Aspek-aspek Hubungan Orangtua-Remaja Hubungan Orangtua-Remaja .1 Pengertian Hubungan Orangtua-Remaja

51 2.4 Hubungan Orangtua-Remaja 2.4.1 Pengertian Hubungan Orangtua-Remaja Hubungan orangtua remaja mengacu kepada frekuaensi dan intensitas komunikasi antara orangtua dan remaja. Hubungan orangtua-remaja, seperti semua hubungan interpersonal lainnya, mencakup dua elemen yaitu memiliki komunikasi yang saling terbuka dan hubungan yang tidak dapat saling memahami Jersild dalam Santrock, 2007. Selanjutnya Soetiningsih 2010 hubungan orangtua-remaja persepsi remaja tentang ikatan yang terjalin antara orangtua dengan dirinya Hubungan orangtua-remaja adalah penilaian remaja tentang hubungan dalam keluarga yang terjalin melalui komunikasi antara orangtua dengan dirinya sehingga remaja merasakan kenyamanan secara psikologis.

2.4.2 Aspek-aspek Hubungan Orangtua-Remaja

Somers 2006 menuliskan tentang aspek-aspek dari hubungan orangtua remaja yaitu Kelekatan, komunikasi, dan kehangatan. a. kelekatan Kelekatan merupakan hal yang penting bagi perkembangan selanjutnya dimasa anak-anak, remaja dan dewasa. Selama dasawara terakhir ini pada akhir perkembangan mulai mengeksplorasi peran dari stuktur 52 kelekatan yang aman serta konsep-konsep terkait, seperti keterjalinan dengan orangtua dimasa remaja. Kelekatan yang aman terhadap orangtua dimasa remaja dapat mendorong kompetensi sosial dan kesejahteraan dimasa remaja, sebagaimana terlihat dalam sejumlah karateristik seperti harga diri, penyesuaian emosi, dan kesehatan fisik. Santrock, 2007. Selanjutnya Gunarsa 2004 menuliskan bahwa kelekatan merupakan hal yang penting bagi remaja. Kelekatan dengan orang tua dapat memfasilitasi kompetensi sosial dan kesejahteraan remaja. Remaja yang memiliki hubungan yang aman dengan orangtua mereka didapati memiliki harga diri yang lebih tinggi dan kejahteraan emosional yang baik dan memiliki hubungan yang kompeten dan positif dengan teman sebaya. b. Komunikasi Komunikasi yang baik dalam kelurga akan memberikan dampak yang positif bagi pengembangan diri remaja. Dalam pola asuh otoritatif terdapat komunikasi yang baik dimana orangtua lebih banyak melibatkan remaja dalam dialog verbal dan membiarkan mereka mengekspresikan pandangan-pandangannya. Jenis keluarga seperti ini agarnya dapat membantu remaja memahami relasi sosial dan hal-hal yang dibutuhkan untuk memahami seorang pribadi yang kompeten Santock, 2007. 53 c. Kehangatan Suasana rumah yang hangat didalamnya dapat dirasakan adanya perhatian, pengakuan, pengertian, penghargaan, kasih sayang, saling percaya, dan waktu yang disediakan oleh orangtua bagi remaja Ahmadi dan Sholeh, 2005. Kuhar 2010 menuliskan aspek-aspek hubungan orangtua-remaja 1. Commucation Adanya interaksi untuk membuat peraturan dalam keluarga yang harus ditaati dalam sebuah kesepakatan bersama antara orangtua dan remaja. Komunikasi dalam keluarga dilakukan supaya adanya diskusi, saling terbuka berbagi pengalaman atau masalah, kesempatan untuk menyampaikan gagasan atau ide, dan kesediaan untuk menerima perbedaan pendapat. 2. Psychological control Kecenderungan orangtua untuk mengontrol remaja dengan memberikan gagasan hanya dari pihak orangtua tanpa menerima gagasan dari remaja. Hal ini akan menyebabkan terjadinya konflik antara orangtua dan remaja, pengawasan yang berlebihan dan memaksa remaja untuk mengikuti kemauan orangtua secara berlebihan. Santrosck 2003 menuliskan keluarga yang tidak sehat secara psikologis seringkali berada pada kendali orangtua yang berorientasi pada kekuasaan dan orangtua cenderung untuk otoriter dalam hubungan dengan remaja sedangkan keluarga yang sehat secara psikologis akan menyesuaikan 54 diri dengan desakan remaja akan kebebasan, dengan memperlakukan remaja dengan lebih dewasa dan melibatkan remaja dalam pengambilan kepuusan dalam keluarga. Dari uraian di atas,landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan teori Somers 2006, aspek-aspek hubungan orangtua-remaja yaitu kelekatan, komunikasi, dan kehangatan.

2.4.3 Efek Hubungan Orangtua-Remaja

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Prestasi Belajar Pada Siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB II

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga

0 0 14