71
komunikasi, koordinasi antar instansi terkait, disposisi pelaksana kebijakan dan manfaat program.
IV.1 Identitas Informan Tabel 12. Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
1. Laki-laki
24 60
2. Perempuan
16 40
Jumlah 40
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 24 orang 60 sedangkan sisanya adalah
perempuan sebanyak 16 orang 40. Dengan demikian, para penerima Raskin ini lebih banyak adalah Laki-laki, karena mereka yang terdaftar dalam kartu Raskin
sebagai Kepala Keluarga.
Tabel 13. Distribusi Data Informan Berdasarkan Usia No.
Usia Frekuensi
Persentase
1. 17-25 tahun
2 5
2. 26-34 tahun
6 15
3. 35-43 tahun
12 30
4. 44-52 tahun
11 27.5
5. 53 dst
9 22.5
Jumlah 40
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
72
Dari tabel dapat dilihat bahwa informan terbanyak adalah mereka yang memiliki usia 35-43 tahun yaitu sebanyak 12 orang 30, kemudian usia 44-52
tahun sebanyak 11 orang 27.5, 53 tahun ke atas sebanyak 9 orang 22.5, 26- 34 tahun sebanyak 6 orang 15, dan 17-25 tahun sebanyak 2 orang 5.
Walaupun usia tidak mempengaruhi responden dalam mendapatkan Raskin tetapi dapat dilihat yang mendapatkan bantuan Raskin adalah usia yang sudah
berkeluarga dan mempunyai anak.
Tabel 14. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pendidikan No.
Pendidikan Terakhir Frekuensi
Persentase
1. Tidak Tamat SD
4 10
2. SD
24 60
3. SLTP
10 25
4. SLTA
2 5
5. Dll
_ _
Jumlah 40
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan adalah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 24 orang 60, SLTP
sebanyak 10 orang 25, tidak tamat SD 4 orang 10, dan tamat SLTA sebanyak 2 orang 5. Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan
Kota Bangun masih relative rendah untuk minatnya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan karena kondisi perekonomian
masyarakat dan juga lingkungan yang kurang mendukung.
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel 15. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan No.
Jenis Pekerjaan Frekuensi
Persentase
1. Buruh
15 37.5
2. Pedagang
2 5
3. Sopir
3 7.5
4. Pembantu Rumah
Tangga PRT 10
25
5. Tukang Becak
4 10
6. Dan Lain-lain
6 15
Jumlah 40
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Jika dilihat distribusi informan dari jenis pekerjaannya, maka menunjukkan variasi yang tidak merata pada tiap jenis pekerjaan. Dari penelitian
yang penulis lakukan ditemukan bahwa informan terbanyak bekerja sebagai buruh yakni sebanyak 15 orang 37.5, dan paling sedikit persentasenya bekerja
sebagai pedagang yakni sebanyak 2 orang 5. Dan lain-lain yang dimaksud disini adalah ibu rumah tangga, tukang urut, penjahit dan montir.
Tabel 16. Distribusi Data Informan Berdasarkan Penghasilan No.
Jumlah Penghasilan Frekuensi
Persentase
1. 500 rb
22 55
2. 500 – 1 juta
18 45
3. 1 – 2 juta
_ _
Jumlah 40
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
74
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penghasilan perbulan informan sebagian besar kurang dari Rp.500,000 yakni sebanyak 22 orang 55, dan
selebihnya sebanyak 18 orang 45 berpenghasilan di antara Rp.500,000-1 Juta rupiah. Dapat kita lihat disini minimnya penghasilan dapat menyebabkan mereka
rentan terhadap penurunan konsumsi energi dan protein. Tabel 17. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengeluaran
No. Jumlah
PengeluaranBln Frekuensi
Persentase
1. 500 rb
23 57.5
2. 500 – 1 juta
17 42.5
3. 1 – 2 juta
_ _
Jumlah 40
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengeluaran perbulan informan sebagian besar kurang dari Rp.500,000 yakni sebanyak 23 orang 57.5, dan
selebihnya sebanyak 17 orang 42.5 berpenghasilan di antara Rp.500,000-1
Juta rupiah. Tabel 18. Distribusi Data Informan Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
No. Jumlah Anggota
Keluarga Frekuensi
Persentase
1. 1 – 3 Orang
12 30
2. 4 – 6 Orang
20 50
3. 7 – 9 Orang
6 15
4. 9 Orang
2 5
Universitas Sumatera Utara
75
Jumlah 40
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dapat kita lihat dari tabel di atas jumlah anggota keluarga informan sebagian besar berjumlah antara 4-6 orang yakni sebesar 50 20 informan,
yang lainnya berjumlah 1-3 orang sebesar 30 12 informan, dan lebih dari 9 orang sebesar 5 2 informan.
IV. 2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Implementasi Program Beras Untuk Rakyat Miskin RASKIN Dalam Upaya Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Miskin Studi Kasus Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli.
4.2.1 Standar dan Sasaran Kebijakan Tabel 19. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian
Jumlah Raskin Yang Ditebus Yakni 15 Kg Tanpa Ada Potongan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Ya
40 Orang 100
2. Tidak
_
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa tidak ada penyelewengan dalam pemberian beras
murah ini. Setiap bulannya mereka memang menebus beras raskin ini sebesar 15 Kg tanpa ada potongan ataupun pengurangan. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara penulis dengan Lurah Kota Bangun, ia mengatakan bahwa pembagian
Universitas Sumatera Utara
76
beras murah ini sebanyak 15 Kg perbulannya. Dengan demikian jumlah Kg yang diberikan aparat Kelurahan Kota Bangun telah sesuai dengan buku pedoman
Raskin yakni sebesar 15 Kg setiap bulannya.
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian Harga Tebus Raskin Per Kg yakni Rp. 1600,-
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Ya
40 Orang 100
2. Tidak
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan harga dalam penebusan beras
murah ini. Setiap bulannya mereka memang menebus beras raskin ini dengan harga Rp.1600,00Kg. hal ini sesuai dengan pengungkapan Lurah Kota Bangun
ketika diwawancarai, ia mengatakan untuk harga tebus beras murah ini seharga Rp. 1600,00Kg. Harga tebus ini telah sesuai dengan buku Pedoman Raskin
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Penerima Raskin Yang Tidak Tepat Sasaran
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Ada
_ _
2. Tidak Ada
35 Orang 87.5
3. Tidak Tahu
5 Orang 12.5
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
77
Untuk mengetahui tepat sasaran dalam artian pembagian raskin ini memang ditujukan untuk masyarakat yang memang benar-benar berhak menerima
Raskin ini. Sebagian besar informan yakni sebanyak 35 orang 87.5 menyatakan tidak ada, artinya pembagian Raskin ini memang benar-benar
ditujukan untuk masyarakat miskin. Tidak ada penyelewengan ataupun penyimpangan yang dilakukan aparat dalam pendistribusian beras Raskin ini. Dan
sebagian kecil lainnya dari informan yakni sebanyak 5 orang menyatakan tidak tahu.
Tabel 22. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Penyaluran Raskin Setiap Sebulan Sekali
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Tepat
3 Orang 7.5
2. Tidak Tepat
37 Orang 92.5
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Mengenai ketepatan penyaluran raskin yakni setiap sebulan sekali dalam kurun waktu satu tahun, sebagian besar informan menyatakan tidak tepat yakni
sebanyak 37 informan 92.5. Mereka mengatakan sering terjadi keterlambatan dalam penyaluran Raskin ini, terutama di awal bulan. Mereka juga mengatakan
untuk tahun ini, mereka baru menerima 1 satu kali selama kurun waktu 3 bulan. Seharusnya apabila dilaksanakan sesuai dengan pedoman umum Raskin, mereka
sudah mendapatkan 3 tiga kali, tetapi kenyataannya mereka baru menerima 1 satu kali. Hal ini senada dengan hasil wawancara Kepala Lurah Kota Bangun
dan Satker Bulog yakni:
Universitas Sumatera Utara
78
“Memang kalau pada awal tahun sering terjadi keterlambatan, tetapi kami hanya bertugas untuk menjualkan raskin ini kepada masyarakat penerima
manfaat. Jadi kalau Bulog mengirimkan beras Raskin ini pasti kami langsung menginformasikan kepada warga melalui kepling masing-masing untuk menebus
beras Raskin ini. sehingga kalau Bulog belum mengirimkan beras Raskin ini, saya pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Satker Bulog : “Keterlambatan yang sering terjadi pada awal bulan disebabkan karena
belum keluarnya SK Gubernur mengenai Program Raskin ini, karena penentuan pagu raskin untuk jangka waktu satu tahun diputuskan berdasarkan SK gubernur
dan berdasarkan data BPS, jadi apabila SK Gubernur belum keluar, kami tidak tahu berapa pagu raskin pada tahun ini sehingga kami belum bisa
mendistribusikan beras murah ini”
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Rumah Tangga Miskin Yang Tidak Terdaftar Sebagai Penerima Manfaat
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Ada
34 Orang 85
2. Tidak Ada
_ _
3. Tidak Tahu
6 Orang 15
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat kita lihat sebagian besar informan yakni sebanyak 34 orang 85 menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang seharusnya
berhak menerima beras murah ini, dalam artian masih banyak masyarakat yang miskin tetapi tidak terdaftar sebagai penerima Raskin, dan 6 informan lainnya
15 menyatakan tidak tahu. Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah sasaran RTM masih lebih rendah dari total RTM yang ada. Hal ini senada dengan
pengungkapan Lurah Kota Bangun dan Kepala Lingkungan 3 ketika
Universitas Sumatera Utara
79
diwawancarai yakni memang masih banyak masyarakat miskin di wilayah Kota Bangun ini yang tidak terdaftar sebagai penerima manfaat program Raskin ini,
banyak masyarakat yang mengeluhkan mengapa mereka tidak mendapatkan jatah beras murah ini bahkan sampai ada warga yang menangis-nangis, tetapi kami
tidak dapat berbuat apa-apa, karena yang menentukan siapa yang layak menjadi penerima manfaat Raskin ini adalah BPS, kami disini hanya bertugas
mendistribusikan saja beras yang didatangkan dari bulog ini dengan daftar penerima manfaat yang diberikan oleh BPS.
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kelayakan Beras Raskin Ini Untuk Dikonsumsi
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Layak
37 Orang 92.5
2. Kurang Layak
3 Orang 7.5
3. Tidak Layak
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar informan yankni sebanyak 33 orang 92.5 menyatakan beras yang diberikan pemerintah ini
layak untuk dikonsumsi dan 3 orang lainnya 7.5 menyatakan kurang layak. Dari data di atas menunjukkan bahwa kualitas dari beras murah yang diberikan
pemerintah ini layak untuk dikonsumsi.
4.2.2 Sumber Daya
Universitas Sumatera Utara
80
Di dalam pelaksanaan suatu kebijakan tidak bisa terlepas dari sumber daya, yang dapat berwujud sumber daya manusia dan sumber daya finansial.
Tanpa adanya sumber daya kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja Subarsono, 2005:91.
a. Sumber Daya Manusia
Untuk mengetahui bagaimana pendapat masyarakat mengenai sumber daya yang berkaitan langsung dengan masyarakat dalam proses implementasi
program Raskin ini, maka penulis akan menampilkan distribusi jawaban responden berdasarkan hasil kuesioner. Adapun distribusi jawaban yang akan
ditampilkan pada bagian ini yaitu keefektifan pendistribusian kartu Raskin, keefektifan penyaluran Raskin, mengenai kemampuan aparat kelurahan dalam
melaksanakan program raskin, mengenai proses pendataan masyarakat miskin yang layak menerima program Raskin, mengenai kepuasan terhadap kinerja
petugas BPS dalam melakukan pendataan ulang terhadap RTS. Berikut adalah tabel distribusi jawaban responden
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Keefektifan Pendistribusian Kartu Raskin
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Baik
40 Orang 100
2. Kurang Baik
_ _
3. Tidak Baik
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
81
Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan mengenai keefektifan pendistribusian kartu Raskin, seluruh informan 40 orang menyatakan baik.
Mereka mendapatkan kartu baru setiap tahunnya melalui Kepala Lingkungan masing-masing. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Kepala Lurah yakni :
“Setiap tahunnya kami memberikan kartu baru kepada RTS Rumah Tangga Sasaran melalui kepala lingkungan masing-masing. Jadi setiap ada
penggantian kartu, kami mengumpulkan 8 delapan kepala lingkungan, yang nantinya masing-masing Kepling akan memberikan kartu yang sudah tertera
nama-nama penerima manfaat kepada warganya”.
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Keefektifan Pendistribusian Raskin
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Baik
16 Orang 40
2. Kurang Baik
24 Orang 60
3. Tidak Baik
-
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan mengenai keefektifan pendistribusian Raskin, sebanyak 16 informan 40 menyatakan baik, dan 24
orang 60 menyatakan kurang baik. Menurut mereka masih sering terjadinya penunggakan apabila di awal tahun dalam pendistribusian beras murah ini. Dari
data di atas menunjukkan bahwa dalam pendistribusian Raskin ini belum berjalan begitu efektif. Masih sering terjadi penunggakan dalam pendistribusian Raskin ini
khususnya pada awal tahun.
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 27. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kemampuan Aparat Kelurahan Kota Bangun Dalam Melaksanakan Program Raskin
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Mampu
33 Orang 82.5
2. Kurang Mampu
7 Orang 17.5
3. Tidak Mampu
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat lihat jawaban informan mengenai kemampuan aparat Kelurahan Kota Bangun dalam melaksanakan program raskin, sebanyak 33
orang 82.5 menyatakan mereka mampu dalam melaksanakannya, dan 7 informan lainnya 17.5 menyatakan kurang mampu. Dari data di atas
menunjukkan bahwa aparat Kelurahan Kota Bangun mampu dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam pendistribusian kartu dan beras Raskin
ini.
Tabel 28. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Pendataan Sebagai Penerima Manfaat Raskin
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Ada
40 Orang 100
2. Tidak Ada
_ _
3. Tidak Tahu
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
83
Dari tabel di atas dapat dilihat semua informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa pihak BPS memang melakukan pendataan dalam
menentukan daftar penerima manfaat Raskin.
Tabel 29. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kepuasan Terhadap Kinerja Petugas BPS Dalam Melakukan Pendataan Terhadap RTS
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Puas
13 Orang 32.5
2. Kurang Puas
23 Orang 57.5
3. Tidak Puas
4 Orang 10
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Selanjutnya ketika ditanya mengenai kinerja dari petugas BPS dalam melakukan pendataan terhadap masyarakat penerima manfaat, sebanyak 23 orang
57.5 menyatakan kurang puas dalam malakukan pendataan, 9 orang 22.5 menyatakan tidak puas, dan 8 orang 20 orang lainnya menyatakan puas.
Mengenai masyarakat yang merasa kurang puas dan tidak puas, mereka mengungkapkan ketidakpuasan mereka disebabkan oleh ketidaksesuain hasil
pendataan dengan kondisi objektif di lapangan, masih banyak diantara mereka yang seharusnya termasuk menjadi penerima manfaat tetapi mereka tidak
termasuk dalam daftar penerima manfaat. Berikut hasil wawancara dengan masyarakat:
“kami ga mengerti dengan kriteria yang menjadi penerima raskin ini, padahal masih banyak warga disini yang membutuhkan beras murah tersebut tapi
mereka ga dapat, mungkin pas pendataan orang BPS ngeliat ada becak padahal itu becak itu masih kredit dan becak itukan buat cari makan, trus yang lebih
Universitas Sumatera Utara
84
kasian lagi janda tua disamping rumah saya, udah sakit-sakitan ga bisa cari uang tapi dia ga dapat jatah raskin ini, katanya ga lengkap data-datanyalah.”
Hal ini dibenarkan oleh Lurah ketika ditanyai permasalahan yang timbul dalam menjalankan Raskin ini, ia mengatakan memang banyak masyarakat yang
mengeluhkan bahkan mereka sampai menangis-menangis karena tidak termasuk dalam daftar penerima manfaat, tetapi kami tidak dapat mengatakan apa-apa,
karena yang mendata dan menentukan masyarakat yang berhak menerima Raskin ini adalah BPS. Jadi kami tidak memiliki wewenang untuk menambahkan ataupun
mengganti daftar penerima manfaat tersebut. Pada dasarnya hasil pendataan harus menghasilkan kepuasan terhadap
masyarakat maka perlu digunakan suatu system yang merupakan alat yang efektif dalam usaha pencapaian tujuan dan dapat memuaskan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Lurah dan kepala lingkungan setempat, memang tidak ada koordinasi antara BPS dan lurah setempat ketika pihak BPS melakukan
pendataan. Untuk itu diperlukan koordinasi yang lebih baik lagi antara pihak BPS dengan pihak kelurahan atau kepling setempat ketika melakukan pendataan,
karena merekalah yang lebih mengetahui kondisi masyarakat sekitarnya. b.
Sumber Daya Finansial Sumber daya finansial yaitu merupakan dana yang disediakan pemerintah
untuk pengadaan Raskin dan ketersediaan dana dari masyarakat penerima manfaat itu sendiri untuk menebus Beras Raskin ini. Berdasarkan tinjauan dokumen dan
hasil wawancara dengan Kepala Lurah dan Kepala Seksi Kesejahteran Sosial Kecamatan Medan Deli, dana raskin berasal dari APBN, sedangkan untuk biaya
operasional Raskin dari gudang Bulog sampai dengan dan di Titik Distribusi TD
Universitas Sumatera Utara
85
menjadi tanggung jawab Perum Bulog, biaya operasional Raskin dari TD sampai ke RTS Raskin menjadi tanggung jawab pemerintah kabupatenkota yang
dialokasikan dalam APBD. Kertersediaan dana dari masyarakat juga mempengaruhi keberhasilan dari
implementasi program raskin ini, karena apabila masyarakat tidak memiliki dana untuk menebus raskin ini, maka proses implementasi akan tersendat. Berikut tabel
distribusi jawaban informan:
Tabel 30. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pernahnya Tidak Menebus Raskin
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Pernah
6 Orang 15
2. Tidak Pernah
34 Orang 85
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat kita lihat hampir semua informan selalu menebus beras murah ini, yakni sebanyak 34 orang 85 yang menyatakan selalu
menebus beras murah ini, sedangkan 6 informan lainnya menyatakan pernah tidak menebus Raskin ini, dikarenakan tidak ada uang untuk menebus beras tersebut.
Dari data di atas dapat kita lihat partisipasi masyarakat begitu besar terhadap program ini, apabila banyak masyarakat yang tidak menebus raskin ini dapat
dipastikan program ini akan tersendat. Ini menunjukkan masyarakat merasa sangat terbantu dengan adanya program Raskin ini.
Universitas Sumatera Utara
86
4.2.3 Komunikasi dan Koordinasi Antar Intansi Tabel 31. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Tentang Pengetahuan
Mengenai Maksud dan Tujuan Program Raskin No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Tahu
29 Orang 72.5
2. Kurang Tahu
6 Orang 15
3. Tidak Tahu
5 Orang 12.5
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian beasar informan mengetahui maksud dan tujuan dari program Raskin ini yakni sebanyak 29 informan 72.5,
6 orang lainnya 15 menyatakan kurang mengetahui, dan 5 orang lainnya menyatakan tidak tahu maksud dan tujuan dari program Raskin ini.
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Sosialisasi Program Raskin Yang Dilakukan Oleh Pihak Kelurahan Kota Bangun
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Ya
35 Orang 87.5
2. Tidak
5 Orang 12.5
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas sebagian besar informan yakni sebanyak 35 orang 87.5 menyatakan bahwa memang ada sosialisasi yang dilakukan pihak
Kelurahan Kota Bangun, dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
87
sosialisasi yang dilakukan pihak Kelurahan. Dari data di atas menunjukkan bahwa sosialisasi memang dilakukan pihak kelurahan. Hal ini senada dengan
pengungkapan Lurah Kota Bangun yang mengatakan bahwa sosialisasi tetap kami lakukan ketika adanya perubahan pagu Raskin, jumlah beras ataupun perubahan
harga beras Raskin tersebut. Kami selalu menginformasikan kepada warga setiap adanya perubahan ataupun ada informasi baru yang harus diberitakan kepada
masyarakat. Selanjutnya untuk komunikasi dan koordinasi antar instansi dapat kita
ketahui melalui hasil wawancara dengan informan kunci. Berikut hasil wawancara dengan pihak Kecamatan:
“untuk komunikasi internal diadakan Rakor rapat Koordinasi secara
berjenjang di setiap tingkat pemerintahan, dari tingkat provinsi hingga tingkat desakelurahan. Di tingkat provinsi rakor biasanya dilakukan dua kali setahun,
yakni pada awal pelaksanaan program yang sekaligus digunakan untuk membicarakan pembagian pagu kabupatenkota, dan pada pertengahan atau
akhir tahun untuk merencanakan program tahun berikutnya sekaligus evaluasi program tahun berjalan, serta permasalahan-permasalah yang timbul selama
pelaksanaan program ini. Rakor tersebut dihadiri oleh berbagai instansi yang tergabung dalam tim Raskin tingkat provinsi, dan wakil pemerintah
kabupatenkota. Di Kota Medan, rakor dilakukan pada awal dan akhir tahun. Selain itu, terdapat pertemuan rutin tiga bulanan antara subdivre Bulog dan
pelaksana Program Raskin tingkat kota yakni Ekbang dan kecamatan.
Pihak kelurahan: “kami selalu mendapatkan informasi dari pihak kecamatan dan informasi
yang kami dapatkan kami teruskan kepada masyarakat. Setiap ada informasi yakni perubahan baik itu dalam hal kuota, harga maupun perubahan data RTS
rumah tangga sasaran maka akan kami informasikan kepada masyarakat.
Selanjutnya ketika ditanyai apakah ada koordinasi antara pihak lurah dengan BPS ketika BPS melakukan pendataan untuk menentukan warga yang
berhak menerima jatah beras bersubsidi ini, pihak kelurahan mengatakan tidak ada koordinasi antara kelurahan dengan BPS, hal ini menyebabkan tidak validnya
Universitas Sumatera Utara
88
data dari BPS mengenai jumlah RTS. Seharusnya pihak BPS tetap melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan, karena pihak kelurahanlah yang lebih
mengetahui kondisi dari masyarakatnya.
4.2.4 Disposisi Implementor
Di dalam pelaksanaan satu kebijakan suatu kecenderungan yang dimiliki oleh implementor terkadang bisa menjadi penghambat sehingga kebijakan
tersebut tidak dapat dijalankan dengan baik. Kecenderungan yang dimaksud disini ialah karakteristik implementor seperti kemauan, tanggung jawab, keikhlasan
dalam menjalankan kebijakan tersebut. Pada bagian ini penulis menyajikan jawaban responden tentang
kecenderungan-kecenderungan yang dimiliki implementor yang dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan aparatur Kelurahan Kota Bangun selaku implementor
yang langsung berhubungan dengan masyarakat penerima manfaat.
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Pelayanan Yang Diberikan Aparat Kelurahan Kota Bangun Kepada Masyarakat
Penerima Manfaat Raskin No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Baik
34 Orang 85
2. Kurang Baik
6 Orang 15
3. Tidak Baik
-
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Universitas Sumatera Utara
89
Berdasarkan tabel diatas diketahui sebanyak 34 orang responden 85 menyatakan aparatur Kelurahan bahwa mereka menerima pelayanan yang baik
pada saat pemberian kartu Raskin dan pada saat penebusan beras murah tersebut, 6 orang responden 15 menyatakan kurang baik.
Tabel 34. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kinerja Dan Tanggung Jawab Aparatur Kelurahan Kota Bangun
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Baik
33 Orang 82.5
2. Kurang Baik
7 Orang 17.5
3. Tidak Baik
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Selanjutnya ketika ditanya mengenai kinerja dan tanggung jawab dari aparatur Kelurahan Kota Bangun sebanyak 33 orang 82.5 menyatakan baik
dalam menjalankan tugasnya, dan 7 orang 17.5 menyatakan kurang baik. Menurut analisa dan pengamatan penulis bahwa pada saat penyaluran
Raskin, petugas segera melayani dengan cepat dan baik RTM yang ingin menebus Raskin tersebut, asalkan masyarakat telah memenuhi persyaratan untuk
mengambil Raskin tersebut yakni dengan membawa kartu Raskin yang telah dibagikan kepada masyarakat penerima manfaat tersebut.
4.2.5 Jaminan Keamanan Pemenuhan Kebutuhan Pokok Khususnya Pangan
Sebagaimana tujuan dari program ini yakni bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran RTM serta meningkatkan akses masyarakat miskin dalam
Universitas Sumatera Utara
90
pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat
.
. Telah tercapai atau belumnya tujuan dari program ini dapat kita lihat
dari distribusi jawaban informan yakni sebagai berikut: Tabel 35. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya
Manfaat Dari Program Raskin Ini No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Ada
40 Orang 100
2. Tidak ada
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat kita lihat semua jawaban informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi mereka.
program ini dirasakan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan yang harganya semakin melambung, selain itu dengan adanya program ini
dapat membantu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga mereka perbulannya kurang lebih sebesar Rp. 66.000,- perbulannya. Seharusnya apabila
mereka membeli beras dengan harga normal seharga Rp. 6000,-Kg, tetapi dengan adanya program ini mereka hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1600,-Kg.
Tabel 36. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Program Raskin Dapat Membantu Memenuhi Kebutuhan Terhadap Pangan
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Membantu
37 Orang 92.5
2. Kurang Membantu
3 Orang 7.5
Universitas Sumatera Utara
91
3. Tidak Membantu
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat kita lihat semua jawaban informan yakni sebanyak 37 orang 92.5 menyatakan bahwa program Raskin ini dapat membantu
memenuhi kebutuhan pangan mereka, sedangkan 3 informan lainnya 7.5 menyatakan kurang membantu. Dari data di atas menunjukkan bahwa dengan
adanya program Raskin ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka terutama dalam bentuk beras.
Tabel 37. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kecukupan Beras Raskin Sebesar 15 Kg Untuk Memenuhi Kebutuhan Selama Satu 1
Bulan No.
Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Cukup
32 Orang 80
2. Kurang Cukup
6 Orang 15
3. Tidak Cukup
2 Orang 5
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Mengenai kecukupan beras murah yang diberikan kepada RTM sebesar 15 Kg perbulan dalam pemenuhan kebutuhan selama satu bulan, sebayak 32
informan 80 menyatakan beras yang diberikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka selama satu bulan, sedangkan 6 informan 15 menyatakan
kurang cukup, dan 2 informan lainnya menyatakan tidak cukup. Mereka
Universitas Sumatera Utara
92
mengharapkan adanya penambahan pagu raskin seperti pada tahun 2002 yakni
sebesar 20 Kg perbulannya. Tabel 38. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Program Raskin
Dapat Membantu Mengurangi Beban Pengeluaran Rumah Tangga Penerima Manfaat
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Membantu
36 Orang 90
2. Kurang Membantu
4 Orang 10
3. Tidak Membantu
_ _
Jumlah 40 Orang
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan yakni sebanyak 36 orang 90 menyatakan bahwa program Raskin ini dapat membantu memenuhi
kebutuhan pangan mereka, sementara 4 informan lainnya 10 menyatakan kurang membantu. Informan mengatakan hal ini dikarenakan jumlah anggota
keluarga mereka yang banyak sehingga beras murah ini hanya bertahan seminggu dalam satu bulan selebihnya mereka harus membeli dengan harga yang normal.
Data ini menunjukkan bahwa dengan adanya program beras murah ini sangat membantu masyarakat dalam mengurangi beban pengeluaran rumah tangga
mereka.
Universitas Sumatera Utara
93
BAB V
ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang interpretasi data yang sebelumnya sudah disajikan. Adapn jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.
Dari seluruh data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik melalui kuesioner, wawancara serta melalui observasi
terhadap fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan implementasi program Raskin di Kelurahan Kota Bangun, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap
data yang ada dan fakta yang didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.
5.1 Implementasi Raskin Beras Murah Untuk Masyarakat Miskin