terselubung, persembunyian satwa, gua, aliran sungai, pemberhentian tua dari pepohonan, dan lain-lain
• Sebuah trail yang bagus adalah nyaman digunakan untuk berjalan, menghindari jalan yang licin, pendakian yang terjal, Lumpur dan air
• Sebuah trail yang baik memelihara pengunjung dari ketegangan. Selain itu dalam trail tersebut terdapat tempat-tempat khusus yang menarik, dimana
jaraknya tidak terlalu jauh dan trailnya tidak pernah berupa jalan lurus untuk jarak yang relative panjang
• Trail yang baik juga mementingkan kemudahan bagi pengunjung. Trail tersebut dilengkapi fasilitas yang bersih, dan jelas sekali menurut petunjuk
symbol-simbol dan petunjuk jarak • Trail yang bagus menghindari kemungkinan-kemungkinan lokasi yang
berbahaya dan daerah-daerah rentan seperti; komunitas tanaman yang rentan dan habitat dari kehidupan liar yang mudah rusak.
Douglass 1982, mendefinisikan trail interpretasi adalah suatu rute yang dirancang untuk mengarahkan pengunjung ke tempat-tempat dimana obyek-obyek
geologis, biologis, historis dan kebudayaan yang menarik akan dijelaskan kepada mereka dengan bantuan pemandu, tanda-tanda, pamflet atau peralatan elektronik
sehingga pengunjung mendapatkan pengalaman tentang faktor-faktor lingkungan tersebut dengan pengalaman langsug dilapangan.
C. Perencanaan Interpretasi
Perencanaan adalah semua metode yang terperinci dan diformulasikan sebagai dasar untuk melaksanakan sesuatu, secara implisit hal ini berupa ide-ide
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan adalah suatu proses yang dan memiliki tahapan-tahapan logis serta berkelanjutan. Perencanaan juga
merupakan alat yang dinamis dan harus fleksible pada perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga terbuka kemungkinan untuk selalu direvisi.
Pengertian lain dari perencanaan antara lain: 1. Perencanaan merupakan suatu pengembangan.
2. Proses perencanaan merupakan kesadaran sendiri untuk menciptakan kondisi lingkungannya sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
3. Perencanaan adalah cara penentuan tujuan dan memilih sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Perencanaan merupakan pemanduan dalam berpikir untuk menciptakan cara-cara yang masuk akal untuk mencapai tujuan.
5. Perencanaan adalah proses dalam membuat keputusan untuk tujuan yang akan datang, arah ke depannya dan tindakan-tindakan alternatif yang bisa
dilakukan, yang didasarkan pada keinginan dan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya.
Perencanaan interpretasi adalah sebuah proses yang bertahap dan berkelanjutan terutama sebagai pendekatan dalam kegiatan pengelolaan. Proses ini
secara umum tertuang dalam dokumen perencanaan yang berupa panduan dalam melakukan pengelolaan, perlindungan dan pemeliharaan program interpretasi.
Perencanaan interpretasi juga mencakup tujuan-tujuan, pemeliharaan kawasan, penggunaan kawasan dan manfaat yang dihasilkan, bagaimana seharusnya
kawasan tersebut di kelola, sarana dan prasarana dan layoutnya serta informasi- informasi yang menjadi dasar perencanaan itu sendiri Sharpe, 1982. Hal-hal
yang diperlukan untuk menyusun rencana interpretasi antara lain: 1. Kondisi umum lokasi
2. Maksud dan tujuan 3. Kebijakan pengelolaan
4. Prioritas pengelolaan kawasan 5. Karakteristik pengunjung
6. Unit organisasi 7. Unit pengelola
8. Peta sebagai dasar inventarisasi potensi 9. Rencana pengembangan kawasan
Proses perencanaan yang baik harus merupakan proses yang dinamis dan meningkat secara sistematik, proses seperti bagan alir berikut :
Gambar 1. Proses perencanaan interpretasi menurut Sharpe, 1982 Penjabaran dari tahapan tersebut adalah :
Tahap 1. Menentukan tujuan Tujuan adalah pemandu untuk tindakan-tindakan spesifik yang diperlukan
dalam sebuah perencanaan interpretasi. Menurut Young dalam Sharpe 1982, pedoman pemanduan ini harus:
a. Menyatakan suatu keseluruhan tujuan b. Menandai adanya suatu kesadaran dari implikasi menyangkut tujuan itu
atau tujuan lain c. Menyediakan suatu target yang mencerminkan keseluruhan tujuan dan
hasil yang mungkin dicapai. d. Menunjukkan bagian-bagian kegiatan
Tahap 2. Inventarisasi dan pengumpulan data Tujuan dalam tahap inventarisasi ini adalah mengidentifikasi lokasi untuk
menemukan sumberdaya serta keindahan alam. Aspek-aspek yang diidentifikasi antara lain: fisik, biologi dan lingkungan budaya. Inventarisasi yang baik sangat
diperlukan untuk memberikan sebuah data dasar, yang berfungsi untuk keefektifan penyampaian informasi interpretasi. Selain itu, inventarisasi ini
diperlukan sebagai sebuah pertimbangan dalam pemakaian lahan dan kesempatan untuk memasukkan kegiatan interpretasi didalamnya.
Teknik-teknik inventarisasi yang digunakan tergantung terhadap sumber informasinya. Sebagai prosedur standar adalah: mencari literatur yang terbaru,
Tujuan Inventarisasi dan
pengumpulan data
Analisis Sintesis
Rencana Imlpementasi
Evalua Masukan
Umpan balik
menguji kembali data yang telah dipetakan, wawancara terhadap pengelola, masyarakat dan orang-orang yang sudah berpengalaman dilapangan.
Tahap 3. Analisis Data-data yang diperoleh dalam inventarisasi haruslah menggambarkan
kondisi yang berbeda untuk seluruh elemen yang mencakup alam dan sistem budaya. Dalam analisis data, informasi-informasi yang didapatkan harus diuji dan
dievaluasi sehingga menghasilkan kritik dan saran untuk pengembangan rencana interpretasi dan disusun dalam sistem yang interaktif.
Hal lain yang diperlukan dalam tahap analisis yaitu mengidentifikasi potensi dari tema-tema interpretasi. Dasar tema bisa saja berupa seputar ciri
khusus dari suatu daerah, atau yang sifatnya lebih umum dan unik. Tahap 4. Sintesis dan alternatif perencanaan
Tahap ini merupakan tahapan untuk memadukan berbagai alternatif kegiatan dan mengidentifikasikan masing-masing penerapannya. Rancangan dan
ide imajinatif menjadi penting, penyediaan selang pemilihan antara alternatif yang sama baiknya dengan basis untuk seleksi program.
Tahap 5. Perencanaan Tahap dari proses perencanaan menitikberatkan pada pemilihan alternatif,
yaitu sesuatu yang lebih memuaskan untuk semua kepentingan. Dalam tahap ini perencana harus melakukan perbaikan yang diperlukan dan mulai melengkapi
semua aspek dari rencana yang diperoleh, termasuk pendugaan secara terperinci dari Dampak implementasinya.
Tahap 6. Implementasi Mencakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan cara
dan tempat pelaksanaan interpretasi. Langkah ini bertujuan untuk melaksanakan penyampaian cerita sekaligus memecahkan masalah yang timbul.
Tahap 7. Evaluasi dan perbaikan rencana. Kegiatan monitoring dan pemantauan diperlukan dalam melihat kelanjutan
dari suatu rencana yang dibuat sehingga tujuan dapat tercapai. Evaluasi dilakukan terhadap para pengguna dan Dampak fasilitas yang dibangun terhadap
sumberdaya serta Dampak program terhadap para pengguna.
III. KONDISI UMUM A. Sejarah Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon