BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Hasil Penelitian
5.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian
1. Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar berada pada rentang umur 20-24 tahun yaitu 62,50, sebanyak 2 25,00 subjek penelitian berada
pada rentang umur 25-29 tahun dan 1 12,50 subjek penelitian berada pada rentang umur 30-34 tahun. Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil penelitian
Puguh Santoso 2004 di lokalisasi Tegal Panas dan Bandungan Kabupaten Semarang yang menyebutkan kelompok umur terbanyak pada rentang umur 20-24
tahun yaitu sebesar 38,4. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa semua subjek penelitian berada pada golongan usia produktif atau aktif
seksual. Masalah perilaku seksual atau segala sesuatu yang didorong oleh hasrat seksual terjadi pada kelompok ini.
2. Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 1 12,50 subjek penelitian berpendidikan tingkat SD, 4 50,00 subjek penelitian berpendidikan
SMP dan 3 37,50 subjek penelitian berpendidikan SMA. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Puguh Santoso 2004 di lokalisasi Tegal Panas dan
Bandungan Kabupaten Semarang yang menyebutkan 93,7 WPS positif Servisitis Gonore telah melewati pendidikan dasar SD dan SMP.
78
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa separuh subjek penelitian 4 tingkat pendidikan terakhirnya SMP dan 1 subjek penelitian yang
tingkat pendidikan terakhirnya SD, sehingga memungkinkan menjadi salah satu hambatan untuk berperilaku seksual yang sehat. Tingkat pendidikan formal
sebagai salah satu tolok ukur bagi seseorang untuk lebih mudah dalam memberikan respon atau tanggapan mengenai segala sesuatu yang datang dari
luar. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin rasional pula respon atau tanggapan yang diberikan dibandingkan dengan mereka yang
memiliki pendidikan formal yang rendah.
3. Pendapatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan per transaksi subjek penelitian sebagian besar sekitar Rp 150.000,- sampai Rp 200.000,- yaitu
75,00. Hanya 25,00 yang mempunyai pendapatan Rp 50.000,- sampai Rp 100.000,- per transaksi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Jaringan
Epidemiologi Nasional tahun 1998 terhadap karakteristik WPS di Jakarta, Surabaya dan Menado yaitu WPS dengan tarif pembayaran yang lebih tinggi
mengalami gejala IMS Jaringan epidemiologi nasional, 1998:56. Pendapatan WPS merupakan upah yang dibayarkan dari tamu atau pengguna jasa WPS
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada WPS setiap melakukan hubungan seksual. Banyak wanita miskin yang jatuh ke dunia prostitusi karena
ingin memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga mendorong mereka untuk mencari pendapatan yang lebih tinggi.
4. Status Pernikahan