medebewind . Istilah medebewind disalin ke dalam bahsa Indonesia dengan
istilah “tugas pembantuan”. Tugas Pembantuan itu dapat berupa tindakan mengatur tugas legislatif atau dapat pula dapat berupa tugas eksekutif
beschiken. Daerah yang mendapat tugas pembantuan diwajibkan untuk mempertaggungjawabkan kepada yang menugaskan.
13
Menurut Koesoemahatmadja dalam Nurcholis 2007 : 22 dalam sistem tugas pembantuan pemerintah pusat atau daerah otonom yang lebih
tinggi menyerahkan urusan yang menurut peraturan perundangan merupakan kewenangannya, kepada daerah otonom dibawahnya daerah
otonom yang diserahi ini lalu melaksanakannya melalui perangkatnya dinas-dinas. Dalam melaksanakan tugas tersebut, aparat pelaksana dinas-
dinas tidak bertanggungjawab kepada pemerintah pusat daerah yang lebih tinggi yang bertugas tapi kepada kepala daerah karena tugas pembantuan
pada dasarnya adalah melaksanakan kewenangan pemerintah pusat atau pemerintah atasnya, maka sumber biaya berasal dari pemerintah yang
memberikan penugasan. Sumber biaya berasal dari APBN dan atau APBD pemerintah daerah yang lebih tinggi.
a. Dasar Hukum Asas Tugas Pembantuan
Pengaturan mengenai Tugas pembantuan diatur dalam Pasal 1 angka 9 menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
menyatakan :
14
13
Irawan Soejito, Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Rineka Cipta, Jakarta.1990, h. 117.
14
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 angka 9.
“Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah danatau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupatenkota
danatau desa serta dari pemerintah kabupatenkota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu”
Dan dasar asas Tugas Pembantuan tercantum juga dengan tegas dalam Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, yang berbunyi : “Pemerintahan
Derah Propinsi, Daerah Kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan”.
15
Ketentuan dalam Pasal 9 angka 1 menurut UU No. 32 Tahun 2004 tersebut merupakan dasar pengaturan mengenai tugas
pembantuan. Dalam halnya wewenang propinsi, kabupaten dan kota dalam rangka otonomi daerah daerah berotonomi merupakan isi rumah
tangga daerah atau yang biasa disebut juga urusan rumah tangga daerah. Bersumber dari otonomi dan tugas pembantuan, otonomi merupakan
satu bagian dari desentralisasi. Kepada pemerintahan diserahi wewenang untuk menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri, dan dapat pula
diserahi untuk menjalankan tugas-tugas pembantuan medebewind.
b. Tugas Pembantuan Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004
Pengaturan Tugas Pembantuan Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disahkan dan diundangan pada
tanggal 15 Oktober 2004 Lembaran Negara RI nomor 4437, yang terdiri dari 16 Bab, dan 240 Pasal, berbeda dengan undang-undang
sebelumnya. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 merupakan
15
Pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945.
undang-undang pemerintahan daerah yang kedelapan, dibuat berdasarkan Pasal UUD 1945 yang telah diamandemen. Asas-asas penyelenggaraan
pemerintah bagi daerah menggunakan : 1.
Asas otonomi 2.
Asas tugas pembantuan. Pada Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004, tugas
pembantuan diatur dalam tiga 3 pasal yang terpisah, yaitu pasal 1 angka 9 mengenai rumusan pengertian tugas pembantuan dan pasal 20 yang
mengatur asas penyelenggaraan pemerintahan dan pasal 207. Ketentuan ketiga pasal tersebut, rumusan selengkapnya :
1. Pasal 1 angka 9 menyatakan : “Tugas Pembantuan adalah
penugasan dari pemerintah kepada pemerintah daerah danatau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupatenkota atau desa
serta dari pemerintahkota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu”
16
. 2.
Pasal 20 ayat 2 menyatakan : “Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah menggunakan asas desentralisasi,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan”
17
. 3.
Pasal 20 ayat 3 menyatakan : “Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintah daerah menggunakan asas
otonomi dan tugas pembantuan”
18
4. Pasal 207 menyatakan : “Tugas pembantuan dari pemerintah
provinsi danatau pemerintah kabupatenkota kepada desa
16
Pasal 1 angka 9 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
17
Pasal 20 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
18
Pasal 20 ayat 3 UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia”
19
c. Tujuan Tugas Pembantuan