Pengaruh densifikasi terhadap ketahanan serangan rayap kayu kering

39

5. Pengaruh densifikasi terhadap ketahanan serangan rayap kayu kering

Sebelum diumpankan pada rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus Light, contoh uji dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan berat awal berdasarkan berat kering tanur. Kemudian contoh uji tersebut diumpankan dengan cara disimpan di dalam wadah dan diisi dengan 50 lima puluh ekor nympha rayap kayu kering yang sehat dan aktif selama 3 tiga bulan. Pengamatan dilakukan setelah 3 tiga bulan terhadap pengurangan berat kayu, mortalitas dan derajat serangan. Untuk mengamati mortalitas dihitung jumlah serangga yang mati pada akhir penelitian. Penilaian derajat serangan rayap kayu kering dilakukan berdasarkan adanya lubang gerek saluran pada contoh uji yang diamati dengan ciri lubang gereknya. Untuk mengamati serangan yang terjadi didalamnya, contoh uji dibelah menjadi beberapa bagian. Derajat serangan rayap kayu kering dinilai berdasarkan penilaian sebagai berikut : 10 utuh, tidak ada lubang gerek, 9 ringan, lubang gerek 1-5 buah atau hanya pada permukaan, 7 sedang ; lubang gerek 5-15 buah atau masuk ke dalam kayu tetapi tidak meluas, 4 hebat ; lubang gerek 16-25 buah atau masuk kedalam kayu dan meluas dan 0 hebat sekali ; lubang gerek 25 buah atau hancur Martawijaya dan Sumarni. 1978. Serangan tersebut sesuai dengan ASTM D1758-86, seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Derajat kerusakan kayu Nilai Value Derajat kerusakan Deteriorating grade 10 9 7 4 utuh sound serangan ringan light Kerusakan sedang moderate Serangan berat heavy Hancur failure Analisis Data dan Rancangan Percobaan Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah percobaan faktorial dalam rancangan acak lengkap 2 x 2 x 3 pada sifat fisis, mekanis kayu serta pengurangan berat kayu, mortalitas dan derajat proteksi akibat serangan rayap kayu kering. Pada proses kompresi terdiri dari faktor variasi arah papan A 1 = 40 radial, A 2 = tangensial, variasi suhu pemanasan B 1 = 170ºC, B 2 = 180ºC, B 3 = 190ºC , dan variasi waktu pemanasan C 1 = 30 menit, C 2 = 60 menit. Sedangkan pada proses impregnasi terdiri dari faktor variasi arah papan A 1 = radial; A 2 = tangensial, variasi perlakuan metode impregnasi B 1 = Vakum; B 2 = vakum tekan dan variasi perlakuan tingkatan polimer C 1 = Full-load, C 2 = Half-load, dan C 3 = Quarter-load dengan ulangan sebanyak 3 kali. Model umum statistika linier dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Y ijkl = µ + A i + B j + C k +AB ij + AC ik + BC jk + ABC ijk + ijkl Dimana: Yijkl = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j faktor C taraf ke-k pada ulangan ke-l µ = rataan umum Ai = pengaruh utama faktor A taraf ke-i Bj = pengaruh utama faktor B taraf ke-j Ck = pengaruh utama faktor C taraf ke-k ABij = pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j ACik = pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor C taraf ke-k BCjk = pengaruh interaksi faktor B taraf ke-j dan faktor C taraf ke-k ABCijk = pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i , faktor B taraf ke-j dan faktor C taraf ke-k ijkl = kesalahan galat percobaan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke- j faktor C taraf ke-k ulangan ke-l Untuk melihat adanya pengaruh perlakuan terhadap respon, maka dilakukan analisis keragaman berupa uji F dengan membandingkan F tabel dengan F hitung pada tingkat kepercayaan 95 nyata dan 99 sangat nyata. Selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan mana yang berbeda nyata terhadap respon yang diuji dilakukan uji wilayah Duncan Mattjik dan Sumertajaya 2002. Data hasil pengujian struktur seluler kayu dan komposisi kimia kayu merupakan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Hasil pengujian pemadatan dibandingkan dengan kontrol, pada metode pengempaan dianalisis dari sayatan bagian permukaan ke bagian dalam. Hasil SEM kemudian dianalisis dengan scion image untuk menentukan kebundaran roundness rongga sel. Nilai kebundaran ditentukan dengan rumus P 2 4 A dimana P adalah keliling rongga sel dan A adalah luas Blomberg et al. 2006. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek 1. Peningkatan Sifat Fisis Kayu Terdensifikasi

A. Densifikasi Parsial dengan Kompresi