8. Pengujian ekosemen dalam bentuk serbuk, meliputi: analisa struktur kristal
dengan XRD, pengukuran densitas serbuk, analisa kehalusan butiran semen, dan waktu ikat. Sedangkan pengujian waktu ikat dilakukan untuk menentukan
waktu yang dibutuhkan adonan pasta panel beton untuk terjadi pengerasan awal dan waktu yang diperlukan untuk pengerasan akhir.
9. Untuk pengujian ekosemen dalam bentuk panel beton, maka perlu dilakukan
pencampuran ekosemen dengan agregat pasir. Perbandingan komposisi panel beton dibuat tetap, yaitu: perbandingan ekosemen : agregat pasir = 1:3
ratio volum. Adapun besaran fisis yang diamati pada panel beton, antara lain: pengujian mekanik. Pengujian mekanik meliputi: kekuatan tekan dan
patah dari panel beton yang telah di aging, selama: 7, 14, 21 dan 28 hari.
3. 5. Karakterisasi
Ada dua tahap pengujian yang dilakukan, yaitu: pengujian ekosemen dalam bentuk serbuk, dan dalam bentuk panel beton. Pengujian ekosemen dalam bentuk
serbuk meliputi: analisa struktur kristal dengan XRD, pengukuran densitas, dan analisa kehalusan butiran semen dan waktu ikat. Pengujian waktu ikat adalah waktu
yang dibutuhkan adonan pasta panel beton untuk pengerasan awal dan waktu untuk pengerasan akhir.
Sedangkan pengujian ekosemen dalam bentuk panel beton, antara lain: pengujian mekanik. Pengujian mekanik meliputi: kekuatan tekan dan patah dari panel
beton ekosemen yang telah di aging, selama: 7, 14, 21 dan 28 hari.
Neli Susanti : Pembuatan Ekosemen Dari Abu Sampah Dan Uji Aplikasinya Untuk Panel Beton, 2009 USU Repository © 2008
3. 5. 1. Analisa Struktur Kristal dengan X Ray Diffraction XRD
Struktur kristal atau fasa yang terbentuk dari beton ekosemen dapat diidentifikasikan berdasarkan data yang diperoleh dari alat XRD, seperti ditunjukkan
pada gambar 3.2. Hasil yang diperoleh adalah berupa pola difraksi yang menyatakan hubungan antara intensitas I terhadap sudut difraksi 2
θ, kemudian pola ini dicocokkan nilai jarak kisi d dengan data dari JCPDS card untuk mengetahui fasa
yang terbentuk.
θ θ
2
Gambar 3.2. Skema Peralatan Difraksi Sinar –X XRD Pada gambar 3.2, peralatan XRD terdiri dari:
1. Generator tegangan tinggi A, berfungsi sebagai catu daya pada sumber sinar -
X B 2.
Sampel C diletakan di atas tatakan D yang sudutnya dapat diatur. 3.
Sinar-X dari sumber B didifraksi oleh sampel menjadi berkas sinar konvergen yang terfokus di celah E, kemudian masuk ke alat pencacah F.
Neli Susanti : Pembuatan Ekosemen Dari Abu Sampah Dan Uji Aplikasinya Untuk Panel Beton, 2009 USU Repository © 2008
4. D dan F dihubungkan secara mekanis, jika F berputar 2 maka D berputar
sebesar . 5.
Intensitas difraksi sinar-X yang masuk dalam pelat pencacah F, dikonversikan dengan alat kalibrasi G dalam signal tegangan yang disesuaikan dan direkam
oleh recorder atau alat perekam H dalam bentuk kurva. 6.
Dari pengujian ini diperoleh grafik hubungan sudut 2 dengan intensitas pola struktur dari berbagai puncak.
Dengan menggunakan persamaan II.6, maka besarnya jarak antar kisi d dapat ditentukan, kemudian nilai ini d yang telah dihitung dicocokan dengan nilai d dari
JCPDS card.
3. 5. 2. Densitas Serbuk