- Kurang tahan terhadap pelarut. Umumnya larut dalam zat pelarut tertentu
kecuali pada bahan tertentu seperti politetrafluoretilen. Kalau tidak larut, mudah retak karena kontak terus-menerus dengan zat pelarut dan disertai
adanya tegangan. Oleh karena itu perlu perhatian khusus. -
Beberapa bahan tahan abrasi atau mempunyai koefisien gesek yang kecil Surdya, T dan Saito, S, 1995
2.1.1 Jenis -Jenis Polimer
Berdasarkan sumbernya polimer dapat dibagi dalam dua bagian yaitu: 1.
Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam ,rambut 2.
Polimer sintetis : a.
Tidak terdapat secara alami : nylon,poliester polypropylene,polistirena b.
Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis c.
Polimer alami yang dimodifikasi : seluloid ,cellophane bahan dasar dari selulosaa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga
kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya
http:www.Wikipedia.compolimer.html
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya polimer dapat dibagi dalam enam jenis atau bagian yaitu :
a. 1-4 Gas LPG,LNG
b. 5-11 Cair bensin
c. 9-16 Cairan dengan viskositas rendah
d. 16-25 Cairan dengan viskositas tinggi oli,gemuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e. 25-30 Padat parafin,lilin
f. 1000-3000 Plastik polistirena,polietilen,dll
http:www.Wikipedia.compolimer.html
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer. Manusia
sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada
masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal
sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid sebentuk plastik keras dari nitrocellulose berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl,
neoprene, polystyrene, dan nilon di tahun 1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer yang masih berlangsung sampai sekarang.
http:www.shvoong.compolimer.html Polimer seperti kapas, wol, karet, dan semua plastik digunakan di hampir
semua industri. Polimer alami dan sintetik bisa diproduksi dengan beragam kekakuan, kekuatan, ketebalan, dan ketahanan terhadap panas. Elastomer polimer
bersifat elastis memiliki struktur yang saling bersilangan dan longgar. Struktur rantai bertipe inilah yang menyebabkan elastomer memiliki ingatan. Rata-rata 1
dari 100 molekul saling bersilangan. Saat jumlah rata-rata ikatan saling bersilangan itu meningkat sekitar 1 dalam 30, material menjadi lebih kaku dan
rapuh. Baik karet alami dan sintetis adalah contoh dari elastomer. Di bawah kondisi temperatur dan tekanan tertentu, plastik yang juga termasuk polimer dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dibentuk atau dicetak. Berbeda dengan elastomer, plastik lebih kaku dan tidak memiliki elastisitas yang dapat dibalik. Selulosa mreupakan salah satu contoh
material berpolimer yang harus dimodifikasi secara bertahap sebelum diproses dengan metode yang biasanya digunakan untuk plastik. Beberapa plastik seperti
nilon dan selulosa asetat dibentuk menjadi fiber. http:www.shvoong.compolimer.html
Padatan amorf terbentuk saat rantai memiliki orientasi yang kecil di sepanjang polimer yang besar. Temperatur transisi kaca merupakan titik dimana
polimer mengeras menjadi padatan amorf. Istilah ini digunakan sebab padatan amorf punya sifat-sifat yang mirip dengan kaca. Dalam proses kristalisasi,
ditemukan bahwa rantai-rantai yang relatif pendek mengorganisir diri mereka sendiri menjadi struktur kristalin lebih cepat daripada molekul yang lebih panjang.
Dengan begitu, derajat polimerisasi DP merupakan sebuah faktor yang penting dalam menentukan kekristalinan sebuah polimer. Polimer dengan DP yang tinggi
sulit diatur menjadi lapisan-lapisan sebab cenderung menjadi kusut. http:www.shvoong.compolimer.html
2.1.2. Karakteristik Plastik