I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Limbah cair industri tapioka merupakan limbah yang memiliki nilai beban pencemaran yang tinggi. Menurut Sundhagul 1972, limbah air pencucian umbi
memiliki nilai cemaran yang tinggi antara 200 1700 mgl untuk BOD
5
dan antara 2000 4860 mgl untuk COD, sedangkan untuk limbah pengendapan aci memiliki nilai
antara 3000 4400 mgl untuk BOD
5
dan antara 3100 13900 mgl untuk COD. Begitu pula dengan nilai padatan tersuspensinya yang memiliki nilai antara 400
6100 mgl untuk limbah air pencucian umbi dan antara 1480 8400 mgl untuk limbah pengendapan aci. Dengan beban cemaran yang tinggi tersebut, maka
berdasarkan Kep Men LH No.51101995, limbah cair tersebut tidak memenuhi syarat untuk dibuang ke badan perairan umum.
Penanganan limbah cair industri tapioka sebenarnya mudah ditangani secara biologi, mengingat bahwa komponen penyusun limbah cair tapioka selain air,
sebagian besar terdiri dari komponen organik yang mudah terurai oleh bakteri pengurai dalam proses anaerob maupun proses aerob, tetapi proses secara biologi
memerlukan tempat yang sangat luas dan tidak memungkinkan untuk dilakukan oleh industri tapioka berskala kecil, yang umumnya tidak mempunyai lahan yang memadai
untuk proses pengolahan limbah cair secara biologi Hartanto, 2006. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan upaya yang sesuai dalam penanganan limbah
cair tapioka yang berasal dari industri kecil. Salah satu proses pengolahan limbah cair industri tapioka yang mungkin diterapkan adalah dengan cara filtrasi menggunakan
media filtran tertentu. Pengolahan limbah cair dengan metode filtrasi menurut Sugiarto 1987
merupakan salah satu cara untuk mengendapkan partikel dan mengambil partikel dengan jalan melewatkan air limbah ke dalam lapisan yang porus dan berlubang.
Cara seperti ini lebih baik serta memerlukan tempat yang lebih kecil akan tetapi memerlukan perlakuan yang lebih khusus. Penggunaan media filter atau saringan
merupakan alat filtrasi atau penyaring yang dapat memisahkan campuran solida likuida dengan media porous atau material porous lainnya untuk memisahkan
sebanyak mungkin padatan tersuspensi yang paling halus dan penyaringan ini merupakan proses pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan.
Karbon aktif adalah karbon amorf yang memiliki porositas internal tinggi, sehingga merupakan adsorben yang baik untuk adsorpsi gas, cairan, maupun larutan.
Penggunaan karbon aktif sebagai media filtrasi karena dapat berfungsi untuk menghilangkan kandungan organik, bau, rasa serta polutan mikro lainnya. Sedangkan
zeolit dapat digunakan sebagai pembersih air kotor dan zat penjerap karena zeolit merupakan kristal yang unik dengan volume kosong hingga 20 - 50 dan luas
permukaan internalnya mencapai ratusan ribu m
2
kg juga mempunyai rongga-rongga dan saluran yang spesifik di dalam struktur kristalnya, sehingga ia juga dapat
berfungsi sebagai pengadsorp. Pasir aktif dapat digunakan untuk mengurangi Fe, Mn dan partikel-partikel halus. Menurut Kusnaedi 1995, terdapat dua jenis saringan
yaitu saringan tunggal dan saringan berlapis, apabila air olahan mempunyai padatan yang berukuran seragam maka saringan yang digunakan adalah saringan tunggal,
sedangkan jika ukuran beragam maka digunakan saringan dua atau tiga. Media tunggal karbon aktif telah banyak digunakan oleh industri untuk
mengurangi beban cemaran limbah, sedangkan media berlapis pasir aktif, karbon aktif dan zeolit telah digunakan secara komersil sebagai penjernih air pada skala rumah
tangga. Dari segi biaya, harga per kilogram pasir aktif dan zeolit lebih murah dibandingkan karbon aktif, sehingga media berlapis pasir aktif, karbon aktif dan zeolit
lebih ekonomis dibandingkan media tunggal karbon aktif. Efektivitas filtrasi ditentukan oleh faktor kecepatan filtrasi. Semakin kecil
kecepatan filtrasi maka menghasilkan kualitas air yang lebih baik. Dalam skala pilot plant, kecepatan filtrasi perlu ditentukan secara eksperimen. Unit filtrasi yang
dirancang baik akan menghasilkan air yang jernih dengan tingkat kekeruhan di bawah 0,2 NTU Suprihatin, 2000
Penelitian pengolahan limbah cair ini dilakukan dengan metode filtrasi menggunakan dua jenis filtrasi yaitu media berlapis pasir aktif, karbon aktif, zeolit
dan media tunggal karbon aktif. Dengan adanya penelitan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kemampuan media filtran dan perlakuan debit dalam
mengurangi kontaminan air limbah, sehingga diperoleh suatu cara penanganan air limbah yang relatif murah, sederhana, mudah dilakukan serta memberikan hasil yang
lebih baik dan dapat divariasikan dengan metode pengolahan limbah yang lain.
B. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Maksud penelitian ini untuk mendapatkan suatu cara yang dapat mengurangi beban cemaran limbah industri tapioka dengan hasil yang lebih baik, sederhana,
mudah dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas media filtran
pasir aktif, karbon aktif dan zeolit dan adanya pengaruh debit terhadap berkurangnya beban cemaran limbah industri tapioka selanjutnya dibandingkan
dengan baku mutu limbah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-51MENLH101995, tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri, yang meliputi padatan tersuspensi, BOD
5
, COD, Sianida, pH dan kekeruhan sebagai parameter tambahan.
II. TINJAUAN PUSTAKA