Teknik Mencari Pasangan Make A Match

kecil, setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus menerus diperbarui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itu. Menurut pandangan teori konstruktivistik, belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak. Belajar yang berarti konstruktif ini sering digunakan untuk menggambarkan jenis belajar yang terjadi selama penemuan ilmiah, invention, diplomasi, dan pemecahan masalah kreatif di dalam kehidupan sehari-hari. Belajar yang bersifat konstruktif ini seperti halnya aktivitas belajar yang dilakukan oleh para ilmuwan, misalnya ketika ilmuwan mencari jawaban tentang alasan terjadinya sesuatu, atau ketika ilmuwan berandai- andai. Untuk memperoleh jawaban tersebut, ilmuwan harus mengeksplorasi dan melakukan eksperimen yang dilandasi oleh hasrat ingin tahu, kreativitas, kesabaran, dan kerja kelompok Rifa’i Anni, 2011: 137.

C. Teknik Mencari Pasangan Make A Match

Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran, strategi Make a Match saat ini menjadi salah satu strategi penting dalam ruang kelas. Tujuan dari strategi ini antara lain: 1 pendalaman materi; 2 penggalian materi; 3 edutainment Huda, 2013: 251. Make a Match yaitu penerapan metode dimulai dari teknik siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan soal atau jawaban sebelum batas waktunya dan siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin. Kelebihan model pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan Lie, 2010: 55. Make a Match merupakan model pembelajaran yang sangat baik diterapkan pada pembelajaran sejarah karena dalam pembelajaran sejarah masih banyak siswa yang masih kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sejarah. Dominasi serta peran aktif guru di dalam kelas masih sangat tinggi, tetapi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah. Langkah-langkah model pembelajaran Teknik Mencari Pasangan Make A Match dalam proses pembelajaran, antara lain:  Tahap Awal 1. Guru menyiapkan beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. 2. Guru menyiapkan kertas karton yang berbeda warna untuk membuat kartu soal dan kartu jawaban. 3. Kartu soal dan kartu jawaban dipotong berbentuk segi empat seukuran kartu remi. 4. Guru menulis pertanyaan pada kartu soal dan jawaban pertanyaan pada kartu jawaban. 5. Kartu soal dan kartu jawaban dibuat dalam jumlah yang sama, agar dapat dipasangkan.  Tahap Inti 1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat kartu soal dan kelompok lainnya mendapat kartu jawaban. 2. Setiap siswa dibagikan sebuah kartu soal dan kartu jawaban. 3. Setiap siswa yang sudah mendapat sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban, memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. 4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. 5. Pasangan siswa yang sudah dapat mencocokan kartunya, kemudian saling duduk berdekatan. 6. Siswa yang belum dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban, berkumpul dalam kelompok sendiri. 7. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan kartu-kartu tersebut. 8. Pasangan siswa mempresentasikan topik yang diperolehnya, yang ditanggapi oleh kelompok lain.  Tahap Akhir 1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 2. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang kurang memahami materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran Teknik Mencari Pasangan Make A Match dalam pembelajaran sejarah akan berubah menjadi belajar yang meriah dan menyenangkan dengan segala nuansanya, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran sejarah, serta siswa juga lebih bisa mengemukakan pendapatnya.

D. Media LKS Word Square

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA SMP NEGERI 1 KASUI KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

0 24 76

PENGARUH PEMANFAATAN VIDEO EDUKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANDAR TAHUN AJARAN 2014 2015

0 8 116

PENGARUH PEMBELAJARAN ARCS DENGAN METODE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PRACIMANTORO TAHUN AJARAN 2014 2015

0 6 155

PENGARUH PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE DENGAN METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SUBAH TAHUN AJARAN 2014 2015

0 6 159

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN WORD SQUARE PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS XI SMA NEGERI 1 HAMPARAN PERAK TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 17

Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pegandon Menggunakan LKS Word Square Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tahun Pelajaran 2009/2010.

1 1 84