Kesimpulan Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Sengketa Dalam Kontrak Dagang Internasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disesuaikan dengan permasalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Hukum yang mengatur mengenai kontrak dagang Internasional ini telah berpedoman kepada berbagai konvensi Internasional dimana mengandung elemen asing, hanya bersifat pedoman apabila ada pilihan hukum. Peraturan nasional seperti HIR, Rbg, KUH Perdata, KUHD, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa APS, Kepres Nomor 34 Tahun 1981 tentang pengakuan arbitrase asing, PERMA Nomor 1 Tahun 1990 tentang Tata Cara Pelaksanaan Eksekusi Putusan Arbitrase Asing, sampai kepada dibentuknya Badan Arbitrase Nasional Indonesia, semua peraturan yang disebutkan tersebut mengenai substansinya mengatur kontrak dagang internasional dalam hal pilihan hukum, pilihan forum, yurisdiksi, dan penyelesaian sengketa kontrak yang pada intinya diberikan kebebasan masing- masing pihak untuk menentukan kehendaknya sesuai dengan asas kebebasan berkontrak. 2. Pengakuan dan pelaksanaan putusan pengadilan atau arbitrase asing di Indoensia hanya akan dihormati dan tidak akan dilaksanakan. Sengketa yang diputus di luar negeri harus diperiksa ulang kembali dari poses awalnya. Putusan asing hanya sekedar suatu fakta berupa putusan yang sifatnya tidak mengikuti hakim di Indonesia, karena Rv masih menjadi pedoman di Indonesia, dalam Pasal 436 Rv Universitas Sumatera Utara antara lain menyatakan bahwa, ”Keputusan-keputusan yang diberikan oleh badan-badan peradilan di luar negeri tidak dapat dieksekusi atau dilaksanakan di Indonesia”. Sehubungan dengan itu, sesuai dengan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 jo Pasal 3 PERMA Nomor 1 Tahun 1990 dinyatakan bahwa putusan pengadilan atau arbitrase asing hanya diakui dan dapat dilaksanakan di wilayah hukum Indonesia apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Putusan itu dijatuhkan oleh badan arbitase atau arbiter perorangan di suatu negara yang dengan negara Indonesia ataupun bersama-sama negara Indonesia terikat dalam suatu konvensi internasional perihal pengakuan serta pelaksanaan putusan arbitrase asing. Pelaksanaanna didasarkan atas asas timbal balik resiprositas; b. Putusan-putusan arbitrase asing tersebut di atas hanyalah terbatas pada putusan-putusan yang menurut ketentuan hukum Indonesia termasuk dalam ruang lingkup hukum dagang; dan c. Putusan-putusan arbitrase asing tersebut di atas hanya dapat dilaksanakan di Indonesia terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum. 3. Penyelesaian sengketa kontrak dagang yang bersifat internasional, bagi negara Indonesia harus memperhatikan pilihan hukum dalam kontrak, pilihan yurisdiksi melalui pengadilan atau arbitrase, contrat sans loi diberlakukan apabila sepanjang tidak bertentangan dengan hukum domestik di Indonesia. Sehubungan dengan penyelesaian sengketa kontrak dagang bagi negara Indonesia, maka alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan Universitas Sumatera Utara merupakan pilihan yang diutamakan dan untuk saat ini, bagi warga negara Indonesia yang melakukan kontrak, pilihan terhadap arbitrase adalah yang paling populer dilakukan karena mengingat bahwa arbitrase bisa menghemat biaya, murah, dan cepat jika dibandingkan dengan pilihan berperkara melalui pengadilan pada suatu negara tertentu.

B. Saran