aspek karya sastra yang bersama-sama mengasilkan makna menyeluruh Teuww 1984:167.
3.2 Sasaran penelitian
Sasaran yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah gaya bahasa yang digunakan dalam Kumpulan Crita Cekak Panggung Sandiwara karya
Daniel Tito yang meliputi diksi pilihan kata, struktur kalimat, dan pemajasan. Sumber data penelitian ini adalah buku Kumpulan Crita Cekak Panggung
Sandiwara karya Daniel Tito yang diterbitkan oleh Genta Mediatama dan terdiri dari limabelas crita cekak Daniel Tito dari tahun 1996 sampai 2001. Kelima
belas cerkak tersebut diantaranya BMW 318i, Bu Gin, Dalan, Dhompet Lemu, Filsafat Tresna, Mbesuk Ngenteni Apa, Ngamen, Nglangkahi Oyod Mimang,
Panggung Sandiwara, Relief, Rokok, Sopir Taksi, Tangga Kamar, Tebusan, dan Weny.
Data dalam penelitian ini berupa wacana crita cekak yang diduga mengandung unsur gaya bahasa yang meliputi diksi, struktur kalimat, dan
pemajasan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Membaca Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara secara heuristik.
Membaca heuristik adalah membaca berdasarkan struktur kebahasaan.
Melalui pembacaan heuristik dapat diketahui bagaimana jalan dan isi cerita secara garis besar.
2. Setelah melakukan tahap membaca, dilanjutkan dengan teknik mencatat
data yang telah diperoleh data yang sesuai dengan objek dan tujuan penelitian ke dalam kartu data. Data-data tersebut kemudian
diklasifikasikan berdasarkan masalah yang dikaji meliputi, diksi, struktur kalimat, dan pemajasan. Penggunaan kartu data ini bertujuan agar proses
pengumpulan data lebih terperinci dan sistematis. 3.
Setelah data diklasifikasikan ke dalam kartu data, selanjutnya dianalisis menggunakan teori tentang diksi, struktur kalimat, dan majas menurut
pendekatan stilistika. 4.
Mendeskripsikan wujud diksi, struktur kalimat, dan majas yang dominan dalam Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara karya Daniel Tito.
Adapun contoh kartu data yang dimaksud adalah sebagai berikut:
KCPS PSDKM hlm. 85
• Pasangan kumpul kebo dadi kembang lambe PS, hlm. 85 Pasangan kumpul kebo menjadi bahan pembicaraan PS, hlm. 85
Kata kumpul kebo dan kembang lambe merupakan idiom khusus atau kata majemuk. Kata kumpul kebo memiliki arti pasangan yang hidup bersama tanpa
adanya ikatan pernikahan sedangkan kata kembang lambe memiliki arti menjadi bahan pembicaraan orang lain atas perbuatan yang telah dilakukan. Penggunaan
kata kumpul kebo dan kembang lambe menggambarkan masalah kehidupan yang dialami oleh tetangga sang tokoh aku.
Keterangan: KCPS : Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara
PS : Panggung Sandiwara
D : Diksi
KM : Kata Majemuk
Hlm. 85 : Halaman 85
KCPS Bu GinSKKT hlm. 15
•
Aku kerep dolan ing omah iki Bu Gin, hlm. 15 Aku sering bermain di rumah ini Bu Gin, hlm. 15
Kalimat di atas termasuk kalimat tunggal yang terdiri dari subjek, predikat, dan keterangan. Aku menduduki fungsi sebagai subjek, kerep dolan sebagai
predikat, dan ing omah iki menduduki fungsi sebagai keterangan tempat.
Keterangan: KCPS : Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara
Bu Gin : Judul Cerkak SK
: Struktur Kalimat KT
: Kalimat Tunggal Hlm.15 : Halaman 15
KCPS Bu GinMP hlm. 13
• Sesawangan kang ana dumadakan nggeret jiwaku menyang lelakon adoh kawuri Bu Gin, hlm. 13
Pemandangan yang ada tiba-tiba menarik jiwaku ke kehidupan yang sudah lama berlalu Bu Gin, hlm. 13
Kalimat di atas termasuk dalam majas personifikasi karena menganggap benda mati seolah-olah memiliki kemampuan seperti manusia. Sesawangan adalah
benda tak bernyawa namun dianggap seperti benda hidup yang dapat menarik jiwa seseorang ke kehidupan masa lalunya.
Keterangan: KCPS : Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara
Bu Gin : Judul Cerkak M :
Majas P
: Personifikasi Hlm.13 : Halaman 13
3.4 Teknik Analisis Data