Faktor-faktor yang Memengaruhi Identitas Diri Remaja.

37

2.2.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Identitas Diri Remaja.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi identitas diri menurut Furham dalam Ristianti, 2009, adalah: a. Hubungan orangtua-remajaParenting style Hubungan orangtua-remaja yang harmonis, empati, penuh kasih sayang dapat membantu berkembangnya identitas diri yang positif. Hubungan keluarga yang harmonis akan memberikan kesempatan kepada remaja untuk mengekspresikan ide-idenya dengan orang tua sebagai pengawas bukan sebagai pengekang kebebasan. b. Model identifikasi Model identifikasi biasanya adalah orang yang sukses dalam hidupnya. Individu memiliki harapan bahwa dengan menjadi seperti model identifikasinya maka dirinya akan meraih sukses yang sama sehingga memotivasi individu untuk melakukan hal-hal yang dilakukan oleh model tersebut. c Homogenitas Lingkungan Individu yang berada pada lingkungan yang homogen cenderung lebih mudah membentuk identitas dirinya dibandingkan dengan yang berada pada lingkungan heterogen. Individu yang berada pada lingkungan heterogen lebih lama menghadapi krisis karena terlalu banyak alternatif yang ada di hadapannya. Faktor lingkungan pada waktu tertentu sangat mempengaruhi hasil perkembangan. Seseorang yang tidak memperoleh kesempatan belajar dan tidak memperoleh bimbingan dalam memperkembangkan 38 bakat-bakatnya, tidak akan mencapai hasil maksimal dari perkembangan rancangan dasarnya Gunarsa, 2003. d. Perkembangan Kognisi Menurut Papalia dan Olds 2001, perkembangan kognisi masa remaja adalah bilamana individu mampu berpikir secara operasional formal dan lebih sistematis terhadap hal- hal yang abstrak. Dalam tahap ini pola berpikir menjadi lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, individu cenderung lebih mempunyai komitmen yang kuat dan konsisten. e. Sifat Individu Remaja memiliki sifat ingin tahu dan keinginan untuk eksplorasi yang besar dimana hal ini dapat membantu pencapaian identitas. f. Pengalaman Masa Kanak-kanak Individu yang dimasa kanak-kanak telah berhasil menyelesaikan konflik-konfliknya cenderung lebih mudah menyelesaikan krisis dalam mencapai identitas diri. g. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja individu dapat menstimuli pengembangan identitas diri. Individu menjadi lebih matang dengan menghadapi permasalahan yang ada di lingkungan kerjanya sehingga individu mengetahui kelebihan atau kekurangan apa yang dimiliki untuk menghadapi permasalahan tersebut. 39 h. Interaksi Sosial Dalam tahap perkembangan yang dijalani oleh remaja ditandai oleh cara hubungan individu tersebut dengan orang lain dan kebalikannya. Seorang anak kecil pada permulaan masa kehidupannya secara mutlak bergantung pada orang lain. Melalui perawatan dan asuhan orang lain, akan timbul perasaan aman dan mempercayai orang lain dalam memperoleh kesenangan dan kepuasan dari keinginan dan kebutuhannya. Hal yang sama terjadi pada masa remaja, dimana jelas ada pengaruh hubungan timbal balik antara remaja dan orang lain dalam perkembangan kepribadiannya. Remaja dalam pergaulan dan seluruh tingkah laku ingin menunjukan bahwa ia dapat mandiri. Sebaliknya orang lain juga mengharapkan diperlihatkan kemampuannya untuk mandiri, tetapi bisa saja lingkungan keluarganya tidak menghendaki anak mereka bertindak atau berinisiatif sendiri, sehingga dinamika untuk berdiri sendiri juga tidak berkembang. i. Kelompok Teman Sebaya Kelompok teman sebaya merupakan kelompok acuan bagi seorang anak untuk mengidentifikasikan dirinya dan untuk mengikuti standar kelompok. Sejak seorang remaja menjadi bagian dari kelompok teman sebaya tersebut, identitas dirinya mulai terbentuk Thornburg, 1982. Erikson dalam Sprinthall Collins, 1995 mengemukakan bahwa remaja menerima dukungan sosial dari kelompok teman sebaya. 40 Pemberian dukungan sosial dan penyediaan tempat untuk melakukan segala uji coba membuat teman sebaya merupakan bagian yang penting dalam pengembangan identitas diri. Selanjutnya Rifany 2008 menuliskan faktor yang mempengaruhi perkembangan identitas diri remaja: 1. Iklim keluarga. Interaksi sosio emosional antara anggota keluarga, sikap, dan perlakuan orangtua terhadap remaja. 2. Tokoh Idola. Orang-orang yang dipersepsi oleh remaja sebagai figur yang memiliki posisi di masyarakat. 3. Peluang perkembangan diri. Kesempatan yang dimiliki oleh remaja untuk melihat ke depan dan menguji dirinya untuk dapat menjalani kehidupan yang beraneka ragam. Selanjutnya Marcia dalam Dariyo, 2004 menuliskan ada dua faktor yang menentukan status identitas remaja yaitu orangtua dan kepribadian remaja. Penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi status identitas menurut Marcia: 41 Faktor Achiement Identity Foreclosure Moratorium Identity Diffussion Keluarga Orangtua: Supportif, Perhatian, Mempercay ai anak. Orangtua: Tidak menerima sikapperas aan anak, tidak mendengark an keluhankeh endak anak. Orangtua tidak punya aturan yang jelas. Anak bingung terhadap otoritas orangtua. Orangtua permisif, tidak berwibawa dan tidak beri arahan, bimbingan dengan baik. Kepribadian Anak punya kekuatan ego, kemandiria, control diri internal, akrab, percaya diri, inisiatif, kreatif, dan berprestasi. Anak tergantung, control diri eksternal, cemas, tidak percaya diri. Anak cemas, Takut gagal, Egois, Kurang percaya dirikonsep diri rendah. Perkembanga n konsep diri anak lambat, kemampuan kognitif tidak berfungsi dengan baik, ragu-ragu, pasif, tidak inisiatif. Sumber: Papilia, Ols, dan Feldman dalam Dariyo, 2004 Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan, faktor- faktor yang mempengaruhi identitas diri remaja yaitu hubungan orangtua-remaja, model identifikasi, homogenitas lingkungan, perkembangan kognisi, sifat individu, pengalaman masa kanak-kanak, pengalaman kerja, interaksi sosial, kelompok teman sebaya. 42

2.2.6 Pengembangan Identitas Diri

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Prestasi Belajar Pada Siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB II

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga

0 0 14