Densifikasi Parsial dengan Kompressi

62 sedangkan pada kayu Mangium tidak berpengaruh nyata. Hasil uji lanjut menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara tingkatan polimer. Tabel 9 Rata-rata Laju Penurunan Kadar Air Kayu Terpadatkan Tingkatan Polimer Metode Laju Penurunan Kadar Air Agatis Mangium Full Load Vakum 0.13 0.14 Vakum Tekan 0.13 0.14 Half Load Vakum 0.16 0.15 Vakum Tekan 0.18 0.15 Quarter Load Vakum 0.19 0.17 Vakum Tekan 0.23 0.20 Laju penurunan kadar air baik untuk kayu Agatis maupun Mangium sangat rendah. Hal ini disebabkan karena monomer mampu meningkatkan kestabilan dimensi kayu. Kemampuan tersebut dikarenakan monomer mampu menurunkan sifat hidrofil kayu menjadi hidrofob. Hal ini terjadi karena monomer yang bersifat hidrofob terimpregnasi kedalam kayu yang menyebabkan monomer masuk ke dalam kayu dan berinteraksi dengan materi-materi fibril antar lapisan kayu sehingga kestabilan struktur kayu meningkat. Aspek 2. Peningkatan Sifat Mekanis Kayu Terdensifikasi Pada umumnya densifikasi kayu baik dengan kompresi maupun impregnasi dapat meningkatkan kekuatan mekanis kayu, yaitu modulus elastisitas MOE dan kekuatan patah MOR, serta dapat meningkatkan kekerasan kayu.

A. Densifikasi Parsial dengan Kompressi

1. Keteguhan Lentur Statis MOE MOR Pemadatan kayu terbukti mampu meningkatkan kekakuan lentur dan kekuatan kayu. Peningkatan nilai MOE seperti disajikan pada Tabel 10. yaitu pada kayu Agatis antara 6.297 kgcm 2 – 16.711 kgcm 2 dibanding kayu kontrol yang bernilai antara 3.245 kgcm 2 – 9.497 kgcm 2 , sedangkan pada kayu Mangium 63 antara 7.877 kgcm 2 – 64.533 kgcm 2 dibanding kayu kontrol yang bernilai antara 5.895 kgcm 2 – 24.631 kgcm 2 . Peningkatan nilai MOE disebabkan terjadinya kristalisasi molekul selulosa dalam daerah amorf ataupun parakristalin dari mikrofibril Dwianto et al. 1996, yang direkat dengan lignin yang mengalir akibat pemanasan pada plastisasi dan suhu pengempaan. Kekuatan kayu juga dipengaruhi oleh kerapatan kayu, kerapatan kayu tinggi maka kekuatan menjadi meningkat. Jika dilihat dari hasil peningkatan sifat fisis kayu bahwa kerapatan kayu terdensifikasi lebih besar dibanding kayu kontrol, maka kekuatan kayu terdensifikasi juga meningkat dibanding kayu kontrol. Tabel 10 Nilai MOE kgcm 2 kayu Agatis dan Mangium terpadatkan dan kontrol Jenis Papan Suhu C Waktu menit MOE Agatis MOE Mangium Kontrol Terpadatkan Kontrol Terpadatkan Radial 170 30 5696 18045 5895 21555 60 5817 10246 9871 25585 180 30 4624 13611 6119 14544 60 7369 10956 7013 23004 190 30 9497 12912 6840 32156 60 3245 6297 8092 15120 Tangensial 170 30 7559 9923 8548 34533 60 7296 12773 17942 34308 180 30 6919 10983 24631 37240 60 5599 8841 15033 23344 190 30 5751 12645 8449 23318 60 8920 13859 12403 19370 Akibat pemadatan parsial terjadi peningkatan nilai kekuatan pada batas maksimum keteguhan patah MOR seperti tersaji pada Tabel 11. Sedangkan nilai MOR untuk kayu agatis 927 kgcm 2 – 1210 kgcm 2 sedangkan kayu kontrol bernilai 621 kgcm 2 – 1055 kgcm 2 . Untuk nilai MOR kayu mangium terpadatkan antara 1026 kgcm 2 – 2187 kgcm 2 dibandingkan dengan kontrol antara 807 kgcm 2 – 1674 kgcm 2 . 64 Tabel 11 Nilai MOR kgcm 2 kayu Agatis dan Mangium terpadatkan dan kontrol Jenis Papan Suhu C Waktu menit MOR Kayu Agatis MOR Kayu Mangium Kontrol Terpadatkan Kontrol Terpadatkan Radial 170 30 956 1099 833 1659 60 1010 1196 1016 1742 180 30 1055 1201 882 1026 60 1021 1148 807 1613 190 30 981 1182 899 1645 60 910 1210 846 1075 Tangensial 170 30 911 1129 1151 2187 60 621 1180 1371 1972 180 30 910 1067 1674 1916 60 851 997 1136 1616 190 30 890 1047 1081 1764 60 876 1178 1078 2079 Sifat keteguhan patah hampir sama dengan sifat kekakuan. Semakin tinggi persentase pemadatan maka keteguhan patah semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemadatan parsial dengan persentase pemadatan 20 dapat meningkatkan keteguhan patah kayu terdensifikasi. Hasil analisis keragaman MOE pada kayu Agatis faktor interaksi jenis papan dan waktu pemanasan yang berpengaruh sangat nyata sedangkan pada kayu Mangium semua faktor dan interaksi antar faktor tidak berpengaruh nyata. Hasil uji lanjut menunjukkan perbedaan yang nyata untuk semua taraf perlakuan. Hasil analisis keragaman MOR pada kayu Agatis hanya jenis papan yang berpengaruh sangat nyata, sedangkan pada kayu Mangium faktor jenis papan dan interaksi antara faktor berpengaruh sangat nyata. Hasil uji lanjut interaksi menunjukkan semua taraf perlakuan berpengaruh nyata. 2. Kekerasan Pemadatan parsial kayu dapat meningkatkan nilai kekerasan baik untuk kayu Agatis maupun kayu Mangium pada arah tangensial dan radial. Pada arah radial nilai kekerasan kayu meningkat untuk kayu Agatis antara 213 - 373 kgcm 2 dari nilai kayu kontrol yang berkisar antara 188 - 278 kgcm 2 dan kayu Mangium antara 150 – 295 kgcm 2 dari nilai kayu kontrol yang berkisar antara 121 - 267 kgcm 2 . Sedangkan pada arah tangensial nilai kekerasan kayu meningkat untuk 65 kayu Agatis antara 212 – 311 kgcm 2 dari nilai kayu kontrol yang berkisar antara 165 – 238 kgcm 2 , Kayu Mangium antara 286 - 497 kgcm 2 dari nilai kayu kontrol yang berkisar antara 256 - 382 kgcm 2 . Tabel 12 Rata-rata nilai kekerasan kgcm 2 pada kayu terpadatkan dan kontrol Jenis Papan Suhu C Waktu menit Kekerasan Agatis Kekerasan Mangium Kontrol Terpadatkan Kontrol Terpadatkan Radial 170 30 195 213 267 329 60 261 284 232 280 180 30 205 260 121 210 60 188 226 174 239 190 30 235 288 237 302 60 278 372 201 236 Tangensial 170 30 186 261 277 382 60 165 235 382 473 180 30 201 247 349 401 60 238 286 305 384 190 30 189 238 256 319 60 189 259 355 419 Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pada kayu Agatis semua faktor dan interaksi antar faktor tidak berpengaruh nyata. Sedangkan pada kayu Mangium faktor jenis papan yang sangat berbeda nyata. Hal ini memperlihatkan bahwa jenis papan Mangium berbeda untuk radial dan tangensial. Pada Tabel 12 terlihat bahwa perlakuan pendahuluan dengan pemanasan memperlihatkan pengaruh terhadap peningkatan kekerasan baik arah tangensial maupun radial. Sedangkan waktu pemanasan yang dapat meningkatkan nilai kekerasan kayu pada arah tangensial dan radial rata-rata dengan waktu 60 menit. Proses pemadatan dengan kempa panas menyebabkan lumen menyempit dan dinding sel semakin rapat satu dengan lainnya. Selain itu adanya pemanasan dan pengempaan menyebabkan bagian dinding sel yang mengandung selulosa mengalami plastisasi sehingga terjadi perubahan bentuk permanen. Kondisi ini menyebabkan kayu semakin keras sehingga diperlukan gaya yang lebih besar untuk dapat memasukkan benda asing ke dalam kayu. 66

B. Densifikasi dengan Impregnasi