Kebutuhan Oksigen Biokimiawi BOD

gambar di atas dapat dilihat bahwa perbedaan perlakuan media menghasilkan perbedaan efisiensi penurunan yang berbeda pula. Penanganan limbah pengendapan aci dengan perlakuan media berlapis A2B1C1 pada debit 50 mlmenit dapat menurunkan nilai TSS menjadi 156,5 mgl atau memiliki efisiensi penurunan sebesar 81,03 , perlakuan A2B2C1 100 mlmenit, A2B3C1 150 mlmenit dan A2B4C1 200 mlmenit dapat menurunkan nilai TSS menjadi 183 mgl 77,82 , 201,57 mgl 75,57 , 212,5 mgl 74,24 . Sedangkan dengan media karbon aktif A2B1C2 pada debit 50 mlmenit dapat menurunkan nilai TSS menjadi 257,5 mgl atau mempunyai nilai efisiensi sebesar 68,79 , perlakuan A2B2C2 debit 100 mlmenit, A2B3C2 debit 150 mlmenit dan A2B4C2 debit 200 mlmenit dapat menurunkan nilai TSS menjadi 540,5 mgl 34,48 . Ada kecenderungan semakin kecil debit akan semakin tinggi penurunan nilai TSS. Perlakuan terbaik untuk limbah pengendapan aci didapatkan pada media filtran berlapis A2B1C1 dengan debit 50 mgl yang dapat menurunkan nilai TSS limbah pengendapaan aci dari 825 mgl menjadi 156,5 mgl 81,03 . Hasil analisis sidik ragam menunjukkan faktor debit dan faktor media berpengaruh nyata terhadap nilai TSS limbah pengendapan aci. Berdasarkan uji lanjut Duncan diketahui bahwa debit 50 mlmenit berbeda nyata dengan debit 150 mlmenit dan debit 200 mlmenit. Debit 100 mlmenit berbeda nyata dengan debit 200 mlmenit. Nilai rata-rata menujukkan bahwa debit yang semakin kecil dan jenis media berlapis menghasilkan nilai TSS yang lebih kecil. Limbah pengendapan aci memiliki partikel tersuspensi halus yang lebih banyak dibandingkan dengan partikel tersuspensi kasarnya. Karakter limbah yang memiliki ukuran partikel yang beragam lebih mudah ditangani dengan media filter berlapis dari pada media tunggal, karena partikel tersuspensi kasar dan halus ada yang tertahan pada lapisan pasir aktif, lalu akan terjerap dan terserap pada pori-pori karbon aktif juga pori-pori zeolit.

3. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi BOD

5 Kebutuhan oksigen biokimiawi BOD 5 didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi Pescod, 1973. Limbah tapioka banyak mengandung senyawa karbohidrat, protein, dan lemak yang menyebabkan nilai BOD 5 yang tinggi Nilai BOD 5 dijadikan indikator besarnya muatan organik dalam air yang dibatasi oleh kecepatan aktivitas mikroorganisme pengurai dalam mendekomposisi muatan bahan organik serta kecepatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh dekomposer tersebut untuk aktivitasnya. Sistem filtrasi pada penelitian ini ternyata dapat menurunkan nilai BOD 5 . Persentase penurunan nilai BOD 5 setelah proses filtrasi dapat dillihat pada Gambar 6. Keterangan : 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 50 100 150 200 Debit m lmenit P en urunan B OD A1C1 limbah pencucian umbi+Media berlapis A2C1 limbah pengendapan aci+Media berlapis A1C2 Limbah pencucian umbi+Media tunggal A2C2 Llim bah pengendapan aci+Media tunggal Gambar 6. Grafik hubungan antara perlakuan media filtran pada jenis limbah tapioka terhadap persentase penurunan BOD 5 limbah cair tapioka pada debit yang berbeda. Dari gambar di atas diketahui, bahwa semakin tinggi debit maka nilai penurunan BOD 5 pun semakin rendah. Berdasarkan pengamatan didapatkan bahwa limbah awal untuk limbah pencucian umbi memiliki nilai BOD 5 sebesar 654,50 mgl. Perlakuan dengan media berlapis A1B1C1 pada debit 50 mlmenit dapat menurunkan nilai BOD 5 dari 654,50 mgl menjadi 175,88 mgl dengan persentase penurunan nilai BOD 5 sebesar 73,13 , sedangkan perlakuan A1B2C1 debit 100 mlmenit, perlakuan A1B3C1 debit 150 mlmenit dan perlakuan A1B4C1 debit 200 mlmenit masing-masing dapat menurunkan nilai BOD 5 menjadi 227,89 mgl 65,18 , 251,53 mgl 61,57 dan 282,27 mgl 56,87 . Perlakuan dengan media karbon aktif A1B1C2 pada debit 50 mlmenit dapat menurunkan nilai BOD 5 dari 654,50 mgl menjadi 203,54 mgl dengan persentase penurunan nilai BOD 5 sebesar 68,90 , sedangkan perlakuan A1B2C2 debit 100 ml menit, A1B3C2 debit 150 mlmenit dan A1B4C2 debit 200 mlmenit masing-masing dapat menurunkan nilai BOD 5 menjadi 228,46 mgl 65,1 , 264,46 mgl 59,59 dan 295,84 mgl 54,80 . Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor media dan faktor debit berpengaruh nyata terhadap penurunan nilai BOD 5 limbah pencucian umbi yang dihasilkan. Uji lanjut Duncan menyatakan bahwa semua taraf perlakuan debit saling berbeda nyata. Media berlapis dan semakin kecilnya debit akan memberikan nilai BOD 5 yang semakin kecil. Besarnya nilai BOD menunjukkan besarnya kandungan organik pada limbah. Media berlapis memberikan nilai efisiensi yang lebih tinggi, karena ada bahan organik yang tertahan pada lapisan pertama pasir aktif, lalu terjadi jerapan pada karbon aktif, dan ada pula yang terserap ke dalam pori-pori karbon aktif, bahan organik yang tidak tertangkap oleh karbon aktif akan tertangkap di media zeolit, bahan organik yang bersifat polar akan membuat terjadinya reaksi tarik- menarik antara media zeolit yang bermuatan dengan molekul-molekul yang bersifat polar. Dibandingkan dengan media tunggal karbon aktif, pada media ini, mekanisme yang terjadi adalah jerapan dan serapan oleh karbon aktif. Limbah pengendapan aci memiliki nilai BOD 5 sebesar 2160 mgl. Perlakuan dengan menggunakan media berlapis A1B1C2 debit 50 mlmenit dapat menurunkan nilai BOD 5 dari 2160 mgl menjadi 793,5 mgl 63,26 , sedangkan perlakuan A1B2C2 debit 100 mlmenit, perlakuan A1B3C2 debit 150 mlmenit, dan perlakuan A1B4C2 debit 200 mlmenit dapat menurunkan nilai BOD 5 menjadi 1483 mgl 31,43 , 1594,81 mgl 26,17 , 1763,83 18,34 . Perlakukan dengan menggunakan media karbon aktif A2B1C2 debit 50 mlmenit dapat menurunkan nilai BOD 5 dari 2160 mgl menjadi 1203,57 mgl 44,28 , sedangkan perlakuan A2B2C2 debit 100 mlmenit, A2B3C2 debit 150 mlmenit, dan perlakuan A2B4C2 debit 200 mlmenit dapat menurunkan nilai BOD 5 menjadi 1564,43 mgl 27,57 , 1649 mgl 23,66 , 1785,51 mgl 17,34 . Perlakuan yang terbaik untuk menangani limbah pengendapan aci adalah media filtran berlapis A2B1C1 dengan debit 50 mlmenit yang dapat mengurangi nilai BOD 5 menjadi 793,5 mgl atau sebesar 63,26 . Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor debit, faktor media dan interaksinya berpengaruh nyata terhadap nilai BOD limbah pengendapan aci yang dihasilkan. Uji lanjut duncan menyatakan bahwa debit 50 mlmenit berbeda nyata dengan semua taraf debit. Debit 100 mlmenit berbeda nyata dengan debit 200 mlmenit. Penggunaan media berlapis dan semakin kecilnya debit akan menghasilkan nilai BOD limbah pengendapan aci yang semakin kecil. Limbah pengendapan aci memiliki kandungan organik yang lebih banyak dibandingkan dengan limbah pencucian umbi, sehingga beban cemarannya pun semakin besar untuk filter. Media berlapis memberikan nilai efisiensi yang lebih tinggi, karena sebagian bahan organik yang tertahan pada lapisan pertama pasir aktif, lalu terjadi jerapan pada karbon aktif, ada pula yang terserap ke dalam pori-pori karbon aktif, bahan organik yang tidak tertangkap oleh karbon aktif akan tertangkap di media zeolit, bahan organik yang bersifat polar akan membuat terjadinya reaksi tarik-menarik antara media zeolit yang bermuatan dengan molekul-molekul yang bersifat polar. Sedangkan pada media tunggal karbon aktif mekanisme yang terjadi adalah jerapan dan serapan. Nilai efisiensi penurunan BOD 5 untuk limbah pengendapan aci lebih rendah dibandingkan limbah pencucian umbi dikarenakan limbah pengendapan aci memiliki beban cemaran organik yang lebih tinggi dengan kandungan zat organis yang terlarut lebih banyak dibandingkan dengan zat organis yang tersuspensi dalam air. Hasil analisis BOD 5 untuk limbah pencucian umbi, setelah filtrasi cenderung dapat menurunkan nilai BOD 5 bahkan sampai dapat memenuhi baku mutu limbah cair berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No KEP- 51MENLH101995, karena sudah dibawah nilai baku mutu yaitu 150 mgl. Penanganan limbah pengendapan aci, setelah filtrasi cenderung dapat menurunkan nilai BOD 5 tetapi masih diatas nilai baku mutu limbah cair tapioka yang telah ditetapkan, perlakuan terbaik hanya dapat mengurangi dari 2160 mgl sampai 793,50 mgl dengan menggunakan media berlapis. Penurunan BOD 5 diikuti langsung dengan peningkatan pH. Hal ini dapat dipahami apabila oksigen yang diperlukan untuk pemecahan bahan organik menurun maka CO 2 yang dihasilkan pun menurun yang berakibat langsung pada kenaikan pH.

4. Kebutuhan Oksigen Kimiawi COD