Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LABA AKUNTANSI, PROFITABILITAS, ECONOMIC

VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011-2013

OLEH

NURSALLIYANA RITONGA 110503215

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011 – 2013” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2015

Yang Membuat Pernyataan,

( Nursalliyana Ritonga ) NIM. 110503215


(3)

ABSTRAK

PENGARUH LABA AKUNTANSI, PROFITABILITAS, DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL

ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba akuntansi, profitabilitas, dan economic value added terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal dengan jumlah sampel 32 perusahaan yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, laba akuntansi, profitabilitas, dan economic value added berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya profitabilitas yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan laba akuntansi dan economic value added berpengaruh positif namun tidak signifikan.


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF ACCOUNTING PROFIT, PROFITABILITY, AND ECONOMIC VALUE ADDED TO STOCK PRICE OF REAL

ESTATE AND PROPERTY COMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE 2011-2013

This research aim is to analyze the effect of accounting profit, profitability, and economic value added to stock price of real estate and property companies listed on IDX period 2011-2013. this is an associative causal research with number of samples of 32 companies, taken using purposive sampling method. Research shows that simultaneously that accounting profit, profitability, and economic value added are affecting positively and significantly to stock price, however accounting profit and economic value added are affecting positively but not significantly to stock price.

Keyword : Stock Price, Accounting Profit, Profitability, And Economic Value Added.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi, Jamaldo Ritonga dan Isdariah Nasution yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua Departemen dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1

Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku Penasehat Akademik yang


(6)

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. yang juga selaku Dosen Pembimbing saya, Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding saya yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Yang sangat saya kasihi adik saya Dahriana Pratiwi yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman angkatan 2011 teristimewa Yarhamdhani, Gracetian, Gaby, Tika, Debby, Widhy, Reno, Adrian, Tiasa, Fani, Doly, Ahmad, Eka dan Gordon yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, semangat dan bantuan sepanjang masa perkuliahan saya. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini dan saya sangat banggakan organisasi yang telah mengajarkan saya banyak hal yaitu Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMA) FEB USU.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 28 Juli 2015 Penulis,

Nursalliyana Ritonga NIM : 110503215


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Harga Saham ... 8

2.1.1 Faktor Internal (Lingkungan Mikro) ... 9

2.1.2 Faktor Eksternal (Lingkungan Makro) ... 10

2.1.3. Teori Random Walk ... 12

2.2 Laba Akuntansi ... 13

2.3 Profitabilitas ... 14

2.3.1 Return on assets (ROA) ... 15

2.4 Economic Value Added (EVA) ... 16

2.5 Penelitian Terdahulu ... 19


(8)

BAB III : METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.4 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 27

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.5.1 Variabel Dependen ... 28

3.5.2 Variabel Independen ... 28

3.6 Teknik Analisis Data ... 31

3.6.1 Analisis Statistik Deskriftif ... 31

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 32

3.6.2.2 Uji Multikolineritas ... 33

3.6.2.3 Uji Autokorelasi ... 34

3.6.2.4 Uji Heteroskedasitas ... 35

3.7 Pengujian Hipotesis ... 36

3.7.1 Koefisien Determinasi ... 37

3.7.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F) ... 38

3.7.3 Uji Regresi Parsial (Uji Statistik T) ... 38

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Statistik Deskriptif ... 39

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 40

4.2.1 Uji Normalitas ... 40

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 45

4.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 46


(9)

4.3 Analisis Regresi ... 50

4.3.1 Uji Signifikansi Simultan (uji F) ... 52

4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (uji t) ... 53

4.3.3 Uji Koefisen Determinasi (R2) ... 54

4.4 Pembahasan ... 55

4.4.1 Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham 55 4.4.2 Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham 56 4.4.3 Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga Saham ... 57

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 63


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 20

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.2 Autokorelasi ... 35

4.1 Statistik Deskriptif ... 39

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 44

4.2.a Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 44

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4.3.a Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4.4 Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson... 49

4.4.a Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson... 50

4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 50

4.5.a Hasil Analisis Regresi Berganda ... 51

4.6 Hasil Uji F ... 52

4.6.a Hasil Uji F ... 52

4.7 Hasil Uji t ... 53

4.7.a Hasil Uji t ... 53


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 22

4.1 Grafik Histogram ... 41

4.1.a Grafik Histogram ... 42

4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 43

4.2.a Grafik Normal Probability Plot ... 43

4.3 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas ... 47


(12)

LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar populasi dan sampel Perusahaan ... 63 2 Data Penelitian ... 65 3 Hasil Analisis Regresi ... 68


(13)

ABSTRAK

PENGARUH LABA AKUNTANSI, PROFITABILITAS, DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL

ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba akuntansi, profitabilitas, dan economic value added terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal dengan jumlah sampel 32 perusahaan yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, laba akuntansi, profitabilitas, dan economic value added berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya profitabilitas yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan laba akuntansi dan economic value added berpengaruh positif namun tidak signifikan.


(14)

ABSTRACT

EFFECT OF ACCOUNTING PROFIT, PROFITABILITY, AND ECONOMIC VALUE ADDED TO STOCK PRICE OF REAL

ESTATE AND PROPERTY COMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE 2011-2013

This research aim is to analyze the effect of accounting profit, profitability, and economic value added to stock price of real estate and property companies listed on IDX period 2011-2013. this is an associative causal research with number of samples of 32 companies, taken using purposive sampling method. Research shows that simultaneously that accounting profit, profitability, and economic value added are affecting positively and significantly to stock price, however accounting profit and economic value added are affecting positively but not significantly to stock price.

Keyword : Stock Price, Accounting Profit, Profitability, And Economic Value Added.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harga saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan oleh keseimbangan pasar di pasar modal. Harga saham yang berlaku di pasar modal biasanya ditentukan oleh para pelaku pasar yang sedang melangsungkan perdagangan sahamnya. Harga saham juga ditentukan oleh pelaku pasar berdasarkan penawaran dan permintaan maka otomatis perdagangan saham di bursa efek akan berjalan.

Permintaan harga saham yang relevan di pasar modal mempengaruhi pasokan permintaan saham seperti, ekspektasi atau harapan di masa depan perusahaan serta masalah kinerja yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan, apakah ke depan semakin baik atau semakin buruk sehingga para pelaku market menimbulkan spekulasi yang bersifat sementara (Royalcharter:2013).

Secara popular ada dua faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu menyangkut kondisi perusahaan yang menerbitkan saham perusahaan tersebut, kemampuan perusahaan dalam berkinerja secara ekonomis dan manajemen keuangan. Faktor ini biasanya dipengaruhi dari si penjual atau kemampuan dari suatu perusahaan tersebut dalam menangani kinerja perusahaan, baik ekonomi dan manajemen financialnya. Bagaimana perusahaan tersebut bisa mengatur modal yang ada juga mengatur kegiatan dari operasional perusahaan


(16)

tersebut, serta bagaimana perusahaan tersebut bisa memperoleh keuntungan dari operasionalnya.

Faktor eksternal dikaitkan dengan kondisi ekonomi secara makro misalnya fluktuasi, kurs mata uang, dan inflasi yang terjadi. Bahkan kondisi keamanan sosial, politik, juga mempengaruhi harga saham.

Di Indonesia, instansi yang menaungi segala aktivitas perdagangan efek adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia adalah bursa yang menampilkan pergerakan harga saham perusahaan – perusahaan yang melakukan listing (go public). Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, satu diantaranya adalah sektor property dan real estate yang merupakan kelompok emiten yang cukup diandalkan di indonesia, karena pada saat ini pembelian property banyak memburu proyek hunian yang berwawasan lingkungan (green property) dengan alasan merosotnya kualitas lingkungan dan dampak negatif yang diakibatkan. Tidak terlepas dari itu peran investor baik dari dalam maupun luar negeri yang masih mengalirkan dananya pada bisnis property dan real estate yang nanti akan menaikan kinerja keuangan melalui profitabilitas perusahaan. Jumlah perusahaan property dan real estate di Indonesia berjumlah sebanyak 45 perusahaan dimaksud agar penelitian ini lebih fokus untuk melihat pengaruh – pengaruh yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.


(17)

Oleh karena banyaknya faktor yang mempengaruhi naik turunnya suatu harga saham maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh dari beberapa faktor yang di ambil oleh peneliti. faktor tersebut diambil dari indikator kinerja suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah laba akuntansi, profitabilitas, Economic Value Added (EVA). Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Dian pada tahun 2003, kinerja keuangan yang baik berdampak pada kenaikan harga saham dilihat dari segi laba akuntansinya. Peneliti mengambil dua variabel lain untuk melihat pengaruh dari kinerja perusahaan dengan menggunakan indikator selain laba akuntansi.

Penelitian – penelitian kandungan informasi laba telah menunjukan hasil yang relatif konsisten, dengan demikian dapat dikatakan informasi laba akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan sangat mempengaruhi nilai pasar suatu perusahaan yaitu dapat meningkatkan atau menurunkan harga saham dari perusahaan tersebut.

Profitabilitas suatu perusahaan yang menggambarkan perbandingan profitabilitasnya dengan semakin tinggi harga sahamnya maka semakin banyak permintaan dari para investor. Oleh sebab itu, menaikkan profitabilitas adalah tujuan jangka pendek perusahaan, sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan adalah menaikkan nilai perusahaan (value of firm) yang tercermin dari harga pasar saham.

Sebelum melakukan sebuah investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham yang dapat memberikan keuntungan yang paling


(18)

optimal bagi dana yang akan diinvestasikan dalam kegiatan analisis, para investor yang memerlukan informasi yang relevan dan memadai dapat melihat pada laporan keuangan perusahaan. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut, contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengukur kinerja perusahaan.

Penggunaan rasio keuangan dalam penentuan kebijakan investasi telah dipakai secara luas namun demikian penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat ukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehinnga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi persoalan ini dikembangkan suatu konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) yang mencoba untuk mengukur nilai tambah (value cretion) yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan.

EVA disebut juga sebagai matrik kinerja (performance metric), EVA juga menggambarkan efesiensi perusahaan dalam periode tertentu. Di berbagai negara, memungkinkan terpenuhinya secara bersama – bersama kepentingan karyawan, manajemen perusahaan dan pemengang saham. EVA yang bagus juga mendongkrak harga saham perusahaan. EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal ditandai dengan


(19)

nilai EVA yang positif karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal. Salah satu kekuatan terbesar EVA adalah kaitan lansung dengan harga saham.

Penelitian tentang pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham dilakukan oleh Munarto dan Harkivent menyimpulkan bahwa laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan Candra Dewi Hasibuan (2009) menganalisis pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham, hasil penelitan tersebut tidak berpengaruh signifikan perubahan laba akuntansi terhadap harga saham.

Rosyadi (2002) meneliti keterkaitan rasio keuanagan terhadap harga saham pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menunjukan bahwa variabel EPS (Earning Per Share) dan ROA (Return Of Assets) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Noer Sasongko (2006) dalam penelitian menemukan bahwa variabel EPS berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan variabel ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dina Lestari (2009) menemukan hal yang berbeda dalam penelitiannya, yaitu bahwa rasio EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian hubungan EVA dan harga saham telah banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Sakir (2009), Timbul dan Nungroho (2009), Lambas (2005) menemukan bahwa EVA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sihasale (2001), Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006)


(20)

menunjukan hasil yang berbeda, dalam penelitiannya menemukan bahwa EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Memotivasi peniliti dengan mengreplikasikan penelitian dari Munarto (2000) variabel – laba akuntansi, Rosyadi (2002) variabel – profitabilitas dengan menggunakan ROA, dan Sakir (2009) variabel – economic value added (EVA)

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan Real Estate terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai :

Apakah laba akuntansi, profitabiltas dan Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan pada perusahaan property dan real estate terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, profitabilitas dan economic value added (EVA) terhadap harga saham baik secara parsial dan


(21)

simultan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek indonseia pada tahun 2011-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, menambahkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan mengenai pengaruh laba akuntansi, profitabilitas dan economic value added (EVA) terhadap harga saham.

2. Bagi perusahaan (emiten), penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan investasi berhubungan dengan pengaruh harga saham sehingga dapat meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.

3. Bagi peneliti lainya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan referensi dalam penelitian-penelitian yang

selanjutnya yang sejenis sehingga hasilnya dapat lebih baik dari terlebih dahulu.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Harga Saham

Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham yang terbentuk di pasar modal yang ditentukan oleh beberapa faktor seperti, laba per lembar saham (earning per share), rasio laba terhadap harga per lembar saham (price earning ratio), dan tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian dari operasi perusahaan.

Harga saham dibentuk karena adanya permintaan dan penawaran atas saham. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial, politik, dan juga informasi-informasi yang berkembang (Darmadji dan fakhruddin 2001:10).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harga saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :


(23)

2.1.1 Faktor Internal (Lingkungan mikro)

1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

2. Pengumuman pendanaan (finacing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutan. 3. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of

director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5. Pengumuman ketenaga kerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

6. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning per ratio, net profit margin, return on assets (ROA, dan lain-lain.


(24)

2.1.2 Faktor eksternal (Lingkungan makro) Diantaranya antara lain :

1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi niali tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia.

5. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

6. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya dilakukan oleh setiap analisis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh keuntungan yang tinggi.

Menurut Husnan (2006:39) ada beberapa penilain terhadap harga saham yaitu :


(25)

1. Model valuasi harga saham

Pada proses ini bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan kemudian membandingkan dengan saat ini, nilai intristik menunjukan present value yang diharapkan.

2. Nilai valuasi saham

Pada proses ini model penilaian merupakan salah satu mekanisme untuk merubah serangkain variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan, deviden yang dibagikan dan sebagainya.

Selembar saham mempuyai nilai atau harga dan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Harga nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. 2. Harga perdana

Harga ini merupakan harga saat ini dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.


(26)

3. Harga pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham dicatat di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari pinjaman emisi harga, ini disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

2.1.3 Teori Random Walk

Model random walk mengemukakan persoalan harga-harga saham yang lalu dapat membantu dalam meramalkan harga-harga saham atau tingkat keuntungan waktu yang akan datang. Model ini menegaskan dua hipotesis utama, yaitu perubahan harga. Perubahan harga adalah bebas antara satu jangka waktu dengan waktu jangka yang lain, dan perubahan harga mengikuti beberapa distribusi probabiliti tertentu. Pada model ini asumsi pergerakan harga saham adalah random.

Menurut Salim (2012:12) :

Sebuah informasi yang mengindikasi bahwa sebuah harga saham berada pada underpriced maka, para investor akan berlomba untuk membeli saham tersebut karena adanya peluang keuntungan dalam saham tersebut. Saham yang banyak dibeli tersebut akan


(27)

mengakibatkan naiknya permintaan sehingga harga saham tersebut naik pada tingkat wajar. Saham yang secara tiba-tiba naik hingga ke tingkat wajar saat semua informasi telah tersedia pastilah dikarenakan terdapat informasi baru tentang saham tersebut.Informasi terbaru pastilah tidak dapat diprediksi (unpredictable).

Pada akhirnya perubahan harga saham yang diakibatkan karena reaksi terhadap informasi baru tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu walaupun para investor memperoleh informasi dari dalam, investor masih tidak dapat meramal pergerakan harga saham yang akan datang dengan tepat. Hal ini itu karena segala informasi akan terkandung dalam harga saham itu sebagaimana diketahui umum.

2.2 Laba akuntansi

Laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya (Chairi dan Imam, 2007). Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode –periode tersebut. Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan harga saham di masa depan.

Laba akuntansi merupakan salah satu faktor yang dilihat investor di pasar modal untuk menentukan pilihan dalam menanamkan investasinya, salah satu cara yang bisa di tempuh oleh investor dalam menanamkan dananya adalah dengan cara membeli saham. Bagi perusahaan, menjaga dan meningkatkan laba akuntansi adalah suatu keharusan agar saham tetap eksis dan tetap diminati oleh investor.

Menurut Suwardjono (2005:456) laba akuntansi dengan berbagai interprestasi diharapkan dapat digunakan antara lain :


(28)

1. Indikator efesiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusaahan dalam tingkat pengembalian atas investasi.

2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. 3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.

4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Dasar penentun dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan

publik.

6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak uang. 7. Dasar kompensasi dan pemabagian bonus.

8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9. Dasar pembagian dividen.

Laba akuntansi mencerminkan kinerja suatu perusahaan, semankin tinggi laba akuntansi dalam sebuah perusahaan semankin baik pula kinerja keuangan perusahaan. Adanya laba akuntansi dapat mempengaruhi naik atau turunnya harga saham jika ditinjau dari penilain intrinsik saham tersebut.

2.3 Profitabilitas

Profitabilitas atau kemampuan laba merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen (Sawir, 2003: 17). Faktor yang paling penting dalam kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba adalah hubungan antara tingkat penjualan dengan tingkat aktiva yang diperlukan untuk mencapai tingkat penjualan tersebut.

Profitabilitas adalah kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba dengan mempergunakan modal yang diperlukan di dalam mengelola kegiatan usahanya secara efektif (Sartono, 2005:32). Rasio profitabilitas merupakan alat dalam mengukur prestasi keuangan perusahaan. Rasio kemampuan akan memberi jawaban tentang efektivitas manajemen perusahaan (Sawir, 2003: 18).


(29)

Profitabilitas menunjukan bagaimana cara kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat maka hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham yang mengatakan jika permintaan terhadap saham meningkat maka harga saham akan cenderung meningkat.

Meningkatnya profitabilitas perusahaan bearti meningkat saham yang secara tidak lansung akan meningkatkan pendapatan perlembar saham (earning per share) yang akan diterima oleh pemengang saham, karena laba per lembar saham diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan jumlah saham yang beredar.

2.3.1 Return on assets (ROA)

ROA merupakan salah satu alat analisis keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Menurut sasongko (2006:69) ROA disebut juga Return On Investment. Rasio ini juga mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.

Return On Assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.


(30)

Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengatur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba). Secara keseluruhan dengan mempunyai Return On Assest (ROA) yang tinggi, akan menarik investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan.

Return Of Assets atau disebut juga rentabilitas ekonomi merupakan laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan atau menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 36). Oleh karena itu pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksud sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya, semakin tinggi ROA semakin tinggi keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham tersebut.

2.4 Economic Value Added (EVA)

Pada dasarnya pemodal atau (investor) akan tertarik untuk melakukan investasi pada saham di perusahaan yang menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka terima. Para investor akan dengan cepat mengestimasi harga saham perusahaan di masa


(31)

yang akan datang dan besarnya dividen yang diterima apabila investor mengetahui dengan pasti laba yang akan mereka peroleh dari perusahaan.

EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Di dalam konsep EVA memperhitungkan modal saham, sehingga memberikan pertimbangan yang adil bagi para penyandang dana perusahaan. Analisis sekuritas menemukan bahwa harga saham mengikuti EVA jauh lebih dekat dibanding faktor lainnya seperti laba per lembar saham, margin operasi. Korelasi ini terjadi karena EVA benar-benar memperhatikan investor. Apabila nilai EVA suatu perusahaan meningkat, maka kinerja perusahaan semakin baik sehingga kesejahteraan para pemengang saham dapat ditingkatkan.

EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemengang saham. Oleh karena itu jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini akan membantu memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara konsisten untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Harga saham di bursa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, salah satunya adalah perilaku investor. Investor yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan cenderung untuk mengincar perusahaan yang sudah sangat stabil. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang demikian menjamin kespatian adanya keuntungan yang relatif stabil. Harapan utama kelompok ini adalah memperoleh dividen yang


(32)

cukup terjamin setiap tahun. Hal ini menunjukkan perusahaan yang memiliki nilai EVA yang tinggi akan menarik para investor, karena semankin besar EVA, semankin tinggi nilai perusahaan, yang bearti juga semankin besar keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, semankin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan tersebut di pasar modal mengalamin kenaikan.

Kenaikan pendekatan EVA berorientasi pada pemengang saham berhubungan dengan permintaan dan penawaran pada pasar modal yang memiliki EVA yang bagus tidak dengan sendirinya performa sahamnya di pasar modal bagus pula. Terlebih di Indonesia harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh faktor rumor (faktor lain). Perusahaan pun sering dengan sengaja mealakukan corporate action, misalnya dengan membagikan saham bonus, stock split dan issue, dengan tujuan mendongkrak performa saham di pasar modal. Hal yang perlu diketahui bahwa EVA negatif bukan bearti mereflikasikan ketidak pedulian manajemen emiten untuk menciptakan nilai tambah, yang mengakibatkan menurunnya peminat terhadap harga saham yang diperjual belikan sehingga harga saham cenderung menurun, hal ini tidak bisa dipungkirin bahwa harga saham selalu terkait dengan ekspektasi masa depan perusahaan. Ketika saham XXX tinggi harganya, bisa jadi ini karena banyak yang percaya bahwa masa depan perusahaan atau sektor industri perusahaan tersebut memang lagi bagus, persoalannya bagaimana mewujudkannya.


(33)

Disitulah kegunaan EVA, EVA bukan hanya tergambar dari kinerja manajemen dalam suatu periode tetapi juga kinerja karyawan. Kinerja karyawan maupun manajemen dikaitkan dengan kompensasinya. Kalau mereka mendapatkan kompensasi yang bagus, sehingga bisa berkerja dengan bagus, akan memunculkan kinerja perusahaan yang bagus pula. Perusahaan yang bekinerja bagus tentu akan menarik para investor atau shareholder. Namun jumlah saham yang beredar terbatas, harga saham perusahaan tersebut akan tinggi. Dengan kata lain meski tidak berkorelasi secara positif dengan harga saham, tidak bisa dipungkirin bahwa EVA berpengaruh terhadap harga saham.

2.5 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan teoritis dan pengembangan hipotesis yang dibuat maka penelitian dapat membangun kerangka pemikiran teoritis pada gambar berikut :

Penelitian terdahulu yang dilakukan Sry Rahayu Febriani bahwa laba akuntansi, dividen, penjualan berpengaruh terhadap harga saham. Dividen merupakan vriabel yang paling dominan dalam menentukan harga saham.

Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006) meneliti pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham. Hasilnya menunjukan bahwa hanya Earning Per Share yang berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan EVA, Return On Assets, Return On Equity tidak berpengaruh terhadap harga saham.


(34)

Lestari dan Sari (2013) meneliti pengaruh Profitabilitas terhadap harga saham di perusahaan perbankan. Hasil menunjuk bahwa Return of Assets(ROA) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan Return of Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian (Sry Rahayu

Febrina : 2005)

“Pengaruh Laba akuntansi, dividen dan penjualan terhadap harga saham perusahaan terbuka di bursa efek Jakarta”

Variabel Independen : Laba Akuntansi, dividen, penjualan. Variabel

Dependen : Harga saham

Hasil penelitian dari laba akuntansi, dividen, penjualan berpengaruh terhadap harga saham.

(Noer Sangsongko & Nila Wulandari : 2006)

“Pengaruh EVA, Rasio Prifitabilitas EPS terhadap harga

saham pada

perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2006-2010” Variabel Independen : EVA, Profitabilitas, EPS Variabel Dependen : Harga saham

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa EVA, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE, ROS, ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham (Lestari dan

Sari : 2013)

“Analisis pengaruh Profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010”

Variabel Independen : ROE, ROA, dan NPM

Variabel Dependen : Harga saham

ROA dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham di perbankan BEI. (Rowland

Bismarmark Fernando Pasaribu : 2008)

”Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan go public di bursa efek Indonesia (BEI Periode 2003-2006” Variabel Independen : Variabel fundamental Variabel Dependen : Harga saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan,

profitabilitas, posisi leverage, likuiditas, dan efesiensi perusahaan

berpengaruh terhadap harga saham di delapan


(35)

industri. (Tirta

Deitiana : 2001)

”Pengaruh rasio keuangan

pertumbuhan

penjualan dan dividen terhadap harga saham”

Variabel Independen : Profitabilitas, likuiditas, dividen Variabel Dependen : Harga saham

Hasil penelitian ini menunjukkan

profitabilitas,

likuiditas, dividen berpengaruh terhadap harga saham dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. (Iwan

Hermansyah dan Eva Ariesanti : 2008)

”Pengaruh laba bersih terhadap harga saham (sensus pada perusahaan food and Beverage yang terdaftar di bursa efek Jakarta)” Variabel Independen : Laba bersih Variabel Dependen : Harga saham

Hasil penelitian ini menunjukkan tentang laba bersih perusahaan food and beverage yang terdaftar di bursa efek Jakarta untuk periode tahun 2006 cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan perolehan laba masing-masing perusahaan yang menunjukkan nilai positif artinya jumlah pendapatan dan harga pokok produksi memiliki nilai yang lebih besar dari beban operasional.

(Eliya

Isfaatun dan Atika

Jauharia Hatta : 2002)

“Analisis informasi penentuan harga saham pada saat initial public offering” Variabel Independen : Initial Return Variabel Dependen : IPO

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara initial return pada saat penawaran perdana dengan reputasi auditor, reputasi under

writer, umur

perusahaan, rasio profibilitas dan rasio financial leverage. (Setyaningsih

Sri Utami : 2005)

”Pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham”

Variabel Independen : LDR, CR, ROA, ROE, NPM, EPS, DPS, DER

Variabel Dependen : Harga saham

Hasil penelitian untuk mengetahui signifikasi pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap harga saham.

(Indah Nurmala Sari

”Analisis pengaruh rasio profitabilitas

Variabel Independen :

Hasil penelitian menunjukkan dari hasil


(36)

: 2008) terhadap harga saham emiten LQ45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia 2005-2008”.

ROA, ROE, EPS Variabel

Dependen : Harga saham

uji-t diketahui bahwa return of asset of asset (ROA) terhadap harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. (Kholis is a

Anshori 2009)

Pengaruh Economic Value added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang listong di Jakarta Islamic Index (JII)

Variabel Independen : Economic value added (EVA), market value added (MVA) Variabel Dependen : Harga saham

Hasil penelitian EVA dan MUA mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.6 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu mode yang menerapkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor – faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka kosenptual akan menghubungkan antara variabel – variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Laba Akuntansi

(X1)

EVA (X3) Profitabilitas

(ROA) (X1)


(37)

Dalam penelitian ini, harga saham menjadi variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Alasan peneliti untuk menjadikan harga saham sebagai dependen adalah tingginya kebutuhan investor terhadap informasi harga saham dalam melakukan investasi.

Pengambilan keputusan investasi sebagain besar berakibat pada kondisi harga saham karena nilai perusahaan tercemin lewat harga saham. Proyeksi resiko juga dapat dilihat dari informasi harga saham. Harga saham yang fluktuatif baik signifikan maupun tidak akan menjadi pertimbangan investor dalam memprediksi keadaan dimasa depan. Oleh karena itu diuraikan konsep – konsep variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian ini :

1. Pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham :

Laba akuntansi merupakan selisih pengukuran dan pendapatan biaya pendapatan. Laba akuntansi mencerminkan kinerja suatu perusahaan, semankin tinggi laba akuntansi semankin baik pula kinerja perusahaan. Adanya laba kauntansi dapat mempengaruhi naik atau turunnya harga saham jika dinilai dari penilain intrinsik saham tersebut.

H1 : Laba Akuntansi berpengaruh terhadap Harga Saham. 2. Pengaruh profitabilitas terhadap harga saham :

Kemampuan perusahaan menciptakan keuntungan atau profit adalah sangat disorotin oleh para investor sebelum menanamkan modal di suatu perusahaan. Jumlah laba bersih akan dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau aktivitas perusahaan seperti ekuitas dan assets untuk


(38)

mengukur profitabilitas perusahaan. Untuk mencerminkan profitabiltas digunakan rasio – rasio antara lain :

Return on assets (ROA)

Return On Assets (ROA) adalah laba usaha dengan modal sendiri atau modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikin. ROA digamabarkan dengan laba bersih dibagi total aktiva. Semankin tinggi kemmapuan perusahaan untuk memberikan keuntungan pada pemengang saham, maka semankin tinggi harga saham perusahaan tersebut.

H2 : Profitabiltas berpengaruh terhadap harga saham. 3. Pengaruh EVA terhadap Harga Saham :

EVA adalah suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara tepat semua faktor-faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai. Hubungan EVA dan nilai perusahaan dapat dijelaskan, bahwa EVA dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila perhitungan EVA tidak hanya suatu periode yang akan datang. Hal ini karena EVA pada tahun tertentu menunjukan nilai sekarang dan berpengaruh terhadap harga saham.

H3:PengaruhEconomic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham. 4. Pengaruh laba akuntansi, profitabilitas, Economic Value Added


(39)

H4 : Laba akuntansi, profitabilitas, Economic Value Added (EVA) secara silmultan terhadap harga saham.

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka terotis yang dibuat, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis alternatif untuk menguji pengaruh laba akuntansi, profitabilitas, dan EVA terhadap harga saham adalah sebagai berikut :

H1 : Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap harga saham. H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham.

H3 : Economic value added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham H4 : Laba akuntansi, Profitabilitas, dan economic value added (EVA)


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitan ini menggunakan metode asosiatif hubungan kausal, yang tujuannya adalah ini untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membangun teori yang berfungsi menjelaskan, meramalkan suatu gejala.(Sugiyono : 2004)

Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham sedangkan variabel independennya adalah laba akuntansi, profitabilitas, dan Economic Value Added (EVA).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan internet dan mengakses situs www.idx.com. Waktu penilitian dimulai dari bulan desember 2014.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi objek/subjek yang mempunyai kualitas dan kareteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajarin dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(41)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar – benar respresentatif atau mewakili.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah : a. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2011 – 2013.

b. Perusahaan property dan real estate tersebut memiliki laba pada tahun 2011 – 2013.

c. Perusahaan property dan real estate yang tidak melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2011-2013.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 dari 45 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2011-2013 sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah 111 sampel yang tercantum pada lampiran 1.

3.4 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peniliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data yang diperoleh adalah data time series yaitu dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan,


(42)

bulanan, dan tahunan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id diakses.

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen.

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen, variabel dependen.

3.5.1 Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013.

3.5.2 Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, profitabilitas, dan Economic Value Added (EVA).


(43)

1. Laba akuntansi

Sebagai operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis (Murtanto, 2000)

Dalam penelitian ini konsep laba yang dipakai adalah laba bersih bagi investor yaitu kelebihan hasil (revenue) dari biaya, seluruh pendapatan dan rugi setelah dikurangi pajak atau Net Income Earning After Tax. Laba yang digunakan sebagai data penelitian adalah rata-rata nilai bersih dari tahun 2011-2013.

Laba akuntansi = total pendapatan – total beban 2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu (Husnan:2001). Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Return On Assets atau disebut juga rentabilitas ekonomi ialah laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba terssebut dan dinyatakan dalam persentase.

Return On Assets dirumuskan sebagai berikut (Husnan, 2004: 72) :

Return On Assets = Laba Bersihx100% Total Aktiva Rata-rata


(44)

3. EVA (Economic Value Added)

EVA merupakan keuntungan operasi setelah pajak dikurangin dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba.

Langkah-langkah menghitung EVA (Economic Value Added) Rumus EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)

Keterangan :

NOPAT = Net Operating After Tax


(45)

Tabel 3.1.

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Skala Rumus

1 Laba akuntansi

Selisih pengukuran pendapatan dan biaya

Rasio Laba Akuntansi = Total pendapatan – total beban 2 ROA Perbandingan laba

bersih setelah pajak terhadap total aset perusahaan

Rasio Laba Bersih /Total Aktiva Rata-rata x 100%

3 EVA Keuntungan operasi setelah pajak, dikurangin biaya modal

Rasio EVA= NOPAT-(WACC x Invested capital)

4 Harga Saham

Harga rata-rata nilai pasar saham suatu perusahaan

Rasio Kebijakan pasar

3.6 Teknik Analisis Data

Keselurahan data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan progam IBM Statistic SPSS versi 21. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

3.6.1 Analisis statistik deskritif

Statistik deskristif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mengdeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.


(46)

3.6.2 Uji asumsi klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi - asumsi klasik seperti normalitas data, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan asumsi – asumsi klasik lainya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.6.2.1 Uji normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Ada dua cara untuk mendektesi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis statistik.

1. Analisis Grafik

Pada prisipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan yaitu :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(47)

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik Untuk menentukan uji didasarkan kepada kolmogorov – Smirnov Goodness of Fit Test terhadap model yang diuji pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan sebagaimana diungkpkan Ghozali (2005: 114 ) “ Apabila nilai signifikan atau nilai profitabilitas > 0,05, maka distribusi data normal. Apabila nilai signifikan atau nilai profitabilitas < 0,005, maka distribusi data tidak normal.

3.6.2.2 Uji multikolinieritas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari liabilitas.

- Nilai tolerance dan lawanya. - Variance infalation ( VIF )

Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainya. Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang


(48)

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Jadi, nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ tolerance ). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menujukan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerence < 0.10 atau sama dengan VIF > 10.

3.6.2.3 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi anatara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2009). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (times series ) karena “gangguan” pada seorang individu kelompok lebih cenderung mempengaruhi “ganguan” pada individu /kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Pada data crosssection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu. Kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah adalah regresi yang


(49)

bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunkan untuk mendekteksi ada atau tidaknya autokorelasi. a. Uji Durbin – Watson (DW test)

Uji Durbin Watson hanya diguanakan untuk autokorelasi tingakt satu (first order autocorrelation) dan memasyarakatkan adanya intercept (konstanta) dalam model regersi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah :

HO : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA: ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : Tabel 3.2. Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No desicision Dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 –dl ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif

negative

Tidak ditolak Du < d < 4 – du

3.6.2.4 Uji heteroskedastitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang


(50)

melihat ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Sctterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis yaitu :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi heterokedastasitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.

3.7 Pengujian Hipotesis

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meniliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.

Dalam penelitian ini, hipotesis (H1) diuji dengan analisis regresi linear berganda dengan model sebagai berikut :

Y = a + + + + e Keterangan :

Y = Harga Saham A = Konstanta


(51)

= Laba Akuntansi = Profitabilitas

= Economic value added (EVA) e = Error

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat statistik Stastitical package The Social Science (SPSS). SPSS adalah salah satu progam computer yang khusus dibuat untuk mengolah data dengan metode statistik tertentu (Santoso, 2010 : 11). Pengujian hasil analisis regresi linear berganda dilakukan dengan uji F dan uji t.

3.7.1 Koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil bearti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatin satu berarti variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Seacara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara, masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.


(52)

3.7.2 Uji hipotesis analisis simultan (uji f)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linear dari seluruh variabel bebas seacara bersama – sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi, apakah terhadap hubungan signifikan anatar X dan Y. Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig – F dengan α = 0.05 :

- Jika Sig – F < 0,005 : model regresi signifikan - Jika Sig –F ≥ 0,05 : model regresi tidak signifikan. 3.7.3 Uji regresi parsial (uji statistik t)

Uji t–test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t untuk mengetahui signifikan koefisien regresi.

Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig – t dengan α = 0,005 :

- Jika Sig – t < 0,05 : koefisien regresi signifikan. - Jika Sig –t ≥ 0,005 : koefisien regresi tidak signifikan.


(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Stastik Deskriptif

Pada bagian ini akan digambarkan data dari masing-masing variabel yang telah diolah berdasarkan nilai maksimum dan minimum, rata-rata, serta standar deviasi. Variabel dalam penelitian ini adalah Laba Akuntansi (X1), Profitabiltas yang diukur dengan ROA (X2), dan Economic Value Added (X3), dan Harga Saham (Y). Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LABA.AKUN 96 -19399.00 3619000.00 575187.0521 731373.60927

ROA 96 -10.34 31.61 5.4360 5.87976

EVA 96 -1267739.00 1753944.44 258511.9095 394809.99481

STOCK.PRICE 96 50.00 9500.00 990.5938 1503.93233

Valid N (listwise) 96

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (juni 2015) Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa:

1. Nilai rata-rata Laba Akuntansi adalah 575,187.0521, dengan standar deviasi sebesar 731,373.60927, nilai minimum sebesar –19,399.00 dan nilai maksimum sebesar 3,619,000.00.


(54)

2. Nilai rata-rata Return on Asset adalah sebesar 5.4360, dengan standar deviasi 5.87976, nilai minimum –10.34 dan nilai maksimum sebesar 31.61.

3. Nilai rata-rata Economic Value Added adalah sebesar 258,511.9095, dengn standar deviasi sebesar 394,809.99481, nilai minimum – 1,267,739.00 dan nilai maksimum sebesar 1,753,944.44.

4. Rata-rata Harga Saham adalah 990.5938, dengan standar deviasi sebesar 1,503.93233, nilai minimum 50.00 dan nilai maksimum 9,500.00.

4.2 Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.2.1 Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal dengan melihat normal probability plot. Uji normalitas yang pertama dilakukan adalah berdasarkan grafik secara histogram yang terlihat pada Gambar 4.1.


(55)

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Gambar 4.1 Grafik Histogram

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa pola data belum berdistribusi normal, dikarenakan grafik yang menceng ke kiri. Oleh sebab itu, maka peneliti melakukan transformasi data berupa melakukan pengubahan variabel dependen dengan me-logaritma natural-kan variabel dependen tersebut. Hasil pengujian normalitas setelah transformasi data adalah sebagai berikut:


(56)

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Gambar 4.1a Grafik Histogram

Kemudian setelah grafik histogram menunjukkan data yang normal, maka pengujian normalitas berikutnya adalah menggunakan grafik normal probability plot sebagaimana yang terlihat pada Gambar 4.2 berikut:


(57)

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Gambar 4.2

Grafik Normal Probability Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Gambar 4.2a


(58)

Berdasarkan grafik profitabilitas pada gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya mengikuti arah garis diagonal (garis normal). Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang terdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0.05. Sedangkan, data yang tidak berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi dibawah 0.05 (Ghozali,2007:12).

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 1383.32534800 Most Extreme Differences

Absolute .183

Positive .183

Negative -.166

Kolmogorov-Smirnov Z 1.791

Asymp. Sig. (2-tailed) .073

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Tabel 4.2a

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .99354628

Most Extreme Differences

Absolute .042

Positive .034

Negative -.042

Kolmogorov-Smirnov Z .412

Asymp. Sig. (2-tailed) .996

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(59)

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa nilai signifikansi di atas 0.05 yaitu 0.996, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z berada di bawah 1.97 yakni 0.412.

4.2.2 Uji multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi di mana prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas ini dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

LABA.AKUN .458 2.185

ROA .649 1.540

EVA .343 2.912

a. Dependent Variable: STOCK.PRICE

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (juni 2015) Tabel 4.3a Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

LABA.AKUN .458 2.185

ROA .649 1.540

EVA .343 2.912

a. Dependent Variable: LN_S.PRICE


(60)

Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila VIF di atas 10 atau Tolerance di bawah 0.05 maka dinyatakan terjadi multikolineartias, dan sebaliknya. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa masing-masing variabel independen yakni Laba Akuntansi (X1), ROA (X2), dan EVA (X3) memiliki nilai VIF di bawah 10, dan nilai Tolerance di atas 0.10, sehingga dapat dipastikan data dari variabel independen tidak mengalami gejala multikolinearitas.

4.2.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2005:139).

1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(61)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Gambar 4.3


(62)

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Gambar 4.3a

Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas

Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

4.2.4 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali, 2005). Jika terjadi korelasi dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin-Watson (DW test). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.Pengambilan keputusan


(63)

pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dl dan du untuk K = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du hingga (4-du), berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :

1) Jika Dw < Dl atau Dw > 4-Dl maka terdapat autokorelasi. 2) Jika Dl < Dw < Du atau 4-Du < Dw < 4-Dl maka status

autokorelasi tidak dapat dijelaskan (inconclusive).

3) Jika Du < Dw < 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi).

Tabel 4.5 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 20. Tabel DW menunjukkan bahwa dengan n = 96, K = 3, maka akan diperoleh nilai dl = 1.5966 dan du = 1.7295 dan 4-du = (4 – 1.7295 ) = 2.2705

Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .392a .154 .126 1405.69864 2.106

a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, LABA.AKUN b. Dependent Variable: STOCK.PRICE


(64)

Tabel 4.4a

Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .512a .263 .239 1.00962 2.220

a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, LABA.AKUN b. Dependent Variable: LN_S.PRIC

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015)

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi dengan Durbin-Watson diperoleh nilai sebesar 1.7295 < 2.20< 2.2705 yang berarti berdasarkan kriteria Durbin-Watson hasil tersebut tidak terjadi autokorelasi.

4.3 Analisis Regresi

Hasil pengujian hipotesis dengan metode analisis regresi linear berganda dengan variabel independen Laba Akuntansi (X1), ROA (X2), dan EVA (X3) terhadap Harga Saham (Y) ditunjukkan oleh Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 573.042 224.806 2.549 .012

LABA.AKUN .598 .000 .047 .329 .743

ROA 112.263 30.438 .439 3.688 .000

EVA .001 .001 .140 .853 .396


(65)

Tabel 4.5a

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 5.740 .161 35.553 .000

LABA.AKUN -1.830E-007 .000 -.116 -.874 .384

ROA .093 .022 .470 4.234 .000

EVA 3.033E-007 .000 .104 .678 .500

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (juni 2015)

Berdasarkan Tabel 4.5a dapat diketahui bahwa model regresi yang dihasilkan adalah:

Y = 5.740 – 0.000000183X1 + 0.093X2 + 0.000003033X3 + e Dari persamaan regresi di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Konstanta sebesar 5.740, yang berarti bahwa apabila nilai Laba Akuntansi, ROA, dan EVA adalah konstan, maka harga saham adalah sebesar 5.740. 2. Koefisien regresi Laba Akuntansi sebesar (0.000000183) menunjukkan

bahwa apabila Laba Akuntansi meningkat sebesar 1 satuan, maka harga saham akan menurun sebesar 0.000000183 satuan.

3. Koefisien regresi Return on Asset sebesar 0.093 menunjukkan bahwa apabila Return on Asset meningkat sebesar 1 satuan, maka harga saham akan meningkat sebesar 0.093 satuan.

4. Koefisien regresi Economic Value Added sebesar 0.000003033 menunjukkan bahwa apabila Economic Value Added meningkat sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan harga saham sebesar 0.000003033 satuan.


(66)

4.3.1 Uji signifikansi simultan (uji f)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama yakni Laba Akuntansi (X1), ROA (X2), dan EVA (X3) terhadap Harga saham (Y). Hasil pengujian signifikansi simultan ini ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 33081226.407 3 11027075.469 5.581 .001b

Residual 181790956.749 92 1975988.660

Total 214872183.156 95

a. Dependent Variable: STOCK.PRICE

b. Predictors: (Constant), EVA, ROA, LABA.AKUN

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Tabel 4.6a Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 33.400 3 11.133 10.922 .000b

Residual 93.778 92 1.019

Total 127.178 95

a. Dependent Variable: LN_S.PRICE

b. Predictors: (Constant), EVA, ROA, LABA.AKUN

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015)

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa secara bersama-sama bahwa Laba Akuntansi (X1), ROA (X2), dan EVA (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Harga Saham (Y). Hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung sebesar 5.581 yang lebih besar dari F Tabel sebesar 10.922. Nilai signifikansi juga menunjukkan nilai 0.000< 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila variabel Laba


(67)

Akuntansi (X1), ROA (X2), dan EVA (X3) ditingkatkan, maka harga saham akan meningkat.

4.3.2 Uji signifikansi parsial (uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen yakni Laba Akuntansi (X1), ROA (X2), dan EVA (X3) terhadap Harga saham (Y). Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 573.042 224.806 2.549 .012

LABA.AKUN .598 .000 .047 .329 .743

ROA 112.263 30.438 .439 3.688 .000

EVA .001 .001 .140 .853 .396

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015) Tabel 4.7

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 5.740 .161 35.553 .000

LABA.AKUN -1.830E-007 .000 -.116 -.874 .384

ROA .093 .022 .470 4.234 .000

EVA 3.033E-007 .000 .104 .678 .500

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015)

Berdasarkan Tabel 4.7a diketahui bahwa nilai t hitung variabel Laba Akuntansi (X1) adalah sebesar -0.874< t tabel sebesar 1.661, dengan nilai signifikansi 0.384> 0.05, yang berarti bahwa laba akuntansi berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap harga


(68)

dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 menunjukkan bahwa ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Nilai t hitung EVA sebesar 0.678< t tabel 1.661 dengan nilai signifikansi sebesar 0.500> 0.05 menunjukkan bahwa EVA berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham. 4.3.3 Uji koefisien determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi(R2) ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen (Ghozali, 2005). Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase. Nilai yang mendeakati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .512a .263 .239 1.00962 2.220

a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, LABA.AKUN b. Dependent Variable: LN_S.PRICE

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Juni 2015)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan oleh nilai R menunjukkan angka 0.512 yang berarti bahwa hubungan antara Laba Akuntansi, ROA, dan EVA dengan Harga saham adalah sebesar 51.2% atau cukup erat. Nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai 0.239 yang berarti 23.9% harga


(69)

saham dapat dipengaruhi oleh Laba Akuntansi, ROA, dan EVA, sedangkan 76.1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diketahui bahwa secara simultan, laba akuntansi, profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset dan economic value added berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila laba akuntansi, return on asset, dan economic value added meningkat, maka harga saham perusahaan real estate dan properti juga akan meningkat. Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0.239 yang menunjukkan bahwa 23.9% harga saham perusahaan real estate dan properti dipengaruhi oleh laba akuntansi, return on asset, dan economic value added.

4.4.1 Pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham

Hasil pengujian signifikansi parsial (uji t) menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham, hasil ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 0.874< t tabel 1.661 dan signifikansi 0.384> 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila laba akuntansi meningkat, tidak akan meningkatkan harga saham perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil


(1)

(2)

(3)

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 16-JUN-2015 10:18:45

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>


(4)

N of Rows in Working Data

File 96

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.

Resources

Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.02

Number of Cases Alloweda 196608

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet0]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation .99354628

Most Extreme Differences

Absolute .042

Positive .034

Negative -.042

Kolmogorov-Smirnov Z .412

Asymp. Sig. (2-tailed) .996


(5)

b. Calculated from data.

DESCRIPTIVES VARIABLES=LABA.AKUN ROA EVA S.PRICE LN_S.PRICE

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Notes

Output Created 16-JUN-2015 10:19:04

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 96

Missing Value Handling

Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.

Cases Used All non-missing data are

used.

Syntax

DESCRIPTIVES

VARIABLES=LABA.AKUN ROA EVA S.PRICE LN_S.PRICE

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Resources

Processor Time 00:00:00.00


(6)

[DataSet0]

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LABA.AKUN 96 -19399.00 3619000.00 575187.0521 731373.60927

ROA 96 -10.34 31.61 5.4360 5.87976

EVA 96 -1267739.00 1753944.44 258511.9095 394809.99481

S.PRICE 96 50.00 9500.00 990.5938 1503.93233

LN_S.PRICE 96 3.91 9.16 6.2168 1.15703


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 70 117

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 0 12

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 0 2

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 0 7

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 0 18

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 0 2

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 0 17

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDIVIDUAL PADA PERUSAHAAN – PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-201

0 0 12