PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan kawasan pelestarian alam terpenting di Indonesia yang ditetapkan sebagai World Heritage site oleh UNESCO. Kawasan ini memiliki luas ± 120,551 Ha, yang terdiri dari kawasan darat 76,214 Ha dan kawasan perairan laut 44,337 Ha. Secara administratif terletak pada Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Propinsi Banten. Taman Nasional Ujung Kulon menyimpan berbagai potensi alam, diantaranya yaitu keanekaragaman hayati flora dan fauna, berbagai tipe vegetasi yang merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas, juga sebagai habitat bagi kelangsungan hidup badak bercula satu Rhinoceros sondaicus yang termasuk satwa langka dilindungi. Potensi tersebut perlu kita informasikan kepada masyarakat luas agar mereka mengetahui semua potensi alam yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berbatasan dengan Samudera Indonesia adalah pantai selatan Semenanjung Ujung Kulon. Di Pantai Selatan Semenanjung Ujung Kulon terdapat jalur TanjungLame – KarangRanjang – Cibandawoh – Cikeusik. Kebanyakan orang yang masuk ke wilayah pantai selatan Semenanjung Ujung Kulon melalui jalan darat biasanya melewati jalur tersebut. Pengunjung yang datang ke Semenanjung Ujung Kulon disamping mempunyai tujuan untuk melakukan kegiatan hiking, trekking dan ziarah pada jalur-jalur yang sudah disediakan oleh taman nasional, juga untuk menikmati sumberdaya alam lainnya yang sesuai dengan keinginan dan harapannya. Sehingga pengunjung yang datang dapat menikmati berbagai potensi berupa keanekaragaman flora dan fauna yang khas, sekaligus menikmati hamparan ekosistem hutan yang berbeda, hamparan pasir putih dan deburan ombak yang indah. Untuk mendapatkan makna dari kunjungannya maka diperlukan adanya interpretasi kawasan agar dapat menarik lebih banyak pengunjung dan bisa memberikan nilai lebih bagi pengunjung. Interpretasi adalah pelayanan kepada pengunjung yang berupa rantai komunikasi antara pengunjung dengan sumberdaya yang ada Sharpe, 1982, interpretasi memegang peranan penting dalam mengarahkan perilaku pengunjung. Selain itu, interpretasi juga berfungsi untuk meningkatkan kesadaran akan pelestarian sumberdaya alam secara bijaksana dengan meminimumkan dampak kerusakkannya, sehingga sumberdaya yang ada di dalam kawasan taman nasional tetap terjaga dan lestari. Untuk itu diperlukan sebuah perencanaan interpretasi yang baik agar kegiatan interpretasi yang diadakan bisa memberikan manfaat sesuai dengan apa yang dinginkan.

B. Tujuan Penelitian

Untuk menyusun Perencanaan Interpretasi Trail dari TanjungLame- KarangRanjang, KarangRanjang - Cibandawoh, Cibandawoh-Cikeusik Taman Nasiomal Ujung Kulon.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam merencanakan kegiatan dan program-program interpretasi yang bisa dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon oleh pengelola, sebagai salah satu bentuk pengembangan wisata alam yang bisa memberikan kepuasan dan pengetahuan tambahan kepada pengunjung serta meningkatkan kesadaran dan kepeduliannya secara khusus terhadap Taman Nasional Ujung Kulon dan alam pada umumnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Taman Nasional