Pengaruh Ketebalan Gambut terhadap Emisi CO

81

4. Pengaruh Ketebalan Gambut terhadap Emisi CO

2 . Ketersediaan bahan gambut baik kuantitas maupun kualitas karbon merupakan kunci pengendali dinamika gas Sylvia et al., 1998, sehingga ketebalan gambut berpengaruh terhadap emisi CO 2 . Hasil pengukuran emisi CO 2 pada masing-masing titik pengamatan berdasarkan ketebalan gambut disajikan pada Tabel 12. Evaluasi pengaruh ketebalan gambut dengan emisi CO 2 dilakukan pada daerah rhizosfer dan non rhizosfer dengan melihat hubungan keeratan antara kedua faktor tersebut. Analisis korelasi data antara hasil pengukuran emisi CO 2 dengan ketebalan gambut dilakukan dengan SAS versi 9,1. Jika analisis dilakukan pada seluruh titik pengamatan tanpa membedakan transek, maka diperoleh diagram pencar yang tidak membentuk pola garis lurus antara emisi CO 2 dengan ketebalan gambut baik untuk rhizosfer dan non rhizosfer Gambar 40 dan 41. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Ga mbar 40. Diagram pencar hubungan antara ketebalan gambut dengan emisi CO 2 di rhizosfer 10 20 30 40 50 60 70 80 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Gambar 41. Diagram pencar hubungan antara ketebalan gambut dengan emisi CO 2 di non rhizosfer 82 Hubungan antara kedua peubah tersebut tidak linier, karena nilai r lebih mendekati nol yaitu sebesar r=0,066 untuk rhizosfer dan r= -0,089 untuk non rhizosfer Lampiran 75 dan 76. Tabel 13. Emisi CO 2 di tiga kebun kelapa sawit pada berbagai ketebalan gambut. Tipe penggunaan Lokasi Titik Ketebalan Emisi CO2 t ha -1 th -1 lahanumur transek pengamatan ke gambut cm Non rhizosfer Rhizosfer Kelapa Sawit 10 th 1 Suak Puntong 1 150 16,7795 24,6405 Kelapa Sawit 10 th 1 Suak Puntong 2 120 24,7497 28,7673 Kelapa Sawit 10 th 1 Suak Puntong 3 150 23,6947 25,7814 Kelapa Sawit 10 th 1 Suak Puntong 4 165 13,6297 18,8753 Kelapa Sawit 10 th 1 Suak Puntong 5 200 9,8983 16,8935 Kelapa Sawit 10 th 2 Suak Puntong 1 238 12,7269 15,4158 Kelapa Sawit 10 th 2 Suak Puntong 2 320 16,2042 16,3532 Kelapa Sawit 10 th 2 Suak Puntong 3 140 5,7633 6,4692 Kelapa Sawit 10 th 2 Suak Puntong 4 140 4,8714 28,3759 Kelapa Sawit 10 th 2 Suak Puntong 5 335 4,8695 30,3461 Kelapa Sawit 10 th 3 Suak Raya 1 188 70,0847 87,1325 Kelapa Sawit 10 th 3 Suak Raya 2 174 20,0737 37,0706 Kelapa Sawit 10 th 3 Suak Raya 3 195 13,6905 42,6842 Kelapa Sawit 10 th 3 Suak Raya 4 387 0,1450 27,8723 Kelapa Sawit 10 th 3 Suak Raya 5 450 16,5227 38,0734 Kelapa Sawit 5 th 4 Suak Raya 1 225 15,8871 17,8153 Kelapa Sawit 5 th 4 Suak Raya 2 188 18,2393 27,1922 Kelapa Sawit 5 th 4 Suak Raya 3 247 28,9473 38,8148 Kelapa Sawit 5 th 4 Suak Raya 4 385 13,5333 21,9176 Kelapa Sawit 5 th 4 Suak Raya 5 424 23,6470 30,3422 Kelapa Sawit 5 th 5 Suak Raya 1 188 32,4569 42,7116 Kelapa Sawit 5 th 5 Suak Raya 2 174 13,0954 15,9136 Kelapa Sawit 5 th 5 Suak Raya 3 195 55,8499 78,1906 Kelapa Sawit 5 th 5 Suak Raya 4 387 16,8393 17,9727 Kelapa Sawit 5 th 5 Suak Raya 5 450 24,5346 36,1663 Kelapa Sawit 5 th 6 Suak Raya 1 142 16,7801 19,0932 Kelapa Sawit 5 th 6 Suak Raya 2 163 16,2536 17,6524 Kelapa Sawit 5 th 6 Suak Raya 3 170 29,8807 31,0071 Kelapa Sawit 5 th 7 Suak Raya 1 190 17,4539 17,6758 Kelapa Sawit 5 th 7 Suak Raya 2 215 1,5868 24,4385 Kelapa Sawit 5 th 7 Suak Raya 3 238 11,0816 64,6678 Karena hasil analisis secara keseluruhan tidak dapat menerangkan pengaruh ketebalan gambut terhadap emisi CO 2 , maka evaluasi pengaruh ketebalan gambut didekati dengan melihat hubungan antara ketebalan gambut dengan emisi CO 2 pada masing-masing transek seperti pada Gambar 42 - 48. 83 y = -0,1597x + 48,071 R 2 = 0,8801 y = -0,1966x + 48,611 R 2 = 0,7968 5 10 15 20 25 30 35 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Non Rhizosfer Rhizosfer Linear Rhizosfer Linear Non Rhizosfer Gambar 42. Emisi CO 2 di kebun kelapa sawit Desa Suak Raya Transek 1 pada berbagai ketebalan gambut y = 0,034x + 11,417 R 2 = 0,1038 y = 0,0258x + 2,8366 R 2 = 0,2128 5 10 15 20 25 30 35 120 145 170 195 220 245 270 295 320 345 370 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Non Rhizosfer Rhizosfer Linear Rhizosfer Linear Non Rhizosfer Gambar 43. Emisi CO 2 di kebun kelapa sawit Desa Suak Raya Transek 2 pada berbagai ketebalan gambut. y = -0,1006x + 52,164 R 2 = 0,2374 y = -0,0868x + 70,77 R 2 = 0,2334 20 40 60 80 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Non rhizosfer Rhizosfer Linear Non rhizosfer Linear Rhizosfer Gambar 44. Emisi CO 2 di kebun kelapa sawit Desa Suak Raya Transek 3 pada berbagai ketebalan gambut. 84 y = 0,009x + 26,525 R 2 = 0,0111 y = -0,0132x + 18,191 R 2 = 0,0246 5 10 15 20 25 30 35 40 45 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400 425 450 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Non Rhizosfer Rhizosfer Linear Rhizosfer Linear Non Rhizosfer Gambar 45. Emisi CO 2 di kebun kelapa sawit Desa Suak Raya Transek 4 pada berbagai ketebalan gambut y = -0,0589x + 54,612 R 2 = 0,0923 y = -0,0443x + 40,896 R 2 = 0,1143 10 20 30 40 50 60 70 80 90 150 200 250 300 350 400 450 500 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Non Rhizosfer Rhizosfer Linear Rhizosfer Linear Non Rhizosfer Gambar 46. Emisi CO 2 di kebun kelapa sawit Desa Suak Raya Transek 5 pada berbagai ketebalan gambut y = 0,3115x - 26,732 R 2 = 0,3834 y = 0,3541x - 35,098 R 2 = 0,4468 5 10 15 20 25 30 35 140 145 150 155 160 165 170 175 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Non Rhizosfer Rhizosfer Linear Rhizosfer Linear Non Rhizosfer Gambar 47. Emisi CO 2 di kebun kelapa sawit Desa Suak Raya Transek 6 pada berbagai ketebalan gambut 85 y = 0,9688x - 172,04 R 2 = 0,8381 y = -0,14x + 40,051 R 2 = 0,1772 10 20 30 40 50 60 70 180 190 200 210 220 230 240 250 Ketebalan gambut cm E m is i C O 2 t h a -1 th -1 Non Rhizosfer Rhizosfer Linear Rhizosfer Linear Non Rhizosfer Gambar 48. Emisi CO 2 di kebun kelapa sawit Desa Suak Raya Transek 7 pada berbagai ketebalan gambut Dari persamaan regresi pada transek 1, 3, 4, 5, dan 7 dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan emisi CO 2 semakin menurun dengan semakin meningkatnya ketebalan gambut. Hal ini disebabkan karena gambut dalam memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah daripada gambut dangkal, sehingga pada gambut dangkal dekomposisi akan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan dekomposisi pada gambut dalam. Pada transek 2 dan 6 emisi CO 2 cenderung semakin meningkat dengan semakin meningkatnya ketebalan gambut. Hal ini diduga karena pola ketebalan gambut pada transek 2 memiliki variasi yang cukup drastis yakni pada titik pengamatan ke 3 dan 4 dari transek 2 mempunyai ketebalan gambut 140 cm sedangkan pada ketiga titik pengamatan lainnya dalam transek yang sama memiliki gambut yang lebih dalam 238 – 335. Sedangkan gambut pada transek 6 tergolong gambut yang sangat dangkal 142 - 170 cm, sehingga memungkinkan dekomposisi masih terus meningkat hingga ketebalan gambut 170 cm. Tingginya laju proses dekomposisi akan membawa akibat besarnya emisi CO 2 .

5. Evaluasi Emisi CO