Tahap Sintetis-Konvensional Teori Perkembangan Iman

3 Bentuk kepercayaan ini muncul sebagai tahap kedua dan tahap ini terjadi antara usia 7 – 12 tahun. Gambaran emosional dan imajinal masih berpengaruh kuat pada tahap ini namun muncul pula operasi-operasi logis baru yang melampaui tingkat perasaan dan imajinasi tahap sebelumnya. Operasi-operasi tersebut bersifat konkret, tetapi sudah memungkinkan suatu daya pikir logis menggunakan kategori sebab akibat, ruang dan waktu. Hubungan sebab akibat itu dimengerti secara jelas dan dunia spasial-temporal di susun menurut skema linear serta sifat dapat diramalkan. Gaya berpikir baru ini memungkinkan suatu bentuk tafsiran dan penyusunan yang sadar dan lebih mantap terhadap arus pengalaman dan arti sehingga bentuk berpikir seperti episodis. Anak mulai membedakan antara perspektif sendiri dengan orang lain serta memperluas pandangannya dengan mengambil alih pandangan orang lain sehingga sanggup memeriksa dan menguji gambaran serta pandangan religiusnya dengan tolak ukur logikanya sendiri. 5 Pada tahap ini ceritalah yang menjadi sarana utama anak untuk mengumpulkan berbagai arti menurut sifat keterkaitannya dan membentuk pendapatnya. Cerita mendahului dan mempersiapkan suatu sintesis refleksi yang baru kemudian akan dikembangkan. Cara menggunakan simbol dan konsep- konsep dalam cerita sebagian besar masih konkret dan harafiah karena itu cerita dan bahasa dengan gaya kisah menjadi sarana paling cocok untuk menangkap makna hidup. 6 Tahap ini merupakan tahap iman afiliatif di mana seseorang datang dengan lebih sadar untuk bergabung dan menjadi anggota kelompok terdekatnya atau komuni tas iman. Maka tahap ini disebut juga iman “yang bergabung” seseorang secara sadar bergabung dengan kelompok sosial terdekat, mengambil ceritanya, simbolnya, mitenya dan ajarannya dan memahami mereka secara harfiah. Kata- kata dari orang tua lebih penting, berkuasa atas kata- kata dari teman sebayanya. Kemampuan empatinya bertambah tetapi hanya bagi mereka “yang seperti kami” yaitu bagi para anggota kelompok terdekat.

4. Tahap Sintetis-Konvensional

5 Dacey,J.S Travers, J.F, Human Development:Across The Lifespan, New York: The McGraw-Hill Companies, 2004, 68 6 James W. Fowler. Teori Perkembangan Kepercayaan, karya – karya penting James W Fowler, 31 4 Tahap ketiga ini dimulai ketika berumur 12 tahun -18 tahun. Di sekitar umur 12 tahun, remaja biasanya mengalami suatu perubahan radikal dalam caranya memberi arti. Karena munculnya kemampuan kognitif baru yaitu operasi - operasi formal, maka remaja mulai mengambil alih pandangan pribadi orang lain menurut pola pengambilan perspektif antarpribadi secara timbal balik. Karena munculnya operasi-operasi logis, remaja sanggup merefleksikan secara kritis riwayat hidupnya dan menggali arti sejarah hidupnya bagi diri sendiri dan yang dicari adalah suatu sintesis baru atas berbagai arti yang pernah dialami dalam hidup. Dengan demikian remaja berjuang mencari keseimbangan antara tuntutan menciptakan identitas diri berdasarkan dayanya sendiri dan identitas sebagaimana diharapkan dan didukung oleh orang lain yang dipercayainya. Pada tahap ini remaja menyusun gambaran yang personal mengenai lingkungan akhir. Allah yang “personal” merupakan seorang pribadi yang mengenal diri saya secara lebih baik daripada pengenalan diri saya sendiri. Apabila rasa kedirian memang berasal dari seluruh jaringan hubungan dan peran yang penting. Maka gambaran Allah personal dan akrab sangat penting bagi upaya menyusun identitas diri yang koheren pada seorang remaja. Pada tahap ini juga disebut tahap ‘menyesuaikan diri’, dimana tahap ini seseorang ingin sekali merespon dengan setia pengharapan-pengharapan dan keputusan orang lain yang penting. Maka pada tahap ini, ada penambahan rasa percaya pada pendapatnya sendiri melebihi tahap kedua tetapi hanya digunakan untuk memilih di antara otoritas-otoritas dan tidak mencakup inisiatif pribadi untuk memecahkan ketidakcocokan di antara otoritas-otoritas. Lebih tepatnya memilih dan menyeimbangkan pelbagai pengharapan konvensional dari pelbagai dunia orang. 7

5. Tahap Individual –Reflektif Individuative- Reflective faith

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi tentang Kegiatan Tahun Remaja di HKBP Kedaton dari Perspektif Teori James Fowler

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi tentang Kegiatan Tahun Remaja di HKBP Kedaton dari Perspektif Teori James Fowler T1 712011022 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi tentang Kegiatan Tahun Remaja di HKBP Kedaton dari Perspektif Teori James Fowler T1 712011022 BAB IV

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cokong-cokong Ditinjau dari Perspektif Identitas Sosial T1 712006049 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Suatu Studi Terhadap Pembunaan Iman di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga dari Perspektif Teori Perkembangan Iman James Fowler

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Perkembangan Iman James Fowler terhadap Spiritualitas Pemuda GPIB Jemaat Immanuel Semarang T1 712012008 BAB I

0 0 5