49 lain, seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu atau
lebih buruk keadaannya menambah penghargaan diri. c.Dukungan instrumental
Dukungan ini mencakup bantuan langsung secara materi, waktu, tenaga, misalnya memberikan pinjaman uang atau
memberikan bantuan uang kepada orang yang membutuhkan.
d. Dukungan informasi Dukungan ini mencakup memberikan nasehat, petunjuk-
petunjuk, saran-saran atau umpan balik.
Dalam penelitian ini, Sarafino Smet, 1994 menuliskan dukungan sosial terdiri dari aspek-aspek yaitu
dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi.
2.3.5 Efek Dukungan Sosial Teman Sebaya
Orang tua bekerja untuk mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan keluarganya dan remaja berada di
luar rumah atau sekolah bersama dengan teman sebayanya. Kerenggangan hubungan antara orang tua dan remaja
merupakan suatu kenyataan, sehingga remaja lebih banyak mengabiskan waktunya bersama dengan teman sebayanya.
Soesilo 1985 menuliskan bahwa dengan teman-teman sebaya, remaja memiliki kesempatan banyak untuk secara
intim berbicara dengan bahasa dan persoalan yang tidak boleh diketahui oleh guru dan orang tua. Dari teman sebaya
50 tersebut remaja memperoleh simpati dan pengertian yang
relatif dapat memberi kepuasan kepada individu.
Terhadap suatu kelompok teman sebaya peer group, individu membuat konformitas. Konformitas tergantung
pada situasi. Ada beberapa situasi yang meningkatkan konformitas daripada situasi lainnya. Konformitas juga
bergantung pada sifat dan kebutuhan individu. Anak yang baru memasuki masa remaja, akan lebih terbuka untuk
dimasuki pengaruh teman-teman remaja daripada mereka yang sudah dewasa.
Pengaruh peer group atas tingkah laku remaja bergantung pada sikap dan aktivitas yang ada dalam
kelompok, serta kebutuhan individu. Jika unsur prestasi yang lebih diutamakan oleh kelompok, maka kebanyakan
anggota menunjukkan prestasi. Kalau yang menjadi harapan adalah kekerasan dan kenakalan, maka dapat
dipastikan sekelompok remaja tersebut melakukan kekerasan dan kenakalan.
Dukungan sosial yang diberikan oleh teman sebaya berupa informasi terkait dengan hah-hal apa saja yang akan
dilakukan oleh remaja dalam upaya pengembangan identitas diri yang positif. Selain itu dapat memberikan
timbal balik atas apa yang akan di lakukan remaja untuk mencoba melakukan peran sosialnya untuk menyelesaikan
krisis guna tercapainya iderentitas diri yang positif Cremers, 1989.
51
2.4 Hubungan Orangtua-Remaja 2.4.1 Pengertian Hubungan Orangtua-Remaja
Hubungan orangtua remaja mengacu kepada frekuaensi dan intensitas komunikasi antara orangtua dan
remaja. Hubungan orangtua-remaja, seperti semua
hubungan interpersonal lainnya, mencakup dua elemen yaitu memiliki komunikasi yang saling terbuka dan
hubungan yang tidak dapat saling memahami Jersild dalam Santrock, 2007. Selanjutnya Soetiningsih 2010
hubungan orangtua-remaja persepsi remaja tentang ikatan yang terjalin antara orangtua dengan dirinya
Hubungan orangtua-remaja adalah penilaian remaja tentang hubungan dalam keluarga yang terjalin melalui
komunikasi antara orangtua dengan dirinya sehingga remaja merasakan kenyamanan secara psikologis.
2.4.2 Aspek-aspek Hubungan Orangtua-Remaja
Somers 2006 menuliskan tentang aspek-aspek dari hubungan orangtua remaja yaitu Kelekatan, komunikasi,
dan kehangatan. a. kelekatan
Kelekatan merupakan hal yang penting bagi perkembangan selanjutnya dimasa anak-anak, remaja dan
dewasa. Selama dasawara terakhir ini pada akhir perkembangan mulai mengeksplorasi peran dari stuktur