
Z n
Universitas Sumatera Utara
Z α
: deviat baku alpha, untuk alpha = 0.05 Zα = 1,96
Z : deviat baku beta, untuk beta = 0,10 power 90
Zβ = 1,645
o a
x x
: selisih rerata bermakna = 7 S
: Standar deviasi Dispersi QT = 14,6 Drighil dkk, 2002
Maka jumlah sampel minimal n = 45,7 = 46
III.5. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Sampel III.5.1. Kriteria Penerimaan
- Subjek yang menderita penyakit ginjal kronis tahap akhir yang telah menjalani terapi
hemodialisis regular ≥ 3 bulan secara teratur -
Usia ≥ 25 tahun -
Bersedia menandatangani
informed consent
III.5.2. Kriteria Penolakan
- Penderita dengan gagal ginjal kronik fase akut
- Penderita yang mendapat terapi antiaritmia dalam hal ini amiodarone yang dapat
mempengaruhi interval gelombang QT -
Penderita yang sebelum HD didapati hasil EKG 12 sandapan tidak adekuat untuk
dilakukan penilaian interval QTnya, yaitu pada keadaan:
1. Atrial fibrilasi dan atrial flutter 2. Gelombang T sulit dinilai karena terlalu mendatar sehingga sulit diukur
pada 4 sandapan atau lebih 3. EKG yang tidak dapat dibaca
4. Didapati blok pada
bundle branch
.
5. Dijumpainya
prematur bigemini
III.6. Identifikasi variabel
Variabel bebas : usia, jenis kelamin, denyut jantung, lama hemodialisis,
ultrafiltrasi, hipertensi, diabetes, kalium, kalsium, fosfat, hipertrofi ventrikel kiri dan masa ventrikel kiri
Universitas Sumatera Utara
Variabel tergantung : dispersi QT
III.7. Cara Kerja III.7.1. Metode Pengambilan Sampel
Subjek yang memenuhi kriteria diberikan penjelasan mengenai penelitian dan dicatat nama, umur, nomor rekam medis, jenis kelamin, alamat dan semua data klinis yang
berhubungan dengan penelitian ini. Untuk mengetahui penyebab gagal ginjalnya digunakan hasil USG ginjal yang tercatat di rekam medisstatus pasien. Peneliti mengambil semua
subjek yang memenuhi kriteria penelitian secara konsekutif.
III.7.2. Pengukuran
Subjek yang memenuhi kriteria akan dibagi pengukurannya dalam 2
tahapan yaitu:
1. Tahap sebelum hemodialis sekurangnya 10 menit sebelum meliputi
pengambilan sampel darah, dan EKG. 2.
Tahap pasca hemodialisis 10 menit setelah meliputi pengambilan sampel darah , EKG, ekokardiografi masa ventrikel kiri dan HVK.
Darah yang diambil diambil meliputi kadar: hemoglobin, kalium, kalsium, fosfat, ureum, creatinin dan dianalisis dengan alat automatic analyzer Cobas 6000,
Hitachi 902, Cobac C 111.
Data ekokardiografi diukur dengan alat GE Vivid e dan dilakukan oleh seorang ahli kardiologi setelah hemodialis.
Interval QT diukur dengan menggunakan jangka ukur
calipe
r
digital
Krisbow dengan ketepatan 1100 mm. Data EKG 12 sadapan diambil sepuluh menit sebelum dan setelah
hemodialisis dengan menggunakan mesin GE MEC 400 dengan kecepatan 25 ms. Untuk keseragaman letak elektroda EKG digunakan tanda pada permukaan kulit dengan
menggunakan spidol. Keseluruhan EKG dilakukan pengukuran pada 2 kompleks QRS berurutan di 12 sadapan
dan diambil rata-ratanya. EKG diukur oleh pengamat tunggal yang buta terhadap keadaan
Universitas Sumatera Utara
pasien. Untuk mengevaluasi variasi
intraobserver
dalam pengukuran interval QT, dipilih secara acak 15 EKG dan dibaca ulang oleh pengamat yang sama pada kesempatan yang
berbeda.
III.8. Alur Penelitian
III.9. Definisi Operasional
a. Interval QT: diukur mulai dari awal gelombang Q sampai akhir gelombang T.
Dipilih interval QT yang paling jelas gambarannya di setiap sadapan. b.
Dispersi QT adalah selisih antara interval QT maksimal dan interval QT minimal yang didapatkan pada rekaman EKG 12 sadapan dengan kecepatan kertas 25
mmdetik. c.
LV mass adalah massa ventrikel kiri yang diukur dengan menggunakan rumus Devereux dan Reichek sbb:
LV mass = 1.04 x [ IVSTd + PWTd + LVIDd
3
– LVIDd
3
] – 13,6 gram
LV Mass Index : LV mass dibagi BSA, dikatakan LVH jika LVMI 131 gm
2
pada pria, dan 100 gm
2
pada wanita Devereux dkk,1986
Pasien Gagal Ginjal Tahap Akhir dengan Hemodialisis Reguler Kronik
INKLUSI EKSKLUSI
Pra-Hemodialisis: -EKG 12 sandapan
-Biokimia darah : Hb, Elektrolit K,Ca,Fosfat, Ur, Cr
Pasca-Hemodialisis: -EKG 12 sandapan
-Biokimia darah : Hb, Elektrolit K,Ca,Fosfat,Ur,Cr
-Ekokardiografi: Massa dan hipertrofi ventrikel kiri
Dispersi QT Dispersi QT
Universitas Sumatera Utara
d. Penderita gagal ginjal tahap akhir : penderita yang telah menjalani hemodialisis
reguler dengan penyebab apapun, didukung oleh data hasil usg ginjal dan atau laboratorium
e. Lama hemodialisis: jumlah siklus hemodialisis yang telah dijalani pasien dari
awal sampai mengikuti penelitian f.
Ultrafiltrasi: volume cairan liter yang ditarik dari tubuh selama berlangsungnya proses hemodialisis
g. Denyut jantung: jumlah denyut jantung dalam satu menit yang diperoleh dari hasil
pembacaan EKG h.
Hipertensi dan diabetes: faktor risiko kardiovaskular yang diperoleh berdasarkan catatan rekam medis sebelumnya
i. Kalium, kalsium dan fosfat: kadar elektolit darah yang diperoleh dengan
menggunakan alaat pemeriksaan Cobas 6000
III.10. Pengolahan dan Analisa Data
- Data kontinu yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk nilai rerata ± SD atau nilai
median min-max sesuai hasil uji normalitas sebagai data karakteristik dasar. -
Data kategorikal ditunjukkan dalam persentase atau frekuensi. -
Untuk melihat perbedaan dispersi gelombang QT sebelum dan setelah hemodialisis akan digunakan uji t berpasangan.
- Untuk melihat faktor apa saja yang mempengaruhi dispersi QT akan digunakan uji
korelasi. -
Sedangkan hubungan antara perbedaan nilai rerata dispersi QT sebelum dan setelah hemodialisis dan perbedaan diantara subgroup dianalisa dengan menggunakan ANOVA.
- Data dikatakan bermakna jika nilai P 0.05.
- Data diolah dengan menggunakan program komputer.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENELITIAN IV.1.1. Karakteristik Penelitian
Desain penelitian ini adalah studi potong lintang
cross sectional
dengan interval waktu pra dan pasca tindakan , yang bersifat analisis yang dilakukan di Instalasi
Hemodialisis RS Haji Adam Malik Medan, pada periode Juni 2011 sampai dengan Agustus 2011 dengan jumlah sampel yang memenuhi syarat sebanyak 56 orang
memenuhi jumlah sampel minimal sebesar 46 orang dari populasi penderita GGTA yang menjalani hemodialisis regular. Subjek penelitian telah menjalani hemodialisis
regular sekurangnya tiga bulan. Seluruh sesi HD selesai tanpa ada dijumpai komplikasi.
IV.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Dari 56 orang subjek penelitian didapatkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 34 orang 60,7 . Dengan rata-rata usia adalah 47,4 ± 11,4 tahun.
Rentang usia yang terbanyak adalah ≤ 55 tahun sebanyak 40 orang 71,4 sedangkan usia 55 tahun sebanyak 16 orang 28,6. Seluruh pasien telah
menjalani HD lebih dari tiga bulan secara regular dengan median durasi 182.5 38-735 kali. Seluruh subjek penelitian menjalani HD dua kali seminggu dengan
lama satu siklus HD antara 4 sampai 5 jam. Dengan demikian seluruh subjek mendapat HD sekurangnya 8 - 10 jam perminggu.
Penyebab gagal ginjal terbanyak adalah hipertensi nefropati sebanyak 20 orang 35,7 diikuti dengan penyebab lain seperti: diabetik nefropati 10 orang
17,9, glomerulonefritis kronis 16 orang 28,6 dan penyakit ginjal obstruksi dan infeksi PGOI sebanyak 10 orang 17,9.
Dari 56 subjek penelitian, yang mempunyai riwayat hipertensi adalah 41 orang 73,2 , diabetes mellitus 11 orang 26,8 dan perokok sebanyak 12
orang 21,4 . Para subjek juga mendapat terapi berupa Ace-inhibitor 22 orang 39,3, penghambat reseptor angiotensin ARB sebanyak 5 orang 8,9, CCB
sebanyak 28 orang 50 dan penghambat beta sebanyak 8 orang 14,3 . Seluruh pasien tidak pernah dilaporkan masuk ke rumah sakit oleh karena gagal
Universitas Sumatera Utara