Osborne dan
Plastrik mencirikan
pemerintahan birokrat
sebagaimana diharapkan di atas adalah pemerintahan milik masyarakat,
6
yakni pemerintahan birokrat yang mengalihkan wewenang kontrol yang di milikinya kepada masyarakat. Masyarakat diberdayakan sehingga mampu
mengontrol pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Dengan adanya kontrol dari masyarakat pelayanan publik akan lebih baik karena mereka akan
memiliki komitmen yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Pelayanan yang diberikan oleh birokrat ditafsirkan
sebagai kewajiban bukan hak karena mereka di angkat oleh pemerintah untuk melayani masyarakat, oleh karena itu harus dibangun komitmen yang
kuat untuk melayani sehingga pelayanan akan dapat menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan dapat merancang model pelayanan yang
lebih kreatif serta lebih efisien.
2. Good Governance
Good Governance bila dianalisis Good maknanya adalah nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak rakyat dan meningkatkan kemampuannya
dalam pencapaian tujuan serta berdayaguna berhasil guna dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Governance
maknanya pemerintahan berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya
6
DavidOsborne,Peter Plastrik,Memangkas Birokrasi:Lima Strategi Menuju Pemerintahan,Terjemahan Abdul RosyidRamelan,Jakarta:PPM 2004,hlm.58
mencapai tujuan nasional yang telah digariskan, dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945.
7
Terminologi Good Governance dalam bahasa dan pemahaman masyarakat termasuk di sebagian elite politik, sering rancu. Setidaknya
beberapa terminologi yang sering rancu yaitu antara Good Governance tata pemerintahan yang baik dan Good Goverment Pemerintahan yang baik.
Perbedaan paling pokok antara konsep “government” dan “governance”
terletak pada bagaimana cara penyelenggaraan otoritas politik, ekonomi dan administrasi
dalam pengelolaan
urusan suatu
bangsa. Konsep
“pemerintahan” berkonotasi peranan pemerintah yang lebih dominan dalam penyelenggaran berbagai otoritas tadi. Sedangkan dalam governance
mengandung makna bagaimana cara suatu bangsa mendistribusikan kekuasaan dan mengelola sumberdaya dan berbagai masalah yang dihadapi
masyarakat. Dengan kata lain, dalam konsep governance terkandung unsur demokratis, adil, transparan, rule of law, partisipatiof dan kemitraan.
Good Governance merupakan wacana baru dalam kosa kata ilmu politik. Ia muncul pada awal 1990-an. Secara umum istilah clean and good
governance memiliki pengertian akan segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau
7
Agus Dwiyanto dkk, Mewujudkan Good Governance, Bandung 2006, hlm.43
mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, pengertian Good governance tidak
sebatas pengelolaan lembaga pemerintah semata, tetapi menyangkut semua lembaga baik pemerintah maupun pada sektor pendidikan. Menurut Andi
Faisal Bakti, istilah good governance memiliki pengertian pengejewantahan nilai-nilai luhur dalam mengarahkan warga Negara citizens kepada
masyarakat dan
pemerintahan yang
berkeadaban melalui
wujud pemerintahan yang suci dan damai. Dalam kontek Indonesia substansi
wacana good governance dapat dipadankan dengan istilah pemerintahan yang baik bersih dan berwibawa. Prinsip demokrasi yang bertumpu pada
peran sentral warga Negara dalam proses sosial dan politik bertemu dengan prinsip-prinsip dasar good governance, yaitu pengelolaan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa yang dirumuskan bersama oleh pemerintah dan komponen masyarakat madani. Prinsip-Prinsip Dalam Good Governance.
8
1. Akuntabilitas
Meningkatkan kualitas pengambil keputusan di segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
2. Pengawasan
8
Dwiyanto Agus dkk, Revormasi Good Governance, Jakarta 2006, hlm.210
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan
swasta dan masyarakat.
3. Daya Tanggap
Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintah terhadap aspirasi masyarakat tanpa terkecuali.
4. Efisiensi dan Efektifitas
Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal
dan bertanggung jawab. 5.
Transparansi Menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi.
6. Partisipasi
Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang
menyangkut kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
7. Penegakan Hukum
Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak, tanpa
pengecualian, menjunjung
tinggi HAM
dam memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
3. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik