52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pasar Induk Buah dan Sayur Giwangan Yogyakarta
Pasar Giwangan Jalan Imogiri No 212, Yogyakarta ini merupakan pusat grosir buah dan sayur di wilayah Jateng - DIY. Satu - satunya pasar
induk di Yogyakarta dan beroperasi 24 jam non stop. Buah yang diperjualbelikan di Pasar Giwangan pun tidak hanya buah lokal saja, akan
tetapi juga buah impor. Eksistensi Pasar Giwangan saat ini tidak lepas dari keberhasilan
Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melaksanakan kebijakan penataan pasar tradisional yakni dengan merelokasi para pedagang buah dan sayur dari Jalan
Sriwedani, Jalan Pabringan, serta kawasan Shopping Center dan sekitarnya ke Pasar Giwangan.
Awalnya Pasar Giwangan adalah Balai Benih Ikan. Selanjutnya Balai Benih Ikan dipindahkan ke Ledok Kranon dan Ledok Nitikan. Porses relokasi
ini tidaklah mudah. Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan proses sosialisasi dan pendekatan yang cukup lama ke masing-masing paguyuban
pedagang. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam forum formal, akan tetapi juga informal. Forum formal melalui pertemuan ataupun sarasehan bersama
paguyuban pedagang sebagai tempat menampung dan menyalurkan aspirasi dari para pedagang, serta forum informal sebagai bagian dari pendekatan
secara interpersonal dan kekeluargaan kepada masing-masing pedagang.
53 Komunikasi dan sosialisasi dalam berbagai forum formal ataupun
informal ini dilakukan agar kebijakan penataan tersebut benar-benar bisa diterima oleh para pedagang. Dengan demikian, pedagang pun merasa
“diuwongke” karena mereka bukan hanya diberlakukan sebagai obyek, tetapi juga subyek yang segala aspirasi dan pemikirannya diterima demi
kepentingan bersama. Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki tanggung jawab untuk
melakukan penataan pasar tradisional sehingga dalam pengembangannya tidak mengganggu kepentingan umum. Penataan ini juga dilakukan untuk
meningkatkan daya tarik pasar tradisional agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat. Menjadikan pasar tradisional sebagai pusat aktivitas ekonomi
yang ramah, bersih dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Dengan demikian semua pihak, baik itu pedagang, pembeli, buruh gendong, tukang
parkir dan lain sebagainya merasa nyaman saat berada di pasar tradisional. Namun kebijakan relokasi dan penataan pasar tradisional kerap kali
menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran khususnya berkaitan dengan turunnya omzet berjualan sehingga mata pencaharian mereka menjadi hilang.
Jaminan Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap pasar baru yang lebih representatif, fasilitas yang memadai, aksesbilitas yang tinggi, pemenuhan
aspirasi yang berkembang di kalangan pedagang, hingga promosi besar- besaran untuk mendukung branding Pasar Buah dan Sayur pun diberikan.
Akhirnya tepat pada tanggal 14 Desember 2004, relokasi pedagang pasar yang berasal dari Jalan Sriwedani, Jalan Pabringan, serta kawasan Shopping
54 Center dan sekitarnya ke Pasar Giwangan berhasil dilaksanakan. Oleh karena
itu, tanggal tersebut dijadikan Hari Jadi Pasar Giwangan Yogyakarta. Untuk membantu pedagang memindahkan barang, Pemerintah Kota Yogyakarta
menyediakan armada - armada truk dan pick up. Kini para pedagang telah menempati pasar denagn bangunan yang
lebih representatif serta fasilitas pendukung yang memadai sebagai upaya mendukung program pasare resik, atine becik, rejekine apik, sing tuku ora
kecelik. Hal ini tentunya memudahkan customer sekaligus menguatkan posisioningnya sebagai pusat grosir buah dan sayur di Yogyakarta. Di tempat
ini masyarakat atau wisatawan bisa mendapatkan buah dan sayuran segar, baik grosir ataupun ecer dan buka 24 jam non stop. Meskipun aktivitasnya
non stop 24 jam, akan tetapi aktvitas tertinggi terlihat justru pada sore hingga menjelang fajar. Hal ini dikarenakan arus suplai barang dari para pedagang
atau petani berada pada grafik maksimal. Hal ini tentunya berbeda dengan sisi timur pasar yang didominasi oleh
transaksi harian masyarakat setempat. Pagi hingga siang hari, pasar terlihat ramai.
Sementara untuk menunjang perekonomian para pedagang, pengelola pasar punmembuka keran bagi perbankan dan lembaga keuangan untuk
masuk. Perbankan yang membuka jasa layananannya adalah Bank BRI melalui Teras BRI dan fasilitas ATM, Bank BPD DIY, serta Bank Jogja.