BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Umum
Pada bab tiga ini akan dibahas tentang alur penelitian, alat dan bahan untuk pengujian dan langkah–langkah pembuatan spesimen uji. Spesimen tersebut
akan diuji dengan uji tekan statik, uji penyerapan air untuk mengetahui sifat–sifat mekanik dari material tersebut. Material yang digunakan berbahan polistirena
sebagai bahan aditif yang dicampur bersama agregat pasir dengan adanya dikumil peroksida dan divenil benzena.
3.2. Alur Penelitian
Awal penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan sebanyak banyaknya literatur dari buku – buku maupun internet. Studi literatur dilakukan agar penulis
dapat memudahkan interprestasi fisik tentang tujuan akhir penelitian. Studi literatur dilakukan terus menerus hingga penulis memahami betul tentang
penelitian yang akan dikerjakan. Setelah literatur dikerjakan, penulis menyiapkan bahan dan alat untuk pembuatan spesimen uji. Setelah mengumpulkan bahan dan
alat, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan spesimen uji. Pembuatan spesimen dilakukan dengan pencampuran bahan polistirenasebagai bahan aditif yang
dicampur bersama agregat pasir dengan adanya dikumil peroksida dan divenil benzena. Pembuatan spesimen ini memerlukan ketelitian agar spesimen yang
dihasilkan dapat mendekati sempurna. Setelah pembuatan spesimen selesai, tahap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
selanjutnya adalah dengan melakukan pengujian. Tahap terakhir adalah dengan melakukan analisis terhadap spesimen yang telah diuji.
3.3. Waktu dan Tempat
Waktu penelitian ini direncanakan selama empat bulan yang dimulai dari Maret sampai dengan Juli 2012. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di
Laboratorium Kimia Polimer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.Untuk uji tekan dan penyerapan air dilakukan di
Laboratoriun Fisika Fakultas Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3.4. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan spesimen adalah seperti berikut :
3.4.1. Alat-Alat
Adapun yang menjadi alat-alat dalam penelitian ini adalah : 1.
Gelas Beaker 100 mL Pyrex Gelas beaker berfungsi sebagai wadah tempat mencampur bahan.
Gelas Beaker yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : Kapasitas : 100 ml
Merek : Pyrex
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.1 Gelas Beaker 100 mL Pyrex
2. Gelas ukur 50 mL Pyrex
Berfungsi untuk mengukur banyaknya toluena yg diperlukan untuk melarutkan polistirena.
Gelas ukur yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : Kapasitas : 50 ml
Merek : Pyrex
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.2 Gelas ukur 50 mL Pyrex
3. Cetakan sampel kubus ukuran sisi 5 cm ASTM C 348-2002
Cetakan spesimen berbentuk kubus dengan ukuran sisi 5 cm. Digunakan untuk mencetak spesimen.
Gambar 3.3 Cetakan sampel kubus ukuran sisi 5 cm ASTM C 348-2002
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Neraca Analitik
Digunakan untuk meninbang bahan - bahan yang dipakai untuk membuat spesimen yang akan diuji.
Gambar 3.4. Neraca Analitik
Neraca analitik yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : Merek
: Acis Ketelitian
: 0.1 gr Beban Maksimum: 500 gr
Keterangan gambar 3.4 : 1.
Tempat beban yang akan diukur 2.
Indikator 3.
Tombol Power
1
2 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Hot Plate Fisher Dyna Mix
Berfungsi sebagai alat pemanas
Gambar 3.5 Hot Plate
Hot Plate Fisher Dyna Mix yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Temperatur Heat Maksimum : 100 °C
Merek : Corning PC 400 D
Keterangan gambar 3.5 : 1.
Lempengan pemanas 2.
Tombol putar temperatur 3.
Tombol putar kecepatan pemanas
1
2 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Oven Gallenkamp Plus II
Berfungsi untuk mengeringkan bahan
Gambar 3.6 Oven Oven Gallenkamp Plus II yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai
berikut : Temperatur
: 30-200 °C
Merek : Gallenkamp Plus II
Keterangan gambar 3.6 : 1.
Indikator 2.
Tombol Control Thermostat 3.
Tombol Safety Thermostat 4.
Tombol Variasi Temperatur 5.
Tombol Cyclic Timer
1 2
3 4
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Hot Compressor Gonno Hydraulic Press
Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk bahan cetak yang berdasarkan pada pemanasan.
Gambar 3.7 Hot Compressor Hot Compressor Gonno Hydraulic Press yang digunakan memiliki spesifikasi
sebagai berikut : Merek
: Gonno Hydraulic Press Keterangan gambar 3.7
1. Indikator kekuatan tekan
2. Indikator temperatur I
3. Indikator temperatur II
4. Tombol Power
5. Tombol Penggerak Motor
4 5
6
7 8
1
2
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Tombol Down up
7. Tombol Off heater down on
8. Tombol off heater up on
8. Mesin uji kuat tekan Tokyo Testing Machine Type-20E MGF
Merupakan alat yang digunakan untuk menguji : - Kekuatan tarik tensile strength
- Kekuatan tekan compressive strength - kekuatan bending flexural strength
Menggunakan piston yang digerakkan oleh pompa hidraulik Memiliki skala 100 kgf, 200kgf, 400kgf, 1000 kgf dan 2000 kgf.. Grafik pengujian yang
dilakukan dicetak di kertasgrafik
.
Gambar 3.8 Mesin Uji Tekan Tokyo Testing Machine
1 2
3 4
5
7 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Spesifikasi mesin uji tekan Tokyo Testing Machine Type-20E MGF: - Nama : Electronic System Universal Testing Machine
- Pabrikan : Tokyo Japan - Gaya max : 2000 kgf
- Stroke : 250 mm - Kec. Piston : 0 – 250 mmmin
Keterangan gambar 3.6 : 1. Pencekam spesimen
2. Indikator load Tegangan 3. Indikator stroke Regangan
4. Skala uji tarik 5. Tombol power
6. Alat untuk menggambarkan grafik pengujian pada Kertas grafik 7. Mesin penggerak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4.2. Bahan Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Aspal iran dengan tipe grade 6070
Aspal yang digunakan untuk membuat spesimen adalah aspal dengan angka penetrasi 6070
Gambar 3.9 Aspal penetrasi 6070
2. Polistirena
Polimer yang digunakan sebagai bahan campuran aspal adalah polistirena
Gambar 3.10 Polistirena
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Agregat pasir halus
Pasir yang digunakan adalah pasir lolos ayakan 0,6 mm
Gambar 3.11 Pasir halus
4. Dikumil Peroksida
Digunakan sebagai inisiator radikal bebas.
Gambar 3.12 Dikumil Peroksida
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Divenil Benzena
Divenil Benzena adalah zat crosslinking ikat silang yang sangat baik dan juga meningkatkan sifat-sifat polimer.
Gambar 3.13 Divenil Benzena
3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1 Preparasi Agregat
1. Agregat berupa pasir halus dicuci terlebih dahulu dengan air, kemudian dikeringkan di oven pada suhu 110
o
2. Seluruh agregat pasir halus disaring dalam ayakan. C.
3. Hasil ayakan dibuat masing-masing ke dalam 300 g.
3.5.2 Preparasi Bahan Polimer
Polistirena dibuat ke dalam variasi : 5 g, 15g, dan 25g .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5.3 Proses Pembuatan Aspal Polimer
1. Sebanyak 45 g aspal dimasukkan ke dalam wadah, dan dipanaskan pada suhu
100° C sampai meleleh. 2.
Ketika aspal dipanaskan, 5g polistirena dilarutkan dengan toluena C1. 3.
Ditambahkan 300 g pasir halus ke dalam wadah aspal yang sudah dilelehkan tersebut secara perlahan sambil diaduk pada temperatur yang sama selama 15
menit C2. 4.
Hasil pencampuran aspal dan pasir didinginkan pada suhu kamar. 5.
Ditambahkan 1 gr Dikumil Peroksida ke dalam larutan polistirena ,kemudian ditambahkan 1 gr Divenil Benzena, sambil tetap diaduk selama 5 menit C3
6. Larutan polistirena tersebut dicampurkan kedalam campuran aspal sambil
diaduk hingga merata C4. 7.
Campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan kubus, dan ditempatkan ke dalam Hot Compressor pada suhu 120°C selama 20 menit.
8. Hasil cetakan didinginkan pada suhu kamar, kemudian dikeluarkan dari
cetakan untuk di uji. 9.
Perlakuan yang sama juga dilakukan pada Polistirena dan aspal dengan variasi perbandingan bb dalam 50 gram :5:45; 15:35; dan 25:25 .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.14 Skema pencampuran bahan aspal polimer
Aspal Pasir
Polistirena Toluena
C1 Dikumil
dan Divenil benzena
C2 C3
C4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.15 Bentuk Spesimen aspal polistirena
3.6. Karakterisasi Aspal Polimer
Hasil yang diperoleh kemudian dikarakterisasi untuk menentukan nilai- nilai sifat-sifat fisik dan mekanik dari pembuatan aspal polimer yaitu dengan
Pengujian Penyerapan Air Water Absorption Test , Pengujian Kuat Tekan Compressive Strengh Test dan simulasi dengan menggunakan Ansys 12.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.16 Diagram pohon
sampel hasil variasi komposisi volume bahan baku
Aspal +
Polistirena
Aspal murni
Perendaman air
5gr Ps +
45gr
Aspal
15gr Ps +
35gr
Aspal
25gr Ps +
25gr
Aspal
Perendaman air
Perendaman air
Perendaman air
Uji tekan I
Uji tekan II
Uji tekan III
Uji tekan I
Uji tekan II
Uji tekan III
Uji tekan I
Uji tekan II
Uji tekan III
Uji tekan I
Uji tekan II
Uji tekan III
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6.1. Proses Pengujian Penyerapan Air Water Absorption Test
Untuk mengetahui besarnya penyerapan air oleh aspal polimer yang telah dibuat mengacu pada ASTM C 20-00-2005 dengan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut: 1.
Ditimbang berat sampel dan dicatat sebagai massa kering 2.
Kemudian benda uji direndam di dalam bak perendaman dengan ketinggian air separuh dari tinggi benda uji selama 1 x 24 jam, kemudian
diangkat dan permukaannya dilap dengan kain halus dan ditimbang disebut dengan massa jenuh.
3. Dihitung nilai uji daya serap air dengan menggunakan persamaan 2.6,
maka nilai uji daya serap air oleh aspal polimer dapat ditentukan.
Gambar 3.17 Proses Perendaman Spesimen
3.6.2. Proses Pengujian Kuat Tekan
Compressive Strength Test
Alat yang digunakan pada uji tekan adalah Tokyo Testing Machine Type- SC 2DE dengan kapasitas 2000 Kg.f ,kecepatan 20mmmenit dan mengacu pada
ASTM D 1559-76. Dengan prosedur pengujian sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Sampel yang di uji berbentuk kubus dengan sisi 5 cm.
2. Kemudian sampel ditempatkan pada mesin uji tekan. Pembebanan
diberikan sampai benda uji runtuh, yaitu pada saat beban maksimum bekerja. Beban maksimum dicatat sebagai F max.
3. Dihitung nilai uji kuat tekan dengan menggunakan persamaan 2.1, maka
nilai dari uji kuat tekan dari aspal polimer dapat ditentukan.
Gambar 3.18 Posisi Spesimen Sebelum Mendapatkan Perlakuan Tekanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sedangkan untuk melihat kondisi spesimen setelah mendapat tekanan pada mesin uji tekan dapat dilihat pada gambar 3.19 berikut.
Gambar 3.19 Proses Pengujian Kuat Tekan
3.7. Proses Simulasi Numerik
Dalam simulasi ini software yang digunakan yaitu Ansys.Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui distribusi tegangan akibat beban statik.Dalam
permodelan gambar seperti material uji tekan statik aksial terlebih dahulu dibuat bentuk geometri dan dimensi.Dan software yang digunakan adalah Ansys 12.yang
berbasis Metode Elemen Hingga MEH. Simulasi komputer dilakukan untuk mengklarifikasi perilaku mekanik yang terjadi akibat pengujian secara
eksperimental.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7.1. Simulasi Uji Tekan Statik
Langkah-langkah simulasi dengan menggunakan Ansys 12 diperlihatkan pada gambar 3.20.
Gambar 3.20 Langkah-langkah simulasi pada Ansys 12
3.7.2. Tampilan Pembuka Ansys 12
Tampilan awal Ansys 12 ditunjukkan seperti pada Gambar 3.21.
Gambar 3.21 Tampilan awal ansys 12 Permodelan Spesimen langsung dibuat melalui software simulasi Ansys12,
dimana software program ini mampu melakukan analisa pembebanan statik aksial
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan dinamis, analisa temperatur, deformasi, defleksi, tegangan pada truss, dan sebagainya.
3.7.3. Pemodelan Spesimen
Adapun proses Pemodelan dari Ansys 12 dilakukan langsung dari program Ansys 12 yaitu dari menu file pilih preprocecor Modeling Volume Block
By 2 Corner Masukkan Nilai Koordinat 0,0 dan Dimensi 50,50,50 seperti pada Gambar 3.22
.
Gambar 3.22.Tampilan pembuatan gambar spesimen melalui ansys.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Maka model spesimen pada ansys akan tampak pada gambar 3.23 berikut.
Gambar 3.23.Model spesimen melalui ansys
3.7.4. Mendefinisikan Element Type
Untuk mendefinisikan karakteristik geometri, maka langkah prosesnya adalah: pilih menu Element type AddEditDelete. Lalu pilih jenis materialnya
dan jenis element yang akan dianalisa, dipilih elemen solid seperti Gambar 3.24.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.24. Tampilan element type
3.7.5. Real Constants
Adapun langkah-langkahnya adalah : Klik Preprocessor Real Constant addeditdelet. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tampilan gambar 3.25 berikut :
Gambar 3.25 Tampilan Real Constants
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7.6. Mendefinisikan Model Bahan
Langkah mendefenisikan Model bahan adalah: Klik Preprocessor Material Props Material Models Stuctural Linear Elastic Isotropic
masukkan nilai E dan poisson ratio. Untuk lebih jelas tampilan blog untuk membuat gambarnya dapat dilihat pada Gambar 3.26.berikut.
Gambar 3.26. Tampilan nilai Modulus youngs dan poisson’s ratio pada ansys12
Kemudian ,Preprocessor Material PropsMaterial ModelsStucturalDensity masukkan nilai Density maka blognya akan tampak seperti gambar 3.27 berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.27. Tampilan nilai density pada ansys 12.
3.7.7. Proses Meshing
Ukuran mesh sangat mempengaruhi hasil dalam analisa ini. Namun dalam skripsi ini tidak dibahas lebih lanjut mengenai pengaruh ukuran tersebut.Hal ini
dikarenakan keterbatasan sistem komputer yang digunakan.Disini proses menerapkan ukuran mesh sesuai kemampuan komputer yaitu dengan langkah
sebagai berikut :Klik preprocessor meshingmesh toolsmart size global masukkan nilai mesh = 5 mesh model Ok.Tampilan pembuatan mesh
tampak pada gambar 3.28. dan 3.29 berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.28 Proses meshing material
Gambar 3.29 Gambar spesimen hasil meshing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7.8. Proses Solution
1. Membuat Tumpuan
Pada proses membuat tumpuan langkah perintahnya adalah dengan pilih Klik solution define load apply stucturular Displacementon area pilih
pada bagian bawah model ok klik alldof ok.Tampilan untuk membuat tumpuan seperti tampak pada Gambar 3.30 berikut.
Gambar 3.30. Tampilan untuk membuat tumpuan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Mendefenisikan Beban
Untuk mendefinisikan beban pressure langkah perintahnya adalah : klik DifineloadApplyForcemomentTampilkan pandangan depan klik boxpilih
bagian atas model okpilih FYmasukkan nilai gaya F=19614 N ok.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada blog gambar 3.31.
Gambar 3.31 Tampilan untuk mendefinisikan beban
pressure
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7.9. Proses Analyzing
Untuk menganalisa dilakukan dengan cara: pilih menu file solve current LS OK Tunggu hingga Solution Done seperti terlihat pada gambar
3.32.
Gambar 3.32.Tampilan analisa.
Setelah proses sudah selesai maka akan muncul perintah Close. Dan untuk menampilkan hasil analisa voin mises dengan cara pilih: General
portproclist result nodal solutionstressvoin mises ok. Dan untuk lebih jelas dilihat pada Gambar 3.33 berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.33. Tampilan untuk melihat hasil analisa von mises Dan untuk menampilkan hasil analisa Displacement dengan cara pilih:
General portproclist result nodal solutionDOF solution displacement vector sum ok. Dan untuk lebih jelas dilihat pada Gambar 3.34 berikut.
Gambar 3.34. Tampilan untuk melihat hasil analisa displacement.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.8. Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.35 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Membuat Spesimen
Berhasil
Persiapan Pengujian
Simulasi Numerik
Hasil
Laporan
Selesai
Ya
Berhasil Pengujian
Disetujui
Tidak
Tidak
Ya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan ditampilkan data hasil pengujian daya serap air dan uji tekan, kemudian data hasil pengujian dianalisa untuk mendapatkan sifat mekanik
dan kegagalan yang terjadi dari spesimen uji, dan uji tekan statik melalui
simulasiAnsys12.
4.1. Hasil Pengujian
4.1.1. Hasil Pengujian Daya Serap Air
Analisa serapan air dengan merendam sampel selama 24 jam, dari berbagai persentase campuran diperoleh sampel yang lebih banyak mengandung
aspal menyerap air lebih banyak, dimana selisih ini dijadikan dalam persen berat air yang terserap.
Tabel 4.1 Data hasil uji daya serap air spesimen ASTM C 20-00-2005
Variasi PS : Aspal
Spesimen
�
�
gr
�
�
gr
0gr : 50gr A1
320,4 322,2
A2 321,3
322,9 A3
317,6 319,4
5gr : 45gr B1
320,6 321,9
B2 324,2
325,4 B3
320,1 321,3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA