Tujuan Mengelola Kelas Pembelajaran Sejarah

34 mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Pengaturan berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran instruksional, atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar pengelolaan kelas. Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar Hasibuan, 2006: 82. Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam iklim belajar yang serasi kemampuan mendisiplinkan, akan tetapi gangguan dapat pula bersifat cukup serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremidi. Oleh karena itu sangatlah diperlukan pemahaman seorang guru dalam mengelola kelas secara efektif agar tercapai kondisi belajar yang optimal.

6. Tujuan Mengelola Kelas

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas sehingga peserta didik terhindar dari permasalahan mengganggu seperti siswa mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan aneh dan lain sebagainya Agung, 2012: 188. 35 Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan Usman, 2009: 10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik dan terciptanya iklim belajar yang kondusif. Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik Mulyasa, 2004: 15. Lingkungan kondusif menurut E. Mulyasa 2004: 16 dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut : 1 Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi 36 peserta didik, terutama bagi mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu dan semangat belajar, sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah; 2 Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah. Dalam sistem pembelajaran klasikal, sebagai peserta didik akan sulit untuk mengikuti pembelajaran secara optimal, dan menuntut peran ekstra guru untuk memberikan pembelajaran remedial; 3 Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman bagi perkembangan potensi peserta didik secara optimal. Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang menarik dan menantang bagi peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif dan efisien; 4 Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelolaan pembelajaran lain. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas-luasnya yang mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sangsi atau dipermalukan; 5 Melibatkan peserta didik dalam proses peeancaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing. Sekali-kali cobalah untuk melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan pembelajaran, agar mereka merasa bertanggungjawab terhadap pembelajaran yang dilaksanakan; 6 Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggungjawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar; 7 37 Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri self assessment. Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator harus mampu membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang dilaluinya.

7. Fungsi Guru dalam Mengelola Kelas