Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Good University Governance pada STAKPN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri) Ambon T2 322012003 BAB I

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan melayani keperluan orang dan masyarakat yang mempunyai kepentingan dan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat, ia tidak berfungsi untuk melayani dirinya sendiri tetapi melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Pelayan publik public service oleh birokrasi publik merupakan perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat. Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan rakyat warga negara. Sementara itu kondisi masyarakat saat ini terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik merupakan indikasi dari yang dialami oleh masyarakat. Hal ini mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani mengajukan tuntutan, keinginannya dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintahnya. Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas dan tanggung jawab tersebut telah jelas digariskan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang meliputi empat aspek pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Penjelasan tersebut diperjelas lagi dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 tahun 2003 yang menjelaskan pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik. Peraturan tersebut dilatar belakangi oleh semakin menurunnya tingkat pelayanan publik. Ketetapan MPR-RI Nomor XIMPR1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN, mengamanatkan agar aparatur negara mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional, produktif, transparan dan bebas dari KKN. Perwujudan nyata dari sikap aparatur negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai yang diamanatkan oleh TAP MPR tersebut antara lain tercermin dari penyelenggara pelayanan publik. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatan kinerja aparatur dalam penyelenggaraan pelayanan publik terus dilakukan. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, aparatur negara hendaknya memberikan pelayanan dengan berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan penerima pelayanan. Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mengukur bagaimana suatu negara dapat dikatakan berkembang, maju atau bahkan yang tertinggal degan negara-negara lainnya. Pendidikan juga merupakan sarana untuk meningkatkan daya saing sumber daya mausia yang ada di dalamnya yang dapat memberikan dampak positif. Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang digunakan sebagai tolak ukur bagaimana kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dapat juga diharapkan memberi dampak yang baik terhadap peningkatan pelayanan pada sektor pendidikan, dapat mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang. Melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara telah memberikan kerangka yang jelas kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat Pasal 31 ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat pasal 31 ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia. Disamping itu dalam rangka menghadapi perkembangan dunia yang makin mengutamakan basis ilmu pengetahuan, pendidikan tinggi diharapkan mampu menjalankan peran startegi dalam memajukan peradaban dan kesejahteraan manusia. Adapun salah satu konsep yang saat ini sedang menjadi mainstream dalam penyelenggaraan perguruan tinggi adalah konsep good university governance. Konsep ini sebenarnya merupakan turunan dari konsep tata kepemerintahan yang lebih umum, yaitu good governance. Good University Governance dapat dipahami sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh organ-organ universitas secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Penerpan Good University Governance meliputi ke tujuh prinsip yang terdapat dalam asas umum pemerintahan yang baik dalam hal ini terkait pada bidang pendidikan yaitu : 1

1. Kepastian Hukum

1 Dwiyanto Agus dkk, Revormasi Good Governance, Jakarta 2006, hlm.210 Pelaksanaan fungsi-fungsi perguruan tinggi tidak dapat berjalan dengan kondusif apabila tidak ada hukum atau peraturan yang di tegakan dalam penyelenggaraannya.

2. Transparansi

Transparansi atau keterbukaan merupakan sebuah prasyarat dasar untuk menunjang adanya partisipasi dan menjaga akuntabilitas institusi. Proses partisipasi memerlukan ketersediaan informasi yang memadai dan kemudahan bagi seluruh stakeholder dalam mengakses suatu informasi.

3. Berkeadilan

Seluruh prinsip-prinsip yang terdapat pada sebuah perguruan tinggi dapat terwujud apabila ada satu kesepahaman persamaan derajat equity setiap entitas stakeholder. Artinya paradigma yang digunakan bukanlah hierarkikal atau mengutamakan kepentingan suatu kelompok tertentu, melainkan paradigma yang digunakan adalah persamaan derajat dan adanya pemahaman bersama bahwa perbedaan antar stakeholder sebenarnya terletak pada peranan, tanggung jawab, dan amanat yang diemban. Dengan begitu akan tercipta rasa saling menghargai dan menghormati antar stakeholders, mengingat penyelenggaraan PTN tidak akan berjalan dengan baik apabila salah satu dari peran masing-masing stakeholder tidak berfungsi. 4. Efektif dan Efisien Efektifitas dan efisiensi. Output dari seluruh proses penyelenggaraan atau program-program yang digariskan harus tepat sasaran efektif atau sesuai dengan kebutuhan dan harapan stakeholder. Yang terutama adalah efektif dalam menunjang fungsi-fungsi pendidikan, khususnya dalam hal peningkatan mutu akademik dan riset. Selain itu, penyelenggaraan PTN juga harus efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk melakukannya.

5. Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing stakeholder. Hal ini harus didahului dengan pembangunan kesadaran dalam diri seluruh stakeholder bahwa mereka memiliki kepentingan dan karenanya harus turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan PTN.

6. Akuntabilitas

Institusi PTN harus mampu mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian proses penyelenggaraan PTN terhadap seluruh stakeholder, baik internal maupun eksternal. 7. Tidak Menyalahgunakan Wewenang Penyelenggaraan Perguruan Tinggi merupakan tanggung jawab dari seluruh civitas akademik, sehingga dalam proses penyelenggaraan dituntut pihak yang bertanggung jawab dan tidak menyalahgunakan wewenang yang ada demi kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Berdasarkan Keputusan Presiden No.19 Tahun 1999 tentang pendirian Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri, STAKPN merupakan sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang bernaung pada Kementrian Agama RI. Dalam penyelenggaraan aktivitas akademika, penerapan Good University Governance sebagai standar untuk meningkatkan tugas, tanggung jawab serta mutu Perguruan Tinggi sangatlah diharapkan. Selain tugas dan tanggung jawab dari masing-masing stakeholder, peraturan- praturan yang terdapat di dalamnya diharapkan mampu memenuhi ke tujuh asas-asas umum pemerintahan yang baik yang mencakup pada bidang pendidikan, sehingga prinsip Good University Governance yang dicita- citakan dapat sepenuhnya terwujud. Dari uraian latar belakang yang penulis kemukakan, penulis ingin mengkaji tentang berbagai aturan-aturan pada STAKPN Ambon yang mencakup prinsip Good University Governance dan keterkaitan stakeholder dalam pembuatan aturan-aturan tersebut. Oleh karena itu good governance yang merupakan pedoman penyelenggaraan negara yang baik menjadi dasar dalam penelitian ini, dalam mewujudkan pemerintahan yang baik melalui Good University Governance. Peraturan merupakan bentuk keputusan yang di buat dan dilaksanakan dalam rangka pengembangan lembaga pendidikan tinggi. Peraturan mempunyai dampak bagi penyelenggaraan civitas akademika, dimana dalam peraturan yang berlaku sebagai dasar tuntunan dan pedoman civitas akademika dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Pelaksanan peraturan pada STAKPN merupakan salah satu bentuk otonmi pendidikan tinggi yang dapat menciptakan peraturan-peraturan terkait dengan pengembangan lembaga pendidikan tinggi.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Good University Governance pada STAKPN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri) Ambon T2 322012003 BAB II

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Good University Governance pada STAKPN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri) Ambon T2 322012003 BAB IV

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Good University Governance pada STAKPN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri) Ambon

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Kristen Lentera Ambarawa T2 942011033 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Salatiga T2 942012004 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendeta Perempuan dalam Kepemimpinan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) T2 752010013 BAB I

0 0 11

Sejarah Perkembangan Psikologi Agama docx

0 0 20

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB I

0 0 10

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kurikulum Pendidikan Katekisasi (Studi di Gereja Protestan Maluku) T2 BAB I

0 1 12

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Guru SMP Negeri 9 Ambon T2 BAB I

0 0 9