Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di perumahan mewah lebih memperhatikan faktor keamanan dan kemudahan dalam pengendalian.
Untuk masyarakat di perumahan mewah daerah Depok rata-rata lebih menyukai menggunakan lem tikus walaupun ada beberapa yang menggunakan
perangkap hidup. Pada masyarakat perumahan sedang rata-rata menggunakan lem tikus walaupun ada yang menggunakan perangkap mati.
Masyarakat yang tinggal diperumahan mewah daerah Jakarta Utara lebih menyukai menggunakan lem tikus bila dibandingkan dengan perangkap mati
maupun perangkap hidup. Masyarakat di perumahan kumuh daerah Jakarta Utara lebih bervariasi dalam pengendaliannya yaitu dengan menggunakan perangkap
hidup, perangkap mati, dan lem tikus. Masyarakat dari ketiga daerah tersebut Bogor, Depok, dan Jakarta Utara
lebih menyukai menggunakan lem tikus karena melihat faktor keamanan dan kemudahan dalam penggunaan. Bila menggunakan lem tikus, masyarakat tidak
khawatir akan terkena perangkap tikus, seperti pada perangkap mati yang dapat menyebabkan luka jika terperangkap. Selain itu, jika menggunakan lem tikus
tidak perlu mematikan tikus seperti pada perangkap hidup karena tikus akan mati dengan sendirinya setelah terperangkap pada lem tikus. Jika menggunakan
perangkap mati, faktor keamanan dan kebersihannya kurang karena jika ada tikus yang terperangkap akan langsung mati di tempat.
11. Tindakan Alternatif yang Dilakukan Masyarakat Untuk
Mengendalikan Hama Permukiman
Tindakan alternatif yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta Utara untuk mengendalikan hama permukiman berbeda-beda.
Rata-rata hasil survei menunjukkan bahwa pengendalian secara fisik dengan cara pemukulan secara langsung terhadap hama seperti nyamuk dan tikus memperoleh
persentase tertinggi, dan hal ini dilakukan oleh semua tingkatan masyarakat baik mewah, sedang, maupun kumuh Gambar 17.
Untuk daerah Bogor, alternatif tindakan lain yang dilakukan oleh masyarakat selain pemukulan secara langsung adalah sanitasi, gropyokan,
penembakan, dan pengusiran. Sanitasi dilakukan dengan cara pembersihan
20 40
60 80
100
Perse ntase
mewah sedang
kumuh
20 40
60 80
100
Persentase
Tindakan alternatif
20 40
60 80
100
Persentase
lingkungan sekitar agar tidak menjadi sarang hama. Gropyokan dilakukan oleh warga sekitar dengan cara bersama-sama mencari tikus dan sarangnya. Tindakan
ini dilakukan pada saat masyarakat merasa bahwa populasi tikus sudah sangat tinggi dan meresahkan. Untuk penembakan dilakukan dengan menggunakan
senapan angin, beberapa masyarakat di Bogor melakukan pengendalian tikus dengan cara tersebut. Pengusiran dilakukan sebagai alternatif terakhir untuk
mengendalikan hama karena masyarakat sudah menganggap hama tersebut bukan sebagai gangguan.
a b
c
Gambar 17 Tindakan alternatif yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengendalikan hama di permukiman wilayah a. Bogor, b. Depok, c. Jakarta Utara
Masyarakat wilayah Depok dan Jakarta Utara selain melakukan pemukulan secara langsung juga melakukan tindakan lain seperti penyiraman air
panas, sanitasi, dan pengusiran. Penyiraman air panas dilakukan terhadap hama tikus. Penyiraman dengan air panas dilakukan jika tikus yang diperoleh dari
perangkap maupun lem tikus tidak langsung mati. Untuk sanitasi dan pengusiran tidak berbeda dengan masyarakat Bogor.
Rata-rata masyarakat yang tinggal di kawasan perumahan mewah dan sedang tindakan alternatif yang dilakukan adalah sanitasi setelah tindakan
pemukulan secara langsung terhadap hama. Untuk masyarakat yang tinggal di daerah kumuh lebih menyukai pemukulan secara langsung dan pengusiran. Hal
ini dilakukan karena masyarakat tersebut sudah tidak menganggap hama sebagai gangguan.
12. Tempat Penyimpanan Pestisida oleh Masyarakat