Faktor-Faktor yang Menyebabkan Erosi

pasokan dan cadangan air dalam tanah meningkat. Pangkasan dan seresah tanaman dapat memasok bahan organik dan hara, serta dapat menyediakan pakan untuk ternak. Cara vegetatif dapat dilakukan dengan penanaman tanaman penutup tanah, penanaman sistem lorong, dan penghijauan. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan sekaligus menekan laju erosi, upaya konservasi dapat dilakukan secara terpadu antara pendekatan vegetatif dan sipil teknik mekanis seperti pembuatan teras, sehingga laju erosi dan sedimentasi dapat ditekan.

2.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Erosi

Erosi merupakan suatu proses penghancuran tanah detached dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi Arsyad 2006. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air. Secara alami sebenarnya erosi tidak menimbulkan permasalahan, karena laju kehilangan tanah berjalan sangat lambat dan terjadi keseimbangan antara laju kehilangan tanah dengan laju pembentukan tanah tersebut. Erosi semacam ini dikenal dengan erosi normal atau erosi geologi. Suatu erosi dikatakan masih dalam batas normal jika 2.5 tonhatahun Agus et al. 2002. Namun demikian, karena berbagai pengaruh dari aktifitas manusia, laju kehilangan tanah tersebut dapat melampaui laju pembentukannya. Erosi semacam inilah yang dapat membahayakan kelestarian tanah dan air. Bahaya erosi dapat terjadi baik di tempat terjadinya erosi maupun di luar tempat terjadinya erosi. Arsyad 2006 menyebutkan bahwa di tempat terjadinya erosi dapat menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur, hilangnya unsur hara dari daerah perakaran, merosotnya produktivitas tanah pertanian. Di luar tempat terjadinya erosi dapat menyebabkan tertimbunnya lahan pertanian, dan meningkatkan frekuensi dan besarnya banjir. Pada dasarnya erosi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan Arsyad 2006, diantaranya adalah curah hujan. Sifat-sifat yang perlu diketahui adalah i Intensitas hujan : menunjukkan banyaknya curah hujan per satuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam mmjam atau cmjam, ii Jumlah hujan : menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu bulan atau selama satu tahun dan sebagainya, iii Distribusi hujan : menunjukkan penyebaran waktu terjadinya hujan. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah: Tekstur tanah. Tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi, karena butir-butir yang besar kasar tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Oleh karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi makin peka terhadap erosi. Bentuk dan kemantapan struktur tanah. Bentuk struktur tanah yang membulat granuler, remah, gumpal membulat menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke dalam tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil. Struktur tanah yang mantap tidak akan mudah hancur oleh pukulan-pukulan air hujan, akan tahan terhadap erosi. Sebaliknya struktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah oleh pukulan air hujan, menjadi butir-butir halus sehingga menutup pori-pori tanah. Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat yang berarti erosi juga akan meningkat. Daya infiltrasi tanah. Kerusakan lantai hutan akan mengakibatkan berkurangnya laju infiltrasi air ke dalam tanah dan meningkatnya laju aliran permukaan Pratiwi Mulyanto 2002. Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah, sehingga aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil. Jumlah air yang meresap ke dalam tanah tergantung banyak faktor, seperti karakteristik tanah Oztas et al. 2003, tipe penutupan vegetasi Chirino et al. 2006, dan sistem perakaran Gyssels et al. 2005. Kandungan bahan organik. Kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena bahan organik mempengaruhi kemantapan struktur tanah. Tanah yang mantap tahan terhadap erosi Dariah et al. 2008. Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila lereng makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar. Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah i menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi, ii menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi, iii penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi penguapan melalui vegetasi, iv hutan paling efektif dalam mencegah erosi karena daun-daunnya dan rumputnya rapat. Untuk pencegahan erosi paling sedikit 70 tanah harus tertutup vegetasi Chirino et al. 2006. Sebagian air hujan akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan langsung diuapkan ke udara sehingga tidak pernah mencapai tanah. Begitupun penutupan vegetasi yang luas memperlambat aliran permukaan, dan sistem perakaran pohon dan semak mempunyai peran penting dalam mengurangi air hujan yang jatuh ke tanah dengan mengembangkan karakteristik tanah, seperti porositas dan kandungan organik tanah yang akan meningkatkan daya infiltrasi dan mengurangi permukaan tanah Mohammad Adam 2010. Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng curam merupakan pengaruh baik manusia, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan hutan di daerah pegunungan merupakan pengaruh yang jelek karena dapat menyebabkan erosi dan banjir. Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut Sinukaban 2007: 1. Menghasilkan tanah kritis di berbagai tempat 2. Menurunnya produksi sehingga mengurangi pendapatan petani 3. Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman 4. Kualitas tanaman menurun 5. Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang 6. Struktur tanah menjadi rusak 7. Erosi gully dan tebing longsor menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.

2.4 Klasifikasi Hutan

Dokumen yang terkait

Kontribusi Penyadapan Getah Pinus (Pinus merkusii) Terhadap Tingkat Pendapatan Penyadap

18 166 77

Identifikasi Mutu Bibit Tusam (Pinus merkusii) Berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) di Pembibitan Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun

2 51 78

Pemuliaan Pinus Merkusii

1 36 11

PEMANFAATAN LAHAN HUTAN PINUS (Pinus merkusii Jungh at de Vriese) DENGAN MODEL AGROFORESTRI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN RPH PUJON KIDUL, BKPH PUJON, KPH MALANG

0 28 20

Hubungan Antara Diameter, Persen Tajuk Jumlah Pohon Per Hektar dengan Produksi Kayu dan Getah Pinus (Pinus merkusii Jungh et. De Vriese) di KPH Pekalongan Barat dan KPH Kediri

0 5 70

Studi Penyusunan Model Penduga Produksi Getah Pinus merkusii Jungh et de Vriese di BKPH Bogor KPH Bogor

0 10 75

Analisis keuntungan pengusahaan pinus (pinus merkusii jung et de vriese) di KPH Pekalongan Barat

1 12 24

Korelasi arsitektur pohon model rauh dari jenis pinus merkusii junghuhn & de vriese dengan konservasi tanah dan air di area PHBM yang ditanami coffea arabica L. RPH Gambung KPH Bandung Selatan

0 16 125

Korelasi arsitektur pohon model rauh dari Rasamala (Altingia excelsa Noronha.) dan model arsitektur roux dari jenis kopi (Coffea arabica L.) terhadap konservasi tanah dan air di area PHBM RPH gambung KPH Bandung Selatan

3 19 139

Hubungan Model Arsitektur Massart dari Pohon Agathis dammara L.C.Richard dengan Konservasi Tanah dan Air di RPH Gambung Petak 27 Area PHBM, KPH Bandung Selatan

1 7 105