Fungsi Badan Permusyawaratan Desa BPD

f hasil musyawarah Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan keputusan Badan Permusyawaratan Desa dan dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh sekretaris Badan Permusyawaratan Desa.

1.5.4.4 Fungsi Badan Permusyawaratan Desa BPD

Fungsi merupakan tranformasi akibat pemetaan suatu nilai ke nilai lain. Badan Permusyaratan Desa BPD merupakan salah satu unsur dalam pemerintahan desa yang diharapkan dapat membantu terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan desa yang demokratis sesuai dengan aspirasi masyarakat. Fungsi Pengawasan merupakan salah satu alasan terpenting mengapa Badan Permusyawaratan Desa BPD perlu dibentuk. Pengawasan oleh Badan Permusyawaratan DesaBPD terhadap pelaksanaan pemerintahan desa yang dipimpin Kepala Desa merupakan tugas Badan Permusyawaratan Desa. Upaya pengawasan dimaksudkan untuk mengurangi adanya penyelewengan atas kewenangan dan keuangan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Konsistensi Badan Permusyawaratan Desa dalam melakukan pengawasan terhadap bagaimana suatu program pemerintah, fungsi pemerintahan, peraturan dan keputusan yang telah ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. Sikap Kepala Desa yang tidak otoriter dalam menjalankan kepemimpinannya menjadikan Badan Permusyawaratan Desa mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya untuk mewujudkan adanya pemerintahan yang baik dan berpihak kepada warga. Badan Permusyawaratan Desa BPD merupakan lembaga desa yang mempunyai kedudukan sejajar dengan Kepala Desa dan menjadi mitra Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa terealisasi berdasarkan pengamatan Badan Permusyawaratan Desa sering diikutsertakan dan didengarkan apa yang menjadi aspirasi dan masukannya. Untuk dapat mewujudkan peran dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa BPD secara maksimal diperlukan karakter Kepala Desa yang kooperatif sehingga dapat menjadikan fungsi Badan Permusyawaratan Desa BPD mampu mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik. Komitmen Kepala Desa untuk menjadikan Badan Permusyawaratan Desa BPD sebagai lembaga pemerintahan di tingkat desa yang mempunyai kedudukan sejajar dengan Kepala Desa terwujudkan. Ini dapat ditunjukkan dengan adanya komitmen bersama antar kedua lembaga sebagai elemen penyelenggara pemerintahan desa. Kepala Desa tidak lagi dominan hal ini menunjukkan bahwa paradigma pemerintahan desa sudah berubah. Badan Permusyawaratan Desa BPD dengan pemerintah desa menjadi pendamping sekaligus mitra dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan lembaga swadaya desa maupun organisasi lain di desa. Pengawasan yang dijalankan oleh Badan Permusyawaratan Desa BPD terhadap pemakaian anggaran desa dilakukan dengan melihat rencana awal program dengan realisasi pelaksanaannya. Kesesuaian antara rencana program dengan realisasi program dan pelaksanaannya serta besarnya dana yang digunakan dalam pembiayaannya adalah ukuran yang dijadikan patokan Badan Permusyawaratan Desa BPD dalam melakukan pengawasan.

1.6. Kerangka Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian event yang berkaitan satu dengan yang lain Singarimbun, 1997:33. Untuk mendapatkan batasan-batasan definisi yang lebih jelas dari masing-masing konsep, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan yaitu: 1. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan. 2. Pemerintahan desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan desa BPD 3. Badan Permusyawaratan Desa BPD merupakan salah satu unsur dalam pemerintahan desa yang diharapkan dapat membantu terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan desa yang demokratis sesuai dengan aspirasi masyarakat. 4. Fungsi pemerintah desa adalah menjalankan tugas, kewajiban atau kerja pokok yang harus dilaksanakan oleh eksekutif desa atau kepala desa dan perangkai desa. 5. Pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa BPD yaitu: a Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa, pelaksanaan Keputusan Kepala Desa dan Kebijaksanaan Pemerintahan Desa serta memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Desa terhadap rencana perjanjian kerja sama yang menyangkut kepentingan desa.

1.7 Sistematika Penulisan BAB I

PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, perumusan masalah, kerangka teori, kerangka konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, infoman penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum keadaan Desa Telaga Sari tempat beradanya Kantor Badan Permusyawaratan Desa BPD dan kantor kepala desa Telaga Sari seperti lokasi atau letak strategis, keadaan penduduk secara umum, sarana dan prasarana, lembaga-lembaga yang ada di Desa Telaga Sari termasuk Badan Permusyawaratan Desa BPD, serta seluruh variabel yang mendukung penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan penyajian data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan berupa dokumen sebagai bahan yang akan dianalisis, data yang diperoleh adalah bahan pengamatan bagi peneliti untuk melihat pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa BPD di Desa Telaga Sari.

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini berisikan analisa data yang disajikan pada bab iv dan interpretasi pelaksanaan fungsi pengawasan Badan Permusyawaratan Desa BPD di Desa Telaga Sari.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA

BAB II METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Penelitian merupakan suatu wadah untuk menjawab suatu permasalahan secara ilmiah. Di dalam melakukan suatu penelitian harus menggunakan suatu metode yang sesuai dan berhubungan dengan inti dari permasalahan yang akan diteliti. Supaya dapat memperoleh data yang relevan sesuai dengan permasalahan yang diteliti metode penelitian ini mempunyai peran penting. Oleh karena itu, dalam suatu penelitian tersebut terdapat segala sesuatu yang berhubungan dengan prosedur pelaksanaan suatu penelitian mulai dari pemilihan dan penetapan fokus penelitian sampai dengan cara menganalisa data yang diperoleh. Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam penulisan penelitian. Bentuk penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif yang maksudnya suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan melalui generalisasi yang menjelaskan suatu gejala atau kenyataan sosial yang berlangsung faisal, 1995:20. Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Nawawi 1990:64 bentuk deskriptif adalah bentuk penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang besifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. 2.2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di kantor Badan Permusyawaratan Desa BPD dan Kantor Kepala desa, Desa Telaga Sari yang beralamatkan di Jalan besar Bandara Kualanamu Pasar VI Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Sekretariat Kantor Badan Permusyawaratan Desa BPD desa Telaga Sari berada satu atap dengan Kantor Kepala desa, Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

2.3. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, jadi ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian, ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal, sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya informan tersebut dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaannya yang menjadi latar penelitian tersebut. Pada penelitian ini hanya menggunakan informan sebagai sumber data penelitian, tidak menggunakan populasi dan sampel karena bentuk penelitiannya merupakan deskriptif dengan analisa kualitatif sehingga untuk memperoleh data yang dibutuhkan secara jelas, mendetail, akurat dan terpercaya hanya bisa diperoleh melalui informan. Dalam penelitian ini informan dipilih secara purpose sampling, yaitu penentuan informan secara sengaja dan informan inilah yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian meliputi beberapa macam yaitu Sutopo, 2002:22. a. Informan kunci yaitu mereka yang secara lengkap dan mendalam mengetahui serta memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini informan kunci berjumlah 2 dua orang yaitu Ketua Badan Permusyawaratan Desa BPD dan Kepala Desa. b. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini informan utama berjumlah 5 orang yaitu Anggota Badan Permusyawaratan Desa BPD. c. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini informan tambahan yaitu anggota masyarakat tokoh masyarakat untuk melengkapi hasil wawancara penulis.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang tepat untuk mendapatkan data kualitatif pada umumnya agak berbeda dengan pengumpulan data melalui data kuantitatif. Ali, 1997:198. Untuk memperoleh data informasi yang dapat dijadikan bahan dalam penelitian ini, maka penulis mengumpulkan data dengan cara melalui: c. Teknik Pengumpulan Data Primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian atau objek yang diteliti atau data yang diperoleh ini disebut data primer. Dalam hal ini data diperoleh dengan cara- cara sebagi berikut. 1. Wawancara mendalam Depth-Interview, yaitu teknik pengumpulan data utama yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara langsung kepada informan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya untuk memperoleh informasidata yang diperlukan Bungin, 2007:108. 2. Observasi, yaitu teknik memperoleh informasi yang dilakukan dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai panduan yang berkenaan dengan topik penelitian. Observasi memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengalami secara langsung bagaimana objek dalam penelitian sehingga memberikan gambaran penelitian yang objektif dalam mengumpulkan fakta-fakta dilapangan Bungin, 2007:115. d. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh untuk mendukung data primer. Data sekunder yang digunakan antara lain: 1. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian. 2. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui catatan- catatan tertulis mengenai permasalahan dalam penelitian, dokumenarsip, foto, video, dan rekaman wawancara serta sumber-sumber lain yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian.

2.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian deskriptif adalah teknik analisa data kualitatif, tanpa menggunakan alat bantu rumus statistik. Pengolahan dan penganalisaan data yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif menekankan pada segi pengamatan langsung secara partisipatif dari penelitian. Dapat diungkapakan fenomena-fenomena yang terjadi serta hal-hal yang melatar belakanginya yang pada akhirnya akan menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini data yang didapatkan dari wawancara yang diperoleh dari responden, disajikan dalam pertanyaan bentuk tabel yang memuat jawaban- jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Sehingga peneliti mengerti kecenderungan jawaban responden untuk dianalisis berdasarkan argumen logika. Sedangkan data yang diperoleh melalui studi pustaka, dan dokumentasi digunakan sebagi data pendukung yang berkaitan dengan aspek- aspek yang diteliti. Oleh karena analisa dari penelitian kualitatif tidak mendasarkan interpretasi datanya pada perhitungan-perhitungan seperti analisa data penelitian kuantitatif, maka analisa data terletak pada kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan data, fakta, dan informasi yang diperoleh oleh peneliti itu sendiri. Ali, 1997:151. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, yaitu data yang diperoleh akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam model ini dilakukan suatu proses siklus antar tahap-tahap sehingga data yang terkumpul akan berhubungan satu sama lain dan mendukung penyusunan laporan penelitian. Bagan 2.5 Analisis Data Kualitatif Menurut Miles dan Hubermanf 1. Reduksi Data Datainformasi yang diperoleh perlu dianalisis melaui reduksi data. Mereduksi data merupakan proses pemfokusan, penyederhanaan, dan abstaksi data kasar yang diperoleh dari penelitian di lapangan dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, memusatkan tema dan polanya, dan membuat batasan- batasan permasalahan. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan oleh karena itu apabila peneliti menemukan segala sesuatu yang dipandang asing dan belum memiliki pola harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Pada saat melaksanakaan wawancara depth interview dilakukan analisis terhadap jawaban informan secara komprehensif dan apabila ada jawaban yang kurang kredibel, maka peneliti mencari jawaban yang benar-benar dapat dipercaya dengan melanjutkanmengajukan pertanyaan lagi sampai diperoleh data yang lebih jelas dan mendalam dan dianggap kredibel. Interprestasi penelitian atas hasil Koleksi Data Catatan Lapangan Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan wawancara yaitu data yang telah dikumpulkan direduksi sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti. 2. Penyajian Data Dimaksudkan agar mempermudah peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data ke dalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan lebih jelas untuk ditampilkan dan selaras dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat yang bersifat naratif, bagan, dan hubungan antarkategori. Dengan adanya penyajian data tersebut peneliti dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahaminya. 3. Penarikan Kesimpulan Pada penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan sepanjang proses penelitian. Selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang telah dikumpulkan yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan awal yang masih bersifat tentatif sementara. Kesimpulan tersebut akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten hingga selesainya proses pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

BAB III DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Telaga Sari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Nama Morawa berasal dari kata Moravia, nama sebuah kawasan di Ceko. Dekat dengan kota Medan menjadikan Tanjung Morawa salah satu sentra industri pengusaha Kota Medan. Tanjung Morawa terhubung dengan Medan melalui Tol Belmera. Adapun batas-batas desa telaga sari adalah sebagai berikut: a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sungai Belumai. b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bangun Sari Baru. c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Dalu Sepuluh A. d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Buntu Bedimbar. Luas wilayah Desa Telaga Sari yaitu 200 HA. Secara administratif desa telaga sari ini terdiri dari 5 lima dusun. a. Dusun I : 6 RT, 2 RW b. Dusun II : 4 RT, 2 RW c. Dusun III : 6 RT, 2 RW d. Dusun IV : 4 RT, 2 RW e. Dusun V : 5 RT, 2 RW TABEL 3.1 Luas Wilayah Desa Telaga Sari No. Keterangan Luas Wilayah 1. Pemakaian Umum Halaman 165. 15 HA 2. Sawah Tadah Sawah Tadah Hujan 5.0 HA 3. Kebun Sayur Tanah Darat 7.0 HA 4. Kuburan Muslim 1.5 HA 5. Lokasi Sekolah Rendah SD 1.0 HA 6. Lapangan Voli 0.15 HA 7. Halaman Kantor dan Balai Desa 0.20 HA 8. Lokasi Industri 20.0 HA Jumlah 200.0 HA Sumber: Kantor Kepala Desa Telaga Sari

3.2 Keadaan Penduduk Desa Telaga Sari Secara Umum

Penduduk merupakan potensi utama dalam setiap pembangunan selain dari potensi lain yang dimiliki suatu Negara ataupun daerah secara khususnya. Pengaruh pendududuk baik secara perilaku maupun status sosialnya menjadi tolak ukur dalam setiap perencanaan pembangunan. Begitu juga yang terjadi pada desa, efektif dan tidaknya jalan pembangunan di desa diukur dari kacamata partisipasi masyarakat terhadap fungsi dari lembaga-lembaga desa. Jumlah penduduk Desa Telaga Sari berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pihak pemerintah desa terakhir kali yaitu pada tahun 2010 adalah 6.850 jiwa yang dapat dirinci sebagai berikut:

3.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

27 261 148

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Desa Janjimaria

0 40 88

Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan antara Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa

0 0 17

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1 1 18

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 0 38

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

0 1 13

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

1 1 10