f. Konsep Diri dan Pembelajaran M atematika
M enurut Gelm an
dalam Handayani
2004, pelajaran
m at em at ika m erupakan pelajaran yang pot ensial m em berikan pengalam an salah dan gagal cukup besar pada anak. Hal ini didukung
oleh pendapat Gunaw an, 2007 yang m enyat akan bahw a m at a pelajaran yang m em pengaruhi konsep diri sisw a adalah bahasa dan
m at em at ika. Bahasa adalah sarana at au m edia unt uk orang dapat m em ahami m at eri yang lain karena m at eri t erm asuk m at a pelajaran
disajikan dengan m enggunakan bahasa. Anak yang kesulit an dalam m em ahami bahasa m aka m ereka juga m engalami kesulit an dalam
m em ahami m at a pelajarann lainnya. M at em at ika adalah cara ut am a unt uk m em aham i dan m engem bangkan logika, yang m erupakan cara
m em ecahkan m asalah sehari-hari. M asyarakat seringkali beranggapan bahw a anak yang t idak bisa m at em at ika dianggap dan dicap sebagai
anak yang bodoh. Julukan yang diberikan ini akan m asuk dan m eresap dalam diri anak t ersebut dan akan m em pengaruhi perkem bangan
kepribadian anak t ersebut . Akibat nya, anak t akut unt uk bert anya, m engungkapkan pendapat , m encoba unt uk kreat if dan inovat if, sert a
konsep diri yang t erbent uk akan bersifat negatif. Jika konsep diri yang t erbent uk bersifat negat if m aka perilaku yang m uncul akan cenderung
negat if dan produkt ivit asnya akan menurun. Begit u juga dalam belajar m at em at ika.
Belajar mat em at ika m em but uhkan t iga m acam kem am puan yait u
kem am puan prosedural,
konsept ual, dan
pem anfaat an. Kem am puan prosedural m elalui serangkaian urut -urut an t indakan.
Kem am puan konsept ual m eliput i pem aham an t erhadap prinsip-prinsip yang
mendasari urut-urut an
t indakan t ersebut .
Kem am puan pem anfaat an adalah m enget ahui keadaan yang t epat unt uk m engam bil
t indakan. Jadi, ket iga kem am puan t ersebut meliput i penget ahuan bagaim ana m em ecahkan m asalah, m engapa dipecahkan dengan cara
it u, dan kapan m et ode pem ecahan m asalah t ersebut seharusnya digunakan. Kem am puan prosedural, konsept ual, dan pem anfaat an
bukan proses yang sederhana karena m elibat kan kem am puan penggunaan sim bol, abst raksi, hipot esis, dan analisis.
Hal ini berdam pak, seorang anak t idak dengan m udah unt uk t ram pil dan m enguasai m at em at ika. Seorang anak harus banyak
berlat ih supaya dapat m eningkat kan kem am puan berpikir abst rak. Dalam berlat ih, seringkali anak m engalami kegagalan dan kesalahan
m aka ia akan sem akin frust asi, m enganggap dirinya t idak m am pu, dan akan cenderung m enghindari pelajaran m at em at ika. Oleh karena it u,
peran guru di sekolah m enjadi signifikan unt uk m em bant u sisw a m engat asi persoalan ini. Pengalam an aw al yang diberikan oleh guru
yang m em buat sisw a menjadi t enang, t idak t ert ekan, t erm ot ivasi unt uk
belajar, dan m em ecahkan m asalah akan menjadi dasar yang baik bagi perkem bangan anak selanjut nya. Pengalam an t ersebut bisa berupa
penghargaan pada kem auan dan usaha anak, m enghargai keunikan anak, m em andang anak sebagai sosok individu yang posit if dan m am pu
berkem bang, sert a pendam pingan yang m endorong anak unt uk m engalam i kemajuan dan m am pu mem ecahkan m at em at ika dengan
bant uan benda-benda kongkret . Pencipt aan suasana yang sehat ini m erupakan upaya pem berian penguat an posit if bagi perkem bangan
konsep diri anak yang sehat Handayani, 2004.
Orang dengan konsep diri posit if mengenal dirinya dengan baik sekali. Tidak sepert i konsep diri yang t erlalu kaku at au t erlalu longgar,
konsep diri yang post if bersifat st abil dan bervariasi. Konsep ini berisi berbagai ” kot ak kepribadian” , sehingga orang dapat m enyim pan
inform asi t ent ang dirinya sendiri, inform asi posit if m aupun negat if. Jadi, dengan konsep diri posit if, seseorang dapat m em aham i dan
m enerim a sejum lah fakt a yang sangat bervariasi t ent ang dirinya sendiri.
M enurut Handayani 2004, pem bent ukan sekaligus penguat an bagi konsep diri posit if t erhadap kem am puan diri t erhadap pelajaran
m at em at ika bisa dilakukan dengan cara: 1.
M em berikan suat u t ant angan yait u mem berikan perm asalahan yang cukup sulit t et api past i bisa dikerjakan oleh sisw a
2. M endorong anak unt uk t erus m enerus m encoba m em ecahkan
soal-soal m at emat ika t anpa dihant ui oleh perasaan cem as karena m elakukan kesalahan
3. M enghargai dan m em percayai sisw a sert a m enghindari t anggapan-
t anggapan yang bersifat m erusak harga diri sert a menert aw akan, m engolok-olok, m encela dan sebagainya
4. M em berikan
kehangat an pada
sisw a berupa
pengert ian, pem aham an, sikap bersahabat , t oleransi yang t inggi t erhadap
sisw a, sert a penerim aan. Kehangat an guru sangat berkait an dengan prest asi, perbendaharaan kat a dan arit m at ika
5. M em berikan pelajaran sesuai dengan t ingkat perkem bangan
kognit if anak 6.
M enghindari berbagai bent uk hukum an baik secara fisik m aupun verbal.
M enurut Purw aningsih 2008, pengem bangan konsep diri yang posit if dit em puh m elalui: m endorong sisw a m em buat pilihan dan
m engelola proses belajarnya sendiri, mem elihara lingkungan belajar yang hangat dan int erpersonal, mendorong sisw a bekerja keras,
m enunjukkan kepada sisw a adanya em osi dan perasaan, perasaan posit if sisw a dikem bangkan dengan m em berikan pengalam an belajar
yang menyenangkan, sisw a diberi pengalam an yang m engem bangkan
kebiasaan dan sikap posit if, guru sensit if t erhadap kebut uhan sisw a dan guru sendiri m am pu m em berikan cont oh sikap posit if, sensit if
t erhadap perasaan orang lain, m em punyai t oleransi, dapat dipercaya, dan t epat w akt u.
Berdasarkan uraian diat as dapat dikat akan bahw a pencipt aan suasana posit if lebih efekt if dalam m eningkat kan perilaku yang
diinginkan dan mengurangi perilaku yang t idak diinginkan. Dengan kat a lain, pencipt aan suasana yang posit if dianggap sebagai penguat
reinforcement bagi peningkat an m ot ivasi belajar dan konsep diri sehingga diharapkan dapat m eningkat kan prest asi belajar.
Konsep diri dikat egorikan dalam 3 kat egori, yait u t inggi, sedang, dan rendah. Teori di at as, konsep diri dikat egorikan dalam 2 m acam ,
yait u konsep diri posit if dan konsep diri negat if. Pengkat egorian konsep diri dapat pula dibagi m enjadi 3 m acam. M enurut Burn 1993,
konsep diri tinggi disebut juga konsep diri lebih posit if, konsep diri sedang disebut juga konsep diri posit if, dan konsep diri rendah disebut
juga konsep diri negat if.
2. Prestasi Belajar M atematika