88
biaya cost driver pola dan lilin yang paling besar adalah biaya lilin dan malam sebesar 86,89, sedangkan yang paling kecil yaitu biaya listrik dan
biaya gedung sebesar 0,04.
4.2.3 Pewarnaan
Aktivitas selanjutnya dalam proses produksi batik yaitu cost driver pewarnaan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain TRO detergent,
Narphol AS, kostik soda, kelir merah, kelir biru, kelir hitam, kelir hijau, air panas dan air dingin. Biaya-biaya yang dikeluarkan pada cost driver
pewarnaan antara lain: 4.2.3.1
Biaya Tenaga Kerja Bagian pewarnaan ada 4 orang pekerja, dengan upah yang diterima per
bulan sebesar Rp 550.000,00, jumlah upah bagian pewarnaan yaitu Rp2.200.000,00. Alokasi biaya tenaga kerja pada masing-masing batik
blues didasarkan pada jumlah kain sebanyak 3600 meter, sehingga upah per meternya sebesar Rp 611,11. Dengan alokasi biaya batik blus 2 meter
Rp 1.222,22. 4.2.3.2
Biaya Bahan Warna Biaya bahan warna yaitu bahan yang digunakan untuk mewarnai setelah
bahan dicap dililin. Bahan ini digunakan selama bulan November 2010 sejumlah Rp 3.725.000,00. Alokasi kepada masing-masing batik dengan
dasar meter kain yang akan di warnai, dengan perhitungan: Rp3.725.000,003600 = Rp 1034,72 per meter.
89
4.2.3.3 Biaya Gedung
Biaya keamanan gedung pabrik sebesar Rp 120.000,00 dan biaya perawatan gedung pabrik sebesar Rp 100.000,00. Biaya gedung pabrik
bagian pewarnaan dialokasikan sebesar 10,5 yaitu Rp 23.100,00. 4.2.3.4
Biaya Listrik Biaya listrik yang digunakan untuk penerangan bagian pewarnaan sebesar
Rp 18.500,00 atau dialokasikan sebanyak 10. Komponen biaya cost driver pewarnaan terdiri dari biaya tenaga
kerja 36,87, biaya bahan warna 62,43, biaya gedung 0,39 dan biaya listrik 0,31.
Tabel 16. Alokasi Biaya Pewarnaan
Nama Batik BTK
B. Bahan Warna
B. Gedung B. Listrik
Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp
Blus 1222.22 36.87 2069.44 62.43 12.83 0.39 10.28 0.31 3314.78
100 Sumber: Data primer yang diolah
4.2.4 Lorot
Cost driver yang ke empat yaitu lorot. Proses pelorotan bertujuan untuk melepaskan semua malam yang menempel di kain agar bisa bersih
sehingga motif dan warna batik terlihat jelas, yaitu dengan cara merebus kain pada air yang mendidih. Biaya-biaya yang dikeluarkan pada proses
ini antara lain:
90
4.2.4.1 Biaya Tenaga Kerja
Bagian lorot batik terdapat 4 orang pekerja, upah yang diterima per bulan Rp 500.000,00. Jumlah upah bagian lorot sebesar Rp 2.000.000,00.
Alokasi biaya tenaga kerja pada masing-masing batik blus didasarkan pada jumlah kain sebanyak 3600 meter. Sehingga upah per meter sebesar Rp
555,56. Dengan alokasi biaya upah batik blus 2 meter sebesar Rp1111,11. 4.2.4.2
Biaya Perawatan Peralatan Lorot Biaya perawatan peralatan lorot sebesar Rp 50.000,00 yang digunakan
untuk perawatan tungku, tempat lorot, dan jemuran. Alokasi biaya perawatan didasarkan pada jumlah meter kain. Perhitungannya yaitu:
Rp50.0003600 = Rp 13,89. Dengan alokasi biaya perawatan batik blus 2 meter sebesar Rp 27,78.
4.2.4.3 Biaya Bahan Bakar Tungku
Proses pelorotan membutuhkan biaya bahan bakar tungku yang menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar. Selama bulan November
biaya pembelian bahan bakar sejumlah Rp 500.000,00. Alokasi kepada masing-masing batik didasarkan pada ukuran panjang batik, sehingga
dapat dihitung sebagai berikut: Rp 500.000,003600 = Rp 138,89 per meter.
4.2.4.4 Biaya Gedung Pabrik
Biaya keamanan gedung pabrik sebesar Rp 120.000,00 dan biaya perawatan gedung pabrik sebesar Rp 100.000,00. Biaya gedung pabrik
bagian lorot dialokasikan sebesar 12,5 yaitu Rp 27.500,00.
91
4.2.4.5 Biaya Listrik
Biaya listrik yang digunakan untuk penerangan bagian lorot sebesar Rp 22.200,00 atau dialokasikan sebanyak 12.
Komponen biaya cost driver lorot yang paling besar adalah biaya tenaga kerja sebesar 76,93, sedangkan yang paling kecil yaitu biaya
listrik sebesar 0,85.
Tabel 17. Alokasi Biaya Lorot
Nama Batik
BTK B. Prwtan
Praltan Lorot B. bhn bakar
B. Gedung B. Listrik
Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Blus 1111.11 76.93 27.78 1.92 277.78 19.23 15.28 1.06 12.33 0.85 1444.28 100
Sumber: Data primer yang diolah
4.2.5 Soga