Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
didapat juga bisa dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, bahwa pada Agustus 2012 presentase pengangguran untuk tingkat pendidikan SMK menempati posisi
tertinggi yakni sebesar 9,87 persen, kemudian disusul Sekolah Menengah Atas SMA dengan tingkat pengangguran sebesar 9,60
persen. http:www.bps.go.id Hal ini dimungkinkan terjadi karena masih ada
kesenjangan antara hasil belajar dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang.
Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan ketrampilan lulusan
SMK yang masih belum sepadan dengan tuntutan dunia kerja, serta belum sesuainya bidang keahlian mereka dengan bidang-bidang pekerjaan yang
dibutuhkan dunia kerja. Masalah tersebut menjadi sebab meningkatnya jumlah lulusan SMK yang mengganggur dan mengalami kesulitan mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan ijasah kejuruannya.
Berbagai permasalahan tersebut mengindikasikan bahwa proses belajar di SMK masih belum berjalan dengan baik sehingga hasil belajar siswa masih di
bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Salah satunya adalah hasil belajar siswa di SMK Pembaharuan Purworejo kelas XI Teknik
Kendaraan Ringan TKR pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan yang masih di bawah KKM. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut.
5
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester Gasal 20122013 Kelas XI TKR di SMK Pembaharuan Purworejo
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata mata pelajaran Kompetensi Kejuruan siswa kelas XI TKR di SMK Pembaharuan Purworejo
masih meprihatinkan karena masih di bawah standar KKM. Hal inilah yang dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan dari perusahaan terhadap siswa-
siswa lulusan SMK, karena mata pelajaran Kompetensi Kejuruan adalah kompetensi pokok yang wajib dikuasai oleh semua siswa SMK agar siap
memasuki dunia kerja. Nilai rata-rata yang masih di bawah standar KKM tersebut dapat dimungkinkan karena proses belajar mengajar yang belum
sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini dinilai memprihatinkan, karena bagi siswa SMK penguasaan materi yang baik pada mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan merupakan hal yang menjadi tuntutan pokok agar siap memasuki dunia kerja. Pemilik perusahaan pasti menginginkan agar
perusahaannya menjadi sukses dan besar, sehingga otomatis akan membutuhkan tenaga kerja yang kompeten di bidangnya.
Hasil belajar siswa yang rendah tersebut dimungkinkan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti minat, motivasi, cara belajar, perilaku agresif
siswa, fasilitas di sekolah, guru yang mengajar, dan lain-lain. Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa yang sangat dimungkinkan rendahnya hasil
No Mata Diklat
Nilai Rata-Rata KKM
1 SPM Sistem Pendingin dan Sepeda
72,50 75
2 KSP Kopling dan Sistem Penggeraknya
62,55 75
3 UFG Final DriveGardan
65,20 75
4 BKP Baterai, Kelistrikan, dan Pengaman
67,75 75
6
belajar siswa di SMK Pembaharuan Purworejo berhubungan dengan tingginya perilaku agresif siswa tersebut. Perilaku agresif muncul dalam
beberapa bentuk, yaitu banyaknya siswa yang ribut di dalam kelas saat Kegiatan Belajar Mengajar KBM masih berlangsung, dan masih adanya
siswa yang bolos saat KBM masih berlangsung walaupun di kelasnya sebenarnya masih ada pelajaran. Kondisi tersebut tentunya sangat menganggu
suasana belajar. Banyaknya siswa yang ribut di dalam kelas saat KBM masih berlangsung
di SMK Pembaharuan Purworejo dapat menganggu ketenangan suasana KBM di kelas tersebut, bahkan bisa mengganggu kelas lain yang dekat,
ataupun malah seluruh sekolah bisa terganggu. Bahkan seandainya ada tamu di sekolah maka keributan di kelas bisa menimbulkan kesan yang tidak bagus
bagi sekolah tersebut. Perilaku agresif yang muncul di SMK Pembaharuan Purworejo ini dapat
menganggu proses belajar mengajar. Sebagai contoh keributan pada saat KBM sedang berlangsung akan menganggu konsentrasi belajar siswa, siswa
menjadi tidak bisa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan diindikasikan mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa.
Perilaku agresif lain yang timbul di SMK Pembaharuan Purworejo adalah masih adanya siswa yang bolos saat KBM masih berlangsung walaupun di
kelasnya sebenarnya masih ada pelajaran. Keadaan tersebut jelas akan membuat siswa yang bolos menjadi ketinggalan materi, hal ini jelas
mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa tersebut. Selain itu dengan
7
adanya siswa yang bolos dapat mempengaruhi siswa-siswa yang lain untuk bolos juga. Berikut data kasus siswa SMK Pembaharuan Purworejo yang
tidak masuk sekolah tanpa keterangan dan membolos saat masih jam sekolah selama semester ganjil tahun ajaran 20122013.
Tabel 2. Data Siswa Tidak Masuk Tanpa Keterangan dan Membolos saat Masih Jam Sekolah Semester Ganjil 20122013
Bulan Tanpa Keterangan
Bolos
Juli 46
15 Agustus
81 27
September 92
31 Oktober
48 18
November 87
29 Desember
- -
Hasil belajar siswa yang rendah dan dimungkinkan berhubungan dengan perilaku agresif inilah yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini.
Perilaku agresif yang tinggi dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan baik di sekolah ataupun di masyarakat, sehingga perilaku
agresif tersebut dimungkinkan mempunyai hubungan dengan hasil belajar siswa. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya penelitian ini ada cara-cara
yang muncul untuk mengurangi tingginya perilaku agresif siswa. Dalam uraian yang telah dipaparkan di depan, maka perlu diadakan
penelitian yang berkaitan dengan hubungan perilaku agresif siswa di kelas dengan hasil belajar siswa kelas XII kompetensi keahlian Teknik Kendaraan
Ringan di SMK Pembaharuan Purworejo.