Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Perwujudan Kalimat

“Sampeyan serius Mbak, olehe arep nggugat Pak Darmadi?” Tebusan, hlm. 129 “Anda serius Mbak, akan menggugat Pak Darmadi?” Tebusan, hlm. 129 Kalimat di atas termasuk kalimat tanya pengukuhan. Kalimat tersebut ingin memastikan mengenai kebenaran gugatan Ningrum kepada Darmadi. “Wis ora kelingan maneh karo Bapakmu kuwalon sing wis nyengsarakake kowe?” Weny, hlm. 134 “Sudah tidak teringat lagi pada Bapak tirimu yang sudah menyengsarakanmu?” Weny, hlm. 134 Kalimat di atas termasuk kalimat tanya terbuka, yang berisi pertanyaan AKP Herawati kepada Weny mengenai ayah tirinya.

4.2.1.5 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Perwujudan Kalimat

Berdasarkan perwujudan kalimatnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat langsung dan kalimat tak langsung. Klasifikasi kalimat berdasarkan perwujudan kalimat dalam Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara adalah sebagai berikut: “Wah nggih mboten,” pamunggelku cepet BMW 318i, hlm. 3 “Wah ya tidak,” jawabku cepat.” BMW 318i, hlm. 3 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan penjelasan Pak Atmo kepada Pak Him mengenai kondisi kampung halamannya. “Wiwit kapan sampeyan ora percaya marang kandhaku, Pak Atmo?” ngendikane karo isih dibacutake gumujeng BMW 318i, hlm. 5 “Mulai kapan anda tidak percaya omonganku, Pak Atmo?” katanya masih diteruskan dengan tertawa.” BMW 318i, hlm. 5 Kalimat di atas termasuk kalimat tidak langsung. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa Pak Him adalah seorang yang bisa dipegang perkataannya. “Ibune lare-lare ingkang ketingale lajeng mboten majeng. Kacariyos taksih kathah padamelan. Nggih maklum,Pak, berah njait, gek punika wanci pesenan kathah,”wangsulanku mung dhapur ngarang amrih patute.” BMW 318i, hlm. 6 “Ibunya anak-anak yang kelihatannya tidak jadi. Soalnya masih banyak pekerjaan. Ya maklum, Pak, buruh jahit, sekarang sedang ada banyak pesanan, “jawabku hanya ngarang saja asal pantas.” BMW 318i, hlm. 6 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan Pak Atmo yang mencari-cari alasan untuk menolak pinjaman mobil dari Pak Him. “Sampeyan wetokne, Pak, BMWne,”prentahe Pak Him tegas BMW 318i, hlm. 7 “Kamu keluarkan, Pak, BMWnya,” perintahnya Pak Him tegas BMW 318i, hlm. 7 Kalimat di atas termasuk kalimat langsung. Kalimat tersebut berisi perintah kepada Pak Atmo agar mengelurakan mobil BMW dari garasi. “Ora usah Pak Harto mesem, kakehan kuwi, wong gambar Candhi Borobudur siji wae Gambi wis semrinthil. Hahaha,”sumaute Dipo disambung guyune sing ngakak Dalan, hlm. 20 “Tidak usah Pak Harto senyum, kebanyakan itu, lha wong gambar Candhi Borobudur satu saja Gambi sudah tergoda. Hahaha,” ucap Dipo disambung dengan tawanya yang ngakak Dalan, hlm 20 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan sindiran Dipo kepada Gambi. “Mantan mesthi keok,”ujare Parto Saiman.” Dalan, hlm. 25 “Mantan pasti kalah,” ucap Parto Saiman.” Dalan. Hlm. 25 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan keyakinan atau keoptimisan Parto Saiman. “Nyat desa kene iki cedhak ngalas mula dikon milih tela tetep milih gedhang. Apa ana thik munyuk saiki gelem mangan tela, geleme ya gedhang, hehehe...” Parto Saiman nyenggaki Dalan, hlm. 27 “Di desa ini dekat hutan makanya disuruh milih ketela tetap milih pisang. Apa ada monyet sekarang mau makan ketela, maunya ya pisang, hehehe...” Parto Saiman menyindir Dalan, hlm. 27 Kalimat di atas termasuk kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan sindiran dan rasa kecewa akan hasil pemilihan Kepala Desa Sidodadi yang tetap dimenangkan oleh mantannya. “Ning nyatane malah bisa nulungi aku” sumaute Kasno lulus DL, hlm. 36 “Tapi kenyataannya malah bisa menolongku” jawaban Kasno tulus DL, hlm. 36 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan pujian Kasno kepada Hermawan. “Ora usah seru-seru Mas, mundhak mbak-mbake sing jaga kantin kae ngira awake dhewe padu, ujare Yaning karo nyablek lengenku NOM, hlm. 73 “Tidak usah keras-keras Mas, nanti mbak-mbaknya yang jaga kantin itu mengira kita bertengkar, kata Yaning sambil memukul lenganku NOM, hlm. 73 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan Yaning yang mencoba meredam kemarahan Bram. “Bener kandhane bojoku ndhek anu kae.”Mas, urip ana kompleks perumahan kuwi ora penak lho, Mas. Luwih-luwih yen ekonomine awake dhewe durung apik. Jarene sok jor-joran, dhemen pameran, lan manas-manasi.”PS, hlm. 77 “Benar kata istriku waktu itu.” Mas, hidup di kompleks perumahan itu tidak enak lho, Mas. Lebih-lebih kalau ekonomi kita belum bagus. Katanya sering foya-foya, suka pamer, dan manas-manasi.” PS, hlm. 77 Kalimat di atas termasuk kalimat tidak langsung. Kalimat tersebut menggambarkan kebiasaan orang-orang yang tinggal di kompleks perumahan. “Nyonyahku tak undang:” Dhik mreneya tak kandhani...”PS, hlm. 88 “Nyonyahku tak panggil: “Dik sini tak kasih tau...” PS, hlm. 88 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung yang berisi perintah tokoh aku kepada istrinya. “Ya wislah, Kri, kowe wae balika kerja. Aku pilih nunggoni kios iki wae,” sumaurku manteb. Rokok, hlm. 104 “Ya sudahlah, Kri, kamu saja yang kembali kerja. Aku memilih menunggui kios ini saja,” jawabku tegas.” Rokok, hlm. 104 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan keputusan tokoh aku yang lebih memilih berjualan rokok daripada kembali ke perusahaan tempatnya bekerja dulu. “His ora Aku wis duwe bojo ana ndesa. Anakku akeh, wis gedhe-gedhe,” wangsulanku kaya tenan-tenana.” TK, hlm. 120 “His tidak Aku sudah punya istri di desa. Anakku banyak, sudah besar-besar,” jawabku sungguh-sungguh.” TK, hlm. 120 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan tokoh aku yang berbohong kepada Ana, tetangga kamarnya. “Sory, Wen, kowe daktangkep,” ujarku mantep.” Weny, hlm. 138 “Maaf, Wen, kamu saya tangkap,” kataku tegas.” Weny, hlm. 138 Kalimat di atas merupakan kalimat langsung. Kalimat tersebut menggambarkan keberhasilan kinerja AKP Herawati dalam mengungkap kasus Bandar narkoba yang dilakukan oleh Weny.

4.2.2 Jenis frase