Kadar glukosa darah puasa 3,0 – 5,5 mmolL. Glukosa darah meningkat sebesar 1,5 – 4,0 mmolL pada kadar 30-60 menit, yang biasanya dibawah 10
mmolL, kemudian turun ke kadar 120 menit, yang sebesar dibawah 7,0 mmolL. Tidak ada glukosuria.
b. Toleransi glukosa yang melemah
Kelemahan toleransi bisa didapat pada obesitas,kehamilan lanjut atau karena kontraseptif hormonal, infeksi yang berat kerusakan hepar yang luas,
keracunan menahun, penyakit ginjal kronik, pada usia tua dan pada diabetes melitus ringan atau baru mulai insipien
Hasil pemeriksaan urina memberikan petunjuk tentang ambang ginjal untuk glukosa pada pasien tersebut, dan ini bernilai untuk memperlihatkan berapa
banyak kepercayaan yang dapat diberikan atas pemeriksaan urina dalam menata laksana pasien.
Tes toleransi glukosa yang ditambah dengan steroid memberikan sejumlah bantuan dalam mendeteksi diabetes yang baru mulai. Misalnya jika diberikan
100 mg kortison pada pagi dini sebelum tes toleransi glukosa, maka glukosa darah 120 menit bisa meningkat diatas 7,7 mmol pada orang yang mempunyai
potensi menderita diabetes. c.
Hipoglikemia lambat karena hiperinsulinisme Pada pasien dengan hiperinsulinisme, glukosa darah puasa adalah
hipoglikemik atau normal dan glukosa darah belakangan diperkirakan 4,6 dan jika diperlukan pengambilan glukosa 24 jam bisa menunjukkan tingkatan
hipoglikemik.
2.3.4.2 Tes toleransi glukosa Intravena
Respon abnormal terhadap tes toleransi glukosa per oral bisa ditutupi oleh cacat absorpsi usus. Untuk pemeriksaan metabolisme glukosa pada pasien seperti itu,
glukosa bisa diberikan intravena. Metode
- Ambil contoh darah puasa untuk pemeriksaan glukosa darah.
- Waktu nol : 50mL glukosa 50 persen disuntikkan secara intravena dalam 2
menit.
Universitas Sumatera Utara
- Pada 10 menit, 20 menit, dan 30 menit : ambil contoh untuk pemeriksaan
glukosa darah. Walaupun kadang-kadang penting, tes ini sedikit dipergunakan karena perlu
menentukan waktu pengambilan contoh dengan sangat tepat, suntikan glukosa hipertonik juga membawa sedikit resiko. Jarang kasus yang merupakan tindakan
diagnostik penting seperti dugaan diabetes pada pasien stetorea. Ia bernilai untuk riset toleransi glukosa, karena menghilangkan variasi dalam absorpsi usus.
2.3.4.3 Tes sensitivitas insulin
Respon glukosa darah terhadap insulin telah digunakan penyelidikan sensitivitas insulin dan respon hipoglikemia pada penyakit endokrin, walau karena tes ini
berbahaya, sekarang telah diganti dengan analisa hormon plasma yang sesuai. Pada pasien dengan hipopituitarisme atau defesiensi tirodea atau adrenokortikal, glukosa
darah turun lebih cepat dan tetap rendah lebih lama daripada orang yang normal.
2.3.4.4 Tes Metabolisme Piruvat
Respon kadar piruvat darah terhadap satu dosis glukosa per oral tidak hanya bervariasi terhadap keadaan metabolisme karbohidrat tetapi juga terhadap derajat kejenuhan
tiamin vitamin B pada pasien, karena tiamin pirofosfat berlaku sebagai koenzim dalam oksidase piruvat selanjutknya ke asetil Ko-A. Pengukuran transketolase eritrosit
dan responnya terhadap tiamin pirofosfat lebih sensitive dan spesifik untuk diagnosa difisiensi tiamin.
Batas rujukan untuk piruvat darah puasa adalah 40 - 80µmolL. Pada orang normal, setelah pemberian 50 g glukosa pada keadaan puasa dan pada 30 menit
kemudian, kadar piruvat darah 60 menit tidak melebihi 90µmolL dan kadar 90 menit tidak melebihi 100µmolL. Peningkatan nilai setelah pemberian glukosa terlihat pada
defesiensi tiamin dan kadang-kadang pada polineuritis dari etiologi lain. Nilai abnormal sejenis timbul pada keracunan barbiturate atau alcohol kronis, juga karena
gangguan oksidasi glukosa di perifer.
2.4 Glikosuria
Universitas Sumatera Utara
Glikosuria berarti terdapat glukosa yang mencukupi untuk bisa dideteksi dengan tes klinis yang sederhana – istilah glukosuria yang “benar” jarang digunakan. Tes
komprehensif tergantung atas reduksi tembaga dan ini bersifat semikuantitatif : tes tradisional meliputi larutan benedict, yang mengandung tembaga III sitrat alkali
kupri sitrat yang berwarna biru karena adanya ion tembaga III.
2.4.1 Penyebab glikosuria