46
3 Kelompok Masyarakat Pokmas
Pembentukan Pokmas dan Warung Desa diatur dalam Pedoman Teknis tersendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedum Raskin
a Kedudukan
Pelaksana Distribusi Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala desalurah.
b Tugas
1 Menerima dan mendistribusikan beras Raskin dari Satker Raskin dan
menyerahkanmenjual kepada RTS-PM Raskin di Titik Distribusi TD. 2
Menerima Hasil Penjualan Beras HPB dari RTS-PM Raskin secara tunai dan menyetorkan ke rekening Bank yang ditunjuk DivreSubdivreKansilog
Perum BULOG atau menyetor secara tunai kepada Satker Raskin. 3
Menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yaitu Berita Acara Serah Terima BAST dan Daftar Penjualan Beras sesuai model DPM-2.
c Fungsi
1 Pendistribusian Raskin kepada RTS-PM Raskin.
2 Penerimaan uang hasil penjualan beras Raskin secara tunai dari RTS-PM
Raskin dan penyetorannya kepada Satker Raskin atau ke rekening bank yang ditetapkan DivreSubdivreKansilog Perum Bulog.
3 Pengadministrasian distribusi Raskin kepada RTS-PM Raskin.
f. Satker Raskin 1 Kedudukan
Satker Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG sesuai tingkatannya.
Universitas Sumatera Utara
47
2 Organisasi
Satker Raskin terdiri dari : a
Ketua b
Anggota : 1
Pegawai Perum BULOG yang ditetapkan melalui Surat Perintah SP KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG.
2 Tenaga bantuan yang ditetapkan oleh ketua satker atas sepengetahuan
KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG.
3 Tugas dan Kewenangan Satker Raskin mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab :
a Ketua :
1 Mempunyai kewenangan mengangkat dan memberhentikan tenaga bantuan di wilayah kerjanya atas sepengetahuan KadivreKasubdivreKakansilog
Perum BULOG. 2 Mempunyai tugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi,
penyelesaian HPB, dan administrasi Raskin. b Anggota mempunyai tugas membantu dan bersama ketua sebagai berikut :
1 Mendistribusikan beras dari gudang Perum BULOG sampai dengan TD dan menyerahkan kepada Pelaksana Distribusi Raskin di TD.
2 Menerima uang HPB atau bukti setor bank dari Pelaksana Distribusi Raskin dan menyetorkan ke rekening HPB Bulog.
3 Menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yaitu Delivery Order DO, BAST, Rekap BAST di kecamatan model MBA-0 dan pembayaran HPB
Tanda Terimakuitansi dan Bukti Setor Bank serta mengumpulkan DPM-
Universitas Sumatera Utara
48
2 dari TD. 4 Melaporkan pelaksanaan tugas antara lain : realisasi jumlah distribusi beras,
setoran HPB dan BAST di wilayah kerjanya kepada KadivreKasubdivre Kakansilog Perum BULOG secara periodik setiap bulan.
E. Penentuan Pagu
a. Pagu Raskin Nasional dialokasikan ke provinsi di seluruh Indonesia oleh
Tim Koordinasi Raskin Pusat berdasarkan data RTS dari BPS dan kuantum Pagu Raskin Nasional sesuai dengan Undang Undang No. 47 tahun 2009
tentang APBN 2010. b.
Pagu Raskin Provinsi dialokasikan ke kabupatenkota oleh Tim Koordinasi Raskin Provinsi yang dituangkan dalam Keputusan Gubernur. Untuk
Sumatera Utara ini sendiri dituangka n dalam Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor :501670K Tahun 2009 tanggal 2 Maret 2009
tentang penetapan Pagu beras Raskin untuk RTM Kabupatenkota se- Sumatera Utara Tahun 2009 dan Pemko Medan mendapat alokasi pagu
RTM sebanyak 86.323 RTM yang masing-masing memperoleh beras Raskin sebanyak 15 Kg RTMperbulan dengan harga Rp.1.600Kg. Sedangkan
penetapan Pagu Raskin KabupatenKota didasarkan pada:
1 Pagu Raskin Provinsi.
2 Data RTS KabupatenKota dari BPS, untuk kota Medan ini sendiri berdasarkan pada Surat Kepala Badan Pusat Statistik Kota Medan BPS
Nomor : 1275202.020 tanggal 23 Februari 2009 dan surat Nomor :
Universitas Sumatera Utara
49
12752.028 6 Maret 2009 tentang pengiriman data RTM di Kota Medan sebanyak 86.323 RTM.
c. Pagu Raskin KecamatanKelurahanDesa ditetapkan oleh Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota dengan Keputusan BupatiWalikota. Penetapan
pagu Raskin Kecamatan dan DesaKelurahan didasarkan pada: 1
Pagu Raskin KabupatenKota 2
Data RTS Kecamatan, DesaKelurahan dari BPS d.
Distribusi Pagu Raskin tahun 2010 berakhir sampai dengan 31 Desember 2010 dan apabila ada sisa pagu, tidak dapat disalurkan pada tahun 2011.
F. Pembiayaan Operasional
Pemerintah Provinsi menyediakan anggaran untuk pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi Raskin
dari APBD setempat. Pemerintah KabupatenKota mengalokasikan anggaran untuk biaya operasional dari Titik
Distribusi sampai di tangan Rumah Tangga Miskin Penerima Manfaat Raskin yang bersumber dari APBD dengan tetap mendorong keterlibatanpartisipasi
masyarakat. Disamping itu anggaran Daerah hendaknya diarahkan juga untuk pembinaan UPM, koordinasi, monitoring dan evaluasi Raskin di tingkat
KabupatenKota.
G. Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat
a. RTM yang berhak mendapatkan Raskin adalah RTM yang terdaftar dalam
PPLS 08 BPS sebagai RTS di desakelurahan.
Universitas Sumatera Utara
50
b. Dalam rangka mengakomodir adanya dinamika RTM ditingkat
desakelurahan, maka perlu dilakukan MudesMuskel untuk menetapkan kebijakan lokal:
1 Melakukan verifikasi nama RTS hasil PPLS 08 BPS yang sudah tidak layak
atau pindah alamat keluar desakelurahan dapat diganti oleh RTM yang belum terdaftar sebagai RTS. Sedangkan untuk RTS yang meninggal dunia
diganti oleh salah satu anggota rumah tangganya. Apabila RTS yang meninggal dunia merupakan rumah tangga tunggal tidak memiliki anggota
rumah tangga dapat digantikan RTM yang belum terdaftar. 2
RTM yang belum terdaftar sebagai RTS hasil PPLS 08 BPS dan butir 1 diatas, yang dinilai layak sesuai kriteria RTS BPS dapat diberikan Raskin.
c. RTS BPS yang telah diverifikasi dan hasil MudesMuskel yang memutuskan
nama rumah tangga penerima manfaat Raskin tersebut butir b. diatas dimasukkan dalam daftar RTS-PM sesuai model DPM-1, yang ditetapkan oleh
kepala desalurah dan disahkan oleh camat. d.
Data RTS-PM Raskin di desakelurahan direkap di tingkat kecamatan dan dilaporkan kepada Tim Koordinasi RASKIN KabupatenKota.
H. Mekanisme Distribusi Raskin
1. Bupatiwalikota mengajukan Surat Permintaan Alokasi SPA kepada
kepala Sub Divisi Regional Perum Bulog berdasarkan alokasi pagu Raskin dan rumah tangga sasaran penerima manfaat di masing-masing
KecamatanDesaKelurahan.
Universitas Sumatera Utara
51
2. SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka
waktu 3 tiga bulan, maka pagu dapat direlokasikan ke daerah lain dengan menerbitkan SPA baru yang menunjuk pada SPA yang tidak dapat
dilayani. 3.
Berdasarkan SPA, Sub Divre menerbitkan SPPB DO beras untuk masing- masing KecamatanDesaKelurahan kepada pelaksana Raskin. Apabila
terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras HPB pada periode sebelumnya maka penerbitan SPPB DO periode berikutnya ditangguhkan
sampai ada pelunasan. 4.
Berdasarkan SPPB DO, pelaksana Raskin mengambil beras di gudang penyimpanan Perum Bulog, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin
kepada pelaksana distribusi di titik distribusi. Kualitas beras yang diserahkan, sesuai dengan standar kualitas Bulog. Apabila tidak memenuhi
standar kualitas Bulog. Apabila tidak memenuhi standar kualitas maka beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk ditukardiganti.
5. Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana
distribusi di titik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima BAST yang merupakan pengalihan tanggung jawab.
6. Pelaksana distibusi menyerahkan beras kepada Rumah Tangga Miskin.
7. Mekanisme distribusi secara rinci diatur dalam Pedoman Teknis Raskin
KabupatenKota dengan kondisi objektif masing-masing daerah. Sumber : Buku Pedoman Umum Raskin 2010.
Universitas Sumatera Utara
52
Kriteria Untuk Menentukan KeluargaRumah Tangga Miskin Menurut BPS, ada 14 kriteria untuk menentukan keluargarumah tangga
miskin, yaitu : 1.
Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. 2.
Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan. 3.
Jenis dinding tempat tinggal dari bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besarbersama-sama dengan rumah
tangga lain. 5.
Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6.
Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak terlindungsungaiair hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak
tanah. 8.
Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu 9.
Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10.
Hanya sanggup makan hanya satudua kali dalam sehari. 11.
Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik. 12.
Sumber penghasilan kepala keluarga adalah petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, dan atau
pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,- Enam Ratus Ribu per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala keluarga : tidak bersekolahtidak tamat
SDhanya SD.
Universitas Sumatera Utara
53
14. Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai minimal
Rp. 500.000,- Lima Rus Ribu Rupiah, seperti sepeda motor kreditnon- kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi, maka dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.
I.5.5. Kesejahteraan Masyarakat
Sesuai dengan tujuan nasional, pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan
Pancasila dalam wadah Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dalam suasana kehidupan berbangsa yang tertib, aman, dan dinamis.
Kesejahteraan bermula dari kata “sejahtera” yang artinya aman sentosa, terlepas dari segala gangguan dan kesukaran Nurdin, 1989:27. Secara umum
kesejahteraan sering diartikan sebagai kondisi sejahtera, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar
seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pasal 33 UUD 1945 mengenai kesejahteraan sosial, antara lain
menyebutkan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran perseorangan. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas usaha kekeluargaan. Kesejateraan rakyat berarti kesejahteraan lahir-batin dari rakyat. Hal itu berarti bahwa tidak hanya kesejahteraan fisik saja,
yaitu terpenuhinya kebutuhan fisik, akan tetapi juga kebutuhan-kebutuhan non fisiknya, kebutuhan rohaninya juga haruslah tercukupi juga. Berhubungan dengan
hal itu, adanya program-program pembangunan ekonomi yang tidak dibarengi
Universitas Sumatera Utara
54
dengan pembangunan watak, etika, tatakrama dan budi luhur akan mengandung bahaya adanya ketidakseimbangan sikap batin manusia yang dapat berkembang
hingga merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam masyarakat yang berupa kesenjangan lahir-batin, ketidakpuasan, frustasi, kericuhan masyarakat dan
kegaduhan-kegaduhan. Secara umum hal ini dapat menyebabkan terjadinya “instability” dalam masyarakat. Tidaklah dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan
itupun tidak akan lepas dari faktor kecerdasan, ketertiban dan keamanan masyarakat www.transparansi.co.id.
Kesejahteraan rakyat tanpa meningkatkan kecerdasan bangsa, maka kesejahteraan itu tidak akan dapat terwujud, dan dapat menghalangi kemajuan
bangsa dalam dunia antar bangsa-bangsa, akan tetapi juga akan dapat membuat manusia dalam masyarakat itu lupa pada TuhanNya. Namun haruslah tetap
diingat, bahwa makin cerdas suatu bangsa, maka masyarakat bangsa itu tentulah semakin banyak pula keinginan dan tuntutan-tuntutannya. Pada gilirannya
semakin banyak masalah-masalah issue yang timbul sehingga memerlukan penyelesaian dan pemenuhan. Hal itu berarti akan makin banyak pula kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan. Kebijakan pemerintah itu haruslah selalu dilandaskan pada Asas Pancasila, terutama sekali pada nilai-nilai pokok
yang dicantumkan pada pembukaan UUD 1945, ialah kemerdekaan, perdamaian dan keadilan. Berdasarkan tiga nilai luhur itulah kepentingan masyarakat public
interest dapat terpenuhi dengan diambilnya kebijaksanaan pemerintah, sehingga kesejahteraan lahiriyah jasmani dan kesejahteraan bathiniah rohaniyah dapat
terwujud Soenarko, 2003:46.
Universitas Sumatera Utara
55
Pemerintah sebagai pelaku kebijakan publik, perlu sekali memperhatikan tuntutan masyarakat public demand dalam proses politik sesuai dengan asas
demokrasi Pancasila. Dengan demikian bukannya hanya hasil yang baik saja yang menjadi jangkauan kebijakan, akan tetapi juga proses kegiatan-kegiatan untuk
tercapainya tujuan itu perlu mendapat perhatian dalam mempersiapkannya. Dimock mengatakan bahwa di dalam masyarakat yang merdeka, maka
kepentingan-kepentingan yang tidak melanggar hukum adalah bebas bersaing untuk maju, sedangkan tugas utama dari pemerintah adalah membantu pihak yang
satu dan lainnya atau memadukan diantara kepentingan-kepentingan itu, semuanya didasarkan pada terciptanya kepentingan masyarakat, yaitu
meningkatkan ketertiban dan keamanan, kemantapan kehidupan ekonomi dan kemajuan rakyat Soenarko, 2003:100.
Adapun tujuan dari peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara menyeluruh yang mencakup :
Suharto, 2005 a.
Peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat
b. Peningkatan keberdayaan melalui penetapan sistem dan kelembagaan
ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat masyarakatkemanusiaan.
c. Penyempurnaan kebebasan melalaui perluasan aksesibilitas dan pilihan-
pilihan kesempatan sesuai aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaankemasyarakatan.
I.6 Definisi Konsep