Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua

24

c. Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua

Berdasarkan pada beberapa penelitian, mengungkapkan dampak positif dukungan orang tua antara lain pada penelitian Felson Zielinski, 1989 dalam Sri Lestari, 2012: 60 membuktikan bahwa dukungan sosial orang tua dapat meningkatkan harga diri. Penelitian yang dilakukan oleh Boyum Parke 1995; Larsen Dahle 2007, dalam Sri Lestari, 2012: 60 bahwa dukungan sosial orang tua menurunkan perilaku agresi. Selanjutnya pada penelitian Young dkk, 1995 dalam Sri Lestari, 2012: 60 membuktikan bahwa dukungan sosial keluarga orang tua dapat memenuhi kepuasan hidup. Penelitian Wong 2008 dalam Sri Lestari, 2012: 60 membuktikan bahwa prestasi akademik yang baik dapat dicapai seseorang yang mendapat dukungan sosial yang tinggi dari orang tua. Berdasarkan pemaparan di atas bahwa dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada anaknya dapat memberikan dampak positif terhadap perubahan individu. Dukungan orang tua yang baik menurut Sri Lestari 2012: 60 yaitu dukungan otonom autonomy support, berupa dukungan yang menempatkan orang tua sebagai fasilitator bagi anak untuk menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Sebaliknya dukungan direktif directive support dianggap kurang baik karena dalam dukungan ini orang tua banyak memberikan instruksi, 25 mengendalikan, dan cenderung mengambil alih masalah anak. Kemampuan orang tua dalam memainkan peran fasilitator dalam membantu anak diharapkan membuat anak tidak memiliki ketergantungan yang berlebih kepada orang tua dan yang lebih utama anak belajar begaimana menyelesaikan masalahnya sendiri dengan mandiri. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh dukungan sosial orang tua dapat meningkatkan harga diri, memenuhi kepuasan hidup, menurunkan perilaku agresi, dan meningkatkan prestasi akademik. Dukungan sosial orang tua yang baik berupa dukungan otonom autonomy support karena orang tua berperan sebagai pembimbing anak dalam menyelesaikan masalah.

B. Kajian Tentang Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Istilah motivasi berprestasi pertama kali dikenalkan oleh Murray pada tahun 1930-an, kemudian istilah tersebut dikembangkan oleh McClelland dalam Lita H. Wulandari Fasti Rola, 2004. Menurut McClelland dan Atkinson dalam Lili Garliah Fatma Kartika Sary Nasution, 2005: 31 bahwa Motivasi yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang