2.1.9.6 Risiko Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya Yani Widyastuti, dkk, 2009:1.
Risiko kesehatan reproduksi merupakan keadaan di mana proses dan fungsi reproduksi terganggu akibat berperilaku reproduksi yang berisiko. Risiko
tersebut berkaitan dengan kesehatan reproduksinya yang meliputi : 1.
IMS gonore, klamidia, papilomavirus, herpes simpleks dan sifilis 2.
Nyeri pinggang pelvik 3.
Infeksi HIV dan AIDS 4.
Kehamilan 5.
Gangguan menstruasi 6.
Disfungsi seks 7.
Kebutuhan sarana kontrasepsi Soetjiningsih, 2004:295.
2.1.9.7 Akses Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Pilihan dan keputusan yang diambil seorang remaja sangat tergantung kepada kualitas dan kuantitas informasi yang mereka miliki, serta ketersediaan
pelayanan dan kebijakan yang spesifik untuk mereka, baik formal maupun informal. Sebagai langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja
mengenai kesehatan reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi KIE yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi
perilaku seksual, apa yang harus dilakukan dan dilengkapi dengan informasi mengenai saranan pelayanan yang bersedia menolong seandainya telah terjadi
kehamilan yang tidak diinginkan atau tertular IMS. Hingga saat ini, informasi tentang kesehatan reproduksi disebarluaskan dengan pesan-pesan yang samar dan
tidak fokus, terutama bila mengarah pada perilaku seksual Siti Rokhmawati Darwisyah, 2008.
2.1.10 Wanita Pekerja Seks WPS
Menurut Hutapea 2005, pelacuranprostitusi adalah peristiwa penyerahan tubuh oleh wanita kepada laki-laki lebih dari satu dengan imbalan
pembayaran untuk disetubuhi sebagai pemuas nafsu seks si prabayar yang dilakukan di luar pemikahan. Pelacur tuna susila Wanita penjaja seks WPS
menurut Kartono 1992 adalah wanita yang pekerjaannya menjual diri kepada setiap lelaki yang membutuhkan pemuasan seks dengan bayaran uang atau barang
Mirzal Tawi, 2009. Wanita Pekerja Seks WPS dalam kesehariannya bekerja sebagai
seorang yang menyediakan jasa layanan hubungan seksual kepada para lelaki yang membutuhkan jasanya. Atas jasa yang diberikan ini, seorang WPS
memperoleh sejumlah uang yang telah disepakati antara WPS dan konsumennya. Oleh karena itu, WPS tidak akan terlepas dari perilaku berganti-ganti pasangan
sehingga WPS menjadi kelompok rentan untuk terkena IMS Susilawati Tana, 2004:24.