30 tindakan yang dilaksanakan. Perencanaan juga dapat dijadikan panduan dalam
pelaksanaan tindakan, sehingga penelitian yang dilakukan tidak jauh melenceng dari tujuan penelitian untuk mengimplementasikan sebuah pendekatan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar mandiri mahasiswa.
2. Siklus 1 a. Hipotesis tindakan
Pada siklus pertama, hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut: 1 Melalui penerapan multimedia pada mata kuliah pembelajaran terpadu
akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa 2 Melalui penerapan multimedia pada mata kuliah pembelajaran terpadu
akan meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
b. Pelaksanaan siklus 1 1 Pertemuan 1
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 21 April 2010 pada jam 11.00 sd 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama
pertemuan ke-1 ini adalah sebagai berikut: Dosen pada kontrak perkuliahan telah menyampaikan kompetensi yang
harus dicapai, strategi perkuliahan, sistem evaluasi dan sumber belajar pada mata kuliah pembelajaran terpadu. Lebih khusus sumber belajar yang
digunakan adalah multimedia, sehingga perkuliahan akan banyak dilakukan di laboratorium komputer. Selanjutnya dosen membagikan multimedia
31 kepada mahasiswa sebagi sumber belajar yang bisa dipelajari sendiri dirumah
atau dikampus jika mereka memiliki waktu luang. Hal ini untuk menstimulus kemampuan belajar mandiri mahasiswa
Mahasiswa cukup antusias dengan multimedia yang diberikan, karena baru pertama kali menggunakannya sebagai sumber belajar yang biasanya hanya
buku teks. Pada pertemuan pertama dosen masih memberikan materi tentang konsep dasar pembelajaran terpadu sambil menunjukkan tentang cara
penggunaan multimedia. Mahasiswa tampak antusias untuk membuka menu-menu lain, sambil
bertanya bagaimana menggunakannya. Pada akhir perkuliahan dosen memberikan pertanyaan tentang materi yang belum mereka pahami,
mahasiswa tidak ada yang bertanya, kemudian dosen memberi tugas untuk membaca bab berikutnya yaitu model-model pembelajaran terpadu yaitu
conected, webbed, dan integrated.
2 Pertemuan 2
32 Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 28 April 2010 pada jam
11.00 sd 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama pertemuan ke-2 ini adalah sebagai berikut:
Dosen pada awal perkuliahan memberikan apersepsi dengan menanyakan materi yang telah dipelajari minggu lalu. Sebagian
mahasiswa bisa menjawab, sebagaian yang lain lupa. Kemudian dosen bertanya lagi apakah mereka sudah mempelajari multimedia yang
diberikan. Ternyata hampir semua mahasiswa menjawab belum. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka kurang mempunyai kesadaran belajar
yang tinggi. Kemudian dosen mengajak mahasiswa belajar di laboratorium komputer dan meminta mereka untuk mempelajari terlebih dahulu materi
tentang model-model pembelajaran terpadu. Tampilan materi seperti berikut ini
Gambar
Setelah diberi waktu 20 menit, dosen memberi kesempatan untuk bertanya hal-hal apa yang belum mereka pahami. Ternyata tak ada satupun yang
33 bertanya, mereka merasa sudah bisa memahami. Karena tidak ada
pertanyaan dari mahasiswa. Dosen menjelaskan kembali dan merangkum tentang model-model pembelajaran terpadu. Beberapa mahasiswa terlihat
kurang antusias dan ada yang mengantuk.
3 Pertemuan 3
Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Mei 2010 pada jam 11.00 sd 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada
siklus pertama pertemuan ke-3 ini adalah sebagai berikut: Dosen
merencanakan pembelajaran
untuk mengaktifkan
mahasiswa setelah melihat kurangnya antusiasme dalam mengikuti perkuliahan dan membaca materi yang telah ada di multimedia. Maka
pada pertemuan ini dosen memberi tugas untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP seperti yang telah dicontohkan dalam
multimedia. Dosen mendampingi sambil mengecek pemahaman mereka apakah sudah bisa menganalisis masing-masing perbedaan antar model.
Mahasiswa mulai bersemangat untuk membaca kembali dan mencoba menuangkan apa yang mereka pahami ke dalam RPP. Pemberian
tugas ini ternyata cukup efektif untuk memancing pertanyaan-pertanyaan. Karena banyak pertanyaan tentang model pembelajaran terpadu, sampai
akhir kuliah mahasiswa belum bisa menyelesaikan dan dilanjutkan di rumah untuk dikumpulkan minggu depan.
34
4 pertemuan 4
Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Mei 2010 pada jam 11.00 sd 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus
pertama pertemuan ke-4 ini adalah sebagai berikut: Pada awal perkuliahan dosen memberikan apersepsi dengan bertanya
apa perbedaan masing-masing model pembelajaran terpadu, secara konsep sebagian besar mahasiswa bisa menjawab dengan benar. Hanya pada
implementasi pembuatan RPP mereka masih banyak yang bingung dengan model integrated. Dosen mmberikan penjelasan kembali tentang model
tersebut. Mahasiswa yang mendapat undian untuk membuat RPP model integrated meminta waktu untuk merevisi karena masih salah. Dosen
bertanya “mengapa tidak bertanya pada rentang waktu 1 minggu kemarin”, mereka menjawab “karena baru mengerjakan kemarin bu”.
Pada pertemuan ini dosen ingin memastikan juga bahwa mahasiswa telah benar-benar mempelajari materi-materi yang telah diberikan
beberapa minggu lalu. Dosen memerintahkan mahasiswa menuliskan materi
– materi yang telah dipahami dikertas masing-masing dalam waktu 15 menit. Sampai pada waktu 15 menit ternyata hanya beberapa
mahasiswa yang menuliskan itupun hanya beberapa kalimat. Ketika dosen bertanya “ apakah mereka lupa dengan materi-materi yang telah dipelajari,
serentak mereka menjawab “iya bu, karena kami tidak membaca”. Dosen bertanya mengapa tidak membaca? Mereka mengatakan “ agak ribet bu
kalau harus membuka laptop dulu atau bagi yang tidak mempunyai laptop,
35 harus pinjamke teman terlebih dahulu”. Dosen memberikan motivasi
untuk membaca paling tidak ketika akan kuliah, agar apa yang belum bisa dipahami bisa ditanyakan saat perkuliahan. Kemudian dosen meminta
tugas RPP untuk dkumpulkan. c. Observasi dan hasil
Setelah dilakukan pengamatan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus pertama, dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus pertama menunjukkan bahwa kemandirian mahasiswa masih rendah, tetapi motivasi
diri mereka tergolong tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tabel indikator sebagai berikut ini:
No Item
Prosentase Tidak
Kadang Ya
1 Menyempatkan membaca CD
34 60
5,7 2
Antusias membaca CD 11,4
68,6 20
3 Selalu menyempatkan refleksi
45,7 42,9
11,4 4
Mengagendakan untuk belajar 20
57,1 22,9
5 Ke warnet mencari literatur
2,9 48,6
48,6 6
Sering berdiskusi dengan teman 51,4
48,6 7
Sering bertanya ke dosen 68,6
28,6 2,9
8 Mencari bantuan jika ada kesulitan
25,7 74,3
9 Membaca CD jika ada kuliah
25,7 37,1
37,1 10
Menggunakan referensi hanya dari CD 80 20
Motivasi diri sangat terkait dengan kemandirian belajar, maka dalam hal ini peneliti mencoba untuk memotret bagaimana motivasi belajar mahasiswa
dilihat dari indikator berikut ini:
36 No
Item Prosentase
Tidak Kadang Ya
1 Memperoleh
nilai bagus
merupakan sesuatu yang saya harapkan
8,6 91,4
2 Mempelajari semua mata kuliah hal
penting 2,9
11,4 85,7
3 Hal terpenting adalah memperoleh IPK
tinggi 5,7
37,1 57,1
4 Tertarik dengan materi bahasan mata
kuliah 2,9
91,4 5,7
5 Menyelesaikan membaca CD merupakan
hal yang memuaskan 25,7
57,1 17,1
6 Materi pembelajaran terpadu bermanfaat
bagi saya 5,7
94,3 7
Menghabiskan banyak waktu untuk belajar 2,9 91,4
5,7 8
Yang terpentig bagi saya adalah ilmu bukan nilai
20 80
Pada siklus pertama ini, mahasiswa ternyata belum menunjukkan kemauan belajar yang tinggi bisa dilihat dari prosentase intensitas mengagendakan
untuk belajar hanya 22,9, yang lain hanya kadang-kadang bahkan tidak sama sekali. Dalam proses perkuliahan dosen memberikan sumber belajar
berupa multimedia dengan harapan mahasiswa bisa mempelajari sendiri dan mempermudah mereka dalam belajar. Multimedia ini telah diteliti
sebelumnya dan hasilnya mampu meningkatkan motivasi belajar. Kemauan membaca materi merupakan hal penting bagi mahasiswa untuk
bisa memahami materi. Hasil dari angket kemauan membaca mahasiswa juga masih tergolong rendah hal ini bisa dilihat dari prosentase yang
menyempatkan membaca hanya 5,7 dan antusiasme dalam membaca hanya 20 bahkan ketika akan kuliah pun hanya 37 yang mau membaca.
Kemampuan untuk mengelaborasi pemahaman mereka jika dilihat dari tes yang dilakukan dosen pada pertemuan ke-4 masih menunjukkan hasil yang
37 kurang memuaskan. Mahasiswa yang mempunyai pemahaman materi yang
baik hanya 20. Jika melihat kemauan mereka bertanya jika ada kesulitan dengan dosen hanya 2,9. Mahasiswa lebih suka berdiskusi dengan
temannnya. Sementara banyak mahasiswa atau temannya masih belum bisa memahami materi sepenuhnya.
Secara umum hasil dari kemampuan belajar mandiri mahasiswa yang berada ditingkat sedang sebanyak 65,7, sedangkan yang mempunyai
kemampuan belajar mandiri tinggi sebesar 34,3. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
83.21 53.16
73.33 46.84
Mean
100.00 80.00
60.00 40.00
20.00
Motivated Learning 0.00
Self Learning
38
d. Refleksi