Kopling Rantai Kopling Flens Luwes Kopling Karet Bintang Kopling Karet Ban

Gambar 1.16 Kopling Fleksibel Menyudut Macam – Macam Kopling Flexible :

a. Kopling Rantai

b. Kopling Karet Bintang c. Kopling Flens Luwes

d. Kopling Karet Ban

e. Kopling Gigi

a. Kopling Rantai

Sesuai dengan namanya kopling ini menggunakan rantai untuk menghubungkan kedua buah poros seperti terlihat pada gambar. M. Fariz Izzani Gambar 1.17 Kopling Rantai

b. Kopling Flens Luwes

Kopling flens luwes memiliki bentuk yang hampir sama dengan kopling flens kaku. Yang membedakan adalah bus karet atau kulit yang terdapat pada kopling flens luwes sehingga lebih fleksibel. M. Fariz Izzani Gambar 1.18 Kopling Flens Luwes M. Fariz Izzani

c. Kopling Karet Bintang

Kopling ini terdiri dari dua paruh yang identik dilengkapi dengan pena penggerak dan lubang dalam jumlah yang sama. Keuntungan kopling ini adalah aman tembusan aliran. Gambar 1.19 Kopling Karet Bintang M. Fariz Izzani

d. Kopling Karet Ban

Mesin-mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui kopling flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu, getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik. untuk menghindari kesulitan-kesulitan diatas dapat dipergunakan kopling karet ban. Kopling ini dapat bekerja dengan baik mekipun kedua sumbu poros yang dihubungkannya tidak benar-benar lurus. Kopling ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi. Meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas-batas tertentu seperti gambar di bawah ini. Gambar 1.20 Daerah kesalahan yang diperbolehkan pada kopling karet ban Kopling ini masih dapat meneruskan daya dengan halus. Pemasangan dan pelepasan juga dapat dilakukan dengan mudah karena hubungan dilakukan dengan jepitan baut pada ban karetnya. Variasi beban dapat pula diserap oleh ban karet, sedangkan hubungan listrik antara kedua poros dapat dicegah pada gambar dibawah ini memperlihatkan susunan ban karet yang umum di pakai. Satir Nur Sihab Gambar1.21 Susunan kopling karet ban. Keuntungan dari kopling karet ban ini adalah dimana sebuah ban yang sangat elastis, terdiri dari karet dengan lapisan dalam yang ditenun, ditekan oleh dua buah cincin penekan pada flens kedua peruhan kopling. Karena keuntungannya demikian banyak, pemakaian kopling ini semakin luas. Meskipun harganya agak lebih tinggi dibandingkan dengan kopling flens kaku, namun keuntungan yang diperoleh dari segi-segi lain lebih besar. Adapun bentuk dari kopling karet ban dapat dilihat pada Gambar 2.12 di bawah ini. Gambar1.22 Kopling Karet Ban Tegangan geser  ta antara ban kopling dan logam pemasangan adalah 0,04 kgmm 2 . Satir Nur Sihab Tabel 1.3 Ukuran-ukuran dasar dan kapasitas kopling karet ban Satir Nur Sihab Jika pada kopling karet ban, karena flens diikat dengan baut tanam, maka momen yang diteruskan dapat dianggap terbagi rata pada semua baut. Dengan pemakaian baut tanam ini, tegangan geser terjadi pada ulir baut sehingga konsentrasi tegangan sebesar 3,0. Beberapa produsen kopling ini menyediakan ukuran-ukuran standar. Untuk merencanakan atau melakukan penelitian, perlu diketahui dulu besarnya daya yang akan diteruskan, putaran poros, mesin yang dipakai, persyaratan kerja, dll. Seperti perencanaan pada kopling flens. Setelah tipe yang sesuai dipilih, kemudian diperiksa kekuatan bagian-bagiannya serta beban yang dipakai. Misalkan momen puntir yang diteruskan ber variasi seperti dalam gambar, garis putus-putus menunjukkan momen puntir Tm kg.mm yang dihitung dari daya nominal P kW dan putaran n1 rpm dari suatu motor listrik, motor tersebut mampu memberikan daya tambahan yang cukup besar sesuai denagan permi ntaan diatas daya rata -rata yang sesungguhnya. = , � 5 �� . Bila terdapat variasi momen, kalikan harga Tm dengan faktor koreksi fc untuk tumbukan dan umur ban. Bila variasi momen sangat besar seperti dikemukakan diatas, kalikan harga T max kg.mm yang terbesar dalam satu putaran dengan faktor koreksi yang sama fc seperti di atas. = � Satir Nur Sihab Pilihlah ukuran sedemikian rupa sehi ngga momen kg.mm lebih rendah dari pada momen normal maksimum dari kopling standar g.mm. Perlu juga diperiksa apakah momen awal yang dikenakan beberapa kali dalam sehari juga lebi h rendah dari harga ini. Untuk perhitungan diameter poros, faktor koreksi � untuk poros sudah tercakup didalam . Faktor koreksi lenturan ditentukan atas dasar perkiraan apakah kopling tersebut dimasa mendatang akan diganti dengan alat lain yang menimbulkan momen lentur pada poros. Biasanya perhitungan didasarkan atas harga = 1, yaitu dengan anggapan tidak akan ada pergantian kopling dengan alat lain. Dengan demikian rumus untuk diameter poros adalah: = [ , τ ] Bagian yang menempel dapat dibagi atas bagian piringan dan bagian silinder. Luas tempelan S1 dan Ss mm. Jika diameter luar bagian piringan dan silinder adalah d1 dan d2 mm, maka tegangan geser menempel adalah � � yang timbul pada bagian yang menempel adalah � + � + � � = � = � + � + � Satir Nur Sihab Tegangan geser yang diizinkan � � antara ban kopling dan logam pemasang adalah 0,04 kgmm2. � ≤ � Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pada baut pengikat antara flens dengan logam pemasang kopling ban. Dalam hal kopling flens kaku yang diikat dengan baut pas, perhitungan kekuatan didasarkan pada setengah dari jumlah semua baut, karena distribusi gaya gesek yang tidak merata. Tetapi pada kopling karet ban, karena flens pada semua baut. Dengan pemakaian baut tanam ini, tegangan geser terjadi pada ulir baut sehingga konsentrasi tegangan harus diperhatikan. Disini konsentrasi tegangan dapat diambil sebesar 3,0. Maka besarnya tegangan geser yang diizinkan pada baut adalah � = � � Jika diameter inti baut adalah d r maka � = �� �� � � � n e = n Akhirnya, pada kopling yang dipergunakan untuk meneruskan daya dari suatu penggerak mula dengan momen puntir yang sangat bervariasi seperti sebuah motor torak dengan jumlah si linder sedikit, atau kopli ng untuk menggerakkan mesi n dengan beban yang bervariasi secara periodik, maka getaran puntir harus diperiksa. Satir Nur Sihab Jika jumlah puncak momen tiap putaran adalah v, dan putaran poros adalah n 1 rpm, maka frekuensi variasi momen puntir adalah vn 1 dan besarnya frekuensi adalah 2n 1 . Sekarang akan dihitung frekuensi pribadi dari poros, , momen inersia poros yang digerakkan di nyatakan dengan I l kg.cm.s 2 . Jika � . diberikan, maka I i = 10.4 x GD l 2 4 x 980. Ini adalah jumlah inersia beban dan ½ dari momen inersia kopling. Momen inersia kopling dari satu flens dapat diperoleh dari tabel yang besarnya adalah setengah dari selisih antara momen inersia logam pemasang dan momen inersia badan kopling. Momen inersia dari motor induksi dapat diperoleh dari GDm 2 dari tabel. Jumlahan dari 104 x GDm 2 4 x 980 dan ½ dari momen inersia kopling adalah I m . Tabel 1.4 Momen inersia Kopling karet ban. Satir Nur Sihab Tabel 1.5 GDm 2 dari motor induksi tiga fasa tertutup seluruhnya, didinginkan dengan kipas dalam kgmm 2 Jika roda gigi reduksi dipakai antara motor dan kopling, maka GD 2 dari motor dan pinyon harus dikalikan dengan kuadrat dari perbandingan reduksi iil. hasil perkalian tersebut setelah ditambah dengan GD 2 dari roda gigi kemudian dikalikan dengan 10 4 4 x 980. Jika konstanta pegas kopli ng ban adalah k kg.cmrad, maka harga ukuran- ukuran yang bersangkutan adalah seperti tertera dalam tabel 2.6, putaran krisisnya n c rpm adalah = �√ + Satir Nur Sihab Adalah suatu hal yang dapat dipandang baik jika frekuensi variasi momen puntir vn 1 tidak lebih dari 0,8 n c

e. Kopling Gigi