Identitas Informan Tabel 12. Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

71 komunikasi, koordinasi antar instansi terkait, disposisi pelaksana kebijakan dan manfaat program.

IV.1 Identitas Informan Tabel 12. Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Laki-laki 24 60 2. Perempuan 16 40 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 24 orang 60 sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 16 orang 40. Dengan demikian, para penerima Raskin ini lebih banyak adalah Laki-laki, karena mereka yang terdaftar dalam kartu Raskin sebagai Kepala Keluarga. Tabel 13. Distribusi Data Informan Berdasarkan Usia No. Usia Frekuensi Persentase 1. 17-25 tahun 2 5 2. 26-34 tahun 6 15 3. 35-43 tahun 12 30 4. 44-52 tahun 11 27.5 5. 53 dst 9 22.5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara 72 Dari tabel dapat dilihat bahwa informan terbanyak adalah mereka yang memiliki usia 35-43 tahun yaitu sebanyak 12 orang 30, kemudian usia 44-52 tahun sebanyak 11 orang 27.5, 53 tahun ke atas sebanyak 9 orang 22.5, 26- 34 tahun sebanyak 6 orang 15, dan 17-25 tahun sebanyak 2 orang 5. Walaupun usia tidak mempengaruhi responden dalam mendapatkan Raskin tetapi dapat dilihat yang mendapatkan bantuan Raskin adalah usia yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Tabel 14. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase 1. Tidak Tamat SD 4 10 2. SD 24 60 3. SLTP 10 25 4. SLTA 2 5 5. Dll _ _ Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan adalah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 24 orang 60, SLTP sebanyak 10 orang 25, tidak tamat SD 4 orang 10, dan tamat SLTA sebanyak 2 orang 5. Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Kota Bangun masih relative rendah untuk minatnya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan karena kondisi perekonomian masyarakat dan juga lingkungan yang kurang mendukung. Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 15. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase 1. Buruh 15 37.5 2. Pedagang 2 5 3. Sopir 3 7.5 4. Pembantu Rumah Tangga PRT 10 25 5. Tukang Becak 4 10 6. Dan Lain-lain 6 15 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Jika dilihat distribusi informan dari jenis pekerjaannya, maka menunjukkan variasi yang tidak merata pada tiap jenis pekerjaan. Dari penelitian yang penulis lakukan ditemukan bahwa informan terbanyak bekerja sebagai buruh yakni sebanyak 15 orang 37.5, dan paling sedikit persentasenya bekerja sebagai pedagang yakni sebanyak 2 orang 5. Dan lain-lain yang dimaksud disini adalah ibu rumah tangga, tukang urut, penjahit dan montir. Tabel 16. Distribusi Data Informan Berdasarkan Penghasilan No. Jumlah Penghasilan Frekuensi Persentase 1. 500 rb 22 55 2. 500 – 1 juta 18 45 3. 1 – 2 juta _ _ Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara 74 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penghasilan perbulan informan sebagian besar kurang dari Rp.500,000 yakni sebanyak 22 orang 55, dan selebihnya sebanyak 18 orang 45 berpenghasilan di antara Rp.500,000-1 Juta rupiah. Dapat kita lihat disini minimnya penghasilan dapat menyebabkan mereka rentan terhadap penurunan konsumsi energi dan protein. Tabel 17. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengeluaran No. Jumlah PengeluaranBln Frekuensi Persentase 1. 500 rb 23 57.5 2. 500 – 1 juta 17 42.5 3. 1 – 2 juta _ _ Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengeluaran perbulan informan sebagian besar kurang dari Rp.500,000 yakni sebanyak 23 orang 57.5, dan selebihnya sebanyak 17 orang 42.5 berpenghasilan di antara Rp.500,000-1 Juta rupiah. Tabel 18. Distribusi Data Informan Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga No. Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi Persentase 1. 1 – 3 Orang 12 30 2. 4 – 6 Orang 20 50 3. 7 – 9 Orang 6 15 4. 9 Orang 2 5 Universitas Sumatera Utara 75 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dapat kita lihat dari tabel di atas jumlah anggota keluarga informan sebagian besar berjumlah antara 4-6 orang yakni sebesar 50 20 informan, yang lainnya berjumlah 1-3 orang sebesar 30 12 informan, dan lebih dari 9 orang sebesar 5 2 informan. IV. 2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Implementasi Program Beras Untuk Rakyat Miskin RASKIN Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Studi Kasus Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli. 4.2.1 Standar dan Sasaran Kebijakan Tabel 19. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian Jumlah Raskin Yang Ditebus Yakni 15 Kg Tanpa Ada Potongan No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 40 Orang 100 2. Tidak _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa tidak ada penyelewengan dalam pemberian beras murah ini. Setiap bulannya mereka memang menebus beras raskin ini sebesar 15 Kg tanpa ada potongan ataupun pengurangan. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Lurah Kota Bangun, ia mengatakan bahwa pembagian Universitas Sumatera Utara 76 beras murah ini sebanyak 15 Kg perbulannya. Dengan demikian jumlah Kg yang diberikan aparat Kelurahan Kota Bangun telah sesuai dengan buku pedoman Raskin yakni sebesar 15 Kg setiap bulannya. Tabel 20. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian Harga Tebus Raskin Per Kg yakni Rp. 1600,- No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 40 Orang 100 2. Tidak _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan harga dalam penebusan beras murah ini. Setiap bulannya mereka memang menebus beras raskin ini dengan harga Rp.1600,00Kg. hal ini sesuai dengan pengungkapan Lurah Kota Bangun ketika diwawancarai, ia mengatakan untuk harga tebus beras murah ini seharga Rp. 1600,00Kg. Harga tebus ini telah sesuai dengan buku Pedoman Raskin Tabel 21. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Penerima Raskin Yang Tidak Tepat Sasaran No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ada _ _ 2. Tidak Ada 35 Orang 87.5 3. Tidak Tahu 5 Orang 12.5 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara 77 Untuk mengetahui tepat sasaran dalam artian pembagian raskin ini memang ditujukan untuk masyarakat yang memang benar-benar berhak menerima Raskin ini. Sebagian besar informan yakni sebanyak 35 orang 87.5 menyatakan tidak ada, artinya pembagian Raskin ini memang benar-benar ditujukan untuk masyarakat miskin. Tidak ada penyelewengan ataupun penyimpangan yang dilakukan aparat dalam pendistribusian beras Raskin ini. Dan sebagian kecil lainnya dari informan yakni sebanyak 5 orang menyatakan tidak tahu. Tabel 22. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Penyaluran Raskin Setiap Sebulan Sekali No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tepat 3 Orang 7.5 2. Tidak Tepat 37 Orang 92.5 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Mengenai ketepatan penyaluran raskin yakni setiap sebulan sekali dalam kurun waktu satu tahun, sebagian besar informan menyatakan tidak tepat yakni sebanyak 37 informan 92.5. Mereka mengatakan sering terjadi keterlambatan dalam penyaluran Raskin ini, terutama di awal bulan. Mereka juga mengatakan untuk tahun ini, mereka baru menerima 1 satu kali selama kurun waktu 3 bulan. Seharusnya apabila dilaksanakan sesuai dengan pedoman umum Raskin, mereka sudah mendapatkan 3 tiga kali, tetapi kenyataannya mereka baru menerima 1 satu kali. Hal ini senada dengan hasil wawancara Kepala Lurah Kota Bangun dan Satker Bulog yakni: Universitas Sumatera Utara 78 “Memang kalau pada awal tahun sering terjadi keterlambatan, tetapi kami hanya bertugas untuk menjualkan raskin ini kepada masyarakat penerima manfaat. Jadi kalau Bulog mengirimkan beras Raskin ini pasti kami langsung menginformasikan kepada warga melalui kepling masing-masing untuk menebus beras Raskin ini. sehingga kalau Bulog belum mengirimkan beras Raskin ini, saya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Satker Bulog : “Keterlambatan yang sering terjadi pada awal bulan disebabkan karena belum keluarnya SK Gubernur mengenai Program Raskin ini, karena penentuan pagu raskin untuk jangka waktu satu tahun diputuskan berdasarkan SK gubernur dan berdasarkan data BPS, jadi apabila SK Gubernur belum keluar, kami tidak tahu berapa pagu raskin pada tahun ini sehingga kami belum bisa mendistribusikan beras murah ini” Tabel 23. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Rumah Tangga Miskin Yang Tidak Terdaftar Sebagai Penerima Manfaat No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ada 34 Orang 85 2. Tidak Ada _ _ 3. Tidak Tahu 6 Orang 15 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat kita lihat sebagian besar informan yakni sebanyak 34 orang 85 menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang seharusnya berhak menerima beras murah ini, dalam artian masih banyak masyarakat yang miskin tetapi tidak terdaftar sebagai penerima Raskin, dan 6 informan lainnya 15 menyatakan tidak tahu. Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah sasaran RTM masih lebih rendah dari total RTM yang ada. Hal ini senada dengan pengungkapan Lurah Kota Bangun dan Kepala Lingkungan 3 ketika Universitas Sumatera Utara 79 diwawancarai yakni memang masih banyak masyarakat miskin di wilayah Kota Bangun ini yang tidak terdaftar sebagai penerima manfaat program Raskin ini, banyak masyarakat yang mengeluhkan mengapa mereka tidak mendapatkan jatah beras murah ini bahkan sampai ada warga yang menangis-nangis, tetapi kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena yang menentukan siapa yang layak menjadi penerima manfaat Raskin ini adalah BPS, kami disini hanya bertugas mendistribusikan saja beras yang didatangkan dari bulog ini dengan daftar penerima manfaat yang diberikan oleh BPS. Tabel 24. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kelayakan Beras Raskin Ini Untuk Dikonsumsi No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Layak 37 Orang 92.5 2. Kurang Layak 3 Orang 7.5 3. Tidak Layak _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar informan yankni sebanyak 33 orang 92.5 menyatakan beras yang diberikan pemerintah ini layak untuk dikonsumsi dan 3 orang lainnya 7.5 menyatakan kurang layak. Dari data di atas menunjukkan bahwa kualitas dari beras murah yang diberikan pemerintah ini layak untuk dikonsumsi.

4.2.2 Sumber Daya

Universitas Sumatera Utara 80 Di dalam pelaksanaan suatu kebijakan tidak bisa terlepas dari sumber daya, yang dapat berwujud sumber daya manusia dan sumber daya finansial. Tanpa adanya sumber daya kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja Subarsono, 2005:91. a. Sumber Daya Manusia Untuk mengetahui bagaimana pendapat masyarakat mengenai sumber daya yang berkaitan langsung dengan masyarakat dalam proses implementasi program Raskin ini, maka penulis akan menampilkan distribusi jawaban responden berdasarkan hasil kuesioner. Adapun distribusi jawaban yang akan ditampilkan pada bagian ini yaitu keefektifan pendistribusian kartu Raskin, keefektifan penyaluran Raskin, mengenai kemampuan aparat kelurahan dalam melaksanakan program raskin, mengenai proses pendataan masyarakat miskin yang layak menerima program Raskin, mengenai kepuasan terhadap kinerja petugas BPS dalam melakukan pendataan ulang terhadap RTS. Berikut adalah tabel distribusi jawaban responden Tabel 25. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Keefektifan Pendistribusian Kartu Raskin No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Baik 40 Orang 100 2. Kurang Baik _ _ 3. Tidak Baik _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara 81 Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan mengenai keefektifan pendistribusian kartu Raskin, seluruh informan 40 orang menyatakan baik. Mereka mendapatkan kartu baru setiap tahunnya melalui Kepala Lingkungan masing-masing. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Kepala Lurah yakni : “Setiap tahunnya kami memberikan kartu baru kepada RTS Rumah Tangga Sasaran melalui kepala lingkungan masing-masing. Jadi setiap ada penggantian kartu, kami mengumpulkan 8 delapan kepala lingkungan, yang nantinya masing-masing Kepling akan memberikan kartu yang sudah tertera nama-nama penerima manfaat kepada warganya”. Tabel 26. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Keefektifan Pendistribusian Raskin No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Baik 16 Orang 40 2. Kurang Baik 24 Orang 60 3. Tidak Baik - Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan mengenai keefektifan pendistribusian Raskin, sebanyak 16 informan 40 menyatakan baik, dan 24 orang 60 menyatakan kurang baik. Menurut mereka masih sering terjadinya penunggakan apabila di awal tahun dalam pendistribusian beras murah ini. Dari data di atas menunjukkan bahwa dalam pendistribusian Raskin ini belum berjalan begitu efektif. Masih sering terjadi penunggakan dalam pendistribusian Raskin ini khususnya pada awal tahun. Universitas Sumatera Utara 82 Tabel 27. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kemampuan Aparat Kelurahan Kota Bangun Dalam Melaksanakan Program Raskin No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Mampu 33 Orang 82.5 2. Kurang Mampu 7 Orang 17.5 3. Tidak Mampu _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat lihat jawaban informan mengenai kemampuan aparat Kelurahan Kota Bangun dalam melaksanakan program raskin, sebanyak 33 orang 82.5 menyatakan mereka mampu dalam melaksanakannya, dan 7 informan lainnya 17.5 menyatakan kurang mampu. Dari data di atas menunjukkan bahwa aparat Kelurahan Kota Bangun mampu dalam melaksanakan tugasnya khususnya dalam pendistribusian kartu dan beras Raskin ini. Tabel 28. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Pendataan Sebagai Penerima Manfaat Raskin No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ada 40 Orang 100 2. Tidak Ada _ _ 3. Tidak Tahu _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara 83 Dari tabel di atas dapat dilihat semua informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa pihak BPS memang melakukan pendataan dalam menentukan daftar penerima manfaat Raskin. Tabel 29. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kepuasan Terhadap Kinerja Petugas BPS Dalam Melakukan Pendataan Terhadap RTS No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Puas 13 Orang 32.5 2. Kurang Puas 23 Orang 57.5 3. Tidak Puas 4 Orang 10 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Selanjutnya ketika ditanya mengenai kinerja dari petugas BPS dalam melakukan pendataan terhadap masyarakat penerima manfaat, sebanyak 23 orang 57.5 menyatakan kurang puas dalam malakukan pendataan, 9 orang 22.5 menyatakan tidak puas, dan 8 orang 20 orang lainnya menyatakan puas. Mengenai masyarakat yang merasa kurang puas dan tidak puas, mereka mengungkapkan ketidakpuasan mereka disebabkan oleh ketidaksesuain hasil pendataan dengan kondisi objektif di lapangan, masih banyak diantara mereka yang seharusnya termasuk menjadi penerima manfaat tetapi mereka tidak termasuk dalam daftar penerima manfaat. Berikut hasil wawancara dengan masyarakat: “kami ga mengerti dengan kriteria yang menjadi penerima raskin ini, padahal masih banyak warga disini yang membutuhkan beras murah tersebut tapi mereka ga dapat, mungkin pas pendataan orang BPS ngeliat ada becak padahal itu becak itu masih kredit dan becak itukan buat cari makan, trus yang lebih Universitas Sumatera Utara 84 kasian lagi janda tua disamping rumah saya, udah sakit-sakitan ga bisa cari uang tapi dia ga dapat jatah raskin ini, katanya ga lengkap data-datanyalah.” Hal ini dibenarkan oleh Lurah ketika ditanyai permasalahan yang timbul dalam menjalankan Raskin ini, ia mengatakan memang banyak masyarakat yang mengeluhkan bahkan mereka sampai menangis-menangis karena tidak termasuk dalam daftar penerima manfaat, tetapi kami tidak dapat mengatakan apa-apa, karena yang mendata dan menentukan masyarakat yang berhak menerima Raskin ini adalah BPS. Jadi kami tidak memiliki wewenang untuk menambahkan ataupun mengganti daftar penerima manfaat tersebut. Pada dasarnya hasil pendataan harus menghasilkan kepuasan terhadap masyarakat maka perlu digunakan suatu system yang merupakan alat yang efektif dalam usaha pencapaian tujuan dan dapat memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Lurah dan kepala lingkungan setempat, memang tidak ada koordinasi antara BPS dan lurah setempat ketika pihak BPS melakukan pendataan. Untuk itu diperlukan koordinasi yang lebih baik lagi antara pihak BPS dengan pihak kelurahan atau kepling setempat ketika melakukan pendataan, karena merekalah yang lebih mengetahui kondisi masyarakat sekitarnya. b. Sumber Daya Finansial Sumber daya finansial yaitu merupakan dana yang disediakan pemerintah untuk pengadaan Raskin dan ketersediaan dana dari masyarakat penerima manfaat itu sendiri untuk menebus Beras Raskin ini. Berdasarkan tinjauan dokumen dan hasil wawancara dengan Kepala Lurah dan Kepala Seksi Kesejahteran Sosial Kecamatan Medan Deli, dana raskin berasal dari APBN, sedangkan untuk biaya operasional Raskin dari gudang Bulog sampai dengan dan di Titik Distribusi TD Universitas Sumatera Utara 85 menjadi tanggung jawab Perum Bulog, biaya operasional Raskin dari TD sampai ke RTS Raskin menjadi tanggung jawab pemerintah kabupatenkota yang dialokasikan dalam APBD. Kertersediaan dana dari masyarakat juga mempengaruhi keberhasilan dari implementasi program raskin ini, karena apabila masyarakat tidak memiliki dana untuk menebus raskin ini, maka proses implementasi akan tersendat. Berikut tabel distribusi jawaban informan: Tabel 30. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Pernahnya Tidak Menebus Raskin No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Pernah 6 Orang 15 2. Tidak Pernah 34 Orang 85 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat kita lihat hampir semua informan selalu menebus beras murah ini, yakni sebanyak 34 orang 85 yang menyatakan selalu menebus beras murah ini, sedangkan 6 informan lainnya menyatakan pernah tidak menebus Raskin ini, dikarenakan tidak ada uang untuk menebus beras tersebut. Dari data di atas dapat kita lihat partisipasi masyarakat begitu besar terhadap program ini, apabila banyak masyarakat yang tidak menebus raskin ini dapat dipastikan program ini akan tersendat. Ini menunjukkan masyarakat merasa sangat terbantu dengan adanya program Raskin ini. Universitas Sumatera Utara 86 4.2.3 Komunikasi dan Koordinasi Antar Intansi Tabel 31. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Tentang Pengetahuan Mengenai Maksud dan Tujuan Program Raskin No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Tahu 29 Orang 72.5 2. Kurang Tahu 6 Orang 15 3. Tidak Tahu 5 Orang 12.5 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian beasar informan mengetahui maksud dan tujuan dari program Raskin ini yakni sebanyak 29 informan 72.5, 6 orang lainnya 15 menyatakan kurang mengetahui, dan 5 orang lainnya menyatakan tidak tahu maksud dan tujuan dari program Raskin ini. Tabel 32. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Sosialisasi Program Raskin Yang Dilakukan Oleh Pihak Kelurahan Kota Bangun No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 35 Orang 87.5 2. Tidak 5 Orang 12.5 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas sebagian besar informan yakni sebanyak 35 orang 87.5 menyatakan bahwa memang ada sosialisasi yang dilakukan pihak Kelurahan Kota Bangun, dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak ada Universitas Sumatera Utara 87 sosialisasi yang dilakukan pihak Kelurahan. Dari data di atas menunjukkan bahwa sosialisasi memang dilakukan pihak kelurahan. Hal ini senada dengan pengungkapan Lurah Kota Bangun yang mengatakan bahwa sosialisasi tetap kami lakukan ketika adanya perubahan pagu Raskin, jumlah beras ataupun perubahan harga beras Raskin tersebut. Kami selalu menginformasikan kepada warga setiap adanya perubahan ataupun ada informasi baru yang harus diberitakan kepada masyarakat. Selanjutnya untuk komunikasi dan koordinasi antar instansi dapat kita ketahui melalui hasil wawancara dengan informan kunci. Berikut hasil wawancara dengan pihak Kecamatan: “untuk komunikasi internal diadakan Rakor rapat Koordinasi secara berjenjang di setiap tingkat pemerintahan, dari tingkat provinsi hingga tingkat desakelurahan. Di tingkat provinsi rakor biasanya dilakukan dua kali setahun, yakni pada awal pelaksanaan program yang sekaligus digunakan untuk membicarakan pembagian pagu kabupatenkota, dan pada pertengahan atau akhir tahun untuk merencanakan program tahun berikutnya sekaligus evaluasi program tahun berjalan, serta permasalahan-permasalah yang timbul selama pelaksanaan program ini. Rakor tersebut dihadiri oleh berbagai instansi yang tergabung dalam tim Raskin tingkat provinsi, dan wakil pemerintah kabupatenkota. Di Kota Medan, rakor dilakukan pada awal dan akhir tahun. Selain itu, terdapat pertemuan rutin tiga bulanan antara subdivre Bulog dan pelaksana Program Raskin tingkat kota yakni Ekbang dan kecamatan. Pihak kelurahan: “kami selalu mendapatkan informasi dari pihak kecamatan dan informasi yang kami dapatkan kami teruskan kepada masyarakat. Setiap ada informasi yakni perubahan baik itu dalam hal kuota, harga maupun perubahan data RTS rumah tangga sasaran maka akan kami informasikan kepada masyarakat. Selanjutnya ketika ditanyai apakah ada koordinasi antara pihak lurah dengan BPS ketika BPS melakukan pendataan untuk menentukan warga yang berhak menerima jatah beras bersubsidi ini, pihak kelurahan mengatakan tidak ada koordinasi antara kelurahan dengan BPS, hal ini menyebabkan tidak validnya Universitas Sumatera Utara 88 data dari BPS mengenai jumlah RTS. Seharusnya pihak BPS tetap melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan, karena pihak kelurahanlah yang lebih mengetahui kondisi dari masyarakatnya.

4.2.4 Disposisi Implementor

Di dalam pelaksanaan satu kebijakan suatu kecenderungan yang dimiliki oleh implementor terkadang bisa menjadi penghambat sehingga kebijakan tersebut tidak dapat dijalankan dengan baik. Kecenderungan yang dimaksud disini ialah karakteristik implementor seperti kemauan, tanggung jawab, keikhlasan dalam menjalankan kebijakan tersebut. Pada bagian ini penulis menyajikan jawaban responden tentang kecenderungan-kecenderungan yang dimiliki implementor yang dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan aparatur Kelurahan Kota Bangun selaku implementor yang langsung berhubungan dengan masyarakat penerima manfaat. Tabel 33. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Pelayanan Yang Diberikan Aparat Kelurahan Kota Bangun Kepada Masyarakat Penerima Manfaat Raskin No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Baik 34 Orang 85 2. Kurang Baik 6 Orang 15 3. Tidak Baik - Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara 89 Berdasarkan tabel diatas diketahui sebanyak 34 orang responden 85 menyatakan aparatur Kelurahan bahwa mereka menerima pelayanan yang baik pada saat pemberian kartu Raskin dan pada saat penebusan beras murah tersebut, 6 orang responden 15 menyatakan kurang baik. Tabel 34. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kinerja Dan Tanggung Jawab Aparatur Kelurahan Kota Bangun No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Baik 33 Orang 82.5 2. Kurang Baik 7 Orang 17.5 3. Tidak Baik _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Selanjutnya ketika ditanya mengenai kinerja dan tanggung jawab dari aparatur Kelurahan Kota Bangun sebanyak 33 orang 82.5 menyatakan baik dalam menjalankan tugasnya, dan 7 orang 17.5 menyatakan kurang baik. Menurut analisa dan pengamatan penulis bahwa pada saat penyaluran Raskin, petugas segera melayani dengan cepat dan baik RTM yang ingin menebus Raskin tersebut, asalkan masyarakat telah memenuhi persyaratan untuk mengambil Raskin tersebut yakni dengan membawa kartu Raskin yang telah dibagikan kepada masyarakat penerima manfaat tersebut.

4.2.5 Jaminan Keamanan Pemenuhan Kebutuhan Pokok Khususnya Pangan

Sebagaimana tujuan dari program ini yakni bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran RTM serta meningkatkan akses masyarakat miskin dalam Universitas Sumatera Utara 90 pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat . . Telah tercapai atau belumnya tujuan dari program ini dapat kita lihat dari distribusi jawaban informan yakni sebagai berikut: Tabel 35. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Manfaat Dari Program Raskin Ini No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ada 40 Orang 100 2. Tidak ada _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat kita lihat semua jawaban informan yakni sebanyak 40 orang 100 menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi mereka. program ini dirasakan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan yang harganya semakin melambung, selain itu dengan adanya program ini dapat membantu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga mereka perbulannya kurang lebih sebesar Rp. 66.000,- perbulannya. Seharusnya apabila mereka membeli beras dengan harga normal seharga Rp. 6000,-Kg, tetapi dengan adanya program ini mereka hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1600,-Kg. Tabel 36. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Program Raskin Dapat Membantu Memenuhi Kebutuhan Terhadap Pangan No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Membantu 37 Orang 92.5 2. Kurang Membantu 3 Orang 7.5 Universitas Sumatera Utara 91 3. Tidak Membantu _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat kita lihat semua jawaban informan yakni sebanyak 37 orang 92.5 menyatakan bahwa program Raskin ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan mereka, sedangkan 3 informan lainnya 7.5 menyatakan kurang membantu. Dari data di atas menunjukkan bahwa dengan adanya program Raskin ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka terutama dalam bentuk beras. Tabel 37. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kecukupan Beras Raskin Sebesar 15 Kg Untuk Memenuhi Kebutuhan Selama Satu 1 Bulan No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Cukup 32 Orang 80 2. Kurang Cukup 6 Orang 15 3. Tidak Cukup 2 Orang 5 Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Mengenai kecukupan beras murah yang diberikan kepada RTM sebesar 15 Kg perbulan dalam pemenuhan kebutuhan selama satu bulan, sebayak 32 informan 80 menyatakan beras yang diberikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka selama satu bulan, sedangkan 6 informan 15 menyatakan kurang cukup, dan 2 informan lainnya menyatakan tidak cukup. Mereka Universitas Sumatera Utara 92 mengharapkan adanya penambahan pagu raskin seperti pada tahun 2002 yakni sebesar 20 Kg perbulannya. Tabel 38. Distribusi frekuensi Jawaban Informan Mengenai Program Raskin Dapat Membantu Mengurangi Beban Pengeluaran Rumah Tangga Penerima Manfaat No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Membantu 36 Orang 90 2. Kurang Membantu 4 Orang 10 3. Tidak Membantu _ _ Jumlah 40 Orang 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan yakni sebanyak 36 orang 90 menyatakan bahwa program Raskin ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan mereka, sementara 4 informan lainnya 10 menyatakan kurang membantu. Informan mengatakan hal ini dikarenakan jumlah anggota keluarga mereka yang banyak sehingga beras murah ini hanya bertahan seminggu dalam satu bulan selebihnya mereka harus membeli dengan harga yang normal. Data ini menunjukkan bahwa dengan adanya program beras murah ini sangat membantu masyarakat dalam mengurangi beban pengeluaran rumah tangga mereka. Universitas Sumatera Utara 93 BAB V ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang interpretasi data yang sebelumnya sudah disajikan. Adapn jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. Dari seluruh data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik melalui kuesioner, wawancara serta melalui observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan implementasi program Raskin di Kelurahan Kota Bangun, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.

5.1 Implementasi Raskin Beras Murah Untuk Masyarakat Miskin