mengalami  pembusukan  sedangkan  sampah  anorganik  dapat  didaur  ulang kembali sehingga dapat menghasilkan produk yang baru.
c. Pengolahan Limbah Gas Limbah  gas  ini  merupakan  hasil  pembakaran  dari  kegiatan industri,
maupun  dari  kendaraan  bermotor,  dimana  akan  mengakibatkan  terjadinya efek  rumah  kaca,  ini  menyebabkan  suhu  atmosfer  meningkat  dan
menyebabkan  pemanasan  global.  Oleh  karena  itu  untuk  mengurangi pemanasan  global  harus  melakukan  beberapa  tindakan  yaitu  Konservasi
energi  hemat  penggunaan  listrik,  hemat  menggunakan  sepeda  motor, Penghapusan  Chlorofluorocarbon  AC,kulkas,
freezer,  Penanaman  pohon, dan penggunaan bahan bakar biomassa.
Sugiharto, 1987
2.7 Chemical Oxygen Demand COD
Chemical  Oxygen  Demand  COD  adalah  jumlah  oksigen  yang diperlukan  agar  bahan  buangan  yang  ada  di  dalam  air  dapat  teroksidasi
melalui reaksi kimia. Dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh  kalium  bikromat  atau  K
2
Cr
2
O
7
digunakan  sebagai  sumber  oksigen oxidizing agent. Oksidasi terhadap bahan buangan organik akan mengikuti
reaksi berikut ini:
C
X
H
Y
O
Z
+ Cr
2
O
7 2-
+ H
+
CO
2
+ H
2
O + Cr
3+
warna kuning warna hijau
Universitas Sumatera Utara
Reaksi  tersebut  perlu  pemanasan  dan  juga  penambahan  katalisator  perak sulfat  Ag
2
SO
4
untuk  mempercepat  reaksi.  Apabila  dalam  bahan  buangan organik  diperkirakan  ada  unsur  klorida  yang  dapat  mengganggu  reaksi
maka  perlu  ditambahkan  merkuri  sulfat  untuk  menghilangkan  ganggguan tersebut. wardhana,1995
Gangguan  klorida  di  dalam  sampel  dapat  mengganggu  bekerjanya katalisator  Ag
2
SO
4,
dan  pada  keadaan  tertentu  turut  beroksidasi  oleh dikromat.  Gangguan  dihilangkan  dengan  penambahan  merkuri  sulfat
HgSO
4
,  ion  merkuri  bergabung  dengan  ion  klorida  membentuk  merkuri klorida, dengan reaksi:
Hg
2+
+ 2 Cl¯ HgCl
2
Dengan adanya ion Hg
2+
ini, konsentrasi ion Cl¯  menjadi sangat kecil dan  tidak  mengganggu  oksidasi  zat  organik  dalam  tes  COD.  Untuk
memastikan  bahwa  hampir  semua  zat  organik  habis  teroksidasi  maka  zat pengoksidasi  K
2
Cr
2
O
7
masih  harus  tersisa  sesudah  direfluks.  Larutan  yang tersisa itu digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai.
Sisa  K
2
Cr
2
O
7
tersebut  ditentukan  melalui  titrasi  dengan  fero  ammonium sulfat FAS, dimana reaksi yang terjadi yaitu:
6 Fe
2+
+  Cr
2
O
7 2-
+  14 H
+
6 Fe
3+
+  2 Cr
3+
+  7H
2
O Indikator feroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu
di  saat  warna  hijau-biru  larutan  berubah  menjadi  coklat-merah.  Sisa K
2
Cr
2
O
7
dalam  larutan  blanko  adalah  K
2
Cr
2
O
7
awal,  karena  diharapkan larutan  blanko  tidak  mengandung  zat  organik  yang  dapat  dioksidasi  oleh
Universitas Sumatera Utara
K
2
Cr
2
O
7.
Alaerts.1987  pada  uji  BOD  karena  bahan-bahan  yang  stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji
COD.  Contoh,  selulosa  sering  tidak  terukur  melaui  uji  BOD  karena  sukar dioksidasi  melalui  reaksi  biokimia,  tetapi  dapat  terukur  melalui  uji  COD.
Ferdiaz,1992
2.8 Biochemical Oxygen Demand BOD