3. Pengukuran Densitas Serbuk Abu Sampah Diameter partikel ekosemen dari Serbuk Abu Sampah

Menurut Hanehara, 2005, mineral komposisi ekosemen yang dominan adalah C 3 S, C 2 S, C 3 A, C 4 AF, dan CaSO 4 , baik untuk tipe portland, maupun normal portland cement kecuali pada rapid hardening adanya tambahan mineral C 11 A 7 CaCl 2 .

4. 3. Pengukuran Densitas Serbuk Abu Sampah

Picnometer adalah alat untuk mengukur densitas serbuk, nilai densitas serbuk ekosemen dapat dihitung dengan menggunakan persamaan II.7. Berdasarkan hasil pengamatan dengan XRD, maka nilai densitas serbuk ekosemen yang diukur adalah yang terbaik dari masing-masing komposisi dan suhu pembakaran tertentu saja. Untuk sampel A dipilih pada suhu 1350 o C, sampel B pada suhu 1350 o C, sampel C pada suhu 1300 o C, sampel D pada suhu 1300 o C dan sampel E pada suhu 1250 o C. Hasil pengukuran densitas serbuk ekosemen pada beberapa komposisi abu sampah ditunjukkan pada gambar 4.6. 2.9 3.0 3.1 3.2 10 20 30 40 Abu sampah berat D e n s it as g c m 3 Sample D, 1300 o C Sample C, 1300 o C Sample B, 1350 o C Sample E, 1250 o C Sample A, 1350 o C Gambar 4.6. Hubungan antara densitas terhadap abu sampah berat Neli Susanti : Pembuatan Ekosemen Dari Abu Sampah Dan Uji Aplikasinya Untuk Panel Beton, 2009 USU Repository © 2008 Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai densitas serbuk ekosemen berkisar antara 2,98 – 3,15 gcm 3 . Nilai densitas tertinggi diperoleh pada komposisi 30 abu sampah dan suhu pembakaran 1300 o C, yaitu sebesar 3,15 gcm 3 . Artinya jumlah abu sampah maksimum yang dapat digunakan adalah 30, pada suhu pembakaran 1300 o C yang disarankan sebagai material ekosemen. Pada komposisi diatasnya 40 berat abu sampah tidak menghasilkan ekosemen, karena struktur yang dihasilkan tidak sama dengan semen portland. Nilai densitas semen portland adalah sekitar 2,97 gcm 3 holcim,2008 , densitas produk ecocement adalah 3,16 gcm 3 . Taiheiyo Cement Corp., 2004, dan densitas dari normal portland cement NPC adalah 3,17 gcm 3 Hanehara, 2005. 4. 4. Diameter partikel ekosemen dari Serbuk Abu Sampah Diameter partikel ekosemen diukur dengan menggunakan metoda Anderson Pipet yang memenuhi hukum Stock’s, dan dapat dihitung dari persamaan II.8. Distribusi ukuran diameter partikel dari ekosemen, tanpa abu sampah yang dibakar pada suhu 1350 o C, seperti pada gambar 4.7. Neli Susanti : Pembuatan Ekosemen Dari Abu Sampah Dan Uji Aplikasinya Untuk Panel Beton, 2009 USU Repository © 2008 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0. 00 0. 79 0. 83 0. 94 1. 10 1. 24 1. 38 1. 80 2. 24 2. 87 3. 75 4. 65 6. 65 7. 77 9. 73 12 .2 2 17 .7 32 .7 Particle Diameter μ m M a s s P e rc e n t Sampel A, 1350 o C Gambar 4.7. Hubungan antara persen massa terhadap diameter partikel dari ekosemen, tanpa menggunakan abu sampah yang dibakar pada suhu 1350 o C. Dari gambar 4.7, terlihat bahwa dengan jumlah massa partikel 20, mempunyai distribusi ukuran diameter partikel berkisar antara 1,24 – 17,70 μm, dan diameter rata-rata adalah sebesar 6,36 μm. Distribusi ukuran diameter partikel dari ekosemen, dengan 10 abu sampah yang dibakar pada suhu 1350 o C, seperti ditunjukkan pada gambar 4.8. Dari gambar terlihat bahwa dengan jumlah massa partikel 20, mempunyai distribusi ukuran diameter partikel berkisar antara 1,22 – 17,45 μm, dan diameter rata-rata adalah sebesar 6,25 μm. Pola distribusi partikel dari ekosemen untuk sampel A dan B yang masing-masing dibakar pada suhu 1350 o C relatif hampir sama. Neli Susanti : Pembuatan Ekosemen Dari Abu Sampah Dan Uji Aplikasinya Untuk Panel Beton, 2009 USU Repository © 2008 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0. 0. 7 7 0. 8 2 0. 9 2 1. 8 1. 2 2 1. 3 6 1. 7 7 2. 2 1 2. 8 3 3. 6 9 4. 5 7 6. 5 5 7. 6 4 9. 5 6 12 .07 17 .45 32 .33 Particle Diameter μ m M a ss P e rc en t Sample B, 1350 o C Gambar 4.8. Hubungan antara persen massa terhadap diameter partikel dari ekosemen, dengan 10 abu sampah yang dibakar pada suhu 1350 o C Sample C, 1300 o C Distribusi ukuran diameter partikel dari ekosemen, dengan 20 abu sampah yang dibakar pada suhu 1300 o C, seperti ditunjukkan pada gambar 4.9. Dari gambar, terlihat bahwa dengan jumlah massa partikel 20, mempunyai distribusi ukuran diameter partikel berkisar antara 1,20 – 17,21 μm, dan diameter rata-rata adalah sebesar 6,16 μm. Pola distribusi partikel dari ekosemen untuk sampel A, B dan C relatif hampir sama. Neli Susanti : Pembuatan Ekosemen Dari Abu Sampah Dan Uji Aplikasinya Untuk Panel Beton, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 4.9. Hubungan antara persen massa terhadap diameter partikel dari ekosemen, dengan 20 abu sampah yang dibakar pada suhu 1300 o C 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0. 00 0. 76 0. 80 0. 90 1. 06 1. 20 1. 34 1. 74 2. 17 2. 78 3. 63 4. 50 6. 46 7. 53 9. 43 11. 92 17. 21 31. 78 Particle Diameter μ m M a s s P e rc e n t Distribusi ukuran diameter partikel dari ekosemen, dengan 30 abu sampah yang dibakar pada suhu 1300 o C, seperti diperlihatkan pada gambar 4.10. Dari gambar, terlihat bahwa dengan jumlah massa partikel 20, mempunyai distribusi ukuran diameter partikel berkisar antara 1,19 – 17,01 μm, dan diameter rata-rata adalah sebesar 6,09 μm. Pola distribusi partikel dari ekosemen untuk sampel A, B, C dan D relatif hampir sama. 0.0 20.0 40.0 Neli Susanti : Pembuatan Ekosemen Dari Abu Sampah Dan Uji Aplikasinya Untuk Panel Beton, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 4.10. Hubungan antara persen massa terhadap diameter partikel dari ekosemen, dengan 30 abu sampah yang dibakar pada suhu 1300 o C 60. 80.0 00.0 0. 00 0. 74 0. 79 0. 89 1. 05 1. 19 1. 32 1. 73 2. 14 2. 75 3. 58 4. 44 6. 38 7. 44 9. 30 11. 76 17. 01 31. 42 Particle Diameter μ m M a ss P e rc ent 1 Sample D, 1300 o C Distribusi ukuran diameter partikel dari ekosemen, dengan 40 abu sampah yang dibakar pada suhu 1250 o C, seperti ditunjukkan pada gambar 4.11. Dari gambar, terlihat bahwa dengan jumlah massa partikel 20, mempunyai distribusi ukuran diameter partikel berkisar antara 1,22 – 2,83 μm, dan 6,57 – 17,52 μm, diameter rata- rata adalah sebesar 7,10 μm. Pola distribusi partikel dari ekosemen untuk sampel E sangat berbeda dengan lainnya. 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0. 00 0. 76 0. 81 0. 92 1. 08 1. 22 1. 36 1. 78 2. 20 2. 83 3. 68 4. 57 6. 57 7. 64 9. 57 12. 09 17. 52 32. 37 Particle Diameter μ m Ma s s P e rc e n t Sample E, 1250 o C Gambar 4.11. Hubungan antara persen massa terhadap diameter partikel dari ekosemen, dengan 40 abu sampah yang dibakar pada suhu 1250 o C Ukuran partikel semen menurut Horiba 2008 relatif lebih kecil dari 50 μm. Sedangkan diameter rata-rata portland cement tipe ordinary ada dua ukuran, yaitu: 5 dan 30 μm, tetapi pada umumnya lebih banyak produksi semen pada diameter 5 μm holcim oilwell cemen,2008.

4. 5. Pengujian Air Setting waktu ikat